Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental dan Fisik Ibu Selama Menyusui, Butuh Support System!

4 comments


Happy World Breastfeeding Week bagi semua Ibu menyusui di seluruh dunia!

Air Susu Ibu (ASI) adalah nutrisi penting dalam masa pertumbuhan awal manusia. Secanggih apapun teknologi untuk menciptakan susu formula, tidak ada satupun yang dapat menyamai kualitas ASI. ASI mengandung komposisi yang pas untuk tumbuh kembang bayi dan berisikan sel-sel hidup yang sangat ampuh untuk menjaga imunitas tubuh bayi secara alami. Tidak cukup sampai disitu, memberikan ASI eksklusif dan melanjutkannya hingga berusia 2 tahun dinilai sangat ekonomis serta dapat membantu menyelamatkan bumi dari limbah produksi dan distribusi susu formula.

***


ASI Bernutrisi untuk Ibu dan Bayi yang Istimewa

Memberikan ASI bernutrisi adalah sebuah keistimewaan yang terjadi antara Ibu dan bayi. Selain untuk memberikan sumber makanan terbaik, melalui proses menyusui inilah ikatan kasih sayang antara Ibu dan bayi terjalin semakin kuat. Banyak studi yang membuktikan bahwa alasan bayi ingin menyusu kepada Ibu bukan hanya karena lapar, tapi bisa karena hal lain seperti takut, sedih, mengantuk, ingin dimanja dan sebagainya. Begitu pula dengan Ibu, tidak ada aktifitas yang lebih dekat dan erat bersama bayi selain ketika menyusuinya. Jadi memberikan ASI tidak hanya semata-semata "memberi makan", namun dibaliknya banyak hal luar biasa yang terjadi antara Ibu dan bayi.



ASI merupakan satu-satunya nutrisi ideal untuk bayi pada masa 6 bulan kehidupannya, dilanjutkan dengan pemberian makanan pendamping ASI setelah usia 6 bulan hingga 2 tahun. 
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)



Hingga sekarang, aku masih sering mendengar rengekan manja anak keduaku yang minta disusui ketika ia ingin bermain dengan Bundanya, bukan karena lapar. Selama menyusui, tangannya sibuk menyentuh hidung, mulut, mata, rambut atau menyubit lenganku sesekali. Disaat aku merespon dengan berteriak kecil atau mengaduh, ia tertawa. Tidak jauh beda dengan kakaknya dulu, ia selalu minta disusui saat aku sibuk bermain handphone. Seolah cemburu dan merasa tidak diperhatikan. Ia akan tersenyum ketika aku mengusap rambutnya, memegang pipinya, atau menggelitik ringan tubuhnya selama menyusui. Romantisme inilah yang membuat proses men-ASI-hi begitu spesial bagi ibu dan bayi yang istimewa.

***


Support System yang Baik Demi Kelancaran Proses Menyusui


Sekilas, menyusui terlihat mudah. Begitu pula anggapanku sebelum melahirkan anak pertama. Ternyata setelah menjalani langkah demi langkah, aku merasakan betapa luar biasanya proses ini. Mulai dari belajar pelekatan mulut bayi yang baik, menahan sakit saat puting lecet, hingga waktu tidur yang berantakan. Belum lagi mendengar perkataan orang lain yang sering menghakimi dan seakan mengetahui segalanya. Padahal semua usaha sudah dilakukan demi lancar menyusui, tapi apa mau dikata jika kendala dan masalah terkadang datang menguji. Ibu mana yang tidak ingin memberikan ASI eksklusif kepada bayinya?

Kelelahan lahir batin ini sering membuatku tertekan, tidak hanya disaat-saat awal pasca melahirkan, bahkan hingga mendekati waktu menyapihpun beberapa kali aku masih merasakan beratnya proses menyusui. Terutama saat sakit atau lelah dan tubuh membutuhkan istirahat. Tapi ada bayi yang harus tetap disusui apapun dan bagaimanapun keadaan Ibu. Inilah salah satu penyebab munculnya istilah "Ibu dilarang sakit", karena memang kenyataannya kehadiran Ibu sangat dibutuhkan anak setiap waktu. 

_______________

 Tanpa adanya dukungan orang di sekitar Ibu, proses menyusui bisa saja menjadi lebih berat dan berujung stres.
_______________

Pengalaman akan "ketikanyamanan" saat menyusui pernah membuatku marah, kesal dan merasa terbebani dengan bayi yang baru saja aku lahirkan. Aku mengurung diri di kamar mandi saat tangisan anakku mulai terdengar, aku tidak mau mendekati dan menyusuinya saat itu. Entah kenapa rasa benci timbul dan membuat dadaku sangat sesak. Beruntungnya, suami mengerti dan memberi waktu untuk aku menenangkan diri sambil memberikan ASI perah yang tersimpan di kulkas.

Sejak saat itu suami mulai memberikan perhatian ekstra dengan banyak membantu dalam hal mengurus bayi, serta tidak keberatan mengerjakan beberapa pekerjaan rumah tangga. Beban yang sebelumnya aku rasakan seolah berkurang karena kehadiran suami yang siap membantu mengemban tanggung jawab baru ini. Ah, entah apa yang terjadi jika tidak ada dukungan suami kala itu.

Selain kesadaran dari orang sekitar untuk lebih peduli kepada Ibu menyusui, Ibu juga harus berusaha menemukan support system-nya sendiri. Siapa saja yang terlibat dalam support system ini? Berikut  beberapa diantaranya.


Suami
Posisi pertama tentu saja ditempati oleh suami sebagai Ayah dari sang bayi. Perhatian dan keterlibatan suami dalam mengurus bayi menjadi bahan bakar utama bagi Ibu agar tetap semangat menjalani perannya. Suami bisa ikut menemani ketika Ibu terbangun menyusui dimalam hari, membantu memandikan atau mengganti popok bayi, serta mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Ibu pasti merasa jauh lebih tenang karena ada teman berbagi yang siap membantunya kapan saja.

Keluarga Terdekat
Orang tua, mertua, kakak, atau adik sebaiknya menyadari bahwa mereka juga dapat terlibat dalam kehidupan Ibu menyusui. Biasanya keluarga dekat inilah yang paling sering menjadi tim penilai dan komentator. Salah menilai dan berbicara bisa saja memberikan dampak buruk bagi Ibu. Keluarga terdekat dapat berperan besar dalam menjaga mental dan fisik Ibu dengan cara memberikan saran tanpa memaksa, mengirimkan makanan pelancar ASI dan banyak hal menyenangkan lainnya.

Teman atau Tetangga
Teman atau tetangga bisa menjadi tempat berkeluh kesah dan bertukar pikiran seputar masalah menyusui, apalagi sama-sama sedang menjalani masa istimewa ini. Biasanya dengan bercerita bersama teman atau tetangga yang tidak bersifat "toxic", perasaan Ibu menyusui akan jauh lebih bahagia setelahnya. 

Komunitas Ibu Menyusui
Bergabung dalam komunitas Ibu menyusui dapat memberikan banyak ilmu dan pengalaman dari teman seperjuanagan seputar kehidupan Ibu menyusui. Selalu memperbaharui pengetahuan dapat menghilangkan kecemasan yang dialami Ibu karena bisa menemukan solusi saat terjadi masalah. 

Tenaga Ahli
Ada saatnya Ibu harus berkonsultasi dengan tenaga ahli jika mengalami permasalahan yang tidak bisa diselesaikan sendiri, dan sudah berdampak buruk kepada Ibu atau bayi. Jika bermasalah dengan kelancaran ASI, maka ahli laktasi  atau dokter anak bisa menjadi penyelamat. Psikolog juga dapat membantu saat Ibu mulai merasakan masalah mental yang memburuk terkait kehidupan menyusuinya. Jangan pernah malu meminta pertolongan tenaga ahli jika memang membutuhkan.


***


Sering Diabaikan, Kondisi Mental Ibu Bisa Pengaruhi Produksi ASI


Masa pasca melahirkan adalah masa yang berat dan menantang bagi Ibu, terutama Ibu baru. Masalah hormonal, perubahan kebiasaan dan tanggung jawab mengasuh bayi sering menjadi pemicu terganggunya proses menyusui. Aku masih ingat betapa sulitnya pertama kali membiasakan diri dengam rutinitas menyusui yang tidak mengenal waktu. Bahkan aku juga mengalami Baby Blues Syndrome karena kelelahan yang teramat sangat baik itu pikiran maupun fisik. Padahal inilah penyebab terbesar terganggunya kelancaran proses menyusui yang bisa merugikan Ibu dan bayi.


Sebuah Jurnal Ilmiah Kesehatan oleh Nurul Kamariyah yang di-publish melalui situs journal2.unusa.ac.id, menuliskan bahwa faktor mental dan psikologi Ibu menyusui sangat besar pengaruhnya terhadap proses menyusui dan kelancaran produksi ASI. Perasaan stres, tertekan dan ketidaknyamanan yang dialami oleh seorang ibu dapat menghambat jumlah ASI yang keluar (Bahayatun, 2009).

Dikutip dari gooddoctor.co.id, saat sedang stres, hormon di dalam tubuh menjadi tidak stabil sehingga menyulitkan ASI untuk keluar. Esterogen, hormon paling dominan pada wanita, sangat berpengaruh pada kinerja prolaktin, yaitu hormon yang merangsang keluarnya ASI. Ketidakseimbangan esterogen bisa menghambat fungsi prolaktin dalam merangsang kelenjar susu pada payudara. Hasilnya, ASI justru semakin sukit keluar.



Pengalaman tentang hal ini nyata aku rasakan beberapa bulan setelah kelahiran anak pertama. Sebenarnya sejak awal menyusui, aku tidak bermasalah dengan kuantitas ASI. Bersyukurnya aku dikaruniai ASI yang berlimpah dan sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan bayiku. Malah bisa mendonorkan berpuluh-puluh kantong ASI kepada bayi lain yang membutuhkan. 

Namun saat usia anak memasuki 3 bulan, aku dihadapkan dengan sebuah masalah yang terasa sangat berat. Aku memutuskan resign dari pekerjaan sebagai abdi negara untuk fokus mengurus anak dan keluarga di rumah. Respon keluarga terdekat dan orang sekitar yang tidak menyetujuinya membuatku semakin drop. Berhari-hari waktu istirahatku terganggu dan makanpun tidak berselera. Aku mengabaikan kondisi tubuh dan anakku yang masih dalam masa ASI eksklusif. Tidak ada niat sama sekali untuk menjerumuskan diri sendiri ke dalam situasi seperti ini, semua terjadi begitu saja tanpa aku sadari. Aku lapar, mengantuk dan lemas. Namun sama sekali tidak berniat untuk tidur atau makan.

Sampai akhirnya teguran keras itu datang, ASI yang dipompa semakin berkurang hingga 10 ml saja! Padahal sebelumnya dari satu sisi payudara yang tidak disusui anakku bisa menghasilkan minimal 100 ml setiap kali dipompa.

Aku kaget, panik, dan tidak tahu harus berbuat apa. Bagaimana jika ASI ini benar-benar tidak keluar lagi? Padahal masih panjang waktu untuk menyusui hingga 2 tahun nanti. Sadar akan kesalahan yang mengabaikan kesehatan, baik itu kesehatan fisik maupun mental, aku mulai berbenah diri. Mencoba besikap "masa bodoh" dan fokus kepada anak, perlahan selera makan itu kembali dan tidur sudah mulai nyenyak. ASI yang selama ini "seret" sekarang sudah berlimpah seperti sebelumnya.

Berkat kejadian itu, aku sangat paham bagaimana pentingnya menjaga kondisi psikis Ibu selama menyusui. Menyesal karena sudah melakukan sesuatu yang merugikan diri sendiri dan bayi, aku berjanji tidak akan mengulang kesalahan yang sama lagi.


Tips Menjaga Kesehatan Mental Ibu Selama Menyusui

Masing-masing Ibu mungkin memiliki cara tersendiri untuk mengontrol dan menjaga kesehatan mentalnya selama menyusui. Berikut ini beberapa cara yang aku terapkan saat menyusui anak pertama dan hingga kini masih tetap dipraktikkan demi tetap "waras" selama menyusui.

1 Me Time
Menyisihkan waktu untuk diri sendiri sangat penting dilakukan untuk menyegarkan pikiran. Lakukanlah hal-hal yang Ibu sukai, seperti menonton film saat anak tertidur, membaca buku, menulis, menjahit atau yang paling mudah dengan menyeduh segelas kopi dan meminumnya selagi hangat. Bila perlu mintalah bantuan suami untuk bergantian menjaga bayi selama Ibu menikmati me time

Minta Bantuan Jika Membutuhkan
Ibu tidak perlu memaksa untuk selalu kuat dan mandiri dalam melakukan banyak hal. Jika memang membutuhkan bantuan, jangan segan untuk memintanya kepada orang sekitar. Membiarkan diri mengerjakan semuanya sendiri akan membuaka peluang semakin besar untuk terjadinya stres. 

Jangan Memendam Keluh Kesah
Mayoritas wanita membutuhkan tempat untuk mencurahkan isi hatinya, apalagi jika sedang dilanda masalah. Memendam perasaan negatif akan membawa pengaruh buruk terhadap kesehatan mental. Apalagi Ibu menyusui yang butuh perasaan bahagia agar dapat memberikan ASI dengan lancar. Wajib mencari seseorang untuk mendengarkan "unek-unek" Ibu agar tidak menjadi bom waktu. Bisa suami, keluarga atau teman.

Keluar Rumah
Setiap hari di rumah tentunya membuat jenuh. Sesekali pergilah keluar rumah walaupun tidak jauh. Melihat dan merasakan suasana yang berbeda dari biasanya akan membuat pikiran lebih fresh. Apalagi jika ditambah saling menyapa dan berbicara singkat dengan orang yang ditemui.

Mengikuti Media Sosial Parenting dan Ibu Menyusui
Ikutilah akun-akun media sosial yang membahas tentang parenting dan ibu menyusui. Informasi dan komentar dalam setiap postingan seakan membuka mata bahwa ternyata tidak hanya Ibu sendiri yang mengalami hal serupa, bahkan ada ratusan atau ribuan Ibu menyusui lainnya. Banyak pihak yang peduli dengan kehidupan Ibu menyusui, untuk saling mendukung dan berbagi pengalaman. Contohnya adalah akun Instagram @oramicircle, @theasianparent, @aimi_asi, @parentalk.id atau @asiku.banyak


***


Fisik yang Sehat demi Lancar Menyusui


Kesibukan baru Ibu menyusui sering membuat abai akan kesehatan tubuh sendiri. Memang yang paling utama adalah mengasuh anak, namun perlu diingat juga bahwa ASI yang dibutuhkan anak bersumber dari tubuh Ibu. Ibu membutuhkan kalori yang jauh lebih banyak karena harus memproduksi ASI.


ASI memiliki kandungan nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi sesuai dengan usianya, dan apa yang menjadi asupan Ibu menentukan kualitas ASI yang dihasilkan.

Oleh karena itu, sangat penting bagi ibu untuk memperhatikan asupan makanannya agar dapat memberikan ASI yang bernutrisi. Salah satu ciri ASI yang bernutrisi yaitu memiliki warna kekuningan atau putih pucat, dan memiliki kandungan lemak yang cukup. Selain mengonsumsi makanan sehat dan minum air putih yang cukup, sebaiknya Ibu menyusui juga melengkapi nutrisi yang dibutuhkan dengan mengkonsumsi  suplemen bernutrisi lengkap untuk dapat menghasilkan ASI bernutrisi.


Dulu saat hamil anak pertama, ada satu kejadian yang membuatku percaya bahwa kesehatan fisik Ibu menyusui sangat rentan jika tidak diasupi nutrisi yang cukup. Kebetulan ini terjadi pada bulan Ramadhan saat umat Islam menjalankan ibadah puasa. Yakin bahwa niat yang baik akan menguatkan fisiknya selama berpuasa meskipun harus memompa ASI beberapa kali selama di kantor, seorang teman memutuskan tetap puasa dengan jadwal makan diwaktu sahur dan berbuka. Ternyata di hari kedua, dia jatuh pingsan saat berjalan di lorong kantor. 

Beberapa bulan setelah aku melahirkan, bulan Ramadhan datang. Aku sempat bingung apakah tetap ikut menjalankan ibadah puasa atau tidak, mengingat kejadian temanku dulu yang pingsan karena memaksa berpuasa saat menyusui. Berbekal dari banyaknya informasi yang aku dapatkan, ternyata Ibu menyusui boleh saja berpuasa asalkan tetap mengatur pola makan dengan baik. Aku mempraktekkan tetap makan berat 3 kali sehari, minum air putih minimal 8 gelas, mengkonsumsi buah dan susu serta tidak lupa suplemen khusus Ibu menyusui. Meskipun perut terasa sangat penuh saat berbuka dan sahur, cara seperti ini ampuh untuk membuatku tetap kuat beraktifitas meskipun sedang berpuasa dan menyusui. 

Pengalaman lain juga pernah menyadarkanku akan pentingnya menjaga kebersihan tubuh. Saat puting lecet terkena gigitan bayi, aku menjadi malas mandi karena perih terkena air. Padahal itu akan membuat luka semakin parah dan akhirnya menjadi bernanah. Pemilihan jenis bra juga sempat membuatku semakin sering bermasalah  dengan puting lecet ini. Menyusui terasa sangat menyiksa dan membebani. Karena kejadian inilah hingga sekarang aku takut untuk mengabaikan kebersihan tubuh khususnya payudara. Bahkan jenis bra dan pakaian juga turut andil dalam kenyamanan selama menyusui. 

Sebegitu pentingnya merawat dan menjaga kesehatan fisik Ibu menyusui. Salah memilih bahan pakaian saja bisa mengganggu proses menyusui. Maka dari itu Ibu harus tetap memperhatikan kondisi tubuh ditengah kesibukan mengurus bayi dan urusan domestik rumah tangga, agar produksi ASI tidak terganggu dan proses menyusui dapat berjalan baik.


Tips Menjaga Kesehatan Fisik Ibu Menyusui, Harus Komitmen!

6 bulan masa ASI eksklusif dan dilanjutkan hingga bayi berusia 2 tahun. Waktu yang tidak sebentar untuk terus menjaga kesehatan tubuh. Perlu kesadaran dan komitmen dari Ibu agar tetap rutin tanpa terputus menerapkan pola hidup sehat dan bersih demi lancar menyusui. Berikut ini beberapa tips yang selalu aku terapkan dalam menjaga kondisi fisik selama menyusui agar tetap fit dan cukup memproduksi ASI.

Atur Pola Makan
Mungkin semenjak hamil Ibu sudah mulai fokus memperhatikan pola makan. Makanan sehat sebaiknya dikonsumsi setiap hari demi menjaga kesehatan tubuh yang nantinya akan berpengaruh baik kepada kuantitas dan kualitas ASI. Pastikan Ibu makan besar 3 kali sehari dengan komposisi yang pas yaitu terdiri dari karbohidrat, protein dan sayuran. Lengkapi juga dengan susu dan buah-buahan agar nutrisi semakin sempurna. Lebih baik memasak sendiri makanan sehari-hari agar terjamin kebersihan dan kesehatannya. Tidak perlu memantang makanan apapun karena takut mempengaruhi rasa ASI atau terpengaruh mitos yang beredar. Ini tidak terbukti secara ilmiah. Menghindari makanan tertentu hanya dilakukan jika ada indikasi alergi (Anti Panik Mengasuh Bayi 0-3 Tahun, 2106)

Perbanyak Minum Air Putih
Ibu menyusui membutuhkan lebih banyak air putih dari pada orang normal lainnya. Aku merasakan sekali rasa haus setiap kali selesai menyusui dan ingin segera meneguk air putih. Maka Ibu penting untuk selalu mengkonsumsi banyak air putih setiap hari agar tidak dehidrasi dan produksi ASI tidak terganggu.

Lakukan Aktifitas Fisik
Meskipun memiliki bayi dan menyusui sangat melelahkan, jangan sampai hal ini membuat Ibu hanya tidur-tiduran saja sepanjang waktu. Lakukanlah olahraga ringan beberapa menit setiap hari atau bisa diganti dengan bersih-bersih rumah agar tubuh bergerak dan berkeringat. Tubuh akan terasa lebih segar dan semangat jika Ibu tetap beraktifitas seperti biasa.

Istirahat yang Cukup
Kapanpun ada waktu untuk beristirahat, maka manfaatkanlah sebaik mungkin untuk mengisi energi tubuh kembali. Jika dimalam hari Ibu harus berulang kali terjaga untuk menyusui bayi, maka bisa diantisipasi dengan ikut tidur bersama bayi saat siang hari. Jika Ibu terlalu lelah dan kurang tidur, fisik dan mental akan mudah terganggu yang pada akhirnya akan mempengaruhi produksi ASI atau proses menyusui.

Jaga Kebersihan Tubuh dan Kenakan Pakaian yang Nyaman
Ibu menyusui wajib selalu bersih demi kenyamanan diri sendiri dan bayi yang disusui. Mandi 2 kali sehari, ganti baju jika terlalu banyak terkena keringat, serta yang paling penting adalah menjaga kebersihan payudara terutama puting. Tubuh Ibu yang bersih akan meminimalisir datangnya penyakit sehingga proses menyusui tetap berjalan dengan baik. Selain itu pilihlah pakaian yang longgar dan berbahan adem. Jangan sampai pakaian yang sempit dan ketat akan menghambat gerakan Ibu atau membawa efek buruk pada kesehatan sehingga berimbas pada proses menyusui.

Minum Suplemen Khusus Ibu Menyusui
Kebutuhan tubuh Ibu menyusui yang tidak biasa, tentunya membutuhkan pelengkap nutrisi yang aman dan berkualitas. Banyak sumber pangan alami yang dipercaya dapat meningkatkan produksi ASI seperti daun katuk, pepaya atau kacang-kacangan. Namun saat ini sudah banyak tersedia suplemen khusus Ibu menyusui agar lebih praktis dan tentunya berkomposisi lebih lengkap. Pastikan suplemen mengandung kalsium, asam folat, minyak ikan, zat besi dan vitamin.


***


Blackmores Pregnancy and Breast-Feeding Gold, Bantu Penuhi Nutrisi Ibu Menyusui


Suplemen Blackmores Pregnancy and Breast-Feeding Gold pertama kali aku ketahui dari salah seorang teman yang berhasil melancarkan produksi ASI-nya berkat suplemen ini. Bahkan hingga saat menyusui anak kedua pun dia masih setia dengan Blackmores Pregnancy and Breast-Feeding Gold untuk menjaga produksi ASI.

Atas rekomendasi teman inilah aku mencoba Blackmores Pregnancy and Breast-Feeding Gold untuk mengembalikan kondisi fisik dan kelancaran ASI saat kesehatan tubuhku menurun drastis. Reaksi yang sama juga terjadi ketika aku mulai rutin mengkonsumsinya, tubuh menjadi fit dan produksi ASI yang sempat berkurang kembali deras. Makanya aku percaya karena sudah membuktikan bahwa Blackmores Pregnancy and Breast-Feeding Gold sangat bagus untuk Ibu menyusui.


Kenapa ibu hamil dan menyusui wajib memenuhi nutrisi esensial yang dianjurkan? Karena pemenuhan nutrisi anak bergantung pada ibunya.
blackmores.co.id


Blackmores Pregnancy and Breast-Feeding Gold merupakan produk unggulan dari Kalbe Blackmores Nutrition yang diperuntukkan khusus bagi Ibu hamil dan menyusui. Suplemen ini memiliki kandungan lengkap, yaitu 17 Nutrisi Esensial yang dapat membantu memenuhi nutrisi Ibu agar dapat memberikan ASI bernutrisi untuk buah hati. 
🌸 Tinggi asam folat untuk menjaga Ibu dari risiko anemia.
🌸 Tinggi kalsium, untuk pertumbuhan tulang dan gigi buah hati serta mencegah osteoporosis pada Ibu.
🌸 Zat besi yang tidak menyebabkan konstipasi dan membantu Ibu jaga energi agar tidak mudah sakit.
🌸 Omega 3/DHA tidak berbau yang baik untuk pertumbuhan otak dan mata buah hati, sehingga tidak menyebabkan mual saat mengkonsumsinya.
🌸 Vitamin dan Mineral lainnya yang dibutuhkan oleh Ibu menyusui.


Kalbe Blackmores Nutrition berkomitmen untuk mendukung upaya pemenuhan nutrisi Ibu hamil dan menyusui, karena semua Ibu, khususnya di Indonesia berhak mendapatkan nutrisi yang cukup untuk kesehatan diri sendiri maupun sang buah hati. Sejak tahun 2017, Kalbe Blackmores Nutrition bekerjasama dengan Bumi Sehat Foundation yang merupakan yayasan penyedia akses layanan kesehatan berkualitas dan higienis untuk membantu proses kelahiran anak dengan layak. Secara berkelanjutan, kerjasama Kalbe Blackmores Nutrition dengan Bumi Sehat Foundation ini telah membantu pemenuhan gizi Ibu Hamil dan Menyusui melalui pembagian 12.000 botol Blackmores Pregnancy and Breast-Feeding Gold setiap tahunnya di Klinik Bumi Sehat, yang tersebar di 3 kota yaitu Denpasar, Aceh, dan Papua.

Dalam memperingati World Breastfeeding Week 2020 yang jatuh pada bulan Agustus ini, Kalbe Blackmores Nutrition melakukan serangkaian program edukasi dan sharing pengalaman seputar ASI dan Menyusui di media sosial @blackmoresid. Kalbe Blackmores Nutrition juga menyediakan berbagai informasi dan artikel terkait kehidupan ibu dan bayi di situs resmi Blackmores Indonesia. Semua ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran Ibu agar selalu memberikan ASI bernutrisi bagi buah hati. Blackmores percaya bahwa setiap tetes ASI sangat berarti bagi buah hati dan merupakan wujud kasih sayang Ibu baginya.

Seluruh Ibu harus tahu bahwa keberhasilan masa menyusui wajib dipersiapkan semenjak masa kehamilan. Jadi, mencukupkan kebutuhan nutrisi tubuh Ibu juga harus dimulai dari saat hamil hingga menyusui nanti. Aku begitu merasakan manfaat positif saat tubuh prima, maka proses menyusui pasti akan lancar.

_______________

Aku pribadi sangat merekomendasikan Blackmores Pregnancy and Breast-Feeding Gold ini untuk dikonsumsi oleh Ibu hamil dan menyusui agar dapat terus sehat serta memproduksi ASI bernutrisi dan ASI berkualitas demi lancar menyusui, yang tentunya sudah harus dipersiapkan sejak masa kehamilan.

Kandungannya sudah pasti lengkap dan aman, kemasannya higienis dengan menggunakan botol kaca sehingga aman disimpan tanpa merusak kualitas serta kapsulnya yang mudah ditelan. Pokoknya aku sangat puas dengan Blackmores Pregnancy and Breast-Feeding Gold, begitu pula teman-temanku yang lain.

Blackmores Pregnancy and Breast-Feeding Gold berhasil mewujudkan ASI Bernutrisi untuk Ibu dan Bayi yang istimewa.

_______________

Produk Balckmores ini bisa didapatkan dengan mudah di Official Store Blackmores yang ada di e-commerce Tokopedia, Blibli, Lazada dan Shopee. Jadi tidak perlu susah-susah keluar rumah untuk membeli Blackmores Pregnancy and Breast-Feeding Gold, apalagi di tengah pandemi seperti sekarang ini. Tinggal buka aplikasi e-commerce, cari produknya, bayar dan tunggu Blackmores Pregnancy and Breast-Feeding Gold dikirim ke alamat.

Jadilah Ibu menyusui yang sehat dan bahagia!

Semoga bermanfaat :)

***


Referensi
Jurnal Ilmiah Kesehatan Kondisi Psikologi Mempengaruhi Produksi ASI Ibu Menyusui Di BPS ASKI Pakis Sido Kumpul Surabaya oleh Nurul Kamariyah, 2014
Buku Anti Panik Mengasuh Bayi 0-3 Tahun, terbitan Tiga Generasi, 2016
alodokter.com
aimi-asi.org
blackmores.co.id
gooddoctor.co.id
idai.or.id
who.int


4 comments

  1. Betul sekali mba, menyusui butuh dukungan orang sekitar, terutama suami dan keluarga, supaya ASI lancar. Dibutuhkan juga suplemen tambahan agar ASI bernutrisi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Penting banget Mbak dukungan orang sekitar, apalagi suami. Aku mah apa atuh tanpa mereka, mungkin sering stres dan ASInya jadi nggak lancar.

      Suplemen juga, berasa ada yang kurang kalau nggak diminum tiap hari.

      Delete

Sebelum komentar, login ke akun Google dulu ya teman-teman. Jangan ada "unknown" diantara kita. Pastikan ada namanya, biar bisa saling kenal :)