Bulan Inklusi Keuangan 2020 : Fintech Makin Tren, Fasilitasi Milenial Melek Finansial untuk Berinvestasi

6 comments


Bulan Inklusi Keuangan atau disingkat dengan BIK adalah kegiatan rutin tahunan yang dilaksanakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan seluruh lembaga terkait disepanjang bulan Oktober secara serentak di seluruh Indonesia. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan minat masyarakat terhadap produk dan layanan jasa keuangan. Di tahun 2020, BIK diselenggarakan secara virtual dengan tema "Satukan Aksi Keuangan Inklusif untuk Indonesia Maju (AKSESSKU)".


Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 76/POJK.07/2016Inklusi  Keuangan  adalah  ketersediaan  akses  pada berbagai  lembaga,  produk  dan  layanan  jasa  keuangan sesuai  dengan  kebutuhan  dan  kemampuan  masyarakat dalam  rangka  meningkatkan  kesejahteraan  masyarakat. 

___________

Keuntungan dari Inklusi Keuangan (dikutip dari situs Bank Indonesia)

🔹️ Mendukung peningkatan Human Development Index (HDI) Indonesia;

🔹️ Memberikan potensi pasar baru bagi perbankan;

🔹️ Mendukung pendalaman pasar keuangan;

🔹️ Mendukung stabilitas sistem keuangan;

🔹️ Meningkatkan efisiensi ekonomi;

🔹️ Mengurangi shadow banking atau irresponsible finance;

🔹️ Berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi lokal dan nasional yang berkelanjutan;

🔹️ Mengurangi kesenjangan (inequality) dan rigiditas low income trap sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang pada akhirnya berujung pada penurunan tingkat kemiskinan.

- blog.amartha.com -


Inklusi keuangan dapat diartikan sebagai suatu kondisi dimana produk dan layanan keuangan dapat diakses dan dijangkau oleh semua individu tanpa pengecualian. Produk dan layanan yang dimaksudkan disini adalah berupa transaksi keuangan, pinjaman, tabungan, kredit atau asuransi. Inklusi keuangan berupaya untuk menghilangkan hambatan yang selama ini menghalangi partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan produk dan layanan keuangan tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidup, seperti minimnya informasi atau daerah tempat tinggal yang terpencil.


***


Apa Saja Sih Produk dan Layanan Jasa Keuangan?

Edukasi produk dan layanan keuangan demi capai inklusi keuangan | Foto: freepik.com


Sebegitu pentingnya menanamkan literasi produk dan jasa keuangan kepada masyarakat membuat semua lembaga terkait menggencarkan berbagai kegiatan agar inklusi keuangan dapat tercapai. Sebenarnya apa saja sih produk dan layanan jasa keuangan itu?


Perbankan

Dunia perbankan sudah sangat lekat dalam berbagai aktifitas masyarakat. Perbankan dibagi menjadi dua, yaitu perbankan konvensional dan perbankan syariah. Keduanya memiliki perbedaan dalam berbagai prosedur, namun tetap memiliki pengelompokan produk dan layanan keuangan yang sama. Terdapat tabungan, deposito berjangka dan kredit konsumer pada perbankan konvensional serta tabungan syariah, deposito syariah dan pembiayaan syariah pada perbankan syariah. 


Perasuransian

Ketidakpastian dalam hidup seringkali menimbulkan risiko yang tak terduga. Perasuransian hadir dengan memberikan jaminan keamanan terhadap kliennya sesuai dengan perjanjian. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), asuransi disebut juga dengan pertanggungan, perjanjian antara dua pihak. Pihak yang satu berkewajiban membayar iuran, dan pihak yang lain berkewajiban memberikan jaminan sepenuhnya kepada pembayar iuran apabila terjadi sesuatu yang menimpa diri atau barang milik pihak pertama sesuai dengan perjanjian yang dibuat. Dengan asuransi, rasa aman dan kepastian dalam hidup dapat dirasakan seraya menabung atau berinvestasi, karena nilai tunai yang tertanam dapat diambil dalam jangka waktu tertentu. 


Dana Pensiun

Kehidupan masa tua yang terjamin secara finansial merupakan impian semua orang. Perusahaan/lembaga yang memberikan layanan dana pensiun akan membuat perjanjian dengan nasabah seberapa besar iuran atau potongan gaji yang akan disetor secara rutin dalam jangka waktu tertentu hingga nanti bisa diambil kembali dalam bentuk dana pensiun.


Pembiayaan

Ingin memiliki barang impian namun belum memiliki uang yang cukup? Sedangkan untuk menabung sudah pasti memakan waktu lama, padahal barang tersebut dibutuhkan sekarang. Layanan pembiayaan menjawab masalah ini dengan memberikan kemudahan untuk memiliki sesuatu yang diinginkan terlebih dahulu baru nanti dicicil setelahnya sesuai dengan kesepakatan. Intinya, badan usaha pembiayaan akan menyediakan dana atau barang modal.


Pasar Modal

Pasar modal merupakan pasar jual-beli jenis surat-surat berharga yang diterbitkan oleh perusahaan swasta maupun pemerintah. Instrumen keuangan yang diperdagangkan adalah berupa saham, surat utang (obligasi), reksa dana, Exchange Trade Fund (ETF) dan detivatif. Berinvestasi di pasar modal sudah mulai banyak diminati oleh milenial terutama saham dan reksa dana. 


***


Milenial Harus Melek Finansial


Pentingnya Milenial Melek Finansial | Foto : freepik.com

Memasuki tahun 2020, Indonesia mulai menghadapi fase bonus demografi dengan populasi milenial mencapai sepertiga atau 34 persen dari total populasi. Hampir semua pelaku industri, termasuk di sektor keuangan, berlomba - lomba untuk menggarap potensi yang menggiurkan dari generasi milenial.

- kompas.com -


Milenial yang juga dikenal dengan Generasi Y atau Gen Y adalah kelompok generasi setelah Generasi X (Gen-X). Para ahli dan peneliti biasanya menggunakan awal 1980-an sebagai awal kelahiran kelompok milenial dan pertengahan tahun 1990-an hingga awal 2000-an sebagai akhir kelahiran. Kini, generasi milenial sudah tumbuh dan berada pada masa usia produktif serta terbukti memiliki literasi yang lebih baik dari generasi sebelumnya. Milenial dinilai mempunyai sudut pandang dan penilaian berbeda dalam hidup, serta kemampuan mumpuni dan pekerjaan dengan penghasilan yang bisa dibilang sudah sangat memadai untuk memenuhi kebutuhan hidup. Lalu dipakai untuk apakah uang dari penghasilan mereka ini?


Disamping memenuhi kebutuhan hidup, mendanai gaya hidup atau lifestyle juga menjadi prioritas para milenial. Menggunakan barang-barang berkelas, mengikuti tren, liburan ke luar negeri dan keinginan untuk terlihat "lebih" menjadi hal penting dalam kehidupan sosial ekonomi milenial sebagai unjuk eksistensi mereka. Menabung sih ada, namun hasilnya tetap digunakan untuk memenuhi gaya hidup ketimbang perencanaan keuangan. Berdalih dengan alasan untuk menikmati hidup yang hanya sekali dan mencoba berbagai pengalaman baru selagi masih muda, mayoritas milenial menjadi kurang tertarik mencari tahu lebih dalam mengenai pengelolaan keuangan yang tepat dengan memanfaatkan produk dan layanan jasa keuangan yang ada. Terbukti hanya 2% dari milenial Indonesia yang menyisihkan pendapatannya untuk investasi berdasarkan Indonesia Milenial Report 2019.


Penting menekankan pengenalan literasi keuangan sejak dini. Hal ini untuk meningkatkan awareness  yang kelak akan menjadi  knowledge. Selanjutnya, jika knowledge ini sudah dipahami, diharapkan akan mengubah behavior generasi muda. Behavior-nya nanti akan lebih positif sehingga mereka akan berinvestasi. Dan yang terakhir adalah sebuah advokasi, jadi mereka tidak hanya berinvestasi tetapi akan juga mendorong temannya, keluarganya, saudaranya untuk ikut berinvestasi. Ini memang proses panjang oleh karena itu perlu di mulai sejak dini.

- Tirta Segara, Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen -


Melek finansial ditandai dengan perencanaan keuangan yang jelas. Banyak survei membuktikan bahwa ternyata mayoritas milenial belum memiliki strategi investasi dan kemampuan pengelolaan keuangan yang baik. Padahal jika para milenial yang melek digital ini juga melek finansial serta dapat memanfaatkan produk dan layanan keuangan dengan maksimal, maka akan berpotensi besar untuk memberikan dampak yang luar biasa. 


Keuntungan apa yang didapat jika milenial melek finansial?


Milenial sudah dijadikan fokus pemerintah dan lembaga terkait keuangan sebagai target dalam menanamkan literasi keuangan karena potensi besar yang dimilikinya. Jika milenial yang sudah menduduki 34 persen populasi Indonesia ini bisa memiliki sistem keuangan yang baik, tidak hanya akan menguntungkan kehidupan pribadi saja, namun juga dapat membantu kestabilan perekonomian negara. 


Apabila milenial mampu menerapkan sistem keuangan sehat, dampaknya dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi negara yang berkualitas.

- Lily Suriani, General Manager  -


1 Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan

Apabila kondisi dimana seluruh milenial sudah memiliki literasi keuangan yang baik dan dipraktikkan dengan pengelolaan keuangan yang terampil, serta diimbangi dengan kemudahan akses layanan finansial, maka bekal pendapatan dimasa depan tentu akan bertambah. Kemandirian ekonomi bisa diraih, hidup lebih berkualitas dan kehidupan dimasa depan atau saat usia tidak produktif lagi akan terjamin.


Peningkatan Kompetensi Sumber Daya Manusia

Pengelolaan keuangan yang baik dan tepat tentu membutuhkan kemampuan lebih. Mulai dari menganalisis masalah, membuat keputusan hingga mitigasi risiko dalam masalah ekonomi yang dihadapi. Proses ini lambat laun akan meningkatkan kompetensi individu milenial itu sendiri sehingga berkembang menjadi manusia yang lebih berkualitas.


Pengentasan Kemiskinan

Penelitian membuktikan bahwa di era globalisasi, peningkatan literasi keuangan serta akses terhadap jasa keuangan formal sangat diperlukan untuk memberikan manfaat pada peningkatan kesejahteraan dan kondisi ekonomi masyarakat, terutama generasi milenial yang berpotensi menggerakkan ekonomi bangsa. Ini sangat masuk akal mengingat uang yang dimiliki milenial yang banyak dihabiskan untuk memenuhi gaya hidup itu ditabung atau diinvestasikan. Beberapa tahun kemudian, tabungan dan investasi tersebut akan semakin bertambah dan bisa menjadi pegangan hidup untuk lebih dikembangkan lagi atau dimanfaatkan untuk rencana lain.



Begitu besarnya dampak positif yang diberikan oleh generasi milenial jika memiliki kesadaran finansial dan pengetahuan mengenai produk dan layanan jasa keuangan. Berbagai inovasi dibidang keuangan selalu dikembangkan agar dapat memberikan edukasi secara efektif serta mempermudah dan memperluas akses terhadap produk dan layanan jasa keuangan. Penerapan teknologi menjadi pendekatan yang paling cocok dengan kehidupan milenial karena penggunaannya yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masa kini.


***


Milenial Berinvestasi, Cara Pemanfaatan Uang yang Menguntungkan

Milenial perlu berinvestasi untuk pemanfaatan uang yang menguntungkan | Foto: freepik.com


Istilah investasi sudah tidak asing lagi didengar sebagai salah satu cara memanfaatkan uang yang dapat memberikan keuntungan lebih dimasa yang akan datang. Investasi merupakan penanaman modal yang dilakukan perorangan atau perusahaan dalam jangka waktu tertentu untuk mendapatkan keuntungan atau manfaat. Modal bukan hanya berbentuk uang saja, bisa juga berupa waktu atau tenaga. Contohnya membeli rumah, emas dan tanah yang harganya akan terus menanjak seiring berjalannya waktu, atau menempuh pendidikan tertentu yang ilmunya bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan hidup. Sederhananya, investasi dapat diartikan sebagai kegiatan membeli sesuatu yang diharapkan dapat dijual kembali dengan nilai yang lebih tinggi dimasa yang akan datang. 


Banyak faktor yang mempengaruhi milenial untuk mulai berinvestasi, pertimbangan paling utama biasanya adalah modal yang tidak besar serta kemudahan akses melalui platform yang mereka pakai sehari-hari. Milenial perlu berpegang pada prinsip bahwa tidak ada yang instan dalam berinvestasi, memahami betul investasi apa yang paling cocok dengan karakter mereka, selalu mempelajari risiko dan mengecek legalitas perusahaan yang akan menjadi tempat mereka berinvestasi.

- Johanna Gani, Managing Partner -


Investasi dapat mempertahankan nilai aset yang dimiliki meskipun inflasi sedang terjadi. Jika tidak diinvestasikan, bisa saja seluruh aset akan hilang disebabkan inflasi tersebut. Inflasi merupakan kenaikan harga yang terjadi setiap tahunnya dan penurunan daya beli uang. Investasi memberikan tingkat pengembalian rata-rata sebanyak 7% yang masih jauh diatas inflasi rata-rata sekitar 3%, sehingga nilai aset yang ditanamkan akan tetap meningkat. Menyusun rencana investasi yang tepat dan sesuai dapat membangun kekayaan dan mewujudkan tujuan dimasa depan.


Berdasarkan jangka waktunya, investasi dikelompokkan menjadi dua, yaitu investasi jangka pendek dan investasi jangka panjang.

Investasi Jangka Pendek

Seperti namanya, investasi jangka pendek memungkinkan investor mendapatkan keuntungan dalam kurun waktu yang singkat, bisa bulanan, mingguan bahkan harian. Karena cepat, maka keuntungan yang diberikan juga lebih kecil. Contohnya tabungan di bank, deposito, reksa dana atau peer to peer lending yang nanti juga akan dibahas lebih lanjut dalam tulisan ini.

Investasi Jangka Panjang

Investasi jangka panjang membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mendapatkan hasilnya. Keuntungam bisa didapatkan setelah tiga tahun, lima tahun atau belasan tahun kemudian. Namun investasi ini akan memberikan hasil yang lebih besar jika dibandingkan dengan investasi jangka pendek. Contohnya adalah tanah, bangunan, investasi untuk biaya pendidikan anak, saham, atau logam mulia berupa emas batangan.


Perlu digarisbawahi bahwa setiap investasi pasti mengandung risiko. Semakin rendah risiko, maka semakin kecil untungnya. Sebaliknya, semakin tinggi risiko, maka semakin besar pula untungnya.


Terdapat tiga profil risiko, yaitu konservatif (risk averse), moderat dan agresif. Investor tipe konservatif cenderung menghindari risiko karena memang instrumen investasi jenis ini yang paling rendah risiko. Selanjutnya investor tipe moderat, siap menerima gejolak investasi dalam jangka pendek. Terakhir investor tipe agresif, paling berani karena siap menerima risiko terburuk dari investasi. Maka dari itu, sebelum berinvestasi penting mempertimbangkan risiko dan menyesuaikannya dengan kebutuhan dan keadaan diri.


Tips berinvestasi bagi generasi milenial


Pertama

Menentukan tujuan investasi sebelum melakukan investasi, sebaiknya ketahui tujuan untuk melakukan berinvestasi. Tujuan ini harus dibedakan menjadi tujuan jangka pendek atau tujuan jangka panjang.

____________

Kedua

Mencari produk investasi yang cocok dengan kondisi finansial dan mental dalam menentukan produk atau partner untuk berinvestasi. Lakukan analisa perusahaan yang ingin diinvestasikan dengan melihat dari laporan keuangannya, public expose, dan lain sebagainya.

____________

Ketiga

Menyesuaikan risk dan return. Pahami risiko yang dimiliki oleh produk-produk investasi tersebut. Pikirkan apakah return yang diterima sesuai dengan risk yang diberikan.

____________

Keempat,

Keberanian dan buat strategi berinvestasi secara perlahan. Misalnya menentukan berapa persen dana yang dialokasikan untuk sebuah produk investasi, bisa memilih satu atau lebih produk sesuai dengan risikonya. 

____________

Kelima

Melakukan review secara berkala. Pastikan melakukan review terhadap keputusan investasi setiap 3 atau 6 bulan sekali dengan mempertimbangkan kondisi pasar dan tren keuangan yang sedang terjadi.


Berinvestasi tidak mengharuskan pelakunya memiliki harta berlimpah dan penghasilan diatas rata-rata. Dengan penghasilan 5 juta per bulan pun sudah bisa memulai berinvestasi, mulai yang minim risiko hingga yang paling tinggi risiko. Misalnya saja dengan membeli saham senilai Rp.100.000,- saja.


Sayangnya, praktik kemudahan berinvestasi ini tidak diimbangi dengan keberanian milenial untuk segera memulainya. Banyak buku investasi yang laku dipasaran dan seminar investasi yang diikuti, namun jika tidak dipraktikkan, tetap saja tidak akan menghasilkan apapun. Alangkah lebih baik ilmu yang dianggap masih sedikit itu dijadikan bekal untuk memulai investasi dengan modal kecil agar mudah dipantau. Sambil berjalan, modal bisa ditambah, serta pengalaman dari proses yang dilalui akan memberikan banyak pembelajaran baru sehingga kemampuan berinvestasi semakin meningkat. Jika skill telah dikuasai, bukannya tidak mungkin modal yang sedikit diawal tadi akan berkembang berkali-kali lipat.


***


Fintech, Inovasi Finansial Berbasis Teknologi yang Makin Tren Dikalangan Milenial

Fintech fasilitasi milenial berinvestasi | Foto: freepik.com

Apa itu Fintech? Fintech merupakan singkatan dari Financial Technology yang belakangan ini mulai menjamur di Indonesia. Fintech adalah inovasi dibidang keuangan yang memberikan sentuhan teknologi modern untuk mempermudah, mempercepat, mempertajam dan memperluas berbagai aspek pelayanan keuangan.


Fintech memungkinkan penggunanya melakukan transaksi keuangan seperti transfer, pembayaran, pinjaman, hingga mengelola aset secara online tanpa terikat waktu dan tempat. Hanya dengan menggenggam smartphone atau menggunakan laptop, berbagai aktifitas keuangan bisa dilakukan. Contoh sederhananya, jika dulu transfer uang harus bertatap muka dengan teller bank atau menuju ATM terdekat, sekarang sudah bisa dilakukan tanpa harus repot-repot melangkahkan kaki.  Jadi dimanapun dan kapanpun, siapa saja bisa menggunakan layanan jasa keuangan berkat kehadiran fintech.


Fintech dengan segala manfaat dan perubahan yang dibawanya, menjadi alasan utama kenapa fintech semakin tren dan mampu merubah gaya hidup seseorang. Fintech dapat membantu UMKM memperoleh modal usaha dengan bunga yang rendah sehingga dapat mengurangi praktik pinjaman berbunga tinggi. Fintech yang memberikan kemudahan berbagai layanan finansial ini sangat digemari masyarakat sehingga akan dapat mendongkrak pencapaian inklusi keuangan.


Berdasarkan Bank Indonesia, fintech terbagi menjadi 4 jenis, yaitu:


1 Peer-to-Peer (P2P) Lending dan Crowdfunding

P2P lending dan crowdfunding, dikatakan juga sebagai marketplace finansial untuk mempertemukan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang memberikan dana sebagai modal (investor) dalam satu platform. Meskipun tampak sama, P2P lending dan crowdfunding memiliki perbedaan yang signigikan. P2P lending akan membayarkan pinjaman beserta bunga kepada investor layaknya institusi keuangan konvensional seperti bank. Sedangkan crowdfunding, investor akan mendapatkan imbal hasil berupa ekuitas/kepemilikan perusahaan atau produk/jasa sesuai yang ditawarkan oleh pencari investor.


2 Manajemen Risiko Investasi

Fintech jenis ini memungkinkan penggunanya memantau kondisi keuangan dan melakukan perencanaan keuangan dengan lebih mudah dan praktis. Selain manajemen risiko dan investasi, terdapat juga manajemen aset yang mengurus operasional usaha. Biasanya berupa perangkat digitalhanya perlu memberikan data yang dibutuhkan untuk bisa mengontrol keuangan. 


3 Payment, Clearing dan Settlement

Fintech jenis ini bergerak dibidang pembayaran untuk memudahkan pengguna melakukan transaksi pembayaran dengan praktis, cepat, aman dan nyaman. Pertama ada payment gateway yang menghubungkan bisnis e-commerce dengan berbagai bank, sehingga penjual dan pembeli dapat melakukan transaksi dengan cepat dan mudah. Kedua ada fintech e-wallet (dompet elektronik) yang memungkinkan pengguna menyimpan uang di aplikasi serta uang tersebut dapat digunakan bertransaksi kapanpun dan dimanapun. 


4 Market Aggregator

Jenis fintech yang memiliki bank data tentang berbagai produk keuangan yang ada dipasaran. Portal market aggretor akan membantu pengguna menentukan pilihan produk keuangan tertentu dari segi harga, fitur atau manfaatnya. Sehingga pengguna dapat menemukan banyak informasi sebelum mengambil keputusan terkait keuangan.



Milenial jauh lebih fasih menggunakan gedget dan peralatan berteknologi modern dibandingkan orang tua mereka. Milenial juga lebih banyak menghabiskan waktu pada teknologi dan internet serta mengintegrasikannya ke dalam banyak hal. Keakraban dan ketergantungan milenial dengan teknologi ini tentu saja menjadi sasaran utama dari fintech sebagai target pemasarannya. Diharapkan dengan menyasar generasi milenial, inklusi keuangam diangka 75 persen sebagai target pemerintah bisa tercapai. Tidak ketinggalan pula kolaborasi antara bank dan fintech, menjadikannya semakin tren di masyarakat.


Meskipun fintech menyajikan kemudahan, kecepatan dan kepraktisan dalam melakukan aktifitas keuangan, penggunanya tetap harus berhati-hati agar tidak teledor menggunakannya. Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan milenial jika ingin menggunakan fintech.

_______________

Pastikan fintech sudah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta memiliki legalitas usaha yang jelas. Perusahaan finansial yang terdaftar di OJK memiliki sistem laporan keuangan yang terbuka dan diawasi oleh OJK. 

_______________

Periksa rekam jejak perusahaan fintech, mulai dari validitas alamat dan review nasabah. 

_______________

Mulai dulu dengan nominal modal yang rendah dan profit yang masuk akal. Jadi, jika mengalami kegagalan, tidak akan merugi terlalu besar.

_______________

Jika perusahaan memiliki aplikasi khusus, download aplikasi fintech dari situs resmi. Baca syarat ketentuan dan kebijakan privasi. Perhatikan izin aplikasi dan kelaziman permintaan akses data pengguna.

_______________

Pastikan kondisi keuangan seimbang. Perhitungkan dengan bijak alokasi dana untuk kebutuhan primer, sekunder dan seterusnya. Dana yang akan dikembangkan melalui fintech jangan sampai mengganggu arus keuangan tetap.


Inovasi fintech dapat menjangkau masyarakat yang tidak dapat digapai bank konvensional, sehingga masyarakat perlu dilindungi terhadap celah penipuan yang mengancam. Pengawasan fintech di Indonesia dilakukan oleh dua otoritas sistem keuangan, yaitu Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Model pengawasan yang dikembangkan adalah Sandbox Regulatory yang mempersilahkan industri untuk berkembang terlebih dahulu hingga batas tertentu, baru kemudiam masuk pengawasan melalui izin BI. 


***


AMARTHA Fintech Peer-to-Peer Lending, Fasilitasi Milenial Kelola Keuangan Agar Lebih Produktif

Amartha, salah satu Fintech Peer to Peer Lending terbesar di Indonesia | Foto: amartha.com

Fintech  Lending  atau  disebut  juga  Fintech  Peer-to-Peer  Lending  (Lending)  atau Layanan  Pinjam  Meminjam  Uang  Berbasis  Teknologi  Informasi  (LPMUBTI)  adalah salah  satu  inovasi  pada  bidang  keuangan  dengan  pemanfaatan  teknologi  yang memungkinkan  pemberi  pinjaman  dan  penerima  pinjaman  melakukan  transaksi pinjam  meminjam  tanpa  harus  bertemu  langsung.  Mekanisme  transaksi  pinjam meminjam dilakukan melalui sistem yang telah  disediakan  oleh Penyelenggara Fintech Lending,  baik  melalui  aplikasi  maupun  laman  website. 

- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) -


Fintech Peer-to-Peer (P2P) Lending berperan sebagai penyelenggara yang mempertemukan pemberi pinjaman dan penerima pinjaman. Pemberi dan penerima pinjaman harus melakukan registrasi dan mengisi data sesuai dengan yang dibutuhkan sebelum melakukan transaksi. Fintech P2P Lending dapat memberikan penyaluran pendanaan  yang  cepat,  (sebagian besar)  tanpa  agunan,  serta syarat dan proses lebih  mudah karena dapat dilakukan secara online dengan menggunakan smartphone


Investasi Peer to Peer Lending semakin eksis dikalangan milenial. Terbukti dengan data yang tercatat oleh OJK per Juli 2020 bahwa 70% dari pemberi pinjaman merupakan kalangan milenial. Berikut beberapa alasan kenapa milenial tertarik dengan fintech P2P lending.

Kemudahan

Hanya dengan satu klik, pengguna bisa melakukan pendanaan. Bahkan, beberapa perusahaan P2P lending memiliki platform dan aplikasi khusus.

Kecepatan

Dengan mengunakan teknologi informasi, para pengguna bisa dengan cepat memilih peminjam dan melakukan prosesnya.

Keamanan

Keamanan fintech P2P lending di Indonesia menjadi salah satu fokus pemerintah. OJK mengharuskan perusahaan fintech lending untuk mendaftar demi memastikan keamanan masyarakat. OJK memberi seleksi ketat bagi perusahaan yang ingin mendapatkan izin usaha. 

Keuntungan

Imbal hasil atau keuntungan yang didapatkan dari fintech P2P lending sangat menarik, bisa melebihi lembaga keuangan konvensional lainnya. 

Transparan

Pendana atau pemberi pinjaman akan mendapatkan laporan keuangan mengenai pengembalian dan keuntungan dari hasil pendanaan tersebut melalui dashboard.


Berbeda dengan pinjaman bank, sumber dana P2P lending bersumber dari orang atau badan hukum yang memiliki dana dan ingin meminjamkannya kepada pihak lain. Sehingga pemberi pinjaman (sebagai pemilik dana) memiliki kewenangan dalam pemberian restrukturisasi. Perusahaan fintech P2P lending hanya dapat memberikan restrukturisasi pinjaman setelah mendapatkan persetujuan dari pemberi pinjaman. Namun penting juga diingat, risiko dalam penyaluran pinjaman akan ditanggung pula oleh pemberi pinjaman sehingga pendana atau investor harus benar-benar bijak dan teliti sebelum memilih perusahaan fintech. Salah satu fintech P2P lending terbaik dan terpercaya di Indonesia adalah Amartha.


"Amartha memberikan terobosan teknologi untuk ibu-ibu di rural area untuk bisa mendapatkan pinjaman modal"

- Vivi, Lead Economist for the World Bank's Poverty Program in Indonesia -


“Sejak ikut Amartha hasil tani saya naik banyak, berkat Amartha sekarang saya bisa punya sumur dan toilet sendiri"

- Junengsih, Petani Buah -


PT Amartha Mikro Fintek atau Amartha didirikan pada 2010 sebagai Lembaga Keuangan Mikro. Pada tahun 2016 Amartha bertransformasi menjadi perusahaan teknologi finansial terpercaya yang kini telah memiliki izin usaha dan di bawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Amartha sudah berstatus sebagai perusahaan startup di Indonesia dengan total dana yang disalurkan lebih dari 30 milyar rupiah ke lebih dari 20 ribu nasabah selama kurang lebih 6 tahun berjalan. Fokus pendanaan untuk masyarakat pedesaan juga membuat Amartha termasuk kedalam social financing.

Penghargaan yang diterima Amartha

Sepanjang tahun 2020, Amartha berhasil mendapatkan pengakuan internasional atas prestasi dan inovasinya, diantaranya:

(1) Amartha mendapatkan sertifikasi sebagai perusahaan fintech berdampak sosial dari GIIRS (Global Impact Investing Rating System) dengan peringkat tertinggi yaitu Platinum;

(2) Amartha sebagai perusahaan dengan solusi Inovatif untuk Pembiayaan UKM (Innovative Solutions for SME Financing) oleh FinTech Rocketship Awards Programme 2020 sebuah program yang diinisiasi dari kerjasama Perdana Menteri Inggris dan India sejak 2018;

(3) Amartha masuk dalam daftar “The Fintech 250: The World’s Most Promising Fintech Startups 2020” versi CB Insights. Penghargaan ini merupakan inisiatif apresiasi kepada 250 perusahaan fintech dunia yang paling inovatif serta transformatif. 


Bagaimana Cara Kerja Amartha?


Amartha melayani pendanaan bagi pengusaha mikro yang tidak memiliki akses layanan keuangan di pedesaan. Mitra usaha pilihan Amartha adalah pengusaha mikro perempuan dengan kebutuhan modal mulai dari Rp 1,5 juta. Pendanaan Amartha disalurkan untuk usaha produktif di tempat mereka tinggal, yang saat ini tersebar di berbagai pedesaan di Indonesia.


Cara kerja Amartha | Gambar: amartha.com


Proses seleksi calon penerima pinjaman dilakukan melalui teknologi skor kredit dengan pendekatan machine learning yaitu algoritma skor kredit untuk menilai kelayakan berdasarkan analisa usaha dan kepribadian. Grade A, A- hingga E merepresentasikan kemungkinan keberhasilan bayar dan potensi risiko atau kemungkinan gagal bayar.


Keuntungan untuk Pendana

Platform online seperti Peer to Peer Lending akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif, pemerataan ekonomi dan membuka peluang untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga.

___________________

Keuntungan untuk Penerima Pinjaman

Amartha menjangkau hingga ke pelosok daerah, membuka peluang bagi para pelaku usaha mikro dan kecil berkualitas untuk tumbuh. Riwayat pinjaman dapat dijadikan referensi dalam mendapatkan pinjaman lebih besar dari bank atau lembaga keuangan lainnya di masa depan.


Term spesifik yang dipakai dalam bisnis model Amartha adalah impact investing, yaitu kesempatan untuk berinvestasi dengan mendapatkan return yang kompetitif dan dalam waktu yang bersamaan dapat membantu menumbuhkan ekonomi orang lain serta menciptakan kebaikan. Beberapa nilai lebih dari Amartha didapat dari penggunaan sistem keuangan syariah, seperti mengimplementasikan aturan tanggung-renteng. Dengan sistem keuangan syariah, Amartha dapat menjaga nilai kredit macet atau default (NPL) rate 0% selama 5 tahun lebih beroperasi. Tentunya dengan track record NPL rate 0% akan sangat menguntung bagi para investor pemula maupun yang sudah berpengalaman. Peminjam juga semakin tidak terbebani dengan bantuan yang diberikan Amartha.



Proses Pendanaan Di Amartha

Amartha menerapkan sistem pendanaan kelompok untuk menguatkan semangat gotong royong apabila terjadi kredit macet. Amartha bekerjasama dengan Perusahan Penjaminan Kredit Jamkrindo dan Asuransi Jiwa untuk mitra, agar risiko pendanaan dapat diminimalisir. Seperti yang telah disinggung sebelumnya, Amartha telah terdaftar dan diawasi oleh Pemerintah melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jadi semua proses didalamnya diawasi oleh OJK sehingga keamanannya terjamin.


Amartha menggunakan sistem pengelolaan risiko terintegrasi di lapangan, teknologi, dan jaminan pendanaan dengan asuransiAmartha memiliki visi untuk mewujudkan kesejahteraan merata di Indonesia dengan menghubungkan pendana di kota dengan Perempuan Tangguh, pengusaha kecil dan mikro di pelosok pedesaan. Pendana Amartha akan mendapat keuntungan hingga 15% per tahun dan cashflow mingguan serta pembayaran angsuran dapat diambil kapanpun.


Proses Pendanaan Di Amartha | Sumber : amartha.com


Cara Mendaftar dan Melakukan Pendanaan Di Amartha


1 Sebelum mendaftar, calon pendana bisa mengakses Amartha melalui website atau mengunduh aplikasi Amartha di Google Play dan Play Store.

(1) Halaman website Amartha bisa diakses melalui  www.amartha.com

(2) Untuk perangkat Android, aplikasinya bisa diunduh di Google Play atau klik disini.

(3) Untuk perangkat IOS, aplikasinya bisa diunduh di Play Store atau klik disini.


2 Calon pendana bisa melakukan pendaftaran dengan klik tombol Daftar. Kemudian akan diminta mengisi data diri beserta foto KTP, foto wajah dan rekening. Setelah data dilengkapi, maka calon pengguna harus menunggu verifikasi terlebih dahulu. 

Permintaan data calon pendana Amartha


3 Setelah calon pendana terverifikasi, maka calon pendana sudah sah menjadi seorang pendana. Pendana akan memiliki dasboard dengan beberapa menu terkait investasi yang dilakukan.

Menu HOME merupakan menu utama yang menampilkan jumlah aset yang dimiliki pendana yang terdiri dari Dana Tersedia dan Dana Berjalan, Status Pengembalian, Mutasi Minggu Ini dan 5 Transaksi Terakhir.

Menu MARKETPLACE merupakan menu yang menampilkan daftar penerima pinjaman lengkap dengan foto, nama, jenis usaha, dan lokasi, skor, nominal plafon, imbal hasil dan tenor. Terdapat pula menu penyaringan penerima pinjaman jika pendana menginginkan daftar yang lebih spesifik.

Menu PORTFOLIO merupakan menu yang menampilkan portfolio pendana yang lebih rinci. Berisikan jumlah aset pendana, Progres Pendanaan, Pendanaan Aktif, Proyeksi Margin, Menunggu Pencairan serta KualItas Pendanaan.

Menu ACTIVITY merupakan menu yang menampilkan Top Up, Withdraw dan e-Statement serta ringkasan transaksi per bulan.

Menu ACCOUNT merupakan menu yang menampilkan data pribadi pengguna yang tersimpan.


4 Tidak perlu melakukan proses panjang dan ribet, pendana sudah langsung bisa melakukan pendanaan dengan langsung memilih penerima pinjaman pada menu Marketplace.

Daftar penerima pinjaman pada menu Marketplace


5 Masing-masing daftar penerima pinjaman memiliki keterangan yang lebih rinci lagi sebagai informaai dan bahan pertimbangan bagi pendana, yaitu Pembiayaan, Riwayat dan Risiko. Jika sesuai dengan keinginan, maka tombol Langsung Danai siap diklik pada bagian bawah.

Keterangan lebih rinci mengenai penerima pinjaman yang dipilih


Proses Pinjaman Di Amartha

Angsuran dibayarkan secara mingguan dan terjangkau dengan memperhatikan profil dan kapasitas penerima pinjaman. Amartha akan memberikan pendampingan mingguan seputar pengelolaan dana bagi rumah tangga dan usaha penerima pinjaman serta memastikan bahwa penerima pinjaman mampu membayar tepat waktu.


Pembentukan Kelompok

15-20 orang dengan domisili berdekatan dibentuk sebagai sebuah kelompok yang masing-masing wajib mengikuti pelatihan untuk membangun komitmen tanggung renteng jika salah satu anggota mengalami kesulitan pembayaran.

________________

Penerimaan Pendanaan

Pengajuan pendanaan didasari rencana usaha serta profil calon penerima pinjaman dan dievaluasi berdasarkan sistem skor kredit. Pengajuan pendanaan akan ditampilkan dalam marketplace setelah disetujui dan akad difasilitasi Amartha setelah terdanai.

________________

Pertemuan Mingguan

Selama masa peminjaman, penerima pinjaman diwajibkan mengikuti pertemuan kelompok mingguan yang difasilitasi Amartha dengan materi seputar antara lain pengelolaan keuangan, kedisiplinan, serta cara-cara memajukan usaha.



Kerjasama untuk Kesejahteraan yang Berkelanjutan

Penerapan model bisnis P2P lending tidak hanya berdampak pada aspek ekonomi konsumen Amartha, melainkan juga kepada keseluruhan komunitas. Melalui kerjasama, pembangunan yang berkelanjutan dapat terwujud melalui keseimbangan antara pengembangan manusia, lingkungan, dan kesejahteraan. 


1 Kolaborasi dengan Pemerintah

Amartha telah berkolaborasi dengan pemerintah pusat dan daerah yang ingin membantu perempuan desa di wilayah cakupan pemerintah tersebut. Kolaborasi ini menghasilkan baik modul pembelajaran atau bantuan lainnya. Sejauh ini, Amartha telah bekerjasama dengan Pemerintah Daerah (Pemda) Jawa Barat, Pemda Jawa Tengah, Pemda Jawa Timur, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

2 Kolaborasi dengan Perusahaan Multinational

Amartha juga bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan multinasional melalui acara-acara yang bersifat tematik, layanan publik di daerah, maupun modul-modul pembelajaran. Bersama para partner, Amartha telah membangun sanitasi air bersih, melakukan cek kesehatan, dan lain-lain.

3 Kolaborasi dengan Organisasi Internasional

Amartha telah menggandeng organisasi lintas negara, antara lain UNCDP, UN Women, dan World Bank. Organisasi-organisasi ini menyalurkan dana grant yang oleh Amartha dikelola menjadi modul pembelajaran dan bantuan pemberdayaan perempuan.


Amartha juga membuka kesempatan bagi institusi atau partner yang ingin memberikan dampak sosial melalui program kolaborasi.


***


Kesimpulan


Milenial melek finansial itu keren. Literasi yang lebih baik dan kebiasaan penggunaan teknologi dalam kehidupan sehari-hari para milenial seharusnya dan dimanfaatkan untuk mengasah kemampuan pengelolaan keuangam yang baik. Menuruti gaya hidup habis-habisan hanya membuat senang sementara saja, sedangkan masa depan nyata menanti. Jangan sampai gaji yang diterima setiap bulannya hanya menguap begitu saja tanpa adanya hasil produktif.


Amartha, fintech P2P lending sangat cocok bagi kaum milenial yang ingin berinvestasi untuk mengelola keuangan agar lebih produktif. Penerapan teknologi dalam layanan keuangan memungkinkan pendana atau investor melakukan berbagai prosesnya dengan cepat, mudah, aman, transparan dan tentunya menguntungkan. Ayo, milenial harus peduli finansial demi kemakmuran diri dan membantu kestabilan ekonomi negara!


***


Tulisan ini diikutsertkan dalam kompetisi blog yang diselenggrakan oleh Amartha dalam rangka memperingati Bulan Inklusi Keuangan 2020 bertema “Bulan Inklusi Keuangan” dengan subtema yang dipilih "Milenial Melek Finansial".

____________

Referensi:

Pedoman Standar RINGKASAN PRODUK DAN LAYANAN SEKTOR DAN JASA KEUANGAN 2019 oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 76/POJK.07/2016 Tentang Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan Di Sektor Keuangan Bagi Konsumen Dan/Atau Masyarakat

amartha.com

cnbcindonesia.com

cnnindonesia.com

detik.com

idx.co.id

investor.id

kumparan.com

kompas.com

liputan6.com

modalrakyat.id

ojk.go.id

tempo.co

wikipedia.org





6 comments

  1. harus diakui akses produk-produk keuangan semakin mudah dijangkau. Harusnya Milenial ambil adil terdepan terkait produk-produk tersebut karena sesuai dengan data, karena bonus demografi inilah yang mendukung kekuatan ekonomi kita.

    secara pribadi, Amartha adalah p2p lending terbaik yang pernah saya coba, bahkan saya membuat rreview khusus platfom ini, d

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mantap, Mas 👍🏻
      Milenial memang harus melek finansial biar duitnya tidak habis begitu saja. Amartha membuat penggunanya mudah dan cepat melakukan investasi p2p lending. Pastinya cocok banget sama para milenial yang akrab dengan teknologi.

      Delete
  2. Untuk mencapai target JK pendek, aku banyak nanam uangku di berbagai P2P :D. Ga cuma Amartha, tapi bbrp p2p lain. Pastinya semua yg masuk dlm pengawasan OJK. Tp dgn situasi masih pandemi, aku cendrung memilih yg risk rating pinjamannya A ato minimal B mba. Agak serem yg C, Krn takut gagal bayar kalo usahanya collaps :p.

    Harus siiih milenial melek investasi. Makanya aku ngajarin anak2ku dr skr, walo mereka msh kecil. Uang jajan yg mereka trima , Krn terkadang ada lebih, aku ajarin utk g nyimpen di bank. Jk panjang udah pasti rugi, Karen kegerus inflasi. Makanya aku bukain rek emas di Pegadaian ato sisa uang jajan bisalah dibeli LM batangan walo hanya yg pecahan kecil :D. Jd mereka ngerti kalo uangnya dlm jk panjang tetep bertambah. Ga berkurang value-nya. Ntr kalo udh gedean, baru aku ajarin saham dll :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waah pengalaman investasinya patut dicontoh nih. Aku jadi semakin bersemangat juga buat terus berinvestasi.
      Makasih ya sudah berbagi cerita investasinya :)

      Delete

Sebelum komentar, login ke akun Google dulu ya teman-teman. Jangan ada "unknown" diantara kita. Pastikan ada namanya, biar bisa saling kenal :)