Aku ini termasuk ibu-ibu yang sudah kenyang dengan permasalahan makan anak. Mulai dari gerakan tutup mulut yang tak kunjung usai, muntah, diemut, disembur, dilepeh dan seribu cara lain si kecil untuk menolak makan. Sudah tidak perlu diceritakan lagi bagaimana perjuanganku untuk menghadapinya. Mulai dari tidak bisa masak, sampai jago mengolah berbagai macam pasta. Bahkan makanan yang tidak pernah terpikirkan untuk dikombinasikan pun, telah berhasil aku sulap menjadi menu baru.
Pagi itu tidak seperti biasa, mata anakku Byan mengeluarkan lebih banyak kotoran dan sedikit menempelkan kelopak atas dan bawah matanya. Setelah dibersihkan dan berhasil dibuka, ternyata bagian putih matanya sedikit memerah. Tapi saat ditanya, dia tidak merasakan sakit atau perih sama sekali. Terlihat juga dari aktifitas kesehariannya yang tidak terganggu dengan masalah mata itu.
Tidak dianjurkannya menambahkan gula dan garam ke dalam Makanan Pendamping ASI (MPASI) hingga anak berusia 1 tahun, sering membuat ibu-ibu baru galau dan takut jika anak tidak akan menyukai makanan yang dihidangkan. Terkhusus untuk anak-anak yang susah makan dan suka pilih-pilih makanan, tidak jarang membuat ibu stres dan kebingungan memadu padankan bahan masakan agar MPASI yang dihasilkan bisa memilki rasa yang enak dan gurih.
Fokusnya pemerintah dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) serta aktifnya Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dalam mengkampanyekan "SDM Unggul, Indonesia Produktif" tentunya berdampak positif terhadap tenaga kerja dan enterpreneur di Nusantara. Hal ini dikarenakan begitu besarnya sokongan yang diberikan oleh berbagai pihak demi meningkatkan produktifitas masyarakat melalui sosialisasi, pelatihan khusus, hingga bantuan dana.
Tapi sudah pahamkah kamu apa yang dimaksud dengan "unggul"?
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan "unggul" sebagai lebih tinggi (pandai, baik, cakap, kuat, awet dan sebagainya) dari pada yang lain-lain; utama (terbaik, terutama). Jika dikaitkan dengan SDM, maka yang dikatakan unggul bukan hanya berbicara masalah skill atau keterampilan, namun masih banyak faktor lain yang tidak kalah penting seperti kekuatan mental, daya juang dan keadaan lingkungan.
Masih teringat jelas percakapan singkat saya dengan beberapa kenalan mengenai masalah ketidak produktifan mereka. Padahal kalau diperhatikan, mereka bukanlah orang-orang yang tidak memiliki keterampilan, bahkan bisa dibilang sangat terampil dalam satu bidang tertentu.
"Dek, koknggak nyari kerja? Kan sudah lama wisuda".
Dia merupakan lulusan Diploma III Multimedia dari salah satu universitas negeri ternama.
"Malas ah, nanti aja nyari kerjanya. Mau istirahat dulu".
Padahal percakapan ini terjadi hampir satu tahun setelah kelulusannya. Hampir setiap hari warung di sebelah rumah saya tidak pernah absen dikunjunginya hanya untuk menghabiskan waktu tanpa hasil yang positif.
Meskipun terlihat biasa, namun percakapan ini sungguh sarat makna bagi saya. Kebetulan pemuda tersebut adalah anak tunggal dari keluarga konglomerat dengan usaha rumah makan yang dimiliki orang tuanya. Apapun yang diminta, pasti diberikan. Terlihat dari tampilannya yang memiliki sepeda motor matic, handphone keluaran terbaru dan sesekali hangout bersama teman-temannya mengendarai mobil. Toh tanpa bekerja pun, dia sudah mendapatkan semuanya.
Ilustrasi pemuda nongkrong di warung
Source : www.google.com
Adakah yang salah? Ada. Didikan yang terlalu memanjakan dan menfasilitasi penuh tanpa adanya dorongan untuk mandiri sangat mempengaruhi produktifitas seseorang. Seharusnya diusia yang bisa dibilang bukan anak-anak lagi, kemauan untuk mandiri dan menghasilkan uang sendiri sudah terbentuk. Apalagi dia seorang laki-laki yang akan berkeluarga kelak, tanggung jawab akan berada dipundaknya. Analisa sederhana saya ini membuktikan bahwa MENTAL juga berpengaruh besar terhadap produktifitas seseorang.
Kasus kedua beda lagi ceritanya. Kala itu teman dekat saya dengan cantiknya mengenakan rompi kecil hasil rajutan tangan kreatif sang ibu. Saat saya bertanya, dia hanya menjawab dengan ekspresi datar seakan-akan rompi yang dikenakannya bukanlah sesuatu yang spesial. Kebetulan ibunya hanya mengisi hari dengan bantu-bantu di rumah keluarga besar dan membawa sebagian hasil masakan sebagai pengganti upah harian. Ayahnya sekarang lebih sering menganggur karena tidak ada lagi truk pasir yang bisa dibawa sebagai penghasil pundi-pundi uang.
Kebetulan saat saya berkunjung kerumahnya, obrolan seputar produk rajutan ini tidak bisa terelakan. Penasaran kenapa hasil rajutan yang terlihat sangat menarik dan rapi ini tidak dijual, jawaban beliau sangat klasik. "Mau dijual ke siapa?".
Saya tahu persis betapa mahalnya produk hasil rajutan yang terpajang di toko atau pusat perbelanjaan. Tas kecil saja yang kurang lebih hanya seukuran buku tulis, bisa dibandrol dengan harga Rp. 300.000,-. Memang wajar rasanya jika produk yang satu ini memiliki nilai jual tinggi, mengingat tidak semua orang memiliki kemampuan untuk merajut. Harusnya ibu teman saya bisa menghasilkan uang dari skill yang beliau miliki sehingga mampu membantu perekonomian keluarga. Terhambat dengan tidak adanya ilmu berdagang serta akses untuk menimba ilmu itu pun tidak tahu harus bagaimana, akhirnya keterampilan merajut itu hanya diasah saat waktu senggang saja. Di lingkungan sekitar tempat tinggal juga sama, kalau tidak kerja kantoran ya jadi ibu rumah tangga. Tidak ada contoh nyata yang bisa dijadikan pemacu semangat atau sumber belajar.
Berbeda dengan anak muda sekarang yang begitu mudahnya mendapatkan informasi dari kecanggihan teknologi, orang tua hanya mendengar informasi dari mulut ke mulut dan sesekali dari televisi jika kebetulan ada waktu untuk menonton. Kalau tidak ada tetangga yang berbincang tentang program pemerintah mengenai pengembangan SDM, barang tentu ibu-ibu ini tidak akan tahu. Jadi bisa ditarik kesimpulan bahwa KETIDAKTAHUAN menghambat langkah beliau untuk memberdayakan diri.
Harga produk hasil rajutan setelah memasuki pusat perbelanjaan
Selama ini banyak pihak yang berpikiran bahwa keterampilan adalah modal utama untuk mampu terjun ke dalam dunia kerja atau usaha. Kenyataannya, tidak produktif belum tentu tidak terampil. Contoh di atas hanyalah dua kasus kecil ditengah jutaan kasus serupa yang butuh perhatian khusus. Sayang sekali rasanya jika SDM terampil yang seharusnya bisa berkontribusi positif dalam dunia usaha dan ekonomi, malah tersia-siakan hanya karena hal-hal yang kurang mendapat perhatian, padahal bisa diselesaikan.
Disamping pemerintah, Kadin yang merupakan wadah para pengusaha untuk berkonsultasi dan berkomunikasi mengenai hal yang berkaitan dengan perdagangan, perindustrian dan jasa, telah berusaha optimal dalam memberikan pelatihan dan sosialisasi terkait pengembangan keterampilan SDM hingga kepada bantuan dana usaha. Namun jika diperhatikan kepada hal yang paling sederhana dan mendasar, ada hal lain yang dibutuhkan seluruh masyarakat Indonesia aktif sebagai SDM yang dimiliki bangsa ini agar dapat menjadi SDM unggul yang berdaya saing.
Pentingnya Membangun Kesiapan Mental untuk Berlaku Produktif
Membentuk kesiapan mental tidak bisa hanya dalam hitungan hari, namun butuh waktu yang lebih panjang. Semakin dini mempersiapkan mental untuk menjadi SDM unggul yang mampu berlaku produktif, maka akan semakin baik pula hasilnya. Jika selama ini pemerintah hanya fokus terhadap SDM yang siap kerja, namun kali ini kasusnya sedikit berbeda.
Program sosialisasi terkait membangun kesiapan mental dapat diberikan kepada anak-anak, para orang tua dan tenaga pendidik agar mereka paham akan pentingnya membentuk kepribadian yang bukan hanya terampil namun juga produktif, berdaya saing, dan mampu menghadapi tantangan global yang penuh resiko sehingga dapat mempraktekkannnya dalam kehidupan sehari-hari menyertai tumbuh kembang anak.
Orang tua dan tenaga pendidik memegang peranan penting dalam mempersiapkan mental anak agar dapat menjadi SDM unggul nantinya. Membentuk generasi bangsa yang berpotensi untuk membangun negara memerlukan dukungan berbagai pihak, bukan hanya keluarga, namun seluruh lapisan masyrakat, lembaga hingga pemerintah.
Perdalam Target Program
Selama ini program sosialisasi dan pelatihan yang diadakan masih terfokus kepada pengusaha atau kaum muda yang memiliki minat terhadap bidang tertentu. Padahal SDM yang dimiliki bangsa ini tidak terbatas hanya kepada kaum muda saja.
Ibu-ibu rumah tangga dengan kemampuan masaknya, atau bapak-bapak paruh baya dengan kemampuan menjahitnya pun masih layak untuk mendapatkan pembinaan dan arahan dari pemerintah agar mampu mengembangkan dirinya lebih jauh lagi sehingga skill yang dimiliki tidak tenggelam begitu saja termakan usia.
Beberapa kali saya membaca dan menonton berita atau talkshow yang membahas mengenai orang-orang luar biasa nan terampil tanpa ragu membagi ilmunya kepada warga di daerah terpencil yang masih sangat awam dengan dunia usaha. Merubah perekonomian bangsa tidak harus terfokus pada hal besar saja, dan malah mengenyampingkan hal kecil yang dianggap tidak mampu berperan besar. Seharusnya pemerintah bisa melakukan hal serupa atau bekerja sama dengan pahlawan milenial ini untuk membantu SDM di Indonesia membuka jalan terang demi kehidupan lebih baik dengan memiliki keterampilan yang mampu merubah perekonomian keluarga dalam skala kecil dan berpengaruh kepada perkembangan perekonomian negara dalam skala besar. Bayangkan saja jika jutaan SDM di pelosok negeri yang selama ini tidak terjangkau program pemerintah, dibekali berbagai keterampilan yang mampu bersaing di pasaran sehingga mereka berhasil diberdayakan demi pembangunan negeri. Pasti dampak besarnya akan dirasakan dalam perkembangan di berbagai sektor, terutama ekonomi.
Perluas Penyebaran Informasi
Kemajuan teknologi yang semakin merasuki setiap lini kehidupan masyarakat memang memberi banyak kemudahan dalam penyebarluasan informasi. Begitu pula dengam program pemerintah, Kadin Indonesia, atau pihak lain yang berkaitan dengan perdagangan, usaha atau pelatihan tenaga kerja terampil. Hanya dalam satu langkah mudah, pengumuman pun bisa dibaca oleh seluruh pengguna jaringan internet. Namun bagaimana dengan penduduk yang tinggal di pelosok yang masih belum terjamah jaringan internet? Ibu-ibu atau bapak-bapak yang masih setia dengan handphone tombolnya yang hanya bisa digunakan untuk menelepon teman dan kerabat? Meskipun mereka mampu, mereka bersemangat, mereka sangat butuh akan arahan yang tepat, tapi jika pintu yang seharusnya menjadi gerbang kesuksesan ini malah tidak pernah mampu digapai.
Sebaiknya aparat daerah seperti Camat, Lurah atau Ketua RT secara berjenjang bisa dilibatkan dalam menyebarluaskan program-program pemerintah terkait pengembangan keterampilan dan usaha dengan cara terjun langsung di tengah masyarakat agar semua kalangan bisa turut aktif dan manfaaatnya pun bisa dirasakan secara maksimal dan menyeluruh.
Membangun Indonesia produktif melalui SDM yang unggul tidak hanya terhambat oleh masalah teknis, namun banyak masalah non teknis yang selama ini kurang mendapat perhatian. Banyak ibu-ibu yang telah berhasil mempraktekkan bagaimana caranya membuat kue enak, namun mereka tidak tahu bagaimana memulai menjualnya. Banyak sarjana arsitektur yang sudah paham betul bagaimana caranya mendesain sebuah rumah, namun mereka tidak memiliki mental unggul sehingga tidak memiliki minat memanfaatkan ilmunya. Banyak bapak-bapak yang paham betul bagaimana caranya bercocok tanam cabe keriting yang bebas hama dengan hasil melimpah, namun kondisi tempat tinggalnya tidak mendukung untuk mengimplementasikannya dan tidak menemukan solusi akan hal itu.
Kadin Indonesia yang beranggotakan pengusaha nasional dari berbagai sektor diharapkan bisa menjadi penyambung tangan masyarakat kepada pemerintah dan sebaliknya dalam upaya pengembangan usaha dan keterampilan sehingga dapat menjadi SDM yang unggul dan produktif. Bukankah setiap orang memilki kemampuan unik masing-masing yang jika diarahkan dengan tepat dapat menghasilkan hal yang besar?
Semoga kedepannya dengan gebrakan-gebrakan baru, seluruh kalangan masyarakat, baik yang muda maupun yang tua, baik yang di kota maupun yang di desa, baik yang melek teknologi maupun yang masih awam teknologi, seluruhnya dapat merasakan program-program pengembangan SDM yang digalakkan pemerintah demi terwujudnya Indonesia produktif.
Inilah pandangan sederhana saya akan keadaan nyata dari SDM yang dimiliki Indonesia. Tidak produktif belum tentu tidak memilki skill. Karena unggul tidak hanya berpatok pada keterampilan yang dimilki, namun bagaimana caranya agar keterampilan itu dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga dan negara.
Tulisan ini dikutsertakan dalam blog competition yang diselenggarakan oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dengan tema "SDM Unggul, Indonesia Produktif" agar masyarakat dapat berpartisipasi menyampaikan aspirasi, saran dan harapannya kepada pemerintah untuk mendorong Indonesia lebih produktif, berdaya saing dan fleksibel dalam menghadapi tantangan global demi terwujudnya visi Indonesia "Pembangunan Sumber Daya Manusia".
Infografis diolah oleh penulis berdasarkan referensi.
Foto dan gambar yang dicantumkan bersumber dari dokumentasi pribadi, https://kadin.id/, www.google.com dan www.freepik.com.
Referensi :
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1987 Tentang Kamar Dagang dan Industri
Senang nggak sih saat melihat anak kecil yang sudah bersikap sopan dan mengerti tata krama diusia mereka yang masih seumur jagung? Semakin dini orang tua mengajarkan hal penting ini, maÄ·a semakin cepat pula anak mengerti bagaimana cara mengungkapkan sesuatu dengan cara yang benar.
"Bun, besok mau ikut ke Jatinangor nggak? Bandung, tapi kesananya lagi. Kebetulan ada acara kantor sehari doang, Jumat depan. Sabtu-nya kita bisa sekalian liburan ke Lembang. Berangkat pagi, biar nggak kena macet."
"Tapi ini kan sudah akhir bulan, Yah. Sayang duit buat sewa hotelnya. Mau cari hotel yang bagus pun pasti mahal, kasian anak-anak kalau hotelnya nggak nyaman. Mending pakai fasilitas dari kantor saja, sekamar berdua sama teman Ayah. Liburannya lain kali saja."
Beberapa waktu lalu, si Ayah mengajak aku dan anak-anak ke Jatinangor karena ada acara kantor. Kebetulan acara tersebut diadakan hari Jumat, rasanya sangat sayang jika akhir pekan terlewatkan begitu saja mengingat Jatinangor tidak begitu jauh dari Bandung. Maklum, Bandung merupakan kota terdekat dari Jakarta yang menjadi tujuan favorit kita sekeluarga karena banyaknya objek wisata yang berada disana.
Sebagai ibu rumah tangga yang sadar akan "seret"-nya keuangan keluarga di tanggal tua, aku sempat menolak ajakan suami karena terbatasnya sisa uang bulanan untuk biaya sewa hotel. Biasanya kami selalu memilih hotel atau penginapan berfasilitas lengkap demi menjaga kenyamanan anak-anak yang selalu menjadi prioritas utama agar liburan tetap berjalan sesuai rencana. Nah, budget yang harus dikeluarkan pun tidak sedikit karena hanya hotel berbintanglah yang bisa memberikan semua kebutuhan kami.
Untung saja kesigapan si Ayah memberikan pencerahan. Ketakutanku akan pengeluaran besar diakhir bulan saat liburan dadakan ini pun seketika hilang. Di OYO Hotels, masalah biaya sewa-menyewa penginapan teratasi dengan tersedianya penginapan murah tapi nggak murahan! Liburan di akhir bulan pun tidak jadi masalah.
Kami berangkat dari Jakarta hari Kamis setelah makan siang dan tiba di Easton Park Residence, hotel yang telah di pesan melalui aplikasi OYO, di malam harinya karena lalu lintas yang dilalui cukup padat. Setelah masuk kamar, ternyata semua yang terlihat difoto sesuai dengan aslinya. Kamar senyaman ini beserta fasilitas lengkapnya, hanya seharga Rp. 180.000 saja. Ditambah dengan adanya fasilitas bayar di hotel, jadi semakin "anti ribet" bagi kami yang sudah berkeluarga. Memang ini lah yang kami butuhkan.
Kamar dengan Double Bed di Easton Park Residence Jatinangor
Sepanjang malam yang kami lalui di Easton Park Residence terasa nyaman dan tidak kalah dengan hotel berbintang. Bahkan disini juga ada kolam renang dan tempat gym juga, loh. Berhubung tidak memiliki waktu banyak, kami tidak sempat menikmati dua fasilitas ini. Padahal peralatan gym selalu menjadi incaranku dan suami untuk mengurangi ukuran lingkaran perut yang semakin hari semakin melebar.
Keesokan harinya, kami berangkat pagi-pagi buta dan berencana untuk sarapan di tempat makan yang berada di sepanjang perjalanan saja. Memang weekend seperti ini jalan menuju Lembang selalu ramai dan macet dengan banyaknya wisatawan yang datang ke berbagai objek wisata disana. Sebagai antisipasi, lebih baik kita mulai perjalanan kali ini lebih awal. Rencananya ada 2 lokasi wisata yang akan dikunjungi, yaitu Farm House dan Dusun Bambu.
Sebenarnya sangat banyak objek wisata di Lembang yang sangat menarik untuk dikunjungi. Ada Floating Market, De Ranch, The Lodge Maribaya, Grafika Cikole, Jendela Alam, Imah Seniman dan yang lainnya. Sepertinya objek wisata baru selalu saja muncul dan menambah panjang list kunjungan kami. Namun karena keterbatasan waktu, kami hanya berencana mengunjungi 2 lokasi saja, itu pun saat ke Dusun Bambu sudah terlalu sore dan tidak sempat menjelajah semua area. Merasa agak rugi sih, tapi berhubung kami harus memprioritaskan kenyamanan anak, akan lebih baik jika segera kembali sebelum malam. Semoga ada kesempatan untuk kembali lagi kesana.
Objek wisata dengan desain ala Eropa ini sudah menjadi lokasi hits dan instagramable dikalangan keluarga milenial. Jadi wajar saja saat kami tiba di lokasi yang kebetulan belum terlalu siang, parkiran sudah dipenuhi oleh kendaraan pengunjung. Untung saja parkirannya luas, masih tersisa beberapa slot lagi untuk parkir mobil.
Tanpa membuang waktu, kami segera mencari pintu masuk agar tidak terlalu kepanasan saat berjalan-jalan nanti karena memang cuaca dihari itu sangat cerah dan tidak banyak awan yang menghalangi teriknya sinar matahari. Singkat cerita, setelah membeli tiket yang dapat ditukarkan dengan satu gelas susu segar bervarian rasa, kami langsung disambut dengan bangunan dan jalanan benuansa Eropa. Ditambah lagi banyaknya wisatawan yang menyewa baju khas pedesaan Eropa yang berswafoto disepanjang jalan, semakin membuat kami sekeluarga benar-benar merasa berada di benua lain. Seandainya aku dan suami belum disibukkan dengan menggendong bayi, mungkin kami sudah menyewa baju ini dan berswafoto dibawah suasana apik yang entah dimana lagi akan menemukannya tanpa harus jauh-jauh ke Eropa.
Rumah Hobbit yang menjadi salah satu spot foto wajib di Farm House
Banyak spot foto menarik yang sayang untuk dilewatkan disini, seperti bangunan ciamik lengkap dengan sewa baju bernuansa Eropa yang menjadi ciri khas, rumah Hobbit yang berukuran mini, taman bunga, serta berbagai hewan lucu yang bisa diajak berinteraksi seperti biri-biri, burung, sapi, kelinci dan lainnya. Rasanya rugi sekali jika tidak mengabadikan momen bersama keluarga dengan latar belakang yang indah ini.
Berinteraksi dengan hewan di Farm House
Sebagai objek wisata keluarga ramah anak, Farm House terlihat begitu bersih dan terawat serta terkelola dengan baik. Mulai dari tempat makan, kursi yang tersedia diberbagai sudut rindang untuk beristirahat, toilet umum, serta toko cendera mata sebagai akhir dari perjalanan pengunjung agar dapat membawa oleh-oleh sebagai kenang-kenangan atau dibagikan ke sanak keluarga dan teman.
Tempat duduk di bawah pepohonan yang rindang
Banyak bangunan mini bagus yang sayang untuk dilewatkan
Farm House merupakan salah satu objek wisata keluarga kesukaan kami karena tersedianya berbagai keseruan yang menanti didalamnya. Momen terfavorit kami adalah saat berinteraksi dengan binatang lucu sebagai upaya dalam memperkenalkan dunia hewan kepada anak. Bukan hanya itu, keberanian anak untuk mendekati, memegang atau memberi makan hewan juga dapat dirangsang. Ini bisa dibilang sebagai wisata edukasi karena bisa berwisata sekaligus menjadi wahana belajar bagi anak. Apalagi kebersihan hewan dan kandangnya sangat terjaga dari kotoran. Jadi orang tua tidak perlu khawatir untuk membiarkan anaknya bermain bersama hewan kesukaan mereka.
Awalnya agak ragu untuk melanjutkan perjalanan wisata ini ke Dusun Bambu karena jam yang sudah menunjukkkan pukul 3 sore. Mau langsung pulang ke Jakarta tapi masih ada sisa waktu sebelum malam, sayang rasanya jika tidak memaksimalkan sisa waktu yang sedikit ini. Mumpung sudah disini. Meskipun ragu, akhirnya suami memutuskan untuk tetap mengunjungi Dusun Bambu walaupun hanya sebentar. Beruntungnya, tidak terlalu banyak waktu yang dihabiskan di perjalanan. Macet yang dikhawatirkan tidak tampak sama sekali.
Memasuki area Dusun Bambu, parkiran luas sangat membantu kami untuk memarkirkan mobil tidak jauh dari loket pembelian tiket masuk. Belum berjalan terlalu jauh dari area parkir, kami sudah dibuat takjub dengan susunan bilah bambu yang entah berapa ratus jumlahnya, tersusun tinggi dan megah. Tak menyia-nyiakan hal semenarik ini, beberapa foto sudah berhasil tersimpan dalam memori kamera. Lumayan sebagai pembuka.
Susunan bambu di pintu masuk objek wisata Dusun Bambu
Kami membeli tiket masuk tanpa perlu mengantri karena memang sudah terlalu sore untuk berkunjung. Ternyata tiket masuk ini bisa ditukarkan dengan satu pot bibit tanaman saat keluar nanti. Sungguh usaha yang begitu mulia dalam mengupayakan kelestarian alam. Secara pribadi, aku sudah mulai tertarik dengan tempat ini karena pengelolaannya yang begitu peduli akan alam.
Tidak jauh dari loket pembelian tiket, kami sudah ditunggu oleh kendaraan khusus seperti kereta mobil untuk mengitari area Dusun Bambu yang luas tanpa perlu lelah berjalan. Wah, lumayan juga. Kami yang harus menggendong anak kemana-mana ini merasa sangat terbantu sekali.
Kerindangan dapat dirasakan hampir diseluruh area Dusun Bambu karena banyaknya pohon rindang yang memberikan kesejukan. Angin semilir mampu membunuh hawa panas tubuh terasa begitu menyamankan. Suasana alam dengan nuansa Sunda yang cocok dinikmati bersama keluarga ini, menjadikan Dusun Bambu sebagai objek wisata favorit semua kalangan. Bagaimana tidak, mulai dari orang tua sampai balita banyak yang berkunjung kesini. Spot foto menarik yang tentunya juga instagramable bertebaran dimana-mana sehingga disetiap kaki melangkah bawannya ingin berfoto terus.
Taman luas di Dusun Bambu yang terawat dan terkelola dengan baik
Dusun Bambu menyediakan beberapa tempat makan yang memiliki ciri khas masing-masing yaitu Restoran Purbasari dengan saung disekeliling danau yang menenangkan, Cafe Burangrang yang menyuguhkan pemandangan indah area disekitar Danau dari ketinggian dan Lutung Kasarung Area dengan tempat makan seperti sarang burung yang menggantung terlihat begitu unik.
Spot foto wajib di Dusun Bambu
Selain itu, Taman Arimbi dengan aliran sungai kecil ditenganya tampak begitu terawat dan indah, cocok untuk dijelajahi bersama keluarga. Anak-anak tentunya akan senang berlarian kesana kemari dan sesekali dapat mengabadikan momen ini dengan beberapa kali pengambilan foto di spot menarik. Berbagai aktifitas bisa dilakukan di Dusun Bambu, seperti playground sebagai area bermain anak, berjalan menyusuri sawah berjenjang, menaiki perahu mengitari danau atau booth wahana seru lainnya. Sebagai tambahan informasi, Dusun Bambu juga menyediakan resort dan penginapan jika ingin lebih lama lagi menikmati ketenangan dan keindahan tempat ini.
Kami sekeluarga memang hobi travelling. Seperti sudah menjadi sebuah kebutuhan. Makanya selalu ada tabungan khusus yang dikumpulkan demi menyalurkan hobi yang satu ini. Bahkan setelah memiliki balita pun, kami masih bersemangat untuk selalu menciptakan keseruan bersama dengan mengunjungi berbagai tempat wisata. Meskipun barang bawaan meningkat berkali-kali lipat dan tidak leluasa lagi untuk bereksplorasi karena lebih mendahulukan menyiapkan kebutuhan si kecil, atau tidak jarang pula rencana yang sudah tersusun rapi menjadi berantakan demi menjaga kestabilan mood anak, antusias kami masih tetap sama setiap kali merencanakan liburan.
Pengalaman memanglah guru terbaik. Semakin sering kami travelling dengan membawa serta anak-anak, maka semakin pandai pula kami mencari tips dan trik untuk meminimalisir terjadinya "kekacauan" saat liburan. Kami sebagai orang tua, selalu memastikan dulu 6 hal berikut sebelum memulai liburan bersama anak.
1 Pastikan Anak dalam Keadaan Sehat
Pastikanlah anak dalam keadaan fit sebelum memulai perjalanan. Pastikan juga anak mengkonsumsi makanan sehat, beristirahat yang cukup serta tidak terlalu lelah bermain agar rencana liburan yang sudah disusun rapi tidak berantakan atau batal.
2 Pastikan Cuaca Bersahabat
Pastikanlah jadwal liburan yang dipilih tidak berada dalam range waktu terjadinya cuaca ekstrim. Misalnya saja liburan ke daerah yang sedang dipuncak musim panas atau puncak musim hujan yang dapat mempengaruhi kesehatan anak.
3 Pastikan Lokasi Tujuan Ramah Anak
Jangan memilih lokasi tujuan liburan yang terpelosok, rute perjalanan yang tidak memungkinkan dan berbahaya untuk dilalui anak atau waktu tempuh yang sangat lama. Walaupun banyak objek wisata bagus yang berlokasi jauh dari pusat kota, tapi jangan sampai orang tua egois dan memaksakan keadaan tanpa memikirkan kenyamanan anak. Dengan mengikutsertakan balita dalam perjalanan liburan, lebih baik memilih lokasi yang ramai, banyak pedagang makanan, mini market dan sarana pendukung lainnya agar semua kebutuhan anak tetap terpenuhi.
4 Pastikan Menggunakan Transportasi yang Aman
Gunakanlah alat transportasi yang aman bagi anak saat menuju tempat berlibur, selama berlibur dan kembali dari berlibur. Contoh transportasi yang berbahaya misalnya perahu kecil yang beresiko jatuhnya anak ke air, pesawat kecil dengan goncangan yang lebih terasa atau bis penuh sesak dan panas. Orang tua harus bijak menentukan alat transportasi apa saja yang aman atau tidak aman untuk dinaiki anak.
5 Pastikan Memilih Penginapan yang Nyaman
Penginapan saat liburan bisa dikatakan sebagai rumah untuk pulang setelah lelah beraktifitas. Kenyamanan penginapan yang dipilih sangat berpengaruh terhadap kestabilan kesehatan fisik dan emosi selama berlibur. Apalagi sampai menetap disana berhari-hari, tentunya waktu beristirahat ini menjadi hal paling penting untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap fit menjalankan rencana yang telah tersusun. Pilihlah penginapan dengan fasilitas lengkap seperti mengutamakan kebersihan, adanya water heater, pendingin ruangan, air yang jernih, kasur yang luas atau ukuran kamar yang tidak terlalu sempit.
6 Pastikan Membawa Semua Kebutuhan Anak
Ingatlah seluruh aktifitas anak mulai dari pagi hari saat bangun tidur hingga nanti tidur lagi di malam hari. Catatlah semua kebutuhan anak mulai dari mandi, makan, minum, cemilan, mainan, baju, selimut, jaket, obat-obatan dan kebutuhan penting lainnya. Sesuaikan juga barang bawaan dengan rencana, cuaca dan kondisi di tempat tujuan. Misalnya saja kostum musim dingin, pakaian tipis dan nyaman saat musim panas, kaca mata hitam dan perlengkapan renang jika ingin bermain di pantai. Tidak masalah jika membawa sesuatu tapi tidak terpakai dari pada tidak memiliki apapun disaat butuh. Namun jika ada kebutuhan anak yang tertinggal maka lokasi wisata pilihan yang disekelilingnya terdapat pertokoan, bisa saja dapat memenuhi kebutuhan yang tertinggal tersebut. Makanya penting untuk memilih lokasi wisata yang tidak jauh dari pusat kota selama membawa bayi atau balita untuk mengantisipasi kejadian seperti ini.
Penginapan menjadi salah satu hal penting yang harus dipersiapkan sebelum memulai liburan. Kami lebih memilih booking hotel melalui aplikasi dari pada mencari hotel on the spot. Kenapa? Karena melalui aplikasi, semua foto dan fasilitas hotel bisa dilihat dengan jelas dan detail tanpa harus berkeliling dan menanyakan satu per satu secara langsung ke petugas hotel. Jika ada yang masih ragu, bisa langsung menelepon nomor kontak hotel yang bisa dihubungi. Kepastian adanya kamar kosong juga menjadi alasan. Seringnya mengalami pengalaman "kehabisan kamar" membuat kami kapok untuk memesan hotel secara langsung, apalagi diakhir minggu atau libur nasional.
OYO Hotels sangat membantu kami dalam mencari hotel yang sesuai dengan kebutuhan keluarga. Harganya yang terjangkau namun tetap mengutamakan kenyamanan tamu dengan standar fasilitasnya menjadi alasan utama kami memilih OYO Hotels sebagai aplikasi favorit yang selalu dipercaya untuk urusan pemesanan hotel. Pokoknya top deh.
Apalagi sekarang ini si Ayah dalam masa tugas belajar dan bisa libur kuliah lebih kurang 1 bulan di setiap semesternya. Kesempatan ini menjadi masa-masa emas untuk memperbanyak quality time keluarga kami dengan merencanakan liburan seru. Jika mendapat diskon 70% dari OYO Hotels dengan mengikuti blog competition ini, kami bisa menuntaskan list objek wisata di Lembang yang belum sempat dikunjungi. Target selanjutnya adalah De Ranch dan Grafika Cikole. Tidak masalah kalau harus booking hotel untuk dua malam bahkan tiga malam sekaligus, kan yang satu malamnya sudah diskon 70%, nah yang dua malam lagi tinggal bayar sesuai yang tertera di aplikasi OYO. Harga bersahabat plus tambahan diskon 70% sudah pasti menyenangkan hati emak-emak ini. Sisa tabungannya bisa dialokasikan untuk liburan berikutnya deh.
OYO Hotels merupakan startup jaringan hotel asal India yang resmi masuk ke Indonesia sejak Oktober 2018 lalu. Tidak butuh waktu lama, hingga Juli 2019 mitra jaringannya telah mencapai 850 hotel dan 23.000 kamar di 86 kota di Indonesia. OYO Hotels menargetkan akan ada penambahan kamar hingga 1.000 - 2.000 kamar per bulannya. Jika ditotalkan, OYO memiliki lebih dari 500.000 kamar di India, USA, UK UAE, Philipina, Malaysia, Nepal dan Indonesia.
OYO Hotels memiliki persembahan spesial berupa brand Collection O yang menghadirkan pengalaman menginap di lokasi prima dan fasilitas lengkap untuk kalangan profesional muda, pebisnis, maupun keluarga dengan harga yang kompetitif. Collection O tetap memberikan core promise OYO yaitu koneksi Wifi cepat dan gratis, air panas, linen bersih, perlengkapan mandi, kamar mandi higienis AC dan televisi. Namun ada tambahan fasilitas lebih yang ditawarkan Collection O yaitu kolam renang, fasilitas olahraga, restoran, ruang pertemuan dan area parkir. Jika ingin menginap di hotel berstandar bintang 3, maka di Collection O kamu bisa mendapatkannya.
Masih ragu dengan OYO Hotels? Dengan banyaknya kenyamanan dan kemudahan yang diberikan ini? Kalau aku sih sudah yakin dan mantap memilih OYO Hotels!
Bagaimana sih cara booking hotel di OYO Hotels? Mudah banget!
Pertama kamu harus membuka alamat URL https://www.oyorooms.com/id/ atau download dulu aplikasinya. Aplikasi OYO Hotels sudah tersedia untuk platform Android dan IOS. Jadi pastikan aplikasi sudah terinstal dan kamu sudah melakukan registrasi. Silahkan download dengan klik tombol dibawah ini.
Kemudian pilih lokasi tujuan kamu dengan klik salah satu kota yang ditampilkan atau bisa mengetik pada kolom yang tersedia jika kota pilihanmu tidak ditampilkan. Tidak tampil bukan berarti hotelnya tidak ada ya guys. Contohnya saja saat kami memilih hotel di Jatinangor, Jawa Barat kemarin. Ternyata ada loh, banyak pilihannya pula. Jika nanti kami akan berlibur ke Lembang lagi, mungkin akan mencari hotel di daerah Lembang saja agar lebih dekat ke lokasi objek wisata. Bisa juga hotel di kota Bandung menjadi pilihan jika ingin menikmati suasana kota dan berkuliner dimalam harinya.
Ketik atau pilih lokasi hotel tujuanmu
Selanjutnya semua hotel OYO di daerah tujuanmu akan tampil. Silahkan dipilih dan lihat semua keterangannya untuk lebih jelas.
Puluhan bahkan ratusan hotel OYO disekitar lokasi pilihanmu akan tampil
Misalnya Easton Park Residence terlihat menarik dari sekilas foto yang ditampilkan. Maka setelah meng-klik hotel tersebut, halaman baru akan muncul dan memperlihatkan semua keterangan hotel secara detail. Mulai dari foto dokumentasi, fasilitas, kategori kamar dan harga.
Detail hotel yang kamu pilih tertera secara lengkap
Setelah yakin akan pilihanmu dengan melihat semua keterangan dan fasilitas yang ada, kamu bisa memilih tanggal menginap, jumlah orang dan jumlah kamar yang dipesan serta memeriksa kembali data diri pemesan.
Masukkan tanggal check-in dan check-out serta jumlah kamar yang akan di booking
Nah, selanjutnya kamu bisa langsung booking hotel pilihanmu dengan pilihan pembayaran yang tersedia. Bisa secara transfer atau pay at hotel jika tersedia. Kemudian tunggu konfirmasi dari OYO melalui email dan SMS berdasarkan data diri pemesan yang telah dimasukkan. Selesai.
Konfirmasi booking OYO Hotels melalui email dan SMS
Gampang kan? Jadi tunggu apa lagi? Liburan kapan pun tetap bisa terwujud dengan OYO Hotels. Pilih hotel sesukamu karena ada #OYODimanaMana. Dijamin pengeluaran kamu tidak akan membengkak lagi hanya untuk biaya hotel. Dapatkan kamar senyaman hotel berbintang tanpa takut kantong jebol.
Jika ingin tahu lebih banyak tentang OYO Hotels, kamu bisa follow akun Instagram dan Twitternya. jangan sampai ketinggalan promo menariknya ya.
Tulisan ini diikutsertakan dalam kompetisi blog OYO Hotels.
Foto dan gambar yang digunakan bersumber dari dokumentasi pribadi, aplikasi OYO dan www.freepik.com.
Infografis menggunakan template dari aplikasi canva dan www.freepik.com dengan informasi yang diolah penulis bersumber dari:
Menciptakan keseruan bersama keluarga tentunya akan memperat ikatan batin antara satu dengan yang lain. Liburan merupakan salah satu cara terjitu yang paling banyak dipilih keluarga untuk menikmati hari-hari bersama. Tapi bagaimana jika satu anggota keluarga masih bayi? Masih belum genap berusia 1 tahun? Atau masih balita? Tenang, liburan masih bisa terlaksana dengan sukses kok, asalkan pastikan dulu 6 hal berikut ini.
Wajar jika orang tua merasa cemas dan takut saat mengajak buah hatinya untuk ikut liburan bersama apalagi sampai berhari-hari. Tapi kalau tidak liburan dan jalan-jalan, kejenuhan dan kebosanan akan aktifitas keseharian bisa saja menggerogoti pikiran dan hati. Yap, liburan adalah kebutuhan. Pastinya orang tua tidak akan tega meninggalkan anak bukan?
Mengikuti anak dalam sebuah kompetisi ternyata bukan hanya memberikan kesenangan dan keseruan kepada si kecil, namun banyak hal positif yang dapat dirangsang demi maksimalnya tumbuh kembang anak. Lomba apapun itu, mudah atau sulit, semuanya sama. Misalnya saja lomba sederhana pada acara 17 Agustus-an di sekitar tempat tinggal seperti lomba makan kerupuk, memasukkan pensil dalam botol, memindahkan bendera dan yang lainnya. Atau lomba yang membutuhkan kompetensi yang lebih tinggi seperti perlombaan cabang olahraga, menggambar, melukis, seni peran, dancing, modeling dan bernyanyi. Bahkan perlombaan merangkak pun sudah diadakan untuk anak berusia dibawah satu tahun.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, menyatakan bahwa Cagar Budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya dan Kawasan Cagar Budaya di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan melalui proses penentapan.
Tidak semua benda, bangunan atau struktur dapat dikatakan sebagai Cagar Budaya. Proses penetapan Cagar Budaya harus melalui beberapa tahapan dan memenuhi kriteria berikut:
Berusia 50 tahun atau lebih;
Mewakili masa gaya paling singkat berusia 50 tahun;
Memiliki arti khusus bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan; dan
Memiliki nilai budaya bagi penguat kepribadian bangsa.
Cagar Budaya mengandung nilai-nilai luhur kebudayaan dari nenek moyang terdahulu yang bisa menjadi pegangan dalam kehidupan serta nilai sejarah yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Banyak tersimpan cerita penting dalam sebuah Cagar Budaya sehingga dapat diolah menjadi ilmu bermanfaat bagi generasi setelahnya. Sifat unik, langka, terbatas, dan tidak dapat diperbaharui yang dimiliki Cagar Budaya memiliki daya tarik tersendiri sehingga mampu meningkatkan kepribadian bangsa.
Indonesia sangat kaya akan Cagar Budaya, karena begitu banyaknya keanekaragamanan suku dan budaya dalam masyarakatnya. Hal ini dibuktikan dengan telah ditetapkannya 1.512 Cagar Budaya yang terdiri dari 63 Benda, 988 Bangunan, 109 Struktur, 327 Situs dan 25 Kawasan yang tersebar di seluruh pelosok nusantara. Sistem registrasi Cagar Budaya selalu terbuka sehingga sangat besar kemungkinan jumlah tersebut akan terus bertambah. Bahkan beberapa diantaranya telah dinobatkan sebagai situs warisan dunia yang ditetapkan oleh UNESCO seperti Candi Borobudur, Candi Prambanan, Taman Nasional Komodo, Taman Nasional Ujung Kulon, Situs Manusia Purba Sangiran, Taman Nasional Lorentz, Taman Nasional Sembilang, Taman Nasional Gunung Leuser, Taman Nasional Kerinci Seblat, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Cultural Landscape Subak Bali dan yang baru-baru ini adalah Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto.
Begitu kayanya negara ini akan Cagar Budaya yang semestinya bisa memberikan dampak besar dalam segala aspek. Merujuk kembali kepada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010, Cagar Budaya dapat dimanfaatkan oleh setiap orang untuk berbagai kepentingan positif, yaitu dalam bidang agama, sosial, pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, kebudayaan dan pariwisata. Maka dari itu, peran serta kita semua lah untuk ikut aktif dalam merawat warisan lintas generasi ini agar tidak ada kerugian dan penyesalan di kemudian hari, mengingat betapa besarnya manfaat yang dapat diberikan.
Cagar Budaya yang dilestarikan dapat memberikan banyak manfaat dalam berbagai aspek. Bukan hanya sebagai sumber ilmu sejarah, namun jika dilihat dari cakupan yang lebih luas, masih banyak lagi manfaat besar lain yang dapat dirasakan. Tidak hanya bagi perorangan atau kelompok, namun juga bagi negara.
✔ Sumber Ilmu Sejarah
Berbagai cerita masa lalu tersimpan dalam Cagar Budaya. Cerita yang hanya bisa terungkap melalui benda bersejarah ini menjadi sumber ilmu penting dalam mempelajari peradaban manusia. Digolongkan sebagai ilmu sejarah, Cagar Budaya dapat memberikan informasi kehidupan masa lalu yang bisa dijadikan inspirasi dan pegangan dalam menjalani kehidupan masa sekarang baik dari segi kepercayaan, norma, budaya, kebiasaan atau adat istiadat.
✔ Menambah Devisa Negara
Cagar Budaya berpotensi besar untuk menjadi sebuah destinasi wisata menjanjikan dan tentunya akan menguntungkan negara. Hasil dari kunjungan para wisatawan ini dapat memberikan sumbangsih dalam meningkatkan devisa negara. Bahkan anggaran negara yang dikhususkan untuk memelihara Cagar Budaya bisa ditekan dengan pemasukan yang diterima oleh Cagar budaya itu sendiri.
✔ Tereksposnya Daerah Cagar Budaya
Semakin tersohor Cagar Budayanya, maka semakin tersohor pula lokasi keberadaannya. Bukan hanya pada tingkat nasional, besar pula kemungkinannya daerah tersebut akan terkenal hingga ke dunia internasional. Selain membuat bangga, hal ini tentunya sangat berpengaruh besar pada pertumbuhan dan perkembangan daerah dalam berbagai aspek seperti pendapatan, pembangunan, kemajuan dan sebagainya.
✔ Berkembangnya Sarana Pendukung
Pengunjung membutuhkan berbagai sarana pendukung agar nyaman dan aman saat menikmati pesona Cagar Budaya. Berkembangnya berbagai sarana seperti infrastruktur, hotel dan penginapan, toko oleh-oleh, rumah makan, atau pusat kerajinan sangat mungkin terjadi. Secara langsung hal ini juga berdampak positif pada kehidupan masyarakat disekitarnya.
✔ Terbukanya Lapangan Kerja
Cagar Budaya dapat memberikan berbagai lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar atau tenaga ahli sekali pun. Bukan hanya sebagai pengelola dan juru rawat Cagar Budaya yang membutuhkan keahlian khusus, tapi sarana pendukung di sekitarnya juga dapat memberikan lowongan pekerjaan baru. Contohnya sebagai pedagang, guide, petugas hotel, pengusaha, pengrajin, koki rumah makan dan masih banyak lagi.
Jika dulu pemerintah lebih mendominasi peran dalam merawat dan melestarikan Cagar Budaya, sekarang sistem pengelolaan Cagar Budaya sudah sedikit berbeda. Dikutip dari situs kebudayaan.kemendikbud.go.id
Dewasa ini pelestarian Cagar Budaya mengalami perubahan paradigma yaitu dilaksanakan secara terpadu, terintegrasi dan berkelanjutan (continuity integtated system) antara seluruh pemangku kepentingan yakni pemerintah pusat, pemerintah provinsi/pemerintah kabupaten/pemerintah kota, kalangan swasta, unsur perguruan tinggi dan masyarakat umum.
Kerjasama dari banyak pihak ini bukan hanya dalam pelaksanaan pelestarian saja, namun juga dalam pembiayaannya. Pemerintah pusat menetapkan anggaran pelestarian Cagar Budaya yang berasal dari APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara), pemerintah daerah yang berasal dari APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah), donatur dari pihak swasta, perguruan tinggi dan masyarakat, serta bantuan dari luar negeri seperti UNESCO dan organisasi internasional lain yang sangat peduli akan kelestarian Cagar Budaya.
Pengelolaan Cagar Budaya harus berdampak pada kesejahteraan masyarakat, karena memang masyarakat lah pemilik sah dari Cagar Budaya. Jadi pemanfaatan Cagar Budaya tidak lagi hanya dalam bidang akademis saja, namun juga harus meliputi ekonomi dan ideologi bangsa. Pelestarian Cagar Budaya tidak hanya mencakup objek Cagar Budaya tersebut, namun harus melibatkan aspek lain yang terkait seperti lingkungan dan masyarakat sekitar.
Pemerintah telah menetapkan aturan mengenai pelestarian Cagar Budaya dalam Undang-Undang Republik Indonesai Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, Peraturan Daerah dan landasan operasional yang berpedoman pada tugas pokok dan fungsi Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman. Khusus bagi Cagar Budaya yang sudah terdaftar sebagai Warisan Budaya Dunia, pelestarian yang dilakukan juga harus mengacu kepada peraturan internasional UNESCO yaitu Convention on Protection of the World Cultural and Natural Heritage tahun 1972 serta peraturan perundang-undangan terkait lainnya.
Pelestarian Cagar Budaya harus melibatkan para ahli karena dilakukan berdasarkan hasil studi kelayakan yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademis, teknis dan administratif. Selain itu etika pelestarian juga harus diperhatikan demi mempertahankan kondisi asli Cagar Budaya beserta sejarahnya. Secara berkala, pemerintah akan mengikutsertakan teknisi-teknisi muda yang terlibat dalam pelestarian Cagar Budaya untuk mengikuti pelatihan, workshop atau seminar demi meningkatkan kemampuan dan keterampilan. Tidak hanya itu, pemerintah juga gencar mensosialisaikan pelestarian Cagar Budaya kepada masyarakat agar makin banyak lagi yang peduli akan Cagar Budaya sehingga pemanfaatannya dapat dirasakan secara maksimal dan menyeluruh.
Tanpa adanya dukungan dari masyarakat, usaha pemerintah dan pihak terkait lainnya dalam melestarikan Cagar Budaya tidak akan berjalan optimal. Memang sudah seharusnya lah masyarakat sebagai pemilik sah sekaligus penerima manfaat dari Cagar Budaya memberikan kontribusi semaksimal mungkin demi terwujudnya Cagar Budaya yang "produktif".
Aktif dalam Kegiatan Sosialisasi
Tak kenal maka tak sayang. Jika tidak ada ilmu mengenai Cagar Budaya itu sendiri, bagaimana rasa peduli akan muncul? Dengan mengikuti sosialisasi yang dilakukan pemerintah, maka masyarakat yang masih awam akan lebih paham dan mengerti mengenai seluk-beluk Cagar Budaya yang selanjutnya dapat memancing kepedulian dan tergerak untuk aktif memelihara Cagar Budaya sehingga dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin demi kesejahteraan bersama.
Tidak Memperjual-belikan Benda Cagar Budaya
Benda langka dengan cerita sejarahnya tentu saja memiliki nilai tinggi jika dihargai dengan nominal uang. Walaupun menggiurkan, jangan sampai sekali-kali memperjual-belikan benda Cagar Budaya demi keuntungan pribadi atau kelompok. Seharusnya benda Cagar Budaya ini dapat dimanfaatkan oleh khalayak ramai demi kemajuan ilmu pengetahuan, ekonomi dan ideologi.
Menjadikan Cagar Budaya sebagai Pilihan Destinasi Wisata
Memilih untuk berwisata ke Cagar Budaya secara tidak langsung memberikan sumbangsih dalam memaksimalkan pemanfaatan Cagar Budaya tersebut. Bayangkan saja jika ada ribuan atau bahkan jutaan orang yang memiliki pemikiran sama, tentu saja Cagar Budaya akan semakin ramai pengunjung dan berdampak pada kemajuan daerah dan masyarakat sekitar, serta negara dalam skala besar. Pengunjung senang dan mendapat ilmu, penghasilan pedagang meningkat serta devisa negara bisa saja bertambah.
Patuhi Peraturan yang Berlaku
Saat berkunjung ke lokasi Cagar Budaya, patuhilah semua peraturan yang berlaku. Biasanya disekitar Cagar Budaya sering terpampang peraturan yang harus diperhatikan oleh pengunjung. Walaupun di beberapa lokasi tidak ada, sudah sewajarnya sebagai warga negara yang baik untuk tidak melakukan hal yang melanggar aturan atau norma umum dalam mengunjungi tempat wisata seperti melakukan tindakan anarkis, pengrusakan atau perbuatan melanggar norma lainnya. Jagalah tingkah laku dan etika selama berada di area Cagar Budaya.
Tidak Melakukan Vandalisme
Vandalisme diartikan sebagai tindakan pengrusakan yang dilakukan terhadap hasil karya seni atau benda berharga lainnya. Cagar Budaya bisa saja tergolong kepada karya seni dan juga termasuk ke dalam benda berharga yang patut untuk dirawat, dilestarikan dan dilindungi. Jangan sampai tangan usil yang tidak bertanggung jawab melakukan tindakan pengrusakan seperti mengotori, mencoret-coret, atau melakukan perbuatan lain yang mengancam kelestarian Cagar Budaya.
Mempromosikan Cagar Budaya
Era digital saat sekarang ini sangat mempermudah tersebarnya informasi bahkan dalam hitungan detik. Mempromosikan Cagar Budaya yang dikunjungi melalui media sosial, website pribadi atau karya digital lain merupakan sebuah cara mudah dan ampuh dalam mempromosikan Cagar Budaya agar lebih dikenali secara luas. Sertakan foto dan cerita menarik agar semakin banyak wisatawan yang berminant untuk berkunjung.
Siap Memberikan Bantuan dalam Bentuk Apapun
Bentuk kepedulian masyarakat akan perawatan dan pelestarian Cagar Budaya dapat juga ditunjukkan dengan kesiapan diri untuk memberikan bantuan jika dibutuhkan. Bantuan ini bisa saja dalam bentuk tenaga seperti ikut serta dalam pembersihan, memberikan dana tambahan untuk operasional atau barang fungsional seperti CCTV, etalase pelindung, atau alat pembersih untuk menfasilitasi pengelolaan Cagar Budaya agar semakin lebih baik lagi.
Website pribadi atau blog merupakan sebuah platform yang mudah diakses dan bisa digunakan sebagai penyampai informasi kepada masyarakat luas. Ayo manfaatkan blog yang dimiliki untuk mengajak masyarakat dalam merawat dan melestarikan Cagar Budaya di Indonesia agar manfaat yang dirasakan lebih besar lagi. Semakin banyak orang yang sadar akan pentingnya Cagar Budaya, maka semakin banyak pula yang peduli akan kelestariannya. Mari ikuti Kompetisi Blog Cagar Budaya Indonesia dengan tema Rawat atau Musnah! yang menonjolkan kontribusi masyarakat umum sebagai salah satu pemangku kepentingan dalam melestarikan Cagar Budaya. Kompetisi blogini diselenggarakan oleh Komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis didukung oleh Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan harapan dapat mengedukasi lebih banyak pihak lagi akan pentingnya merawat Cagar Budaya yang kita miliki. Bonusnya, ada hadiah puluhan juta rupiah yang menanti, loh. Jangan sampai ketinggalan ya!
Tidak ada yang lebih berharga dari pada ilmu yang bermanfaat.
Disclimer
Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba BlogCagar Budaya Indonesia bertema Rawat atau Musnah! yang diselenggarakan oleh Komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis didukung oleh Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Gambar dan foto bersumber dari website cagarbudaya.kemdikbud.go.id, freepik.com dan dokumentasi pribadi.
Infografis yang ditampilkan merupakan olahan data resmi yang bersumber dari website cagarbudaya.kemdikbud.go.id
Berikut beberapa referensi yang digunakan:
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya