Review dokter anak Dr. dr. Nita Ratna Dewanti, SpA

No comments

Berhubung virus yang menyerang Byan nggak pergi-pergi dan betaaaah banget nangkring di tubuh Byan, aku dan suami sepakat mencari second opinion. Kita memutuskan untuk pergi ke RS Premiere Bintaro. Ternyata rumah sakitnya buaguuuuus banget (norak yak, wkwk) sampe ketemu artis idola segala, si Dimas Seto yang jadi Satria di sinetron Kesempurnaan Cinta. Maklumlah emak-emak yang hobi banget mantengin tv tiap sore biar bisa fokus nonton ini sinetron jadi bringas kalo ketemu langsung ama pemerannya. Aduuuhh kok ceritanya jadi kemana-mana, maap maap.

Oke lanjut lagi. Karena kita nyampe sana udah siang dan antriannya panjang banget kayak kereta api tut tut tut, saat ditanya suster mau konsul ke dokter apa, aku jawab aja sama dokter yang antriannya paling pendek. Sebenernya mau ke ahli pencernaan sih (soalnya Byan selalu muntah kalo makan sampe kerempeng banget), tapi masih ngantri lama. Diarahkanlah ke Dokter Nita. Setelah sekian lama menunggu (bayangkan yg antrian paling pendek aja nunggunya lama begete) akhirnya kami dipanggil. Pas masuk eh si dokter ayu tenan, lemah lembut dan baik lagi. Ditanya-tanya lah apa aja keluhan yang dialami Byan. Aku keluarin semua uneg-uneg yang udah tertimbun, mulai dari ruam, mata merah, bengkak, gatal, muntah, ogah makan, rewel, dan banyak lagi. Beliau mendengarkan sambil mengetik dikomputernya (RS yang canggih). Setelah aku puas berkeluh kesah, barulah Byan disuruh berbaring dan diperiksa. Ternyata diagnosanya sama, terserang virus. Hanya saja dokter Nita menjelaskan kalau ini virus roseola dan tidak berbahaya seperti campak. Alhamdulillah kalau begitu, berarti nunggu sembuh aja. Resepnya diketik dikomputer dan langsung terkirim ke apotek. Jadi nggak ada lagi tuh kertas-kertas resep. 

Walaupun keterangan yang diberikan nggak sebanyak yang diharapkan tapi aku lumayan puas dengan dokter Nita. Pasien dibiarkan berkeluh kesah dulu sampai selesai dan didengarkan sambil dicatat. Berasa dihargai aja. Terus penjelasan tentang virus juga lumayan menenangkan. Dikasih tau ini virus apa dan ternyata ini virus lazim yang sering menyerang terutama anak-anak dan tidak berbahaya. 

Tapi saat bayar, maaaakkk hati langsung pecah berkeping-keping (haha lebay). Mehong boook. Konsul dokter aja 300rb. Belum lagi obatnya. Pantesan rumah sakitnya bagus sampai kayak emol begini. Sebanding lah ya. Apalagi udah maju banget pakai sistem informasi segala. Pelayanannya juga ramah dan prima. Setelah menunggu beberapa saat akhirnya kami mendapatkan obat. Cek-cek dan baca-baca ternyata kandungan obatnya sama dengan obat sebelumnya, hanya saja beda merek. Ternyata memang ini masih serangan virus yang sama atau memang kemaren belum sembuh total udah aku stop obatnya jadinya kambuh lagi.

Pelajaran penting yang aku dapatkan dari dua dokter yang menangani Byan dalam sebulan ini adalah kesan pasien tergantung dengan perlakuan sang dokter. Walaupun sebenarnya hasil diagnosanya samà, tapi kalau tidak dikomunikasikan dengan baik akan membuat si pasien kesal, tidak percaya dan gak akan mau lagi kembali untuk berkonsultasi.

Semoga bermanfaat.

No comments

Sebelum komentar, login ke akun Google dulu ya teman-teman. Jangan ada "unknown" diantara kita. Pastikan ada namanya, biar bisa saling kenal :)