Membedong Bayi, Penting atau Tidak?

No comments


Membedong bayi pasti sudah pernah dilakukan oleh semua ibu kepada bayinya. Hanya saja berapa lama pemakaian bedong ini tergantung dari kebutuhan bayi. Kalau dulu biasanya bayi dibedong dalam jangka waktu yang lebih lama, bisa sampai berbulan-bulan dan 24 jam dalam sehari. Sekarang mah seminggu juga udah nggak dibedong lagi. Ini disebabkan oleh paham orang-orang terdahulu kalau bayi tidak dibedong kakinya bakalan bengkok atau bayi akan gelisah, tidurnya nggak nyaman, dan sebagainya. Apakah benar demikian? Yuk kita bahas.

Membedong merupakan istilah di negeri kita untuk ‘membungkus’ bayi dengan kain. Kain yang digunakan pun biasa disebut dengan kain bedong. Beberapa manfaat membedong bayi, antara lain:
  • Membantu bayi agar tidak terganggu dengan gerakan kejut yang biasa dikenal dengan refleks Moro.
  • Membantu bayi untuk tetap hangat, terutama pada hari-hari pertama dalam kehidupannya. Nantinya secara berangsur, tubuhnya akan menyesuaikan dengan lingkungan sekitar, sehingga kain bedong tidak diperlukan lagi.
  • Membantu menenangkan bayi ketika rewel dan sulit tidur. Teknik membungkus bayi seperti ini menjadikan si Kecil dapat merasa seperti di dalam rahim, yaitu lingkungan yang familiar untuknya. 
  • Menenangkan si kecil ketika dia menerima rangsangan yang berlebihan.
  • Mengurangi risiko terjadinya SIDS (Sudden Infant Death Syndrome) atau kematian mendadak pada bayi saat tidur. Dengan membedongnya, bayi akan berada dalam posisi terlentang saat tidur (posisi harus telentang, karena jika tidak akan menyebabkan hal yang sebaliknya).
  • Membantu ibu untuk menyusui bayinya. Ada beberapa ibu yang pertama kali menyusui merasa kesulitan karena sibuk mencari posisi dan tekni menyusui yan benar sementara bayi juga mencari posisi dan teknik menyusu yang paling sesuai untuknya. Seringkali bayi banyak bergerak untuk mencari posisi yang pas untuk menyusu, membuat ibu semakin sulit untuk menempatkannya dalam posisi yang benar dan nyaman. Dengan membedong, bayi akan relatif lebih tenang dan membuat proses belajar menyusui ini lebih lancar. Tapi jika bayi telah pintar menyusu, disarankan untuk melepas bedong saat menyusuinya.
  • Untuk menenangkan bayi yang sedang kolik.
Membedong tidak bertujuan untuk meluruskan kaki bayi. Semua bayi baru lahir, kakinya tampak sedikit menekuk ke dalam karena selama 9 bulan berada dalam posisi meringkuk di dalam rahim. Namun, setelah lahir, kedua kaki bayi akan lurus dengan sendirinya tanpa dibedong. 

Namun ternyata membedong bayi turut bisa mengundang risiko medis, seperti bayi merasa kepanasan, displasia panggul, infeksi pernapasan, dan bahkan sindrom kematian mendadak pada bayi (Sudden Death Infant Syndrome - SIDS) jika posisi bayi tidak benar. Agar terhindar dari risiko-risiko ini, orang tua maupun orang yang merawat bayi dianjurkan untuk mengetahui kondisi seperti apa yang membolehkan atau justru membahayakan dalam membedong bayi serta bagaimana teknik membedong yang aman. Berikut beberapa bahaya jika tidak membedong bayi dengan benar.


Displasia panggul

Pastikan kamu tidak membedong bayi terlalu erat karena dikhawatirkan dapat berdampak kepada perkembangan dan pergerakannya di kemudian hari. Ketika membedong buah hati, berikan ruang gerak pada kakinya agar panggulnya bisa bergerak bebas, seperti menggerakkan kaki naik dan turun.
Jika bedong terlalu ketat dengan kaki yang dirapatkan dan diluruskan, ada kemungkinan bayi mengalami masalah dengan panggul, seperti kondisi displasia panggul, yaitu ketika tulang-tulang sendi panggul tidak sejajar satu sama lain. Bila hal ini sampai terjadi, sendi panggul dapat sulit untuk berfungsi dengan baik. Ini karena ketika di dalam rahim, kaki bayi berada dalam posisi bengkok dan menyilang satu sama lain sehingga bila Bunda memaksanya untuk lurus secara ketat, maka sendi-sendinya dapat mengalami dislokasi dan akhirnya merusak tulang rawan.

Infeksi pernapasan

Membedong bayi terlalu ketat juga bisa membuat si Kecil berisiko kepanasan dan mengalami infeksi pernapasan. Pastikan bayimu tidak merasa panas di malam hari. Selain itu, pilih bedong dari kain katun tipis agar bayi tidak gerah.

Sindrom kematian mendadak pada bayi (SIDS)

SIDS adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan bayi yang berusia di bawah satu tahun dan terlihat sehat, tiba-tiba meninggal dunia tanpa diketahui penyebabnya. SIDS sering terjadi saat bayi sedang tidur. Risiko SIDS tampak meningkat pada bayi yang dibedong lalu ditempatkan pada posisi telungkup atau menyamping, menurut sebuah penelitian. SIDS juga bisa terjadi bila bedong bayi terlalu longgar sehingga kain berisiko bergeser dan menutupi mulut serta hidung bayi.

Perhatikan Kondisi Bayi yang Dibedong

Sebagian bayi tidak menikmati sensasi tubuh terbungkus. Berikut hal yang harus diperhatikan saat membedong bayi.
  • Bayi menunjukkan tanda-tanda kepanasan. Sering-seringlah untuk memeriksa suhu tubuhnya untuk memastikan dia nyaman. Idealnya, bedong bertujuan untuk membantu bayi merasa aman dan nyaman, bukan untuk membuatnya kepanasan. Jika cuacanya dingin, Anda boleh memakaikan baju dan celana panjang kepada si kecil sebelum ia dibedong. Namun jika cuaca sedang panas, pastikan ia hanya memakai kaos singlet dan celana pendek. Kalau tidak, ia akan sangat kepanasan. Ketika bayi tertidur dengan dibedong, sebaiknya ia jangan diletakkan berdampingan dengan Anda, karena ia pun mungkin akan kepanasan. Bayi yang dibedong ketika tidur, sebaiknya dibuat sedemikian rupa sehingga sekelilingnya merupakan udara bebas dan tidak tertutup, agar ia memperoleh cukup udara dan tidak merasa kepanasan
  • Bayi memberontak untuk lepas dari bedong terus menerus dari hari ke hari. Ini sudah jelas bayi tidak nyaman saat dibedong, maka lepaslah kain bedongnya.
  • Bayi sudah mulai bisa berguling, bahkan telungkup saat tidur. Bila terus dibedong, bayi bisa kesulitan bernapas saat dia berguling.
  • Bayi sudah mulai besar dan bergerak lebih banyak saat tidur. Bedong justru membuatnya tidak nyaman dan cenderung untuk bangun. Bunda dianjurkan untuk berhenti membedong bayi saat usianya memasuki dua bulan.
  • Saat menyusui, dianjurkan untuk melepas bedong bayi sehingga tangannya bisa bebas untuk menyentuh dan mengeksplorasi.
  • Perhatikan kondisi bayi Anda ketika awal akan membedong; jangan melakukannya ketika dia sedang lapar misalnya, atau masih basah setelah mandi, ataupun ketika ia sedang lelah.
  • Jangan sampai kain bedong menutupi daerah wajah bayi Anda.
  • Bedong dan sarung tangan hanya digunakan disaat-saat yang diperlukan saja bukan 24 jam agar bayi bisa tetap tumbuh optimal. 
  • Jangan membedong terlalu kencang, dengan memaksa kaki bayi agar lurus, karena praktek seperti ini akan merusak sendi lututnya dan juga bisa menyebabkan displasia pangkal paha (hip dysplasia). Untuk mencegahnya, pastikan Anda meninggalkan ruang yang cukup pada bagian bawah bedong (bagian kaki), sehingga bayi Anda tetap bisa menekuk lututnya.

Cara Membedong yang Aman

Demi menghindari efek berbahaya dari bedong, cobalah untuk mengikuti cara-cara berikut.

  • Bentangkan kain bedong pada permukaan yang rata, dengan bentuk seperti berlian – (gambar 1)
  • Lipat sudut bagian atasnya ke bawah, sebanyak sekitar 15-20 cm, sehingga permukaan atas kain membentuk garis horisontal – (gambar 1)
  • Letakkan bayi Anda perlahan pada punggungnya, sehingga ujung atas kain yang horisontal tadi berada sejajar dengan bahunya – (gambar 1)
  • Turunkan tangan kanan bayi Anda sehingga berada di samping tubuhnya – (gambar 2)
  • Tarik sudut kain bedong yang berada di sisi tangan kanannya tadi untuk menyelimuti tangan dan dadanya, lalu selipkan ujung kain tersebut ke bawah punggungnya yang ada di sisi kiri tubuhnya – (gambar 2)
  • Turunkan tangan kiri bayi Anda, sehingga berada di samping tubuhnya
  • Tarik sudut kain bedong yang berada di sisi tangan kirinya tadi untuk menyelimuti tangan dan dadanya, lalu selipkan ujung kain tersebut ke bawah punggungnya yang ada di sisi kanan tubuhnya
  • Atau bisa juga dengan cara seperti pada gambar 3
  • Pelintir atau lipat ujung kain bedong bagian bawah, lalu selipkan ke bawah tubuhnya, tapi biarkan longgar, jangan terlalu kencang, sehingga lutunya bisa dilipat olehnya, pinggulnya bisa bergerak dengan baik dan ia pun bisa meregangkan kakinya degan mudah.
Setelah bayi dibedong, pastikan untuk menerapkan kebiasaan tidur aman yang mencakup meletakkan bayi dalam posisi telentang. Selain itu, hindari penggunaan bantal hingga usia bayi mencapai dua tahun.

Sebagian bayi ada yang lebih menyukai lengannya terbebas dari bedong. Jika bayimu lebih menyukai seperti ini, cukup ikuti petunjuk membedong seperti di atas, tapi selipkan tiap sudut kain di bawah ketiaknya, bukan di atas bahunya agar tangannya terbebas dari kain bedong.

Sampai Usia Berapa Sebaiknya Bedong Digunakan?

Hingga bayi Anda berusia sekitar 1 bulan, Anda masih bisa membedongnya, namun usahakan untuk tidak membedongnya selama ia terjaga. Jika setelah usia 1 bulan ia terlihat bisa tidur lebih nyenyak dengan dibedong, tidak mengapa untuk membedongnya, hanya ketika ia sedang tertidur. Biasanya, kalau si kecil sudah tidak betah dibedong, dia akan menolak dengan menangis atau menendang-nendangkan kakinya, nah ini berarti sudah saatnya Anda meninggalkan bedong untuk seterusnya.
Sumber :
Buku "Anti Panik Mengasuh Bayi 0-3 Tahun"
http://www.alodokter.com/hati-hati-inilah-bahayanya-membedong-bayi
http://www.tipsbayi.com/bedong-bayi-manfaat-dan-cara-membedong-yang-baik.html
https://www.ayahbunda.co.id/bayi-gizi-kesehatan/manfaat-membedong-bayi-

No comments

Sebelum komentar, login ke akun Google dulu ya teman-teman. Jangan ada "unknown" diantara kita. Pastikan ada namanya, biar bisa saling kenal :)