Seandainya Aku Menjadi Pemimpin: Terapkan Kurikulum Berbasis Tipe Kecerdasan Manusia Dalam Pendidikan Di Indonesia

2 comments

Foto : freepik.com


Pernahkah kamu membayangkan sistem pendidikan yang berbeda dari yang kamu dapatkan selama ini? Yang menurutmu dapat menunjang potensi seseorang jauh lebih maksimal lagi. Aku, pernah. Bahkan sampai sekarang masih memikirkan hal yang sama. Andai aku menjadi seorang pemimpin, akan aku wujudkan keinginan itu.

_____________


Dulu, saat aku Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA), siswa yang dianggap pintar adalah siswa yang juara kelas. Mendapatkan total nilai rapor yang tertinggi dikelas menjadi bukti terkuasainya semua mata pelajaran yang diajarkan. Apalagi nilai Ilmu Alamnya yang lebih mencolok, sudah pasti akan dijadikan panutan oleh siswa lainnya dan selalu dipuji guru.


Hingga detik ini, kejadian serupa masih terus berlanjut. Rapor yang berisikan nilai matematika, biologi, fisika, kimia, sosiologi atau akuntansi masih menjadi satu-satunya parameter dalam mengukur tingkat kecerdasan seorang anak. Entah kenapa, aku merasa ini tidak adil. Padahal banyak siswa yang juga pandai dalam seni, berpidato atau bermusik, namun tidak dianggap cerdas karena nilai matematikanya biasa saja. Seakan-akan menghilangkan kesempatan anak untuk mengembangkan sayap dan terbang ke arah yang dia mau. 


Meski dilatih sekeras apapun, hiu tak akan mampu memanjat pohon. Padahal ia ditakuti di lautan dengan gigi tajamnya dan kecepatan renangnya.

_____________

Begitupun singa yang tak akan bisa menyelam 10 menit saja tanpa alat bantu apapun, padahal ia sang penguasa rimba yang kuat dan gagah di hutan belantara. 

_____________

Manusia juga sama, tak akan pernah dipandang hebat jika berada dilingkungan yang tidak tepat.


Hampir sewindu belakangan aku mendambakan perubahan besar dalam sistem pendidikan di Indonesia. Bukan karena kurang puas dengan nilai rapor pas-pasan ketika sekolah dulu dan menyalahkan keberlangsungan proses belajar mengajar yang berjalan, namun lebih kepada sudut pandangku yang berubah semenjak menjalani Praktek Kerja Lapangan (PKL) di salah satu SMA negeri pada tingkat akhir kuliah beberapa tahun lalu. Aku melihat langsung bagaimana siswa-siswi disana begitu cerdas dalam bidang yang tidak begitu familiar di kalangan pelajar. Bukan lagi menyangkut nilai matematika, fisika, kimia atau pelajaran lain seperti di sekolah SMA pada umumnya.




Pengalaman Mengajar Di Salah Satu SMA Negeri Di Kota Padang, Menjadi Luar Biasa Di Lingkungan yang Tepat

Pengalaman mengajar yang merubah sudut pandangku akan kecerdasan | Foto ilustrasi: freepik.com


Sekolah ini berbeda, tidak sama dengan sekolah lain yang aku kenal sebelumnya. Perbedaan inilah yang menjadikannya sangat berarti dan mampu membuka pikiranku lebih luas lagi mengenai pendidikan. Semua anak diterima disini, normal maupun dengan keistimewaan. Padahal SMA ini bukanlah Sekolah Luar Biasa (SLB), sekolah yang memang dikhususkan bagi anak berkebutuhan khusus. Mereka semua bergaul dan bersosial tanpa ada kecanggungan. Tidak kalah hebat, guru-guru disini juga memperlihatkan kemampuan mengajar di atas rata-rata. Bagaimana tidak, bukan hanya anak normal yang diajar, namun juga anak-anak yang membutuhkan metode ajar berbeda. Ajaibnya, dalam satu kelas yang sama, seluruh siswa dan guru bisa melangsungkan proses belajar mengajar dengan baik.


Jika SMA Negeri pada umumnya memiliki jurusan Ilmu Alam dan Ilmu Sosial, disini lebih dari setengah pilihan jurusannya terkait dengan seni.

_____________


Ada jurusan Multimedia, Desain Komunikasi Visual (DKV), Seni Lukis, Desain Produksi Kriya Tekstil dan Desain Produksi Interior dan Lanscaping. Tidak hanya berpatok nilai matematika, banyak parameter lain yang menggambarkan betapa cerdasnya seorang siswa, misalnya dari lukisan indah yang tercipta dari goresan pensil mereka, foto memukau hasil jepretan kamera digenggaman mereka, atau video animasi yang terlihat begitu hebat bagiku untuk sebuah karya seorang pelajar. Aku saja yang hampir menyelesaikan Strata-1 dengan jurusan Teknik Informatika, belum tentu bisa berkarya sekeren itu.


Aku masih ingat kejadian ketika aku mendampingi salah seorang guru yang mengajar teknik fotografi dalam sebuah kelas. Menggunakan kamera sungguhan dengan objek bunga mawar merah dalam vas bunga dengan latar belakang hitam keabu-abuan. Terlihat sederhana, hanya mengarahkan kamera dan mengambil gambar. Awalnya aku mengira bahwa inti dari pelajaran ini hanyalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar menggunakan kamera dengan benar yang mungkin tidak semua dari mereka memilikinya.


Ternyata setelah semua hasil foto diperlihatkan satu per satu di depan kelas, hanya ada satu foto yang paling mencolok. Bukan berarti foto yang lainnya jelek, namun satu foto itu benar-benar berbeda. Foto itu bernyawa. Dan yang lebih mengejutkan lagi, foto tersebut adalah karya seorang siswi (maaf) tunarungu dan tunawicara. Pujian dari sang guru dengan bahasa isyarat berhasil membuat tepuk tangan bergemuruh dari siswa sekelas. Aku yang duduk disebelah sang guru mendengar dengan jelas ketika ia bergumam "Dia cerdas dan berbakat".


Sejak saat itu sudut pandangku berubah. Anak yang cerdas bukan hanya anak yang pintar matematika, namun semua anak terlahir cerdas dibidangnya masing-masing. Mereka hanya akan berkembang maksimal jika berada dilingkungan tepat yang mendukung potensinya. 

_____________


Falshback ke kehidupan masa sekolahku dulu. Banyak teman yang memiliki kemampuan menggambar, menari, olahraga, musik atau bernyanyi yang tidak biasa. Sesekali mereka menerima pujian karena kekaguman, namun tidak sekalipun dibilang sebagai siswa cerdas. Nilai rapor yang sedang-sedang saja tetap menjadi parameter utama dan satu-satunya dalam menilai kecerdasan, tidak peduli akan keahlian lain yang dimiliki. Termasuk penilaianku, siswa pintar hanyalah siswa yang juara kelas dengan nilai mata pelajaran Ilmu Alam diatas delapan puluh.


Andai saja mereka sekolah di SMA tempatku mengajar saat itu, atau sekolah lain dengan jurusan dan kurikulum yang fokus mengembangkan potensi melukis, menari, olah vokal, atau olahraga yang mereka miliki, mungkin pujian "Cerdas dan berbakat" akan sering mereka dengar. Mata pelajaran yang berbeda dari sekolah umum, bukannya tidak mungkin akan menjadikan mereka juara kelas setiap kali menerima rapor.


Kabar baiknya, keberadaan SMA dengan jurusan seni seperti ini membuktikan adanya perhatian pemerintah terhadap bakat khusus yang dimiliki anak di luar pelajaran sekolah umum yang kita kenal. Namun sekolah sejenis ini hanya ada beberapa saja, sehingga tidak semua anak mendapatkan sekolah yang sesuai potensi dan kecerdasannya. Andai saja sekolah yang tersedia dapat mengembangkan seluruh tipe kecerdasan anak, bukankah pendidikan di Indonesia dapat melahirkan generasi luar biasa dengan keanekaragaman kemampuan diberbagai bidang?

 



Tidak Hanya Matematis dan Logika, Manusia Memiliki 8 Tipe Kecerdasan dengan Potensi yang Sama Besarnya

Manusia memiliki 8 tipe kecerdasan | Foto : freepik.com

Semakin bertambah usia, aku semakin yakin bahwa tidak ada satu pun anak yang bodoh. Apapun keadaan fisik dan mentalnya, semua anak tetap memiliki bakat dan kemampuan yang jika dikembangkan dengan tepat akan memberikan banyak hal baik demi masa depannya.


Pendapat ini bukan hanya berdasarkan teori yang aku baca, namun benar-benar aku saksikan. Salah satunya dengan siswa berkebutuhan khusus yang memiliki kemampuan di atas siswa lainnya meski secara fisik memiliki kekurangan. Setelah memiliki dua anak, aku juga melihat perbedaan minat mereka saat diberi stimulasi yang sama. Misalnya ketika mempertontonkan sebuah video kartun, anak-anak ini akan melihatnya dari sudut pandang berbeda. Ada yang lebih tertarik dengan warna warninya, ada yang langsung dapat menyanyikannya dengan fasih dan lebih fokus melihat angka atau huruf yang ada. Menurutku, ini salah satu bukti bahwa potensi, bakat dan minat anak berbeda.


Orang tua tidak bisa memaksakan bakat anak, namun yang harus diperhatikan adalah minat sang anak. Orang tua harus mendukung bakat yang sesuai dengan minat anak agar potensinya dapat berkembang dengan maksimal.

_____________


Teori tipe kecerdasan manusia ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1983 oleh pakar pendidikan dan psikolog terkenal dari Universitas Harvard, Prof. Howard Gardner, dalam bukunya Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences. Howard percaya bahwa teori ini dapat mengoptimalkan kemampuan diri seseorang. Howard membagi tipe kecerdasan manusia menjadi delapan jenis.



1 Word smart (kecerdasan linguistik dan verbal)

Kecerdasan linguistik dan verbal adalah kemampuan menggunakan kata-kata dan bahasa secara efektif, baik lisan maupun tulisan. Orang yang termasuk ke dalam tipe ini biasanya sangat pandai menulis cerita, menghafal informasi, dan membaca.

Ciri-ciri pada tipe kecerdasan ini, yaitu:

🔹️ Pandai mengingat informasi tertulis dan lisan;

🔹️ Suka membaca dan menulis;

🔹️ Pandai berdebat atau berpidato; 

🔹️ Mampu menjelaskan suatu hal dengan baik;

🔹️ Sering mengeluarkan humor ketika bercerita.

Beberapa pilihan karier yang baik untuk kecerdasan tipe ini adalah penulis, jurnalis, pengacara, dan guru.


2 Number smart (kecerdasan logika atau matematis)

Kecerdasan logika dan matematis adalah kemampuan dalam operasi matematika dan menganalisis masalah secara logis. Orang yang masuk ke dalam tipe ini juga pandai dalam penalaran, memiliki keterampilan komputasi, serta mengenali pola dan hubungan antara angka atau simbol.

Ciri-ciri pada tipe kecerdasan ini yaitu:

🔹️ Dapat memecahkan masalah dengan baik;

🔹️ Suka berpikir tentang ide-ide abstrak;

🔹️ Suka melakukan eksperimen ilmiah;

🔹️ Pandai dalam memecahkan perhitungan yang rumit.

Beberapa pilihan karier yang baik untuk kecerdasan tipe ini adalah ilmuwan, ahli matematika, programer komputer, insinyur, dan akuntan. 


3 People smart (kecerdasan interpersonal)

Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk memahami dan selaras dengan perasaan, emosi, serta temperamen orang lain. Orang dengan kecerdasan ini cenderung pandai berkomunikasi, memahami orang lain, dan bisa bekerja dengan orang lain. Bukan hanya itu, memiliki kecerdasan ini juga terampil dalam menilai emosi, motivasi, keinginan, dan niat orang-orang di sekitarnya.

Ciri-ciri pada tipe kecerdasan ini, yaitu:

🔹️ Pandai berinteraksi secara verbal;

🔹️ Terampil dalam komunikasi non-verbal;

🔹️ Melihat situasi dari berbagai sudut pandang;

🔹️ Menciptakan hubungan yang baik dengan orang lain;

🔹️ Bisa menyelesaikan konflik dalam kelompok dengan baik.

Beberapa pilihan karier yang baik untuk kecerdasan tipe ini adalah psikolog, filsuf, konselor, pramuniaga, dan politikus.


4 Self smart  (kecerdasan intrapersonal)

Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan untuk menyadari dan memahami emosi, perasaan, sifat, pikiran, atau motivasi diri sendiri. Orang dengan kecerdasan ini cenderung senang menganalisis diri, melamun, membuat rencana dan keputusan sendiri, serta menilai kekuatan pribadi yang dimilikinya.

Ciri-ciri pada tipe kecerdasan ini, yaitu:

🔹️ Pandai menganalisis kekuatan dan kelemahan diri sendiri;

🔹️ Senang menganalisis teori dan ide;

🔹️ Memiliki kesadaran diri yang luar biasa;

🔹️ Memahami perasaannya sendiri.

Beberapa pilihan karier yang baik untuk kecerdasan tipe ini adalah ilmuwan, ahli teori, filsuf, dan teolog.


5 Music smart (kecerdasan musikal)

Kecerdasan musikal adalah kemampuan untuk mengekspresikan diri, menikmati, mengamati, memahami, dan menciptakan bentuk-bentuk musik. Kecerdasan ini memiliki kepekaan terhadap ritme, suara, nada, dan warna nada. 

Ciri-ciri pada tipe kecerdasan ini, yaitu:

🔹️ Senang bernyanyi atau memainkan alat musik;

🔹️ Mudah mengenali pola dan nada musik;

🔹️ Pandai mengingat melodi dan lagu;

🔹️ Memiliki pemahaman yang baik akan struktur musik, ritme, dan not lagu.

Beberapa pilihan karier yang baik untuk kecerdasan tipe ini adalah pemusik, komponis, penyanyi, guru musik, atau konduktor orkestra.


6 Picture smart (kecerdasan visual dan spasial)

Kecerdasan visual dan spasial adalah kemampuan untuk memvisualisasikan, membuat, dan memanipulasi sesuatu dalam ruang. Orang yang termasuk ke dalam tipe ini memiliki kemampuan yang baik pada peta, grafik, video, dan gambar.

Ciri-ciri pada tipe kecerdasan ini, yaitu:

🔹️ Hebat dalam menyusun puzzle;

🔹️ Pandai menafsirkan gambar, grafik, dan bagan;

🔹️ Tertarik dalam pemilihan warna-warna;

🔹️ Senang menggambar dan melukisMenyukai seni rupa;

🔹️ Mengenali suatu pola dengan mudah.

Beberapa pilihan karier yang baik untuk kecerdasan tipe ini adalah arsitek, desainer, artis, insinyur, pemain catur, dan pilot.


7 Body smart (kecerdasan kinestetik dan jasmani)

Kecerdasan kinestetik dan jasmani adalah kemampuan dalam menggunakan tubuh secara terampil untuk mengekspresikan diri dan mempelajari atau memecahkan masalah. Kecerdasan ini melibatkan koordinasi, ketangkasan, dan penggunaan seluruh atau bagian tubuh tertentu. Orang yang termasuk ke dalam tipe ini cenderung memiliki kontrol fisik yang sangat baik.

Ciri-ciri pada tipe kecerdasan ini, yaitu:

🔹️ Gemar menari atau olahraga;

🔹️ Senang menciptakan sesuatu dengan tangannya;

🔹️ Cenderung mengingat dengan melakukannya daripada melihat atau mendengar;

🔹️ Pandai mengoordinasikan tangan dan mata.

Beberapa pilihan karier yang baik untuk kecerdasan tipe ini adalah penari, pengrajin, atlet, dan aktor.


8 Nature smart (kecerdasan naturalis)

Kecerdasan naturalis adalah kemampuan untuk memahami alam, termasuk tanaman, hewan, lingkungan, dan lainnya. Kecerdasan ini juga dapat mengamati, mengidentifikasi, mengelompokkan, membedakan apa yang ada di alam. Orang dengan kecerdasan ini cenderung tertarik memelihara lingkungan, menjelajahi alam, dan mempelajari spesies lain. Mereka juga memiliki kesadaran yang baik akan terjadinya perubahan pada alam. 

Ciri-ciri pada tipe kecerdasan ini, yaitu:

🔹️ Tertarik pada bidang biologi, botani, dan zoologi;

🔹️ Dapat mengkategorikan dan membuat katalog informasi dengan mudah;

🔹️ Senang  berkemah, berkebun, hiking, dan menjelajahi alam terbuka;

🔹️ Mencintai lingkungan.

Beberapa pilihan karier yang baik untuk kecerdasan tipe ini adalah ahli biologi, konservasionis, nelayan, petani, pemburu, dan pendaki.



Manusia bisa saja menguasai delapan tipe kecerdasan ini, karena manusia memang ditakdirkan cerdas dan mampu beradaptasi dengan lingkungannya apapun kondisinya. Namun tetap saja akan ada salah satu atau lebih tipe yang paling menonjol. Teori ini sangat populer di dunia dan banyak guru atau tenaga pengajar yang menerapkannya. Selain itu peran orang tua juga penting untuk dapat mengetahui tipe kecerdasan anak sejak dini agar dapat mengasahnya secara fokus optimal. 


Manusia bisa mempelajari semua hal, namun jika pelajaran tersebut disesuaikan dengan minat dan bakat, bukankah hasilnya akan jauh lebih baik? Tidak ada lagi paksaan dengan alasan tuntutan tradisi, kemauan orang tua, sekolah favorit atau pergaulan.

_____________


Aku termasuk salah satu manusia yang terlambat mengenali bakat dan minat. Andai saja aku menyadarinya lebih cepat, mungkin banyak hal luar biasa yang dapat aku hasilkan. Dulu saat ditanya mengenai bakat dan cita-cita, aku tidak tahu harus menjawab apa. Bukan karena tidak paham akan profesi ketika dewasa nanti, tapi karena aku tidak tahu sama sekali bakat apa yang aku miliki dan pekerjaan apa yang aku minati. Solusinya adalah meniru jawaban teman yang paling mendominasi, seperti dokter, guru atau astronot.


Hingga lulus kuliah dan bekerja, aku masih belum juga menemukan jati diri. Aku hanya melakukan apa yang mayoritas dilakukan teman seumuranku dan menyenangkan hati orang tua. Padahal rutinitas bekerja di kantor yang terikat waktu, dengan laporan dan setumpuk data yang harus di-input, membuatku sangat jenuh dan lelah. Gajinya sih lumayan, tapi tetap saja itu tidak bisa membayar kebahagiaan. Padahal semua orang menganggap aku begitu beruntung dengan mendapatkan pekerjaan yang diidamkan masyarakat Indonesia itu.


Setelah memutuskan resign saat melahirkan anak pertama, aku menemukan apa yang disebut minat dan cita-cita. Kebebasan menjadi pintu bagiku untuk mencoba banyak hal, sehingga aku memiliki kesempatan memilih sesuatu yang menarik dilakukan dengan kemauan sendiri. Aku bisa menghabiskan waktu berjam-jam dan rela begadang demi menyelesaikan sebuah artikel dan saat mempelajari desain. Tidak seperti saat aku bekerja dulu, aku merasa jauh lebih berkembang dengan banyak ilmu baru karena menemukan kebahagian pada sesuatu begitu menarik. Aku juga bisa menentukan cita-cita yang selama ini masih belum jelas kemana arahnya, yaitu menjadi seorang desainer grafis dan penulis, serta membuka usaha dibidang itu seperti percetakan atau konveksi dengan desain unik yang khas. Ya, meski bisa dibilang ini sudah terlambat, setidaknya aku sudah memiliki tujuan dengan proses yang bisa aku nikmati. 


Bayangkan jika sekolah tempat dimana aku mendapatkan pengalaman mengajar dulu menjadi tempatku menghabiskan masa SMA, mungkin sudah banyak ilmu desain dan seni yang aku dapatkan tanpa harus stres dengan nilai biologi, sejarah, sosiologi, ekonomi dan pelajaran menghafal lainnya. Inilah alasan keduaku mengaharapkan sebuah perubahan besar dalam pendidikan di Indonesia, yaitu menjadikan sekolah-sekolah yang ada dapat menunjang delapan tipe kecerdasan manusia dengan tersedianya jurusan-jurusan spesifik. Bukan hanya universitas, namun harus sudah dimulai dari jenjang sekolah.




Bukti Keberhasilan Pendidikan yang Dijalani Ditentukan oleh Kualitas Hidup Setelahnya

Pendidikan hasilkan kualitas hidup yang lebih baik| Foto: freepik.com

Beberapa kali aku pernah mendapat pertanyaan, "Jika pendidikan menentukan masa depan, kenapa ada orang-orang yang meraih sukses dan memiliki kualitas hidup yang baik meskipun tidak berpendidikan tinggi?" Sebenarnya, pendidikan bukan hanya di sekolah, pendidikan juga bisa diperoleh dari mana saja, seperti pengalaman hidup, alam, membaca buku, budaya, tradisi dan lain sebagainya. Pendidikan sekolah dinamakan dengan pendidikan formal dan pendidikan selain itu dinamakan pendidikan non-formal. Negara menyediakan sekolah sebagai sarana pendidikan agar seluruh masyarakat Indonesia mendapatkan pendidikan yang layak, terarah, dan terprogram. Semua itu demi tercapainya tujuan pendidikan nasional, yaitu lahirnya manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.


Banyak kejadian para sarjana gagal mendapatkan pekerjaan karena berbondong-bondong melamar di perusahaan ternama, padahal karyawan yang diterima jumlahnya terbatas. Mereka memiliki ilmu dan ijazah yang mayoritas dimiliki sarjana lain, sehingga tidak memiliki kemampuan unik. Faktanya, dunia industri atau dunia kerja tidak hanya meliputi bidang akuntansi, teknologi, komunikasi, ekonomi atau sipil saja, bahkan seorang pelukis, desainer, lulusan tata boga, hingga penari pun sangat dibutuhkan. Jika manusia dapat memilih hal yang sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki lebih dini, mungkin keberagaman kemampuan akan mempermudah mendapat pekerjaan, sehingga kualitas hidup meningkat. 


Bagaimanakah hidup berkualitas itu? Meski definisinya bagi masing-masing orang berbeda, kebahagiaan, kesehatan dan ketercukupan menjadi benang merah yang sama untuk menggambarkan kehidupan yang berkualitas. 

_____________


Bukti nyata dari keberhasilan pendidikan tidak hanya dalam bentuk nilai-nilai mata pelajaran saja, namun berkelanjutan hingga pendidikan itu selesai. Sejauh mana pendidikan yang diterima dapat dimanfaatkan dalam kehidupan, itulah yang menentukan. Pendidikan bukan hanya sebatas ilmu pengetahuan saja, namun penanaman nilai moral, pengembangan karakter, pola pikir dan banyak lagi yang lainnya. Pendidikan inilah yang menjadi lentera dalam hidup. Jadi, kualitas hidup seseorang bisa dikatakan berbanding lurus dengan pendidikan yang pernah didapatkannya.


Pemahamanku dulu yang menganggap teman-teman dengan nilai tinggi di kelas pasti memiliki masa depan cerah terbantahkan ketika aku dewasa. Menjadi bagian dari dunia kerja dan merasakan betul bagaimana keadaan nyata didalamnya, mengajarkanku bahwa nilai tinggi bukanlah satu-satunya penentu kesuksesan. Banyak orang dengan nilai pas-pasan bisa berkembang pesat dan berkehidupan lebih mapan karena dapat memanfaatkan ilmu yang didapat selama menempuh pendidikan dengan begitu baik dan tepat.


Jadi, keberhasilan pendidikan seseorang tidak hanya ketika menjalankan pendidikan tersebut, namun pembuktian lebih besarnya akan berlanjut hingga pendidikan tersebut telah selesai dijalankan. Apakah mampu menjadikan hidup lebih berkualitas atau tidak.

_____________




Seandainya Aku Menjadi Pemimpin, Pendidikan Di Indonesia Fokus Kembangkan Tipe Kecerdasan Manusia Agar Semua Anak Maksimal Gali Potensi Diri 


Pendidikan tepat lahirkan SDM hebat| Foto: freepik.com

Semua negara di dunia pasti sudah tahu bahwa pendidikan merupakan investasi besar terhadap keberlangsungan bangsa. Indonesia sendiri menganggarkan 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk pendidikan nasional, paling besar dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya. Anggaran yang tidak main-main nominalnya ini tentu saja menjadi perhatian serius semua kalangan. Pendidikan selalu dievaluasi dan ditingkatkan demi terciptanya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. SDM inilah yang akan membawa Indonesia ke masa depan yang lebih baik.


Suatu bangsa ditentukan oleh SDM-nya. Andai aku jadi pemimpin, pendidikan adalah sektor utama yang akan aku fokuskan. Mulai dari tenaga pengajarnya, fasilitasnya, pemerataannya, serta kurikulumnya. Akan aku kembangkan dengan maksimal seluruh tipe kecerdasan manusia agar tidak ada lagi keterpaksaan, tekanan dan keterkekangan anak dalam menentukan sekolah apa yang sesuai dengan minat dan bakatnya. Generasi yang dihasilkan tentu akan memiliki keahlian yang beragam, sehingga dapat mengisi seluruh kebutuhan industri dan dunia kerja.

_____________


Dalam sebuah kesempatan di acara kelulusan Apple Developer Academy di Green Office Park, Tangerang, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan "Indonesia masih berada di belakang beberapa negara Asia dari segi pendidikan, padahal kami telah mengeluarkan anggaran 20 persen dari APBN untuk edukasi selama 10 tahun terakhir. Ini masih belum memuaskan. Bahkan mungkin kami kecewa karena lulusan pendidikan Indonesia tidak mencapai level yang diinginkan."


Pernyataan itu jelas sekali menyiratkan bahwa pendidikan di Indonesia membutuhkan gebrakan agar tidak kalah dari negara lain, serta dapat menghasilkan generasi yang unggul. Bukan hanya negara yang mengeluarkan biaya fantastis, namun orang tua juga harus menyediakan dana yang tidak sedikit agar anak-anak mereka bisa mendapatkan pendidikan yang layak. Meski mengubah sistem yang sudah berjalan akan membutuhkan banyak waktu, jika tidak dimulai dari sekarang, perubahan itu hanya menjadi angan-angan.


Harapan mulai tampak saat Nadiem Anwar Makarim menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan memperkenalkan kebijakan Merdeka Belajar. Beliau menyuarakan apa yang selama ini menjadi masalah dalam pendidikan, yaitu ketidakmerdekaan, baik guru dan siswanya. Semuanya harus berjalan sesuai prosedur yang ditetapkan, padahal guru memiliki cara mengajar yang terbaik menurut versinya masing-masing dan siswa juga memiliki kecerdasan yang tidak sama satu sama lain. Maka dari itu, kemerdekaan dalam belajar-mengajar sangat penting agar semua pihak yang terlibat dapat menikmati setiap prosesnya tanpa harus terbebani dengan tumpukan laporan dan pencapaian nilai.


Merdeka Belajar adalah program kebijakan baru Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Kabinet Indonesia Maju, Nadiem Anwar Makarim.

_____________

Esensi kemerdekaan berpikir, harus didahului oleh para guru sebelum mereka mengajarkannya pada siswa-siswi.

_____________

Sistem pengajaran akan berubah dari yang awalnya bernuansa di dalam kelas menjadi di luar kelas. Nuansa pembelajaran akan lebih nyaman, karena murid dapat berdiskusi lebih dengan guru, belajar dengan outing class, dan tidak hanya mendengarkan penjelasan guru, tetapi lebih membentuk karakter peserta didik yang berani, mandiri, cerdik dalam bergaul, beradab, sopan, berkompetensi, dan tidak hanya mengandalkan sistem ranking yang menurut beberapa survei hanya meresahkan anak dan orang tua saja, karena sebenarnya setiap anak memiliki bakat dan kecerdasannya dalam bidang masing-masing. Nantinya, akan terbentuk para pelajar yang siap kerja dan kompeten, serta berbudi luhur di lingkungan masyarakat.

_____________

Konsep Merdeka Belajar ala Nadiem Makarim terdorong karena keinginannya menciptakan suasana belajar yang bahagia tanpa dibebani dengan pencapaian skor atau nilai tertentu.


Andai aku menjadi pemimpin yang memiliki kekuasaan setingkat presiden, akan aku jadikan seluruh sekolah di Indonesia menjadi sekolah yang dapat membantu peserta didik menemukan tipe kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya, serta mengembangkannya semaksimal mungkin. Jika sekarang hanya universitas saja yang memiliki jurusan yang lebih spesifik, nantinya seluruh sekolah akan menjadi sekolah kejuruan sehingga tidak ada lagi anak yang terlambat menggali potensi dirinya. 


Perubahan besar tentu membutuhkan pengorbanan besar. Proses perubahan kurikulum pendidikan ini akan aku bagi menjadi beberapa poin yang saling mempengaruhi satu sama lain sehingga membutuhkan koordinasi yang baik dari banyak pihak agar dapat mendapatkan hasil sesuai harapan.


1 Kurikulum

Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan kurikulum disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja. Tujuannya sudah pasti mengarah kepada tujuan pendidikan nasioal Indonesia. 


Kurikulum dipandang sebagai jantung pendidikan, sebagaimana halnya jantung pada diri manusia, ketika jantung bermasalah, maka hidup kita akan bermasalah.

Jika kurikulum itu dipandang keliru, mari kita perbaiki mana yang keliru itu. Jika semuanya dianggap keliru, mari kita ganti dengan yang baru. 

Perubahan atau perbaikan kurikulum adalah sesuatu yang wajar karena kurikulum melekat pada kehidupan manusia yang sangat dinamis, yang terpenting adalah kolaborasi semua pihak dalam memberikan pelayanan terbaik bagi setiap peserta didik.

- Zulfikri Anas, Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemdikbud RI -


Kurikulum yang akan aku terapkan tentu saja mencakup delapan tipe kecerdasan manusia tanpa mengenyampingkan mata pelajaran umum sebagai bekal kemampuan dasar, sikap, etika dan moral. Guru sebagai tenaga pendidik yang berhadapan langsung dengan peserta didik, akan diberikan kebebasan dalam menentukan cara dan pendekatan terbaik dalam proses belajar mengajar. Banyaknya berkas-berkas administrasi yang harus dikerjakan guru akan dikurangi sehingga guru lebih fokus memikirkan praktik mengajar dari pada teori yang harus ia ditulis.


Andai aku jadi pemimpin, akan aku terapkan kurukulum berbasis tipe kecerdasan manusia dalam pendidikan di Indonesia


Peserta didik pada jenjang pendidikan usia dini hingga Sekolah Dasar (SD), akan dijadikan masa penemuan dan penentuan tipe kecerdasan. Mata pelajaran yang diajarkan masih bersifat umum dengan porsi yang sama, baik dari segi waktu, materi dan beban tugas. Sekarang yang paling sering kita jumpai adalah jam pelajaran matematika jauh lebih banyak dari pada kesenian. Inilah yang akan menghalangi anak dengan tipe kecerdasan visual, musikal atau kinestetik untuk mengenali dan menggali potensinya. Selanjutnya, guru (atau dengan bantuan psikolog) dapat menilai peserta didik dari kecondongan minat dan bakat yang dimiliki.


Setelah siswa menemukan tipe kecerdasan paling dominan dalam dirinya usai menyelesaikan pendidikan SD, maka pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP), peserta didik sudah bisa memilih jurusannya sendiri. Apakah itu jurusan yang berhubungan dengan ilmu alam, logika, teknologi, desain, olahraga, tari dan sebagainya. Pemilihan jurusan tidak lagi dimulai ketika memasuki universitas, tapi semenjak SMP. Jurusan pada jenjang SMP akan disinkronkan dengan jenjang Sekolah Mengengah Atas (SMA). 


Sebenarnya, kurikulum dengan sistem kejuruan ini sudah lama dipraktikkan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan sekolah-sekolah dengan ikatan dinas. Namun jumlah sekolah seperti ini sangat sedikit jika dibandingkan dengan sekolah umum biasa. Keberadaannya pun kurang populer karena peserta didik lebih tertarik mengikuti teman-temannya untuk bersekolah di sekolah favorit berakreditasi tinggi agar lebih mudah diterima di jenjang pendidikan selanjutnya. 


Sederhananya, rencana kurikulum ini akan mempercepat penerapan pembagian jurusan yang ada di perguruan tinggi. Jadi peserta didik memiliki kemerdekaan memilih bidang yang sesuai dengan keinginan dan dapat mengembangkannya lebih cepat. 

_____________

Contoh jurusan yang sesuai dengan masing-masing tipe kecerdasan:

1 Word smart (kecerdasan linguistik dan verbal) : sastra, pendidikan guru, hukum dan komunikasi

Number smart (kecerdasan logika atau matematis) : matematika, fisika, pemrograman, teknik

People smart (kecerdasan interpersonal) : psikologi, politik, pemasaran, manajemen

Self smart  (kecerdasan intrapersonal) : filsafat, jurusan yang mencetak ilmuwan, seperti MIPA

Music smart (kecerdasan musikal) : seni musik termasuk olah vokal dan alat musik

Picture smart (kecerdasan visual dan spasial) : seni lukis, DKV, multimedia, tata busana, tata rias

Body smart (kecerdasan kinestetik dan jasmani) : olahraga, seni tari, seni peran

Nature smart (kecerdasan naturalis) : pertanian, biologi, ilmu kelautan, astronomi


Bagaimana dengan pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, Pendidikan Pancasila, Agama, Komputer Dasar atau Bahasa Asing? Semua mata pelajaran yang bermanfaat untuk mengembangakan kemampuan dasar seperti berhitung, keakuratan, berbahasa, penggunaan teknologi, kedekatan dengan Tuhan, moral dan etika, kehidupan sosial, serta kekuatan mental dan fisik tetap menjadi mata pelajaran wajib disetiap jenjang pendidikan. Jadi, dengan kurikulum seperti ini, bukannya tidak mungkin melahirkan generasi muda yang terampil dibidangnya dengan penguasaan kemampuan dasar yang baik, pribadi yang unggul, serta beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa.



2 Pemerataan

Sejalan dengan program pemerintah, pendidikan layak sebagai hak warga negara harus terlaksana dengan rata dan menyeluruh di setiap sudut wilayah Indonesia. Hingga saat ini, pemerintah terus berusaha melakukan pemerataan akses pendidikan serta sarana dan prasarana yang belum memadai terutama di Indonesia Timur dan daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar (3T).


Bagiku, pemerataan ini tidak cukup hanya dari segi gedung, peralatan laboratorium atau guru yang kompeten, tapi juga mencakup akreditasi sekolah.

_____________


Akreditasi adalah bukti pengakuan pemerintah terhadap sebuah lembaga pendidikan.  Bervariasinya grade atau akreditasi sekolah menyebabkan kecenderungan siswa memilih sekolah berakreditasi tinggi untuk menjadi sekolah incaran demi melancarkan jalannya ke perguruan tinggi negeri favorit. Jika rencana kurikulum berbasis tipe kecerdasan manusia yang akan aku terapkan berjalan, maka akreditasi bisa saja membelokkan keinginan peserta didik untuk memilih sekolah yang tidak sesuai dengan bidangnya. Misalnya jika peserta didik memiliki tipe kecerdasan interpersonal yang berminat dengan jurusan psikologi, karena alasan akreditasi sekolah yang rendah maka memilih sekolah lain yang berakreditasi tinggi mungkin dilakukan walaupun harus mengambil jurusan seni lukis. 


Maka dari itu, semua sekolah harus memiliki akrediasi dan kualitas yang sama agar tidak menjadi penghalang bagi peserta didik untuk memilih jurusan yang sesuai dengam tipe kecerdasannya. Tidak ada lagi yang namanya sekolah favorit, karena semua sekolah sama bagusnya dalam segala hal. 



3 Bangunan Sekolah

Bekerjasama dengan sektor infrastruktur, seluruh bangunan sekolah harus memenuhi standar kelayakan serta dapat menfasilitasi jurusan yang ada. Semua sekolah, tanpa terkecuali, harus memiliki bangunan yang kokoh dan nyaman serta dapat menunjang setiap jurusan. Karena semua sekolah akan memiliki fokus yang berbeda, tentu saja rancangan bangunannya akan berbeda. Misalnya sekolah seni tari yang membutuhkan sanggar, sekolah olahraga yang membutuhkan lapangan, atau sekolah sains yang membutuhkan laboratorium kimia. Jadi, rancangan bangunan sekolah harus menunjang penuh proses belajar peserta didik tanpa harus bersusah payah mencarinya di luar sekolah.



4 Tenaga Pengajar

Guru yang profesional tentu saja harus menguasai bidang yang diajarkannya. Dalam rencana kurikulum ini, mahasiswa jurusan apapun memiliki kesempatan untuk menjadi guru karena jurusan di SMP dan SMA sudah sangat beragam. Semua guru juga harus mampu mengajar dengan baik dan inovatif menemukan metode paling tepat. Guru harus dibekali ilmu psikologi, khususnya untuk jenjang pendidikan anak usia dini dan SD, agar dapat membantu peserta didik menemukan tipe kecerdasan yang sesuai minat dan bakatnya. Guru memiliki kemerdekaan untuk memilih cara mengajar sendiri selama itu tidak menyimpang dari tujuan pendidikan nasional, namun tetapp arus diawasi oleh kepala sekolah dan lembaga yang ditugaskan.



5 Perangkat Pendukung

Perangkat pendukung ini sangat penting agar peserta didik dapat mempraktikkan teori yang didapatnya. Contohnya kamera untuk mempelajari fotografi, bola basket untuk melatih kemampuan dribbling secara real, komputer dengan aplikasi video editing untuk membuat film pendek, mesin jahit untuk membuat baju dari desain yang telah dibuat, serta termasuk juga buku-buku perpustakaan. Dengan tersedianya perangkat pendukung pembelajaran ini, tidak hanya bermanfaat bagi peserta didik untuk lebih memahami materi ajar, namun juga memudahkan guru dalam menjelaskan pelajaran. 



6 Kerjasama dengan Dunia Kerja/Industri

Jika tenaga pendidiknya profesional dan mumpuni, sarana dan prasarananya lengkap dan bermutu, kurikulumnya sangat mendukung kemerdekaan peserta didik dan guru dalam menjalankan proses belajar, maka generasi yang akan dilahirkan tentu saja akan berkualitas. Semua perusahaan dan industri pasti membutuhkan karyawan yang terampil dan handal agar bisnis tetap berjalan lancar. Disinilah peran pemerintah untuk mempertemukan frash graduate dan dunia kerja. Frash graduate akan mendapatkan pekerjaan yang tepat, dan perusahaan juga akan merekrut karyawan baru dengan kemampuan yang tepat pula. Dengan adanya kerjasama seperti ini di semua sekolah dan jurusan, pengangguran akan berkurang karena akses untuk menemukan lapangan kerja jauh lebih mudah ketimbang mencarinya sendiri dengan jangkauan yang terbatas.



7 Peran Orang Tua dan Masyarakat

Keberhasilan pendidikan tidak akan dapat tercapai dengan sempurna jika orang tua dan masyarakat umum tidak berperan didalamnya. Apalagi dengan kurikulum yang fokus mengembangkan tipe kecerdasan manusia yang memberikan kesempatan peserta didik untuk memilih jurusan di usia yang lebih muda, tentu saja pengawasan, arahan dan dukungan dari ornag disekitarnya akan sangat membantu. Untuk meningkatkan kesadaran orang tua dan masyarakat dalam mengetahui perannya, akan diadakan penyuluhan rutin dan keterbukaan dalam hal apapun terkait pendidikan. Peserta didik juga perlu diberikan tugas yang mengharuskannya berkomunikaai dengan orang tua dan masyarakat untuk menemukan jawabannya.


Jika seluruh warga negara memiliki literasi yang baik mengenai pendidikan nasional, maka akan berpengaruh besar terhadap keberhasilan pelaksanaannya. Saran dan masukan dari orang tua dan masyarakat juga harus didengar dan ditinjau dengan seksama, karena bagaimanapun merekalah yang menyaksikan langsung proses dan hasil pendidikan yang terlaksana.



8 Biaya

Kebijakan nasional untuk membebaskan SPP pada jenjang SD dan SMP serta beberapa daerah yang menghentikan pembayaran SPP di jenjang SMA dan SMK, ternyata tidak serta merta membuat sekolah di negeri ini benar-benar gratis. Masih banyak biaya embel-embel lain seperti Lembar Kerja Siswa (LKS), uang pembangunan, uang buku, atau uang seragam yang tetap wajib dilunasi oleh orang tua. Terkadang fasilitas sekolah yang tidak menunjang penuh mata pelajaran juga mengharuskan siswa menyiapkan sendiri peralatan atau bahan ajar. Intinya, sekolah masih saja mahal dan memberatkan kalangan masyarakat tertentu. 


Aku akan berusaha secara bertahap menghilangkan seluruh biaya sekolah agar seluruh anak bangsa bisa mendapatkan hak pendidikan yang layak tanpa harus memikirkan uang ini-itu. Jika anggaran negara tidak mampu menutup biaya yang akan dikeluarkan untuk mewujudkannya, mungkin menarik investasi pada pendidikan menjadi jalan pertama yang bisa dilakukan. Jika sektor infrastruktur saja bisa menarik invostor untuk mengucurkan dana, maka sektor pendidikanpun bisa menjanjikan keuntungan yang tidak sedikit. Selain itu, membentuk kerjasama dengan pihak swasta juga bisa menjadi pilihan lainnya, misalnya dalam pengadaan peralatan pendukung, bahan-bahan bangunan dalam pembangunan sarana dan prasarana sekolah atau dalam bentuk dana.


Generasi terampil dan profesional memungkinkan lahirnya banyak usaha dan bisnis baru serta perusahaan dan industri yang telah ada akan semakin maju karena memiliki karyawan yang berkompeten, serta pemerintahan yang terkelola dengan lebih baik dengan kebijakan baru yang membawa perubahan. Bukankah ini dapat memberikan hal yang sangat menguntungkan investor? 



9 Berantas Praktik Penyelewangan Anggaran Pendiddikan

Ada hal penting lain yang akan aku benahi terkait pendidikan, yaitu penggunaan anggaran yang tidak semestinya. Karena kebutuhan dana untuk mewujudkan kurikulum berbasis tipe kecerdasan manusia ini tidak sedikit, maka seharusnya dana yang telah dianggarkan harus terbebas dari penyelewengan dan tepat sasaran. Praktik ini masih sering menjadi masalah dalam keefektifan penyerapan anggaran pendidikan. Seharusnya dengan dana yang luar biasa tersebut, sektor pendidikan dapat memberikan peningkatan yang signifikan setiap tahunnya.


Berdasarkan catatan Indonesia Corruption Watch (ICW), sektor pendidikan merupakan satu dari sepuluh sektor yang paling banyak dikorupsi pada 2015 hingga 2019. Adapun nilai kerugian negara di sektor pendidikan mencapai Rp410,9 miliar dengan nilai suap yang berhasil ditemukan sebesar Rp52,4 miliar.

- Siti Juliantari, Koordinator Divisi Pengelolaan Pengetahuan ICW -


Besarnya anggaran dana pendidikan menjadi sasaran empuk bagi oknum untuk melakukan tindakan penyelewengan. Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) menjadi  dana yang paling sering di korupsi. Berbagai modus masih banyak terjadi, seperti keterlibatan kepala sekolah dan bendahara sekolah untuk menggunakan dana BOS demi kebutuhan pribadi, sekolah diminta menyetor sejumlah uang untuk mempercepat pencairan dana BOS oleh Dinas Pendidikan setempat, tidak adanya peran Komite Sekolah dalam penyaluran dan penggunaan dana BOS sehingga mudah diselewengkan, atau pengadaan barang dan jasa fiktif. 


Berbagai usaha mengatasi masalah ini selalu diupayakan pemerintah, seperti memperketat pengawasan penggunaan anggaran, mulai dari pemerintah pusat hingga nanti berakhir di sekolah-sekolah dengan membentuk Komite Sekolah. Namun selama ini peran masyarakat masih sangat kurang, padahal jika masyarakat peduli dengan anggaran pendidikan, akan sangat membantu menemukan celah penyelewengan. Masyarakat harus diberikan edukasi agar lebih peduli. Bila perlu juga akan diberikan penghargaan dan jaminan keamanan jika berani melaporkan tindak penyelewengan dana pendidikan.


Praktik kerjasama dalam pengadaan barang dan jasa yang menyangkut proses belajar mengajar yang hanya menguntungkan pihak tertentu, juga harus dihilangkan dan diawasi dengan ketat. Seperti pengadaan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang terkadang isinya sama saja dengan buku wajib yang sudah dimiliki peserta didik, pengadaan seragam yang mewajibkan peserta didik membayarkan sejumlah uang padahal jika dibeli di luar sekolah harganya bisa lebih murah, atau mewajibkan masing-masing peserta didik membuka rekening bank tertentu dengan alasan mempermudah pembayaran uang sekolah padahal rekening tersebut tidak pernah digunakan setelahnya. Jika sekolah terbukti melakukan kerjasama bisnis seperti ini dan menerima persenan dari uang yang dibayarkan peserta didik, maka seluruh pihak terlibat harus mendapatkan hukuman setimpal. 




Pentingnya Peran Generasi Muda dalam Pendidikan Di Indonesia

Generasi muda, generasi penggerak bangsa | Foto: freepik.com


Generasi muda adalah generasi penggerak bangsa yang diyakini mampu memberikan perubahan. Generasi muda inilah yang akan menggantikan posisi generasi sebelumnya. Di zaman sekarang, generasi muda identik dengan generasi milenial yang penuh dengan semangat juang tinggi, berani, cepat tanggap, kritis, dan hidup lekat dengan teknologi. Generasi muda sudah tidak lagi menggantungkan hidupnya pada tradisi, tapi lebih kepada hal-hal yang logis dan terbukti kebenarannya. 


Khusus untuk sektor pendidikan, peran generasi muda dengan segala potensi yang dimilikinya dapat memberikan kontribusi besar terhadap sistem pendidikan di Indonesia. Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan kaum muda di dunia pendidikan yang mungkin tidak semuanya dapat dilakukan oleh generasi sebelumnya.


Jangan Sepelekan Pendidikan!

Generasi muda yang dimaksud dapat membawa perubahan positif tentu saja generasi muda yang terdidik. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa usia muda dimulai ketika seseorang memasuki usia 10 tahun, yang artinya berada pada masa sekolah. Jika masa sekolah ini tidak dilalui dengan baik, maka generasi muda harapan bangsa tidak akan terlahirkan. Generasi muda yang masih berusia sekolah belum memiliki kematangan dalam banyak hal, seperti pola pikir, sosial, keterampilan, pengetahuan atau mental. Pendidikanlah yang bisa mengisi dan mengarahkan mereka untuk mematangkan diri sehingga dapat menjadi generasi emas dan SDM yang berkualitas. Jika ingin menjadi generasi muda yang mampu memberikan kontribusi pada negara, maka jadilah generasi muda yang tidak menganggap enteng peran pendidikan dalam hidup. Jangan pernah malas belajar dan jangan sampai terjerat dalam pergaulan yang mengancam masa depan.


Menjadi Guru

Minat generasi milenial untuk menjadi guru masih dibilang rendah. Hal ini juga diakui oleh Ikatan Guru Indonesia (IGI) beberapa waktu lalu. Jika aku memposisikan diri sebagai generasi muda dan pernah merasakan bagaimana rasanya menjadi guru, aku menilai ketidaktertarikan generasi muda ini disebabkan oleh profesi guru yang dirasa kurang menantang, tidak modern karena mayoritas masih menggunakan metode konvensional dan merasa tidak mampu untuk mengontrol peserta didik jika mengajar. Profesi guru masih identik dengan manusia paruh baya yang memiliki kesabaran tinggi sehingga dirasa kurang cocok bagi generasi muda.


Padahal jika mindset ini bisa diperbaiki dan ketertarikan generasi muda untuk menjadi guru bisa ditingkatkan, maka sistem belajar mengajar konvensional yang sering dikeluhkan membosankan oleh peserta didik ini dapat dirubah. Jika guru dan siswa berada dalam range usia yang sama-sama diposisi generasi muda, tentu saja suasana yang dianggap nyaman juga serupa. Misalnya saja dalam memberikan pelajaran di kelas, guru muda akan jauh lebih aktif dan energik sehingga perhatian peserta didik selalu fokus memperhatikan. Guru muda juga lebih kreatif dalam menemukan cara mengajar paling tepat dan berani melakukan inovasi baru agar tujuan pendidikan dapat tercapai lebih maksimal lagi. 


Jika kurikulum berbasis tipe kecerdasan manusia yang akan aku terapkan andai menjadi pemimpin, maka kesempatan bagi generasi muda untuk menjadi tenaga pengajar akan semakin terbuka lebar dengan variasi jurusan yang sangat banyak. Bisa jadi mengajar ini akan menjadi tren karena guru memiliki kemerdekaan untuk menentukan cara mengajar yang dirasa paling tepat dan menyenangkan baik di dalam kelas maupun diluar kelas. Metode konvensional akhirnya dapat tergantikan dengan inovasi baru yang lebih menyenangkan dan efektif.


Membantu Anak Kurang Beruntung untuk Memperoleh Pendidikan

Hingga saat ini, pendidikan di Indonesia masih menjadi barang mewah bagi anak-anak yang terlahir dari keluarga kurang mampu dan menjadi sesuatu yang tak terjangkau di daerah tertinggal. Keterbatasan ini menjadi perhatian generasi muda yang peduli pendidikan untuk menyediakan fasilitas pendidikan alternatif secara gratis. Sudah banyak kita saksikan bentuk kepedulian generasi muda ini dengan melakukan sesuatu yang luar biasa dan sangat berhasil membantu anak-anak kurang beruntung untuk mendapatkan pendidikan, minimal pengetahuan dasar seperti membaca, menulis dan berhitung. 


Jika sudah peduli, generasi muda akan bersukarela memberikan kontribusinya terhadap hal tersebut, termasuk pendidikan. Menyediakan fasilitas belajar dalam bentuk sekolah alternatif ini perlu terus dilanjutkan. Generasi muda dengan kegigihan dan semangat juangnya serta kesenangannya membentuk komunitas pasti dapat mewujudkan lebih banyak lagi sekolah alternatif. 


Meningkatkan Literasi Pendidikan Masyarakat dengan Memanfaatkan Teknologi

Teknologi sangat identik dengan kehidupan masa kini. Mungkin hampir seluruh penduduk dunia selalu menggunakan teknologi dalam aktifitas kesehariannya, seperti smartphone, smartTV, perangkat komputer dan gadget lainnya. Karena alasan inilah banyak pengusaha mengiklankan produknya dan pemerintah yang memberikan penyuluhan singkat melalui pemanfaatan teknologi. Pesan yang disampaikan dengan cepat menyebar dan menjangkau seluruh pengguna teknologi hanya dalam hitungan detik. Pemanfaatan teknologi ini tentu akan menjadi cara yang sangat efektif dan efisien untuk mengedukasi masyarakat agar lebih peduli lagi dengan pendidikan.

Generasi muda memiliki kemampuan yang lebih baik dalam penggunaan teknologi dibandingkan dengan generasi orang tua mereka. Melalui kelebihannya dalam teknologi dan kreatifitas tanpa batas inilah generasi muda dapat memberikan kontribusi besarnya dalam menciptakan atau membuat sebuah iklan, penyuluhan, pengarahan atau informasi terkait pendidikan di Indonesia dalam bentuk video grafis, foto, desain grafis, artikel digital, postingan media sosial atau apapun yang dirasa menarik untuk dilihat dan diketahui lebih jauh oleh masyarakat. 


Ikut Mengawasi dan Berpendapat

Generasi muda juga bagian dari masyarakat yang berhak mengawasi dan memberikan masukan dalam pelaksanaan pendidikan. Sikap kritis dan berani yang dimiliki generasi muda bisa menjadi kekuatan untuk bisa menyumbangkan suaranya dengan cerdas demi pendidikan yang lebih baik. Sebenarnya dengan membuka sekolah alternatif yang dibahas pasa poin sebelumnya bisa menjadi sebuah kritikan kepada pemerintah bahwa masih banyak anak-anak yang tidak mengecap bangku sekolah karena keterbatasan. Cara-cara seperti inilah yang paling ampuh untuk membuka mata pemerintah dan pihak terkait pendidikan nasional di negara kita agar dapat mengevaluasi dan merubah pelaksanaan pendidikan yang sedang berjalan bila masih ada kekurangan.


Jika dilihat dari usia, generasi muda bisa juga berstatus sebagai peserta didik yang terlibat langsung dalam proses belajar mengajar. Sehingga dengan keterlibatannya itu bisa memberikan masukan kepada pemerintah dengan bukti nyata yang dirasakannya sendiri. 


Begitu berartinya kontribusi generasi muda terhadap kemajuan bangsa, khususnya dalam dunia pendidikan. Pendidikan dan generasi muda adalah dua hal yang saling bergantung, karena hanya generasi terdidiklah yang  dapag membawa perubahan positif. Karena itu perlu digencarkan lagi penanaman literasi kepada generasi muda agar kepedulian mereka terhadap pendidikan semakin meningkat sehingga dapat berperan aktif untuk memajukan pendidikan di Indonesia.




Kesimpulan

Seandainya aku menjadi pemimpin, sektor pendidikan adalah target utama yang harus diberikan sentuhan berbeda, karena pendidikan inilah yang menjadi inti sebuah bangsa. Strateginya adalah dengan memberlakukan kurikulum berbasis tipe kecerdasan manusia. Penerapan sekolah kejuruan akan aku berlakukan di seluruh sekolah untuk jenjang pendidikan SMP dan SMA. Sedangkan jenjang pendidikan anak usia dini dan SD menjadi masa pencarian tipe kecerdasan. Diharapkan dengan kurikulum ini tidak ada lagi keterlambatan dalam menemukan potensi diri.


Kurikulum berbasis tipe kecerdasan manusia akan memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk dapat memilih bidang yang sesuai dengan minat dan bakatnya agar dapat mengembangkan potensi yang dimiliki lebih dini.

_____________

Manusia akan menjadi luar biasa jika berada dilingkungan yang tepat, sama halnya dengan keberadaan peserta didik di jurusan yang sesuai dengan tipe kecerdasan yang dimilikinya.


Realisasi sebuah perubahan besar tentu membutuhkan dana yang tidak sedikit dan waktu yang tidak sebentar. Maka dari itu, dibutuhkan keterlibatan semua pihak baik itu dari pemerintah, swasta, organisasi, orang tua serta masyarakat umum. Selain itu, di era yang serba cepat ini, peran generasi muda dalam membangun negeri dapat memberikan perubahan yang berarti, termasuk pada sektor pendidikan. Generasi muda harus dijadikan fokus target literasi pendidikan agar lebih peduli dengan pelaksanaan pendidikan yang sedang berjalan. Sikap kritis, berani dan semangat juang tinggi khas kaum muda akan banyak memberi masukan dan melahirkan ide-ide baru demi kemajuan pendidikan nasional.


***


Tulisan ini diikutsertakan dalam I Love Indonesia Blog Competition yang diselenggarakan oleh Golongan Hutan dan  Blogger Perempuan Network dengan tema “Seandainya aku menjadi pemimpin, apa yang akan aku lakukan untuk Indonesia”.

_____________

Referensi:

harianterbit.com

jendela.kemdikbud.go.id

kemdikbud.go.id

kemenkeu.go.id

kompas.com

medcom.id

sehatq.com

wikipedia.org



2 comments

  1. Setuju banget Mbak, anak muda harus bisa kritis terhadap dunia pendidikan agar ada perbaikan ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya Allah aku baru bales komennya Mbak Dedew 😅
      Iya Mbak, harus banget. Soalnya anak muda sekarang jauh lebih berani dan inovatif. Makanya peran generasi muda penting banget untuk membangun negeri, termasuk pendidikan.

      Delete

Sebelum komentar, login ke akun Google dulu ya teman-teman. Jangan ada "unknown" diantara kita. Pastikan ada namanya, biar bisa saling kenal :)