Stop Diskriminasi! Teman-Teman Disabilitas dan OYPMK Berhak Berkarya dan Berdaya

No comments

Ruang Publik KBR, NLR Indoneaia dan Botanina Hijau Indoneaia
Ilustrasi diolah dari flyer Ruang Publik Yang Muda Yang Progresif untuk Indonesia Inklusif 

Tidak ada satu manusia pun yang ingin menjalani hidup dengan kekurangan. Namun kenyataannya takdir tidak selalu sama, ada teman-teman kita penyandang disabilitas, termasuk di dalamnya Orang Yang Pernah Menderita Kusta (OYPMK), yang butuh rangkulan, pendampingan dan dukungan. Coba posisikan diri kita sebagai salah satu di antara mereka, tentu terbayang betapa sulitnya menjalani kehidupan berbeda. 

Selasa, 24 Agustus 2021, Ruang Publik KBR bersama NLR Indonesia dan Botanina Hijau Indonesia menyelenggarakan live streaming Ruang Publik bertema Yang Muda Yang Progresif untuk Indonesia Inklusif di kanal YouTube Berita KBR dan 100 jaringan radio KBR di seluruh Indonesia, sekaligus memperingati Hari Orang Muda Internasional (International Youth Day) yang jatuh pada tanggal 12 Agustus lalu. Pembahasannya adalah mengenai isu terkait penyandang disabilitas dan OYPMK serta apa peran kita bersama untuk mewujudkan Indonesia Inklusif. Hadir dua narasumber, yaitu:

1. Widya Prasetyanti, Program Development & Quality Manager NLR Indonesia; dan

2. Agustina Ciptarahayu, Founder & CEO PT. Botanina Hijau Indonesia. 


Bila berbicara mengenai data, 3,3% penyandang disibilitas berusia 5-17 tahun dan 21,1 % berusia 18-24 tahun. Total 24%  atau 5 juta jiwa di Indonesia adalah penyandang disabilitas. Sedangkan untuk kusta di Indonesia, dari 16.000 kasus baru kusta per tahunnya, 11% atau sekitar 1700 kasus terjadi pada anak-anak dan remaja usia 15 tahun ke bawah.


Stigma yang masih kental di masyarakat sering kali menambah panjang praktik diskriminasi terhadap penyandang disabilitas dan OYPMK. Terkhusus penyakit kusta, ketakutan berlebihan untuk tertular menjadikan penderitanya otomatis dikucilkan, meski setelah sembuh sekalipun. Padahal tanpa disertai dengan beban sosial ini, OYPMK sudah cukup terpukul bila seandainya ada kerusakan permanen pada anggota tubuh mereka. Tentu bukan hanya kesehatan fisik saja yang harus diperhatikan, namun juga kesehatan mental teman-teman kita ini. 


Indonesia inklusif adalah tujuan kita bersama dalam menciptakan kehidupan yang setara bagi penyandang disabilitas dan OYPMK. Bagaimanapun, mereka tetap memiliki hak-hak dasar yang mesti dipenuhi. Peluang mereka untuk mewujudkan Indonesia inklusif juga sangat besar, serta tidak jarang pula berbagai perubahan dan inovasi baru lahir dari pemikiran mereka. Selama kita bersama mau memberi akses dan saling mendukung tanpa adanya diskriminasi dan stigma, tentu penyandang disabilitas dan OYPMK bisa tetap berdaya dan berkarya.



Widya Prasetyanti


NLR Indonesia merupakan salah satu organisasi spesifik di sektor kesehatan yang fokus mencegah, mendeteksi dan menangani kusta.  Namun karena kusta juga bisa berdampak kepada disabilitas, maka akan mencakup untuk disabilitas juga. Menjawab tantangan stigma dan diskriminasi terhadap penyandang disabilitas dan OYPMK, dilaksanakanlah beberapa program NLR Indonesia sebagai berikut. 

1. Pemenuhan hak ketenagakerjaan yang inklusif baik formal maupun kewirausahaan bagi pemuda penyandang disabilitas usia produktif.

2. Prioritas untuk anak-anak disabilitas dan kusta, memperhatikan tumbuh kembang mereka serta pendampingan kesehatan seksual dan reproduksi.

3. Pemagangan inklusif dan memberi kesempatan bekerja di NLR Indonesia serta organisaai mitra di berbagai wilayah, yaitu di 13 provinsi dan 34 kabupaten/kota.

4. Memberi konseling secara khusus untuk OYPMK agar bisa menjadi konselor handal bagi teman-teman penderita kusta lainnya. 

5. Program SUKA (Suara Untuk Kusta) seperti pada program Ruang Publik ini, yang bertujuan memberi edukasi kepada masyarakat mengenai kusta dan disabilitas dan apa peran kita bersama dalam mewujudkan Indonesia inklusif.


Dari sektor pekerjaan, NLR Indonesia akan mempublikasikan kepada masyarakat mengenai informasi pemagangan untuk penyadang disabilitas dan OYPMK. Kemudian tetap dilakukan assessment ketika menyeleksi serta membuat program sesuai peminatannya. Selain itu akan diberikan juga pendampingan untuk penguatan kapasitas diri serta mempersiapkan soft skill agar siap bekerja di mana saja berada. 


Widya mengatakan bahwa stigma adalah hambatan terbesar yang bisa berujung diskriminasi pada berbagai aspek. Padahal penyadang disabilitas dan OYPMK juga memiliki kelebihan, tetapi masih saja ada yang hanya memperhatikan kekurangan mereka. NLR Indonesia fokus kepada dua hal, yaitu kesehatan dan lingkungan. Keduanya harus sejalan, tidak ada yang bisa didahulukan atau belakangan. Penderita kusta harus ditangani dan didampingi, baik itu untuk kesehatan fisiknya maupun kondisi mentalnya agar siap hidup bersosial kembali ke depannya. 


"NLR Indonesia telah memberikan banyak pengetahuan tentang kusta. Orang muda yang mengalami kusta jangan putus asa. Kita masih ada kesempatan untuk mengembangkan bakat dan minat.

Terima kasih, NLR Indonesia! "

- Geby, OYPMK dari NTT -


Dalam acara, hadir Geby, seorang OYPMK asal NTT yang berbagi kisah melalui sambungan telepon. Semangatnya sungguh luar biasa, menularkan sugesti positif agar orang-orang sesama OYPMK tidak mudah menyerah. Kakinya sempat mengalami lumpuh ringan karena kusta. Khawatir sekali bagaimana ia akan beraktivitas dan bekerja setelahnya. Namun berkat pendampingan dari NLR Indonesia, Geby dibekali banyak sekali ilmu tentang kusta yang akhirnya membangkitkan semangatnya untuk terus maju. "Bila tidak bisa menggunakan kaki, masih ada tangan", ungkapnya. Makanya ia bangkit dan mulai menenun dengan kedua tangan yang masih normal.


Kini Geby sudah mulai pulih, walau masih rutin melakukan terapi. Bersyukurnya, karena kustanya ditangani dengan baik, kelumpuhan itu bisa diobati dan apa yang ditakutkan tidak terjadi. Bukti bahwa semangat untuk sembuh, penanganan yang tepat dan berpikir positif sangat berpengaruh besar bagi penderita kusta. Geby juga kerap berbagi cerita ke muda-mudi OYPMK lainnya agar apa yang dia alami bisa memotivasi dan bermanfaat bagi yang lain.



Agustina Ciptarahayu


Agustina juga berbagi cerita bagaimana upaya mewujudkan Indonesia inklusif dari sektor usaha. Persaingan yang ketat tentu mengharuskan pelaku usaha untuk terus berinovasi. Hingga ujungnya akan membutuhkan skill personal yang lebih lengkap. Karena itu lahirlah berbagai kerjasama dalam bentuk part time.  


"Bakerja itu base on karya. Tidak ada hubungan lagi dengan keterbatasan mobilitas atau fisik," ungkapnya. Dalam Indonesia inklusif wajar-wajar saja bila penyadang disabilitas dan OYPMK juga turut berpartisipasi dalam dunia usaha. Contohnya saja salah seorang tangan kanan Agustina yang merupakan penyandang disabilitas dengan tugas menilai aroma produk. Aroma adalah hal penting yang harus diperhatikan dengan baik dalam sebuah produk kesehatan dan kecantikan seperti Botanina. Nah, penciuman yang tajam pasti sangat dibutuhkan dalam pembuatan produk. Jadi meski secara fisik ada kekurangan, namun tetap saja ada kelebihan mereka dalam bidang tertentu yang dibutuhkan oleh pelaku usaha. 


Disabilitas ini cakupannya sangat luas sekali, ada berbagai jenis dan tingkatannya. Namun mereka semua tetap punya peluang untuk bekerja di semua perusahaan. Ada beberapa skill yang terkadang hanya dimiliki oleh penyandang disabilitas. Namun sayangnya masih ada keterbatasan informasi antara pelaku usaha terkait data-data penyandang disabilitas, sehingga membatasi ruang gerak untuk terbangunnya kerja sama. 


Diharapkan sekali dengan adanya ruang publik seperti ini, akan membuka semakin luas jaringan pelaku usaha dan organisasi yang peduli akan penyadang disabilitas untuk saling mendukung dalam mewujudkan Indonesia inklusif. Seperti NLR yang menyediakan profil lengkap para penyadang disabilitas dan OYPMK, yang tentunya data ini dibutuhkan oleh pelaku usaha seperti Botanina Hijau Indonesia untuk merekrut karyawan dengan kemampuan tertentu. 


__________


Sedikit pesan bagi kita semua, mulai sekarang stop stigma dan diskriminasi terhadap penyadang disabilitas dan OYPMK. Lebih bijak bila kita sama-sama berupaya untuk mewujudkan Indonesia inklusif agar tidak ada lagi kesenjangan di negeri ini. Semua orang berhak untuk berkarya dan berdaya. Penyadang disabilitas dan OYPMK, dengan kondisi spesialnya, tentu membutuhkan lebih banyak pendampingan dan dukungan. Jangan sampai minat dan bakat yang mereka miliki terkubur begitu saja. Padahal banyak pelaku usaha yang membutuhkan kemampuan tersebut, dan secara langsung akan menguntungkan kedua belah pihak.


Semoga bermanfaat dan semoga lebih bayak lagi yang peduli kepada penyadang disabilitas dan OYPMK. 



No comments

Sebelum komentar, login ke akun Google dulu ya teman-teman. Jangan ada "unknown" diantara kita. Pastikan ada namanya, biar bisa saling kenal :)