Yummy App bukannya aplikasi penyedia resep masakan , ya? Kok bisa mengurangi sampah?
Bisa, dong! Fitur Memilih Bahan yang ada di Yummy App bermanfaat sekali untuk memaksimalkan pengolahan persediaan bahan makanan. Jadi tidak ada lagi kejadian buang-buang sayuran yang terlanjur busuk atau nasi basi karena bingung mau dimasak apa.
Sebagai wanita yang tidak terlalu pandai memasak dan hanya bisa menyajikan menu yang itu-itu saja, bahan makanan di kulkas sering menjadi korban. Ditambah lagi kebiasaan berbelanja asal-asalan, yang penting ada saja dulu, baru nanti dipikirkan mau masak apa. Akhirnya mengakibatkan tidak semua bahan yang dibeli bisa dihabiskan. Pasti ada saja sisanya, misalnya tinggal wortelnya saja, buncis saja atau daun bawang saja. Seringnya sih sayuran, karena bisanya cuma dimasak bening. Jadi kalau bersisa dan bosan dengan olahan yang sama, ya sudah, tinggal menunggu waktu saja membusuk di kulkas. Ujung-ujungnya berakhir di tempat sampah.
Batinku sebenarnya menolak segala sesuatu yang mubazir seperti ini. Merasa bersalah ketika apa yang seharusnya bisa dimakan, bermanfaat untuk kesehatan dan minimal cukup untuk lauk satu kali makan, malah disia-siakan. Misalnya ketika yang tersisa dua buah wortel dan satu bungkus kecil teri nasi. Aku tidak tahu mau dimasak menjadi makanan apa. Berkreasi dengan resep panjang yang berseliweran di internet juga tidak memungkinkan karena aku tidak punya banyak waktu untuk itu. Ada dua balita yang harus aku asuh sepanjang hari. Mungkin terinya cuma di goreng dan wortelnya di sayur bening lagi. Ah, terlalu monoton! Solusinya, tetap saja menghindar dan membeli makanan via aplikasi ojek online.
Daftar Isi
1. Waspada Bahaya Sampah Makanan! Indonesia Di Urutan Ke-2 Dunia dalam Hal Buang-Buang Makanan
2. Mulai dari Dapur Sendiri
3. Yuk, Kenalan dengan Yummy App
4. Langsung Praktik Saja! Yummy App Bisa Tampilkan Resep Sesuai Persediaan Bahan Di Kulkas
5. Semua Bisa Masak dan Semua Bisa Dimasak Berkat Yummy App
6. Kesimpulan
Waspada Bahaya Sampah Makanan! Indonesia Di Urutan Ke-2 Dunia dalam Hal Buang-Buang Makanan
Beberapa waktu lalu aku mengikuti salah satu lomba blog bertema pengelolaan sampah makanan. Berkat riset dalam proses penulisannya, aku memperoleh ilmu yang meluruskan kekeliruan. Ya, aku tidak pernah tahu bahwa ternyata sampah makanan sama berbahayanya dengan sampah lain. Berpikir bahwa makanan adalah sesuatu yang mudah diurai tanah, tentu tidak ada akibat berarti yang memperburuk keadaan lingkungan. Namun ternyata aku salah besar!
Meski tergolong sampah organik yang menurut anggapan kita dapat terurai dengan mudah di tanah, nyatanya sampah makanan ini tidaklah seramah itu. Gas metana dan karbondioksida (CO2) yang dihasilkan dalam jumlah besar di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) akibat banyaknya sampah makanan, dapat menjadi sumber bencana baru. Masih ingat tragedi di kampung Cireundeu, Leuwigajah, Cimahi? Tahun 2005 silam, ledakan gas metana membuat gunungan sampah di TPA Leuwigajah longsor dan menewaskan 150 jiwa.
Ketidakpahaman akan bahaya yang diakibatkan sampah makanan, memberi sumbangsih atas gelar Indonesia sebagai negara nomor dua di dunia dalam hal buang-buang makanan. 13 juta ton sisa makanan per tahun dihasilkan. Jika dirata-ratakan, setiap orang membuang 300 kg sampah makanan setiap tahunnya. Bayangkan, semubazir itu!
Satya Hangga Yudha Widya Putra, B.A. (Hons), MSc selaku Co-Founder dan Penasihat Indonesian Energy and Environmental Institute (IE2I) menjelaskan bahwa metana merupakan gas rumah kaca yang lebih kuat dari pada CO2, yang dapat memperburuk konsekuensi negatif pada pemanasan global, yaitu perubahan iklim. Dari 30 kg sampah makanan yang dihasilkan setiap harinya, mengeluarkan zat metana yang punya kekuatan 100 kali lebih kuat pengaruhi perubahan iklim dan lingkungan.
Sejak itu aku sadar bahwa ternyata selama ini aku sudah menjadi salah satu penyumbang besar sampah makanan yang berasal dari bahan masakan busuk di kulkas. Keterbatasan kemampuan memasak sering membuatku bingung mencampur bahan-bahan yang ada. Apalagi bahannya cuma tinggal beberapa, jadinya hanya dibiarkan saja membusuk sampai nanti berakhir di tempat sampah. Bisa saja per tahunnya lebih dari 300 kg sampah makanan yang telah aku tumpuk di bumi ini. Bagaimana pun, harus ada langkah yang harus aku lakukan!
Mulai dari Dapur Sendiri
Sayuran adalah bahan makanan yang cepat busuk, lalu menjadi sampah makanan | Foto: Dok.pribadi |
Merasa bagai dicambuk karena mengetahui bahwa adanya korban jiwa dari
gas metana yang dihasilkan sampah makanan, di negeri sendiri pula, tidak
mungkin aku berdiam diri saja menerima kesalahan. Aku salah, keliru menilai
sampah makanan selama ini. Jauh lebih salah lagi bila sudah tahu bahaya sampah
makanan, malah tidak mengubah kebiasaan yang jelas-jelas menyumbang sampah
makanan yang seharusnya bisa diolah dengan bijak.
Memulai dari diri sendiri, dapurku sendiri, itulah langkah paling mudah dan memungkinkan aku lakukan. Aku seorang ibu, yang menjadi hulu dan hilir segala makanan di rumah tanggaku. Bila aku bisa mengolah dengan baik semua bahan makanan yang aku beli, paling tidak sampah makanan dari rumahku bisa diminimalkan.
Cara pertama, sudah jelas aku tidak boleh sembarangan membeli bahan makanan dan wajib menyesuaikan dengan kebutuhan. Namun ternyata teorinya saja yang mudah, aku tetap kebingungan setiap kali hendak menulis daftar bahan makanan sebelum belanja. Memastikan semua yang aku beli bisa di masak habis adalah hal tersulit. Kalau berbelanja kebutuhan bulanan, seperti sabun, detergen atau tisu, sudah jelas akan terpakai karena tidak ada proses yang mesti dilakukan setelahnya. Tinggal pakai, habis. Lah, kalau bahan makanan tidak diolah, akan berakhir masa aman konsumsinya.
Bukannya aku tidak mau usaha, akibat memaksa membuat daftar belajaan, akhirnya yang aku masak berkutat di goreng ayam, sayur bening, sup, daging saus teriyaki botolan, dori tepung atau telur dadar. Sesekali ada gulai daging atau opor berkuah santan instan. Sarapannya tinggal dibuatkan roti selai saja atau biar lebih padat gizi diberi orak arik telur. Tidak masalah bila hanya seminggu atau dua minggu, tetapi kalau berbulan-bulan, pasti bosan. Aku yang memasaknya saja jenuh, apalagi keluargaku yang makan? Saking takutnya apa yang aku beli tidak bisa aku masak, aku jadi berbelanja bahan yang nyaris sama setiap minggu.
Baiklah, mungkin membuat daftar belanja bukanlah solusi yang pas. Mudah bagi ibu lain, tapi tidak buatku. Akhirnya aku lebih memilih memaksakan diri untuk memasak habis apa yang aku beli. Meski tantangannya luar biasa, aku harus berjuang mencari resep tersimpel untuk di masak besok pagi, memikirkan kata kunci yang tepat dan memilih dari sekian banyak resep yang belum tentu benar, akhirnya aku mulai bisa sedikit demi sedikit mengurangi kebiasaan buang-buang bahan makanan.
Lagi-lagi, ini tidak bertahan lama. Rasa malas mulai menyerang. Ketika aku terlalu capek maka tidak ada banyak waktu lagi untuk mencari resep. Awalnya hanya bolong satu hari, lalu jadi tiga hari. Akhirnya kembali lagi ke kebiasaan yang dulu, tidak peduli dengan bahan makanan sisa yang terbuang. Keinginan kuat sebelumnya terkikis begitu saja. Memang, mengubah kebiasaan itu butuh konsistensi dan cara yang tepat. Kalau caranya saja tidak sesuai dengan kondisi kita, bagaimana kita bisa konsisten?
Nah, kabar baiknya, kini semangatku untuk mengurangi sampah makanan kembali membara. Beberapa waktu lalu, aku mencoba menggunakan Yummy App, aplikasi penyedia resep masakan. Ada salah satu fiturnya yang sangat membantuku dalam mencari resep sesuai dengan bahan yang ada di kulkas. Meski tampak sederhana, menyaring resep berdasarkan bahan yang di-input sangat berguna bagiku untuk lebih kreatif memasak bahan makanan di kulkas sampai tak bersisa. Yeay!
Yuk, Kenalan dengan Yummy App
Yummy App bukan hanya menyediakan resep kreatif, tapi juga punya banyak fitur bermanfaat | Foto: Dok.pribadi |
Selain menyuguhkan resep, ada tiga fitur utama dari Yummy yang bisa dimanfaatkan pengguna untuk berbuat lebih dari sekadar memasak. Maksudnya, dengan hadirnya tiga fitur ini, pengguna bisa meminimalkan bahan masakan yang terbuang seperti aku, ikut berbagi resep dan memberi kesempatan bagi seluruh kalangan untuk tetap bisa memasak meski uang hanya sepuluh ribu di kantong. Apalagi hingga sekarang pandemi belum usai, masak makanan sendiri tentu lebih aman dan sehat. Yummy App ini cocok sekali dijadikan sahabat pemberi inspirasi memasak.
1. Fitur Memilih Bahan
Haloha, inilah fitur yang paling bermanfaat dalam upayaku meninggalkan kebiasaan buang-buang bahan makanan. Fitur Memilih Bahan akan menampilkan resep berdasarkan bahan yang dipilih. Tersedia kolom pencarian untuk pengguna mengetikkan nama bahan atau mencari langsung bahan di bagian bawah kolom yang sudah dikelompokkan berdasarkan huruf abjad. Namun karena bahannya sangat banyak, akan lebih cepat jika diketik saja. Minimal dengan memilih dua bahan saja, sudah cukip untuk menampilkan resep yang dimasak dengan bahan-bahan tersebut.
2. Fitur Komunitas
Pengguna yang mendaftarkan diri pada aplikasi Yummy disebut dengan komunitas. Seluruh komunitas berkesempatan untuk turut aktif membagikan resep kreatifnya di Yummy App. Caranya juga tanpa ribet, sudah ada form bahan, foto, cara memasak yang siap diisi. Setelah resep di-upload, maka akan ditinjau terlebih dahulu oleh pihak Yummy, apakah memenuhi syarat untuk di-publish atau perlu revisi dulu. Jadi tidak sembarang resep bisa lolos peninjauan. Resep yang berhasil ter-pusblish juga akan diapresiasi dalam bentuk 100 Yummy koin yang bila diuangkan bernilai Rp 10.000. Bikin semangat berkerasi semakin bergelora!
3. Fitur Filter Budget
Satu lagi kelebihan Yummy App yaitu Fitur Filter Budget yang bisa membuat pengguna memilih resep sesuai budget yang dimiliki. Mulai dari di bawah Rp 10.000, hidangan enak tetap bisa dimasak. Pilihan rentang harga sangat memudahkan pengguna untuk memilih menu yang tepat, terutama bagi para pelaku bisnis kuliner yang butuh perkiraan modal untuk menentukan harga jual dan keuntungan. Fitur ini terdapat pada filtering resep. Jadi ketik dulu resep atau olahan apa yang diinginkan, lalu pada bagian atas akan muncul tombol FILTER. Klik tombol ini dan rentang harga akan muncul.
Bonus lainnya juga ada, lo! Khusus bagi aku yang nyaris tidak mungkin menulis resep kreatif, ternyata juga bisa dapat keuntungan dari mengundang teman untuk menginstal aplikasi Yummy. Jadi setiap pengguna memiliki kode referral unik dan bila berhasil mengajak teman menginstal dengan kode referral kita, maka akan ada poin yang bisa di-redeem menjadi rupiah. Satu undangan bernilai Rp 10.000, pemilik kode referral mendapat Rp 7.000 (70 poin) dan pengguna kode referral mendapat Rp 3.000 (30 poin). Lumayan banget, 'kan? Caranya juga gampang, tinggal klik tombol UNDANG TEMAN, lalu pilih platform-nya (aku pakai WhatsApp) dan pesan otomatis terkirim.
Sebagai pengguna baru, aku memiliki beberapa alasan kenapa suka sekali dengan aplikasi Yummy. Meski hanya masih menjadi pengguna pasif, yang belum berani mengajukan resep ala-ala, sudah banyak kelebihan yang membuatku jatuh cinta.
✔ Bantu aku sukses mengurangi sampah makanan
Jelas, inilah keunggulan Yummy App yang paling bermanfaat bagiku. Fitur yag belum pernah aku temukan sebelumnya di website dan aplikasi serupa yang pernah aku coba. Fitur Memilih bahan bisa memunculkan resep berdasarkan bahan-bahan yang ada di kulkas kita. Bahkan minimal hanya dengan dua jenis bahan saja, resep sudah bisa dipilih. Sayuran yang biasanya terbuang, jadi bisa aku masak semua.
✔ Keterangan durasi memasak dan jumlah langkah
Berhubung aku tidak betah berlama-lama di dapur untuk memasak, durasi memasak dan step-step yang harus dilakukan dari awal hingga akhir adalah hal penting yang harus aku perhatikan dalam memilih ressp yang hendak di-recook. Tidak masalah kalau bahannya agak banyak, tapi kalau cara memasaknya hanya dengan mencampur seluruh bahan, masih oke-oke saja. Untungnya, Yummy App juga menampilkan keterangan jumlah langkah pada resep. Lebih membahagiakan lagi, banyak resep yang hanya dengan lima langkah saja, sudah bisa menghidangkan menu enak dengan sayuran yang biasanya aku masak bening melulu. Masakanku jadi lebih bervariasi tanpa harus memasak lebih lama.
✔ Terdapat video, foto atau keduanya pada resep
Jika biasanya hanya satu foto yang ditampilkan pada bagian teratas resep, maka Yummy App memberikan foto di setiap langkah cara memasaknya. Bahkan banyak juga yang menyertakan video keseluruhan proses, mulai dari pencampuran pertama, hingga makanan siap disajikan. Dengan foto dan video ini aku semakin percaya diri untuk memasak serta kesalahan bisa diminimalisir.
✔ Takarannya jelas
Suka sebal enggak sih ketika melihat resep atau video masak yang hanya menyebutkan bahan tapi tidak ada takarannya? Dikira semua mata yang baca resep sudah profesional? Padahal makanannya enak, cara membuatnya gampang, ada videonya juga, eh, malah takaran bahannya yang bikin keinginan me-recook hilang. Nah, Yummy App menjawab kekhawatiran ini. Takaran bahan di resep dibuatkan jelas, berapa gram, berapa sendok atau berapa liter.
✔ Bisa tambahkan ke resep favorit
Lagi senggang dan iseng lihat resep di Yummy App untuk menu besok dan ketemu resep menarik. Tenang, resep pilihan ini bisa ditambahkan ke resep favorite dan aku tidak perlu repot-repot lagi mencarinya. Kira-kira sama lah dengan memencet tombol hati di aplikasi belanja online.
✔ Resep Bisa Dipercaya
Temanku pernah bilang kalau resep-resep Indonesia banyak yang tidak benar. Kadang fotonya bagus, setelah dicoba sendiri, meski berkali-kali, tidak pernah berhasil. Makanya dia menyarankan untuk melihat resep yang berbahasa asing saja, lebih terpercaya katanya. Ternyata, resep di Yummy App tidak begitu. Semua resep yang ada tidak sembarangan ter-publish, akan dilakukan peninjauan dulu oleh pihak Yummy. Jadi resep abal-abal tidak akan menyesatkanku.
✔ Tampilannya simpel dengan navigasi yang jelas
Bagiku, tampilan tetap menjadi pertimbangan dalam banyak hal, termasuk aplikasi. Yummy App memiliki tampilan yang sangat simpel berwarna putih polos, tanpa banyak tambahan latar belakang yang membuat mata sakit. Pengelompokan dan navigasinya jelas, tidak berantakan dan sesuai dengan pencarian. Ada makanan pembuka, makanan utama, makanan penutup, cemilan, minuman dan makanan pendamping. Tidak kalah juga ada tips dan resep dasar seperti membuat bumbu kacang, vla, bumbu bakar dan sebagainya. Atau tinggal ketik saja menu yang diinginkan, semua yang relevan akan tampil, tanpa melenceng.
✔ Filtering
Bukan cuma e-commers langganan saja yang memiliki sistem filtering, Yummy App juga punya. Tidak tanggung-tanggung, untuk satu kata kunci yang aku ketik, akan ada lima filter yang bisa dipilih, yaitu jenis resepnya apakah dari Yummy atau komunitas, tipe resep, durasi, porsi, budget dan kategori.
Bagiku pribadi, konsep aplikasi Yummy lebih seperti menggunakan sosial media berfitur komplit. Punya akun pribadi, ada following dan follower juga, bisa berkunjung ke akun official, bisa posting resep, bisa kasih rating, bisa kasih komentar, ada resep-resep trending dan bisa cuan juga! Jadi menggunakannya lebih santai kerena terasa seperti scroll media sosial plus lihat profil orang dan baca-baca komentar.
Bagaimana? Aplikasi yang menarik bukan? Kenyataan bahwa selera pasar saat ini yang lebih suka dengan inovasi baru, tentu merasa senang dengan kehadiran Yummy App yang bukan hanya sebatas aplikasi penyedia resep masakan biasa. Banyak interaksi yang bisa dilakukan di dalamnya. Sejalan sekali dengan keinginan Yummy untuk membantu semua orang bisa bebas masak apa saja dengan mudah karena #MasakituGampang.
Langsung Praktik Saja! Yummy App Bisa Tampilkan Resep Sesuai Persediaan Bahan Di Kulkas
Recook Kangkung Krispi Cabe Garam ala Yummy App dari Enggar Nugraheni Putri | Foto: Dok.pribadi |
Setelah mengetahui fitur dan keunggulan apa saja yang dimiliki Yummy
App, tentu sudah mulai terbayang mau bereksplorasi dari mana. Bagi yang hobi
masak, mencoba resep rekomendasi chef dan aktif membagikan resep karya sendiri
dengan memanfaatkan Fitur Komunitas pasti akan menarik. Bagi yang berniat buka
usaha, ada Fitur Budget yang sangat membantu untuk menyesuaikan modal dengan
jenis masakan apa yang hendak dijalankan. Bahkan untuk ibu-ibu yang sedang
bersemangatnya menyajikan Makanan Pendamping ASI untuk anaknya, juga ada, lo!
Khusus untukku, seperti yang sudah berkali-kali aku singgung sebelumnya, sudah jelas bahwa Fitur Memilih Bahan adalah andalan dalam mengolah habis seluruh bahan makanan yang tersimpan di kulkas. Agar lebih jelas, aku akan mempraktikkan salah satu resep dari Yummy App untuk memasak sayur kangkung dan daun bawang. Kenapa aku pilih dua bahan ini? Karena memang ini yang tersisa di kulkas sekarang. Sedangkan untuk memasak sesuai dengan kemampuan minim yang aku miliki juga tidak bisa. Tidak pernah sekali pun aku memasak kangkung bercampur daun bawang.
Awalnya iseng, pilih kangkung dan daun bawang di menu MASAK Yummy App. Eh, ternyata ada resepnya! Menunya juga menarik dan tidak asal-asalan. Kalau bukan karena Yummy App, mungkin kedua bahan tersebut akan berakhir di tempat sampah untuk kesekian kalinya.
Sebelum memasak resep dari Yummy App, langkah pertama dan paling penting tentu saja menginstal Yummy App di smartphone atau tablet. Agar bisa sama-sama praktik, aku akan jelaskan bagaimana cara instal Yummy App dan mendaftar menjadi anggota komunitas. Mudah dan cepat!
1. Buka PlayStore bagi pengguna Android atau AppStore bagi pengguna iOS. Ketik kata kunci yummy di kolom pencarian dan Yummy App akan muncul dengan logo berwarna orange. Langsung saja unduh dan instal.
2. Kemudian klik menu AKUN pada pojok kanan bawa. Maka akan muncul ajakan untuk mendaftar seperti yang ada pada gambar. Lalu klik DAFTAR SEKARANG.
3. Terdapat tiga pilihan untuk pendaftaran, yaitu melalui Gmail, Facebook dan Email. Silahkan pilih mana yang paling sesuai, misalnya aku memilih menggunakan Gmail. Selamat, kamu resmi memiliki akun di Yummy App!
4. Silahkan lengkapi data diri di halaman AKUN. Caranya klik gambar roda besi pada bagian pojok kanan atas, lalu isi form yang tersedia.
Sip! Yummy App siap digunakan. Selanjutnya langsung kita praktikkan Fitur Memilih Bahan untuk mencari resep masakan olahan kangkung dan daun bawang. Pilih menu MASAK pada bagian bawah halaman aplikasi, kemudian ketik serta pilih KANGKUNG dan DAUN BAWANG. Kemudian berbagai resep olahan kangkung dan daun bawang akan tampil. Kebetulan kali ini aku memilih Kangkung Krispi Cabe Garam oleh Enggar Nugraheni Putri. Jelasnya bisa dilihat pada gambar berikut.
Oke, proses pencarian bahan di Yummy App telah selesai. Sekarang tinggal disiapkan saja bahan-bahannya, lalu ikuti langkah-langkah membuatnya. Perhatikan foto juga biar semuanya sesuai dan tidak ada yang terlewat. Agar lebih jelas, aku buatkan video recook resep Kangkung Krispi Cabe Garam dari Yummy App. Mulai dari awal pencarian resep sampai masakan terhidang akan ada di video.
Bagaimana, mudah bukan? Ternyata memang selama ini aku yang kurang kreatif mengolah sisa bahan di kulkas. Berkat Yummy App yang menyediakan banyak sekali resep masakan dan terjamin telah ditinjau terlebih dahulu, aku tidak lagi menyia-nyiakan bahan makanan. Cara mencari resep juga simpel, jadi semangatku untuk terus mengurangi sampah makanan dari dapur rumah tanggaku tidak akan meredup karena malas dan lelah berlama-lama browsing serta bingung memilih kata kunci yang tepat.
Semua Bisa Masak dan Semua Bisa Dimasak Berkat Yummy App
Aku mulai rutin memasak sejak memiliki anak dan resign dari pekerjaan sebelumnya. Meski aku seorang wanita yang biasanya lekat dengan kepandaian memasak, nyatanya aku bukanlah tipe yang seperti itu. Ketika remaja hingga baru menikah, aku tetap menghindari memasak. Dulu waktu tinggal bersama orang tua, yang menyediakan makanan sehari-hari sudah jelas ibuku. Aku tinggal menikmatinya saja. Begitu pula setelah menikah, kerena lebih banyak menghabiskan waktu di kantor, aku dan suami biasanya beli makan di luar saja.
Nah, setelah menyandang status sebagai ibu, menyuguhkan makanan sehat untuk keluarga menjadikanku harus mulai memasak sendiri agar kebersihan, proses dan kualitas makanan bisa sesuai dengan standar yang aku tetapkan. Lagi pula jauh lebih hemat bila memasak makanan keluarga sendiri, bila dibandingkan dengan berlangganan katering, apalagi mengandalkan aplikasi ojek online. Maklum, naluri emak-emak yang memperhitungkan untung-rugi segala macam hal sudah mulai mengalir dalam darahku.
Yummy App memiliki fitur lengkap yang membuat siapa saja bisa masak, tidak peduli dia minim skill, sudah pintar masak, bahan yang tersedia tinggal sedikit atau budget yang ada tidak banyak. Siapa saja juga akan termotivasi untuk tetap memasak karena Yummy App mengapresiasi setiap resep yang diajukan dan berhasil ter-publish.
Sadar akan kekurangan pengalaman dan ketertarikanku dalam dunia memasak, apalagi berkreasi dengan kreativitas tinggi, aku lumayan sering mengandalkan resep dari Internet atau aplikasi untuk membantu. Bagaimanapun, aku harus tetap menyediakan makanan di meja mulai dari pagi hingga malam hari apa pun alasannya. Itu adalah tanggung jawabku sebagai ibu dalam rumah tangga ini. Makanya, sejak menginstal Yummy App dan mulai mengandalkannya ketika kebingungan memikirkan ide masakan, aku tidak lagi merasa terbebani dengan aktifitas memasak.
Bukan hanya itu, karena resep di Yummy App banyak banget plus bisa mem-filter resep berdasarkan bahan yang dipilih, ini tentu saja dapat memanfaatkan maksimal bahan makanan yang ada di rumah. Karena kendala umum yang sering membuat makanan terbuang, terutama yang cepat basi dan busuk, adalah kurangnya kekampuan mengolah yang baik. Meski banyak yang dibeli, namun bila semua bahan bisa diolah dengan tepat dan hasilnya nikmat, tentu tidak ada yang rela membuangnya begitu saja.
Bersama Yummy App, #BebasMasakApaSaja!
Kesimpulan
Kekurangpahaman akan bahaya sampah makanan menjadikan Indonesia sebagai negara nomor dua di dunia yang suka buang-buang makanan. Padahal sampah makanan ini akan menumpuk dan membusuk, lalu menghasilkan gas metana yang siap meledak kapan saja. Selain mubazir, hal ini juga sangat merusak lingkungan dan harus menjadi perhatian kita bersama.
Kehadiran Yummy App yang menyediakan resep masakan dengan berbagai fitur bermanfaat, bisa menjadi salah satu solusi dalam mengurangi sampah makanan yang berasal dari dapur rumah tangga.
Skala rumah tangga yang merupakan skala terkecil, tentu bisa segera melakukan pengurangan sampah makanan ini dengan cara sederhana. Salah satunya dengan memanfaatkan Fitur Memilih Bahan pada Yummy App yang bisa menampilkan berbagai resep kreatif berdasarkan bahan-bahan yang ada di kulkas. Hanya dengan memilih minimal dua jenis bahan saja, resep langsung bisa ditampilkan untuk dijadikan acuan memasak menu yang lezat.
Mungkin bukan hanya aku yang bisa mengurangi sampah makanan dari dapur rumah tangga bersama Yummy App. Bila semua pengguna menerapkan hal yang sama, bukannya tidak mungkin sampah makanan sebagai penghasil gas metana yang berbahaya bisa dikurangi. Tidak perlu lagi pusing memikirkan nama masakan untuk mencari resep yang sesuai atau tertipu dengan resep yang terkadang ditulis seadanya dan tidak sesuai realita, karena semua resep Yummy App dijamin telah ditinjau terlebih dahulu sehingga teruji kejelasannya.
Yummy App bukan sekadar aplikasi resep masakan biasa, namun bisa membuat kita lebih peduli dengan kelestarian lingkungan dengan mengurangi sampah makanan dari rumah tangga.
Selamat mencoba dan semoga bermanfaat.
Referensi:
Mengenang Tragedi Longsor Sampah di TPA Leuwigajah. Tautan: https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-4906289/mengenang-tragedi-longsor-sampah-di-tpa-leuwigajah
Tinggi Gas Metana, Sampah Makanan Berisiko Picu Perubahan Iklim. Tautan: https://www.suara.com/health/2019/10/05/050000/tinggi-gas-metana-sampah-makanan-berisiko-picu-perubahan-iklim
Wow, 1 Orang Indonesia Hasilkan Sampah Makanan 300 Kg Per Tahun. Tautan: https://mediaindonesia.com/humaniora/282977/wow-1-orang-indonesia-hasilkan-sampah-makanan-300-kg-per-tahun.
Yummy App emang keren, paling suka sama fitur apa yang bisa diolah dengan bahan yang tersisa, jadi emang bikin kita gak mubajir bahan makanan gitu
ReplyDeleteIya, Mbak. Biar kita juga nggak terus-terusan merasa bersalah karena mubazir.
DeleteFitur Memilih Bahan dan Fitur Budget-nya keren ya, kita bisa mendapatkan pilihan reep yang sesuai dengan keinginan.
ReplyDeleteBetul banget, Mbak. Yummy App mempermudah sekali untuk pengguna mencari resep sesuai dengan kebutuhan.
DeleteBetul juga ya mba..seringkali kita tidak menyadari bhw sisa makanan bisa jadi sampah yg berbahaya juga.. Terima kasih sharingnya mba..
ReplyDeleteAku pun juga baru sadar, Mbak. Dulu kayak gampang aja gitu nyisain makanan. Ternyata membahayakan lingkungan.
DeleteSama-sama, Mbak.
Kadang bahan makanan sampek rusak layu dll karena bingung gak nemu resep mau dimasak apa yaa mbak, sering terjadi padakuu
ReplyDeleteToooooossss...untung ada Yummy App dengan Fitur Memilih Bahan-nya ya, Mbak. Semua bisa dimasak habis 👍🏻
DeleteSaya itu kadang suka mati gaya mau masak apa hari ini padahal di kulkas sayur dan ikan masih agak banyak. Dulu ga tahu ada aplikasi seperti Yummy tapi kalau skrng udah tahu jadi ga bingung
ReplyDeleteDilema banyak ibu-ibu, suka bingung mau masak apa. Aku juga begitu, Mbak. Pokoknya Yummy App ngebantu banget untuk nyari resep sesuai kebutuhan kita.
DeleteAh kece ya mbak Yummy App ini
ReplyDeletemembantu kita mencari resep masakan yang sesuai kebutuhan, termasuk masak makanan ramah iklim
Kece badai banget, Mbak. Fitur Memilih Bahan di Yummy App sukses banget buat mengurangi sampah makanan dari bahan yang terlanjur busuk di kulkas karena bingung mau dimasak apa.
Deleteyes mba, setuju banget.. fitur pencarian resep masakan berdasar bahan ini bantu banget ngurangi sampah, isi kulkas bisa diproses sampai ludes, ngga ada yg mubazir., makun cinta sama Yummy App
ReplyDeleteRasa bersalah karena buang-buang masakan di kulkas jadi lenyap, ya Mbak. Nggak beban juga buat masaknya, karena resep tinggal dicari di Yummy App.
DeleteBenar-benar aplikasi yang bermanfaat ini, menghindakan kemubadziran.
ReplyDeleteBermanfaat banget, Mbak. Urusan masak lancar, sekaligus kita juga menjaga lingkungan.
DeleteCakep banget Mbakkkk
ReplyDeleteGreat
Aku juga kepikiran nyari resep buat "daur ulang" makanan nih
Alhamdulillah kalau untuk bahan udah minim yg rusak atau busuk. krn memang belanjanya bisa dikit2. paling buat 2-3 hari. Intinya banyak yg bisa kita upayakan buat meminimalisir food waste pakai Yummy App
Betul banget, Mbak Wid. Banyak juga resep buat ngolah sisa makanan semalam di Yummy App. Bisa dimasak ulang lagi menjadi menu menarik.
DeleteSelain menghindari mubazir, kita juga lebih berperan dalam pelestarian lingkungan. Yummy App ternyata bisa bermanfaat sejauh itu ❤
Mbaaaak.. cakep banget ini tulisannya, dan sekaligus menusuk hatiku #halah.
ReplyDeleteAku langsung tertohok sama sampah makanan yang tidak termasak dari kulkas. Langsung buka Yummy App aja ya.
Alhamdulillah. Meski tertusuk, tapi efeknya positif banget kaaannn 😘
DeleteSampah makanan berkurang, bakalan lebih hemat juga, Mbak. Cusss rajin-rajin buka Yummy App biar nggak mubazir lagi 💪🏼
Saya merasa tersindir, harus banyak belajar lagi untuk memanfaatkan makanan, apalagi yang sisa.
ReplyDeleteAyo sama-sama kita kurangi sampah makanan, Mbak. Mulai dari dapur sendiri dulu pakai Yummy App 😊
DeleteMbak, aku merasa tertohok baca tulisan ini karena suka membiarkan bahan makanan membusuk di kulkas akibat bingung mau dimasak apa. Yang berarti juga menjadi penyumbang sampah makanan huhuhu. Makasih lho, Mbak, untuk artikelnya. Mulai sekarang akan mencoba lebih mindful untuk belanja dan berusaha mengolah semua bahan sampai habis dengan bantuan Yummy App.
ReplyDeleteYuk, yuk, bareng-bareng lebih semangat lagi masaknya biar nggak nimbun sampah makanan 💪🏼
DeleteBtw, selamat ya, Mbak Alfa. Menang! 😙
Yummy app memang aplikasi yang keren ya mba, banyak resep yang enak dan praktis disana. Cocok untuk inspirasi menu harian bahkan buat ide jualan. Saya juga sdh install dan pake aplikasinya
ReplyDeleteIya, Mbak. Keren banget buat aku juga. Jadi bisa masak kreatif dan inovatif buat keluarga. Nggak sayur bening mulu 😅
Delete