Tidak cukup sampai di situ, ia bahkan rela mempelajari ilmu public speaking dan les private Bahasa Inggris setelah jam kerja berakhir. Kebetulan bagian penempatannya mengemban tugas memasarkan konstruksi ke berbagai daerah dalam negeri dan luar negeri.
Bagaimana hasilnya? Tidak butuh waktu satu tahun baginya untuk mendapat amanah ke Jepang mengurus acara pameran konstruksi. Padahal banyak yang lebih senior, yang secara pengalaman dan masa kerja jauh lebih kaya. Lalu kenapa ia yang terpilih?
Cerita ini bukanlah fiksi, tapi kenyataan yang membuka mata bahwa meningkatkan skill, personal branding dan membangun relasi di lingkungan kerja terbukti mampu mengangkat nama untuk dilihat profesional.
Sejak saat itu, sudut pandang saya berubah. Kalau saya begini-begini saja dan bertahan dengan prinsip seperti air mengalir, apakah saya bisa bertahan dalam dunia kerja? Tidak peduli apakah menjadi PNS, karyawan swasta, pekerja lepas atau kembali mencari kerja, semua itu membutuhkan pengembangan skill agar mampu bersaing dengan wajah-wajah baru yang bersemangat tinggi. Saya akan dianggap tidak kompeten karena munculnya rekan-rekan yang jauh lebih hebat. Bak seleksi alam, mungkin saya akan terabaikan, tersingkirkan dan meredup dengan sendirinya tanpa ada yang menjatuhkan.
Yakin mau terhempas karena malas upgrade skill?
Kebutuhan Dunia Kerja Selalu Berkembang
Benar juga, saya pun pasti akan mencari referensi tentang dokter-dokter terbaik melalui Internet dan review di media sosial. Semakin banyak membahas nama dokter tertentu dan review-nya bagus, otomatis akan menjadi pilihan. Sekarang zamannya sudah berbeda, orang-orang tidak akan pasrah begitu saja untuk datang ke rumah sakit, lalu terserah akan diarahkan ke dokter mana yang kebetulan praktik. Namun kini calon pasien akan mencari dahulu informasinya dan memilih dokternya sendiri. Betul tidak?
Saking berkembangnya kebutuhan dunia kerja, seorang psikolog pun akhirnya harus belajar membuat konten branding menarik agar mampu bertahan. Padahal secara latar belakang pendidikan, tidak ada kaitannya sama sekali.
Kehidupan ini dinamis, semuanya cepat berubah. Begitupun dengan dunia kerja, yang sebenarnya dibalik itu semua bermuara untuk memenuhi kebutuhan manusia. Kita, individu yang bekerja atau mencari kerja, harus menyesuaikan kemampuan diri dengan perkembangan gaya hidup yang ada. Dan untuk menyesuaikan ini, butuh yang namanya upgrade skill agar tidak tertinggal.
Skill Membuka Peluang
Berkat konsisten dan terus belajar memperbaiki kualitas tulisan, serta memanfaatkan surga ilmu dari berbagai komunitas, kini aktivitas ngeblog yang dulunya hanya sebagai pembunuh kejenuhan, berubah menjadi pekerjaan menarik yang menghasilkan. Tawaran kerja sama mulai berdatangan dengan fee yang lumayan, minimal buat jajan-jajan pribadi. Saya juga memberanikan diri mengikuti berbagai lomba blog yang akhirnya memberi pengalaman dan pelajaran baru. Bahkan baru-baru ini, tawaran untuk menjadi mentor dan pembicara dalam sebuah acara juga saya terima.
"Keberuntungan adalah saat di mana kesempatan bertemu kemampuan."
-Deddy Corbuzier-
Ya, saya semakin menyadari bahwa selama memiliki skill, kesempatan untuk bekerja, berpenghasilan, bahkan sukses, pasti tercipta. Entah itu datang sendiri, maupun dicari. Rasanya angan-angan untuk berpenghasilan kembali meski dari rumah mulai terbuka. Kini saya mulai fokus mengembangkan diri menjadi blogger profesional dan penulis buku suatu saat nanti. Freelance istilahnya, bekerja bisa dari mana saja dan jauh lebih fleksibel dari segi waktu. Inilah pekerjaan yang saya inginkan.
Faktanya, freelance semakin diminati beberapa tahun belakangan. Dilansir dari bisnis.tempo.co, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sebanyak 33,34 juta orang bekerja paruh waktu atau freelancer per Agustus 2020. Ini menunjukkan bahwa freelance menjadi tren dunia kerja yang sedang berkembang.
Untuk bisa bersaing dengan 33,34 juta freelancer tersebut, atau mungkin saat ini sudah jauh bertambah, tentu saya harus "mengangkat diri" dan dinilai ahli agar tetap mendapat job.
QuBisa, Rekomendasi Aplikasi Siap Kerja untuk Upgrade Skill
Pernah mendengar konsep SKA? SKA merupakan singkatan dari Skill, Knowlage dan Attitude. Konsep ini familiar digunakan dalam merancang sebuah pelatihan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM).
Skill, merupakan kemampuan melakukan pekerjaan. Termasuk di dalamnya softskill yang berkaitan dengan kepribadian yang biasanya tidak terukur tapi bisa dirasakan dan hardskill yang bisa diartikan sebagai kemampuan praktik yang bisa diukur dan dievaluasi. Contoh softskill misalnya bagaimana berinteraksi dan berkomunikasi, sedangkan hardskill misalnya kemampuan untuk menyelesaikan laporan atau membuat project tertentu.
Knowledge adalah ilmu pengetahuan yang dapat membantu menyelesaikan pekerjaan.
Attitude adalah sikap. Bagaimana cara merespon sebuah objek, orang atau peristiwa dari sisi emosi, perilaku dan keyakinan. Dari ilmu psikologi, attitude ini kali terbentuk dari pengalaman atau pendidikan. Contohnya simpati, empati, optimisme atau rasa hormat.
Setiap pekerjaan, membutuhkan gabungan dari ketiga hal tersebut. Nah, konsep ini juga diterapkan dalam QuBisa sebagai aplikasi siap kerja yang recommended. Makanya materi yang tersaji super lengkap untuk meningkatkan kualitas SDM agar siap memasuki dan bersaing dalam dunia kerja. Tentunya juga disesuaikan dengan perkembangan terkini, misalnya pengaplikasian teknologi, kebutuhan sosial hingga beragam aplikasi baru. Semuanya ada!
Oiya, sudah kenal dengan QuBisa?
QuBisa merupakan platform belajar online terbesar di Indonesia yang mempersiapkan lulusan baru dan profesional muda untuk menjadi lebih kompeten dan kompetitif dalam MEA (Masyarakat Ekonomi Asean).
Tidak bisa dielakkan lagi bila teknologi sudah memasuki segala lini kehidupan masa kini. Wajar bila kepraktisan, kecepatan dan ketepatan menjadi keutamaan. Termasuk dalam proses pembelajaran, semua orang ingin menikmati kemudahan belajar dari kehadiran teknologi.
Inilah yang menjadi latar belakang berdirinya QuBisa. Menyadari bahwa wadah yang menyediakan course secara online masih minim, terbatas dan hanya bisa dinikmati oleh beberapa lembaga saja. QuBisa hadir memberikan solusi agar pemberi materi dan penerima materi bisa bertukar pikiran dengan cepat dan tepat. Seperti misinya, yaitu meningkatkan akses untuk pendidikan & pelatihan berkualitas untuk semua orang, dimana saja dan kapan saja. Mengembangkan diri dan merencanakan karir ke depan menjadi lebih terarah.
Balik lagi ke konsep SKA, Sobat QuBisa (sebutan bagi member QuBisa) bisa memilih berbagai kelas, mulai dari webinar, kursus, belajar kilat, microlearning hingga sertifikasi. Lengkap sekali, bukan? Lalu pilih saja salah satu dari materi kelas yang sesuai dengan kebutuhan pekerjaan saat ini atau yang diincar.
Agar lebih jelas, saya akan memberi contoh pengalaman saya belajar di QuBisa untuk menunjang impian menjadi blogger profesional. Sebelumnya saya harus menganalisa dulu, kira-kira apa saja yang perlu saya bangun, apa yang harus saya pelajari dan apa yang selama ini menjadi kekurangan.
Ternyata apa yang saya butuhkan tersedia lengkap di QuBisa dan bermanfaat banget! Tinggal search saja kata kuncinya. Contohnya, salah satu kursus online gratis yang saya ikuti dan berhasil membangun kepercayaan diri saya untuk melakukan branding sebagai blogger adalah Personal Branding (Pencitraan Pribadi) oleh Bayu Setiaji. Ada video pembelajaran mengenai Tips Sukses Menampilkan "Nilai Jual" Diri Anda dalam Meniti Karir dan Reading Material-nya. Lalu saya juga mengikuti microlearning berjudul Tips Membangun Personal Branding yang Tepat oleh Lika Satvarini yang berisi tujuh video singkat.
Berkat kelas ini, saya menjadi bisa memetakan diri dan lebih siap mengekspose citra sendiri. Sebelumnya saya malu, bingung dan tidak tahu bagaimana memulai branding yang tepat, takutnya dianggap spam. Ternyata membangun personal branding tidak sesederhana itu, perlu menganalisa dan merencanakan.
Kelebihan QuBisa bukan hanya dari segi kelengkapan materi, namun juga bisa diakses di perangkat desktop atau smartphone melalui aplikasi yang tersedia untuk Android dan iOS. Banyak materi yang bisa dinikmati secara GRATIS dengan penyampaian yang menarik dan tentunya dari narasumber profesional yang tidak perlu diragukan lagi kualitas ilmunya. Bagaimanapun, dalam belajar, jaminan kepercayaan sumber belajar harus diutamakan. Jadi ilmu yang didapatkan tidak "abal-abal". Makanya penting sekali mencari aplikasi belajar online yang tepercaya.
***
So, tidak ada alasan lagi untuk mengelak dari pentingnya upgrade skill. QuBisa sangat bisa diandalkan untuk meningkatkan kemampuan diri sesuai dengan konsep SKA melalui materi-materi dan fiturnya yang lengkap. Segera daftar, instal aplikasi dan manfaatkan segala ilmu yang ada di dalamnya kapan saja dan di mana saja! #BelajarGakRibet di QuBisa karena #AkuBisaKamuBisa.
Ingatlah, "seleksi alam" dunia kerja pasti selalu ada. Bila tidak ada kemampuan yang menjadi alasan kuat untuk lolos seleksi, apakah mungkin akan bertahan?
Semoga bermanfaat.
Referensi:
qubisa.com
Jumlah Freelancer Melonjak 4,32 Juta Orang, Kominfo: Karir Ini Sedang Berkembang. Tautan: https://bisnis.tempo.co/read/1403763/jumlah-freelancer-melonjak-432-juta-orang-kominfo-karir-ini-sedang-berkembang
No comments
Sebelum komentar, login ke akun Google dulu ya teman-teman. Jangan ada "unknown" diantara kita. Pastikan ada namanya, biar bisa saling kenal :)