Isi Galon Mudah Dipalsukan, Konsumen Ditipu dengan Tutup dan Galon Asli dari Brand Terkenal!

4 comments
Bagaimana kalau ternyata yang kita konsumsi selama ini air galon palsu? Yang pertama kali terbayang di benak saya adalah air yang ada di dalamnya. Masihkan air mineral tersebut sesuai standar kelayakan minum? Tentu saja ini sangat penting karena menyangkut risiko kesehatan, apalagi air ini bisa bergelas-gelas kita konsumsi setiap hari.

Air galon mudah dipalsukan

Saya akui, kehadiran Air Mineral Dalam Kemasan (AMDK) sangat membantu. Tidak perlu repot masak, juga hemat dari segi tenaga dan pemakaian gas elpiji. Membelinya pun tidak sulit, tinggal hubungi distributor terdekat, galon siap diantar sampai pintu rumah. Bahkan tak jarang yang mau membantu mengangkatkan ke dispenser.


Tapi sayangnya, semakin favorit air mineral galon ini, ada saja oknum yang mencari keuntungan sepihak. Yang sedang hangat dibahas adalah kasus isi galon palsu. Ya, saya melihatnya langsung dari unggahan Twitter viral Devina Hermawan berupa video singkat tentang bagaimana tutup galon ini begitu mudahnya dipalsukan. Tutup galon yang asli, diganti dengan tutup galon merek lain yang harga jualnya lebih tinggi dan dinilai laku di pasaran. Hanya dalam hitungan menit, selesai!


Baca juga: Wapada Ledakan Tabung Gas! Berikut Tips Aman Menggunakan Kompor Gas Elpiji


Kasus pemalsuan air galon ini berhasil dibongkar bulan Juli lalu di Cilegon, Banten. Dengan lihai, tangan tersangka mempraktikkan bagaimana selama ini ia membuka dan menutup galon dengan menggunakan alat khusus.


Beredar galon palsu

Jelas-jelas ini merugikan, baik dari konsumen, maupun produsen yang terancam reputasinya.

Padahal konsumen ada pertimbangan tersendiri dalam memilih air galon sebelum berlangganan. Saya saja sampai mempelajari dulu kesesuaian standar kelayakan minumnya, baru memutuskan mau pilih yang mana.


Tapi bila ternyata malah isi galon palsu yang didapat, apakah air mineral tersebut masih sesuai standar? Tidak ada yang menjamin, 'kan?



Waspada Isi Galon Palsu! Kenali Kriteria Air Minum Layak Konsumsi Menurut WHO dan Kemenkes

Air galon palsu

Rasa air agak aneh sedikit saja, saya bisa membuang satu galon penuh air mineral demi memastikan keluarga saya tidak terkontaminasi sesuatu yang membahayakan. Mendengar berita pemalsuan galon isi ulang semudah ini, mau tidak mau, kewaspadaan kita sebagai konsumen harus ditingkatkan. Ujungnya tetap kita yang meminum.


Tidak bisa melihat dari kejernihannya saja, namun Kemenkes dan WHO telah memberikan beberapa kriteria air minum layak konsumsi untuk bisa dijadikan acuan kita bersama agar terhindar dari peredaran galon palsu.

  • Tidak berasa, tidak berbau dan tidak berwarna. 
  • Tidak mengandung mikroorganisme yang berbahaya.
  • Tidak mengandung logam berat.
  • Tidak terpapar suhu tinggi.
  • Memiliki pH 6,5-8,5.
 

Beberapa dari kriteria ini ada yang sulit sekali kita nilai sebagai konsumen. Sebagai orang awam, tentu tidak mungkin rasanya mengecek pH semua air galon isi ulang yang saya dan keluarga minum secara mandiri. Kemudian perkara suhu, saya juga tidak bisa memastikan air galon yang dibeli tidak pernah terpapar panas. Menurut survei Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) di Jabodetabek saja, 61 persen pendistribusian galon isi ulang kebanyakan masih terpapar sinar matahari, yang membuat air terkontaminasi plastik dari kemasan galonnya.


Mirisnya, saya tinggal di Jakarta, yang berarti peluang meminum air-air ini semakin besar. Bila air galonnya tidak layak konsumsi, dan tanpa sengaja terkonsumsi, bakteri penyakit-penyakit yang ditularkan dari air, seperti diare, disentri dan sebagainya, bisa tanpa sengaja pula masuk ke tubuh. Kok rasanya usaha saya menjaga kebersihan keluarga semaksimal mungkin bakal kecolongan.


Sudah capek-capek menjaga kebersihan rumah, pakaian, cuci tangan setiap kali dari luar, mandi dua kali sehari serta makan makanan yang bergizi, tapi ternyata ditipu oleh isi galon palsu yang dikira asli, tidak jelas lagi kebersihan dan kualitasnya, kan nyesek.


Waspada isi galon palsu

Lalu apa yang bisa dilakukan? Saya pribadi selalu mengecek air galon setiap kali dipasangkan ke dispenser. Walau sederhana, setidaknya ini upaya yang bisa saya lakukan agar bahaya galon palsu tidak mengancam kesehatan keluarga.
  1. Memastikan terdaftar BPOM dan berstandar SNI.
  2. Kemasan masih dalam kondisi baik. Bisa dilihat segel tutupnya dan galonnya. 
  3. Sebelum dikonsumsi keluarga, tuangkan dulu sedikit air ke gelas bening.
  4. Lihat kejernihannya. Apakah ada kotoran atau tidak, sekecil apa pun itu.
  5. Cicipi. Pastikan rasanya tidak aneh, seperti meninggalkan rasa besi atau rasa-rasa tidak normal lainnya. Lidah kita pasti sensitif terhadap rasa-rasa yang tidak biasa.

Mengenal kriteria air minum layak konsumsi berdasarkan standar kesehatan seperti ini, dapat menjadi tameng diri dari praktik-praktik oknum yang tidak bertanggung jawab. Bukti nyatanya sudah ada, bahwa isi galon mudah dipalsukan hanya dengan membuka dan menutup tutupnya saja tanpa cacat sedikitpun.


Saatnya konsumen peduli dengan apa yang dibeli, terutama untuk produk-produk yang dikonsumsi.



Isi Galon Mudah Dipalsukan, Agen Resmi Diharapkan Jadi Solusi

Agen resmi cegah peredaran galon palsu

Banyak sekali AMDK yang dijual, mulai dari yang bermerek, hingga yang tidak bermerek pun ada. Seperti depot air isi ulang galon dengan mesin seukuran satu ruangan, berlampu biru dengan beberapa tabung. Biasanya tidak ada merek. Harganya pun bervariasi, mulai dari ribuan hingga puluhan ribu.


Sudah saya singgung sebelumnya, ketika saya memutuskan untuk menggunakan air galon sebagai air minum harian, saya memastikan bahwa merek yang saya pilih sudah terdaftar BPOM dan berstandar SNI. Ini filter saya dari sekian banyak galon air mineral yang ada. Tidak mesti selalu bermerek sama, selama ber-SNI dan tertera nomor atau barcode BPOM, tak masalah. 

Yang masalah itu adalah ketika saya membeli air galon pilihan ini, isinya malah oplosan. Jelas dong, saya tertipu!

Tidak ada jaminan lagi bahwa air yang saya minum layak konsumsi. Sedangkan yang asli saja, masih ada kemungkinan kualitasnya rusak selama pendistribusian. Kalau tutup galonnya saja mudah dibuka dan ditutup tanpa ada cacat sedikitpun yang otomatis isinya dipertanyakan dong (bisa jadi asli bisa jadi oplosan) dan tentu saja ini membahayakan kesehatan keluarga saya. 

Ah, berlebihan. Sok higienis

Ini bukan lagi berhubungan dengan sok bersih atau lebay. Tetapi sebagai konsumen, saat membeli sebuah produk, ada kepercayaan dan pertimbangan tertentu di belakangnya. Ketika produk yang seharusnya didapatkan sesuai kualitas aslinya, malah ditukar secara diam-diam dengan kualitas yang tidak jelas, sudah terjadi praktik penipuan dan kerugian di sini.

Simpelnya, beli produk asli, tapi yang dikasih KW. Siapa yang terima?

Dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen pasal 4c, dinyatakan bahwa konsumen berhak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa. Ada jaminan tertulis di sana.


Saya yakin bahwa produsen AMDK terus berupaya menjamin kualitas produk mereka tetap sama, mulai dari proses produksi, hingga sampai ke tangan konsumen. Namun, di lapangan, di antara produsen dan konsumen ini, celah-celah pemalsuan terus terjadi dan seolah terbarui seiring upaya-upaya yang dilakukan produsen resminya. Seperti misalnya segel atau tutup galon yang dirancang aman, eh, ternyata ada saja trik untuk membongkar dan menutup tanpa cacat.


Ada-ada saja kan caranya?


Sebagai konsumen, saya ada sedikit harapan yang mungkin bisa jadi solusi. Selaras dengan Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) yang juga meminta produsen AMDK galon isi ulang untuk menetapkan agen-agen berlisensi resmi.


Bila selama ini pembelian galon isi ulang dilakukan di distributor dekat rumah atau warung-warung, alangkah lebih baik bila produsen memiliki AGEN RESMI yang jelas-jelas menjual produk asli.

Bukannya berburuk sangka, ketika warung-warung mendapat tawaran galon murah, besar kemungkinan akan tergiur karena untungnya pasti lebih besar. Yang dirugikan, konsumen lagi. Nah, kalau ada apa-apa, yang dituntut malah produsennya. Padahal, produsen sudah memproduksi sesuai standar, konsumen pun membeli sesuai harga.


Bila produsen melakukan sendiri proses pendistribusian dari lokasi produksi ke agen resmi, saya membayangkan celah-celah pemalsuan ini bisa diminimalkan. Meskipun nanti ada, konsumen yang sudah mengetahui kejadian pemalsuan galon isi ulang yang terus terjadi, pasti lebih aware dan memilih membeli di agen resmi yang sudah jelas-jelas menyediakan produk asli.


Agen resmi: pendistribusian galon isi ulang akan lebih terpantau mulai dari hulu ke hilir. Kualitas pun terjaga. 

Kejadian isi galon mudah dipalsukan (isinya lho yah bukan tutup galon palsu) hanya dengan membuka dan menutup tutupnya tanpa cacat ini, menjadi pengingat kita semua bahwa konsumen dan produsen adalah kunci. Produsen sudah sepatutnya memberikan yang terbaik demi terjaminnya kualitas air hingga berada di tangan konsumen, serta konsumen pun juga harus mengedukasi diri untuk memilih produk yang asli. Kita sebagai konsumen juga harus lebih hati-hati supaya tidak gampang tertipu, karena yang digunakan adalah galon merk terkenal yang sudah lama ada di Indonesia.


Kita tidak bisa menutup mata dan menganggap enteng kenyataan di lapangan, bahwa adanya peredaran kemasan galon asli, tapi isi galonnya oplosan. Karena alat untuk membuka dan menutup kembali tutup galon tanpa cacat itu ada. Akibatnya kita sebagai konsumen akan kesulitan membedakan mana yang asli dan mana yang palsu, Secara kasat mata, galon-galon ini semuanya “terlihat asli” dan tidak ada kerusakan.


Baca juga: 6 Alasan Kenapa Harus Ada Aplikasi Ojek Online Di Gawai Kamu


Produsen galon air mineral memang sudah memberi solusi, yaitu dengan mengecek kode galon di website resmi, lalu menyamakan kode tersebut dengan yang tertera di tutup galon dan tabung galonnya. Namun ada lagi kendala, kode tersebut biasanya berukuran kecil, samar dan sulit dibaca. Lagian, ribet juga kalau setiap kali beli galon, harus mengecek dulu. Jangankan untuk konsumen yang menghabiskan bergalon-galon air mineral dalam sehari, seperti pemilik usaha minuman atau tempat makan, mungkin saya yang mengganti galon sekali seminggu saja akan jenuh melakukannya.


Tapi, meski kode dicek dan dicocokkan, karena adanya alat yang memungkinkan membuka dan menutup galon tanpa cacat tadi, kode yang sama pun tidak bisa menjadi jaminan pasti bahwa isinya tidak oplosan.


cara cek galon palsu

Makanya, kewaspadaan mesti lebih diketatkan. Cara terbaik yang bisa dilakukan adalah dengan mencari produk galon yang tutupnya benar-benar tersegel dengan baik dan cari kemasan galon yang isinya dapat dilihat dengan jelas. Supaya yakin bahwa galonnya asli, tutupnya asli dan isinya juga asli.


Jangan lupa, cek dulu dengan mencicipi rasa, melihat kejernihan dan kebersihan. Serta harapannya, semoga segera hadir agen-agen resmi AMDK, terutama untuk kemasan galon, yang bisa menjadi solusi dari pemalsuan.


Jadilah konsumen cerdas karena awareness itu penting!

Semoga bermanfaat.

4 comments

  1. Iya ngeselin ya kalau gitu dan kadang kalau lagi repot jadi suka gak teliti meriksanya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Padahal kita sebagai konsumen pasti sudah memilih produk terbaik untuk keluarga. Kalau ternyata isinya dioplos, kan merugikan. Membahayakan malah, untuk sesuatu yang dikonsumsi rutin seperti ini.
      Semoga kita selalu dilindungi dari produk oplosan ya, Mbak.

      Delete
  2. Huuuft... Kesel ya mba bacanya... Kok bisa2nya sampe air galon minum pun dimainin Ama oknum2 ini 😔. Aku selama ini beli Ama agen resmi, tapi setelah baca ini ya ttp kuatir jadinya. Harus bener2 cek dan rasain lagi rasa air. So far sih blm nemuin yg rasanya aneh. Tapi jujur kalo masalah tutup galon, itu biasanya asisten yg cek. Hrs aku infoin juga supaya dia lebih teliti tiap beli

    ReplyDelete
    Replies
    1. Meresahkan banget ya Mbak. Buat diri kita saja khawatir, apalagi kalau ada anak-anak yang juga minum air galon ini. Mesti telitiiiiii banget beli apa-apa. Banyak oknum nakal yang hanya memikirkan diri sendiri 😓

      Delete

Sebelum komentar, login ke akun Google dulu ya teman-teman. Jangan ada "unknown" diantara kita. Pastikan ada namanya, biar bisa saling kenal :)