Writerpreneur, Membesarkan Buku Layaknya Anak Sendiri Ditemani ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400)

No comments
Kenapa sih banyak blogger yang saya kenal tertarik menulis buku?
Rasa penasaran ini menjadi langkah awal saya terjun dalam dunia kepenulisan buku. Ingin mencoba bagaimana rasanya menulis naskah dan melihat nama sendiri tertulis di kover sebuah buku. Berani saja modalnya, untuk ikut berbagai proyek antologi dan kelas-kelas menulis buku.

ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) untuk writerpreneur

Berhasil? Ya, bersyukur sekali saya sudah berkontribusi dalam beberapa buku antologi. Benar apa yang saya duga, euforianya berbeda. Bila sebelumnya saya hanya aktif menulis di blog pribadi, yang semuanya berformat digital, ketika memeluk buku yang berwujud fisik, ada kebanggaan luar biasa yang tak pernah saya rasakan sebelumnya. Hingga akhirnya saya ketagihan menulis buku.

Tetapi, apakah selesai sampai di situ? Penulis menulis naskah, diterbitkan, lalu selesai.
Inilah yang membuat beberapa buku saya stuck di cetakan pertama dan seolah menghilang dari peredaran. Beruntung bila ditulis bersama kawan-kawan komunitas, karena komunitas terus mempromosikannya. Saya tinggal meneruskan. Tapi kalau tidak, penerbit diam, saya pun pasrah. Ya sudah, euforia itu hanya sesaat. Buku yang awalnya menjadi kebanggan, kini menjadi pajangan saja di atas rak.

Ternyata ini adalah kekeliruan dan kesalahan. Sejatinya, penulis adalah orang yang paling bertanggung jawab atas buku-bukunya. Bukan menunggu pihak lain yang promosi, namun penulis harus menjadi garda terdepan untuk terus menggaungkan bukunya. Konsep writerpreneur yang saya ketahui dari Kirana Kejora dan dipraktikkan dalam komunitas Elang Nuswantara.

Seperti apa konsepnya? Apa saja implementasi yang dilakukan untuk terus mempromosikan buku dengan melibatkan semua penulisnya? Selengkapnya akan saya ulas dengan detail. Semoga bisa menjadi inspirasi bagi sesama teman-teman penulis atau yang berniat menjadi penulis.


Writerpreneur Tak Akan Telantarkan Buku-bukunya

Bersama Kirana Kejora
Bersama Kirana Kejora, guru yang mengajarkan konsep writerpreneur
Momen pertama saya mengikuti salah satu webinar Kirana Kejora, menjadi yang paling berkesan sampai sekarang. Dua tahun lalu, di salah satu ulang tahun komunitas menulis yang saya ikuti, beliau diundang sebagai salah satu pembicara. Antusias sekali, karena saya ingin mendengar cerita beliau dalam berproses menjadi seorang writerpreneur, best selling novelist dan film producer. Mana tahu kecipratan sedikit ilmu, membuka jalan untuk turut berkarya dengan buku.

Buku itu ibarat anak. Penulis adalah ibu yang mengandung dan melahirkannya. Setelah anak itu lahir, apakah akan dibiarkan saja? Tentu harus dibesarkan agar tetap hidup.
-Kirana Kejora

Jleb! Berarti saya sudah menelantarkan anak-anak saya sebelum ini. Tidak ada promosi sama sekali untuk membesarkan mereka. Cuma sekali saja, saat buku itu open pre-order atau terbit. Setelah itu diam. Naskah yang maksimal saya tulis, mati di situ. Siapa yang rugi? Lagi-lagi penulisnya. Ketika menulis, yang dibayangkan tentu seluas-luasnya pembaca. Kalau buku tidak dipromosikan, bagaimana akan dikenal? Sederhananya begitu.

Apakah teman-teman juga ada yang seperti saya? Gemar menerbitkan buku, bercita-cita ingin menjadi penulis buku-buku best seller, tetapi sungkan mempromosikan buku sendiri. Beragam alasannya, malu lah, takut lah atau menganggap spam bagi orang lain. Jujur, awalnya saya tipe penulis seperti ini. Makanya tidak gencar promosi.

Sampai akhirnya, buah "membuntuti" Kirana Kejora, mengantarkan saya bergabung dalam Elang Nuswantara, yaitu komunitas yang diampu oleh beliau untuk mewadahi para penulis pecinta budaya dan alam Indonesia yang beranggotakan para pejuang literasi. Di sini saya berkontribusi dalam dua buku yang mengangkat budaya Minang. 

Ada yang berbeda dari antologi-antologi saya sebelumnya. Kami, anggota Elang Nuswantara diajarkan untuk melakukan "promosi abadi". Apa itu? Jadi, promosi abadi ini dilakukan dari sebelum buku terbit, hingga setelah terbit, tanpa batasan waktu. Tujuannya, kembali ke pesan awal, bahwa setiap penulis adalah ibu dari anak-anaknya. Bukankah tanggung jawab ibu akan selalu diemban sepanjang hayat?

Menariknya, kebanyakan promosi buku yang beberapa bulan ini kami lakukan, sangat sesuai dengan kebutuhan kehidupan masa kini. Tergelar dalam format digital. Walau ada event offline, tetap disiarkan secara daring dan ada jejak dokumentasi yang akan terunggah di berbagai platform media sosial. 

Untuk lebih mudah dibayangkan, saya akan merincikan beberapa "promosi abadi" tersebut.

  • Book Teaser dan Book Trailer

Book teaser
Book teaser yang saya unggah di media sosial
Siapa bilang yang punya teaser dan trailer cuma film? Buku juga punya, lo. Pembuatan video yang menggambarkan isi dari buku ini dilakukan mulai dari sebelum buku terbit. Perbedaan dari kedua video ini adalah dari durasinya. Teaser berdurasi kurang dari 1 menit, sedangkan trailer berdurasi lebih lama dari itu, sekitar 2-5 menit. Cuplikan video ini bebas dikreasikan, menggabungkan rekaman gambar, voice over, musik, transisi atau teks. Tujuannya agar isi buku bisa tersampaikan dalam bentuk visual dan tentunya lebih menarik keingintahuan pembaca.

  • Flyer

Contoh flyer promosi buku
Contoh flyer agenda promosi buku
Flyer
 selalu dibutuhkan setiap kali ada agenda promosi dan cetak buku. Membuat flyer tidak melulu harus berformat gambar, namun juga bisa dibuat versi videonya agar lebih hidup. Walau isinya sama, yaitu background gambar, foto-foto yang diperlukan, elemen dekorasi dan pastinya teks yang menyampaikan informasi, versi videonya bisa membuat semua isi flyer ini muncul bergantian dan diiringi musik. Jangan salah, membuat flyer tidak sesederhana yang dikira. Meski di beberapa platform menyediakan template yang tinggal comot, namun terkadang batin langsung protes untuk tetap mengubahnya agar tak dinilai pasaran.

  • Video untuk Keperluan Acara
video untuk promosi
Salah satu video untuk promosi buku yang direkam dengan background layar hijau, lalu diedit
Video apa ini? Nah, seperti saat melakukan launching buku di Perpustakaan Nasional RI beberapa waktu lalu, dengan fasilitas auditorium megah berlayar besar di panggungnya, ini menjadi tantangan tersendiri agar layar tersebut bisa menunjang pertunjukan. Dibutuhkan lah visualisasi yang menjadi latar belakang saat performa tarian, seni peran, melukis cepat, serta monolog disuguhkan oleh para penulis. Umumnya berupa rekaman gambar atau video yang dimasukkan suara dan musik. 

Ini pun juga berlaku untuk acara-acara yang bersifat daring, seperti webinar. Agar acara lebih meriah, biasanya kami juga membuat video rekaman berupa dialog yang percakapannya diambil dari kutipan cerpen dalam buku, atau tayangan hiburan yang ringan dan lucu. Kami merekamnya dengan latar layar hijau di rumah masing-masing, lalu nanti diedit dan digabungkan hingga menjadi satu video utuh. Menarik bukan? Kapan lagi jadi aktor/aktris untuk promosi buku sendiri?

  • Unggahan Media Sosial

Konten media sosial untuk promosi buku
Konten media sosial untuk promosi buku
Tidak diragukan lagi sepak terjang platform media sosial untuk menyebarluaskan sebuah informasi. Dalam hitungan detik, seluruh penjuru dunia bisa menangkap. Tentu ini tidak boleh dikesampingkan dalam "promosi abadi" seorang writerpreneur. Konten media sosial yang saya fokuskan lebih mengarah kepada soft selling, yaitu berupa konten yang memberi tips atau hal bermanfaat yang tetap ada hubungannya dengan kepenulisan buku-buku saya. Misalnya carousel Instagram tentang tips riset budaya secara online, atau sharing pengalaman selama menjadi penulis buku antologi di channel YouTube. 

  • Webinar dan Kelas Online
Berbicara dalam webinar
Berbicara dalam webinar terkait promosi buku
Beberapa kali webinar dan kelas online diadakan untuk memberi ilmu, sekalian promosi buku. Peserta yang khususnya tertarik dengan budaya dan dunia kepenulisan bisa bergabung di sini. Dalam mengadakan webinar dan kelas online, kebanyakan masih mengandalkan para penulis, baik untuk mempersiapkan acaranya hingga menjadi pembicaranya. Walau tidak bisa dipungkiri, pembicara undangan dari pihak luar juga dibutuhkan. Tentu ini menjadi kesempatan emas tersendiri untuk mengembangkan kemampuan public speaking. Sambil menyelam minum air, pribahasa tepat yang menggambarkannya.

Dari agenda-agenda promosi ini, saya belajar banyak hal baru dan tentunya berkaitan dengan visualisasi digital dan berkolaborasi. Bagaimana membuat sebuah gambar, infografis, video menarik, serta bagaimana mengonsepkan metode promosi yang tepat agar buku tetap terus mengudara. 

Tahu apa yang paling menarik? Hampir semua agenda "promosi abadi" tersebut dikomunikasikan secara daring, baik itu melalui grup chatting maupun online meeting. Semua penulis tersebar di seluruh wilayah Indonesia, tidak mungkin bila sering-sering bertemu, sedangkan promosi harus tetap berjalan. Sekali bertemunya, bila ada acara offline saja, dan itu baru sekali di hari H launching buku kemarin. Wah, benar-benar jarak itu semakin samar sejak semuanya dapat bekerja dari mana saja. 

Beruntungnya hidup di zaman teknologi yang tak lagi menuntut mobilitas.
Penulis buku yang melahirkan karya fisik pun sudah saatnya melek digital.


Penulis Butuh Laptop yang Tak Sekadar Berkemampuan Basic

ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400)

Saya masih ingat saat pertama kali membeli laptop untuk aktivitas menulis, enam tahun lalu. Tidak perlu bagus, kan cuma buat nulis saja. Yang bisa menjalankan aplikasi Office dan browsing, sudah cukup. Saya tetap enjoy dengan laptop "basic" ini hingga beberapa tahun setelahnya.

Namun, tuntutan menjadi blogger dan penulis buku ternyata melebihi apa yang saya kira. Makin ke sini, saya makin banyak belajar. Memang sih, penulis bisa memilih, hanya menulis naskah saja tidak masalah. Tetapi sayangnya saya tidak demikian. Haus sekali mempelajari berbagai hal baru terkait penulisan dan promosi buku yang kekinian. 

Bagi yang gemar membaca, pasti familiar dengan hadirnya buku-buku baru yang isinya bukan hanya tulisan, namun juga dilengkapi dengan ilustrasi menarik. Ini salah satu contohnya saja. Ingin membuat konsep naskah serupa, saya pun mempelajari ilustrasi dasar dengan menggunakan aplikasi vektor. Niat sekali, sampai membeli drawing pad segala. Dan tahu masalahnya apa? Laptop saya tak mumpuni untuk itu. Tak kuat membuka aplikasi. Sehingga saya terpaksa menunggu laptop suami nganggur karena memiliki spesifikasi yang lebih tinggi.

Setelah bergabung dengan Elang Nuswantara dan melakukan "promosi abadi", kebutuhan saya akan laptop yang mumpuni semakin lebih besar lagi. Bukan hanya aplikasi pembuat gambar-gambar vektor, namun juga aplikasi editing video, editing foto dan aplikasi online meeting, selain dari aplikasi dasar menulis tentunya.

Kalau tidak aktif mengimplementasikan konsep writerpreneur, saya bisa tertinggal dan tidak akan mencapai titik promosi maksimal.

Kembali lagi kepada keniscayaan sebuah perubahan. Mau tidak mau, semua orang, semua kalangan dan semua aktivitas, mesti mengikuti arus perkembangan teknologi. Kalau tidak berani dan mengasah diri untuk tetap berada dalam arus tersebut, bisa-bisa terpental ke luar. Laptop bertenaga yang bertahun lalu identik dengan mereka yang sibuk bekerja, kini hampir semuanya membutuhkan. Apalagi sejak pandemi, anak saya yang masih TK saja membutuhkan laptop untuk pembelajaran daring. Betul apa betul?

Apalagi saya yang bercita-cita menjadi writerpreneur sukses? Laptop dengan spesifikasi mumpuni, jelas sangat dibutuhkan sebagai salah satu support system dalam proses mewujudkannya.


Promosi Abadi untuk Buku Ditemani ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400)

Alasan ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) cocok untuk writerpreneur

Baiklah, seperti judul utama artikel ini, selanjutnya saya akan menjelaskan kenapa ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) cocok untuk mendukung writerpreneur yang ingin melakukan promosi abadi dan sesuai dengan kebutuhan digital saat ini. Apa saja keunggulan laptop ini?

ASUS sebagai pemain utama di industri laptop Indonesia tentu melihat kebutuhan yang terjadi di masyarakat dan menghadirkan solusi terbaru dalam wujud Vivobook Pro 14 OLED (M3400), yang mumpuni untuk pengguna dengan kreatif dengan produktivitas yang tinggi. Work from office (WFO) atau work from home (WFH) sudah mulai tergeser dengan kebiasaan work from anywhere (WFA). Inilah kehidupan para writerpreneur, dari mana saja bisa bekerja dan di mana saja bisa berkarya untuk kesuksesan buku-bukunya.

Performa Kuat dan Andal

Performa laptop

Saya orang yang tidak sabaran, termasuk perihal gawai. Inginnya, saat saya memberi input, respon langsung diberikan. Soalnya suka geregetan sendiri kalau saya kliknya sekarang, eh malah ada proses loading dulu, atau malah nge-lag. Kalau sudah begini, saya bisa saja meninggalkan segala hal yang tengah kerjakan.

Kebetulan, aplikasi editing video adalah yang paling berat dari aplikasi yang sampai detik ini saya gunakan untuk memenuhi proses menjadi seorang writerpreneur. Posisi setelahnya, diduduki oleh kumpulan aplikasi lain yang dalam satu waktu terbuka secara serentak. Multitasking istilahnya. Kemungkinan nge-lag itu juga acap terjadi ketika saya berulang kali menutup dan membuka beberapa aplikasi dengan cepat. 

Jelas, hal pertama yang paling dibutuhkan adalah performa laptop yang kuat dan andal. 

ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) merupakan laptop kategori ini, kuat dan andal untuk aktivitas produktif. Hadir dengan ditenagai AMD Ryzen™ 5000 H-Series Mobile Processors yang memiliki full powerful performance core untuk multitasking bahkan video editing. Selain powerful, prosesor ini memberikan daya baterai lebih awet sehingga produktivitas harian semakin maksimal. Dilengkapi dengan kartu grafis integrasi AMD Radeon yang memberikan performa gaming yang tanpa lag. Produktivitas harian dimanapun dan kapanpun jadi maksimal dengan performa prosesor dan kartu grafis dari AMD ini. 

Varian tertinggi Vivobook Pro 14 OLED (M3400) akan ditenagai oleh AMD Ryzen™ 7 5800H Mobile Processor. Prosesor tersebut menggunakan konfigurasi 8-core dan 16-thread serta mampu berjalan di frekuensi hingga 4,4GHz. Sedangkan untuk RAM, up to 16 GB DDR4, makanya sangat mendukung untuk bekerja multitasking. Sat set sat set, beraktivitas di beberapa aplikasi tetap lancar.

FYI, prosesor H series yang dimiliki laptop ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan prosesor mobile U series. Jika prosesor mobile U series merupakan prosesor ultra low voltage, prosesor H series merupakan prosesor high performance dengan daya yang lebih besar. Daya tahan baterainya panjang berkat High-Capacity Battery 50 Wh.

PCMark 10 Modern Office

Dari pengujian yang dilakukan dengan PCMark 10 Modern Office, dengan menstimulasikan bekerja dengan aplikasi Office, multimedia dan web tanpa jeda, baterai Lithium-ion 3-cell berkapasitas 50WHrs milik Vivobook Pro 14 OLED sanggup bertahan hingga 8 jam lebih. Pas sekali untuk bekerja seharian.

Untuk gaming saja kuat, tentu saya tidak perlu khawatir lagi bakal nge-lag atau sering-sering cari-cari colokan saat edit video, membuat infografis, belajar ilustrasi atau searching dengan puluhan tab terbuka di browser. Apalagi hanya untuk sekadar menulis naskah. 


Nyaman Buat Ngetik

Keyboard laptop

Kebutuhan yang satu ini pastinya menjadi yang terpenting bagi penulis. Wujud akhirnya memang berupa buku fisik, tetapi penulisan naskahnya pasti berformat digital. Tidak mungkin kan ditulis tangan? Nah, ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) memiliki touchpad dengan ukuran yang lebih luas serta keyboard ASUS ErgoSense. Keyboard memiliki jarak tombol, kedalaman tekan, serta stabilitas yang telah dirancang khusus serta presisi agar pengguna nyaman saat mengetik.


Dan yang tak kalah bermanfaat adalah adanya lampu latar ukuran penuh pada keyboard yang sangat cocok untuk bekerja di lingkungan minim cahaya. Wah, saya yang biasanya bergulat dengan jam Cinderella sambil menemani anak tidur di bawah lampu temaram, pasti akan sangat terbantu dengan lampu latar ini selama mengetik.


Visual Layar Berkualitas

Layar ASUS OLED

Saya sering kecewa saat video atau konten visual lain yang telah susah-susah dibuat, dan terlihat sempurna di gawai yang saya gunakan untuk editing, ternyata malah tampak berbeda di perangkat lain. Mending perbedaannya positif, ini malah semakin gelap atau terlalu warm.


ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) memberi solusi akan masalah akurasi warna ini dengan teknologi OLED. Laptop ini menawarkan layar dengan panel ASUS OLED resolusi 2,8K dengan 90Hz refresh rate dan 100% DCI-P3. Dengan DisplayHDR™ 600 True Black, warna hitam pekat memungkinkan kita untuk melihat lebih detail pada tampilan visual yang gelap. Panelnya menggunakan rasio aspek 16:10 sehingga lebih banyak konten dapat ditampilkan di layar. Response time-nya pun tercepat, yaitu 0,2 ms. Kalau ada pergerakan cepat di video, pergulirannya tidak menimbulkan efek nge-blur dan tetap tampak mulus.


Laptop dengan layar ASUS OLED dapat menampilkan kualitas visual terbaik, salah satunya terletak pada tingkat reproduksi warna yang ditentukan oleh color gamutLayar ASUS OLED memiliki color gamut 100% DCI-P3, yang artinya mampu menampilkan semua warna pada ruang warna DCI-P3. Cakupan warna ini lebih luas dari sRGB, yang hingga saat ini masih dijadikan standar layar laptop. DCI-P3 juga merupakan color gamut yang digunakan oleh industri perfilman karena dapat membuat detail dalam film bisa ditampilkan dengan sangat baik. Canggih, kan?


Perbedaan OLED dan LCD
Perbedaan visual LCD dan OLED

Tapi kemampuan untuk menampilkan banyak warna juga harus diimbangi dengan tingkat akurasi yang baik. Inilah keunggulan utama ASUS OLED yang telah mengantongi sertifikasi PANTONE Validated Display, memastikan setiap warna ditampilkan sebagaimana mestinya, serta konsisten dalam menghadirkan kualitas visual. Spesialnya lagi, meski tingkat kecerahan hanya 11%, layar ASUS OLED dapat menampilkan kualitas visual yang sama seperti pada tingkat kecerahan 100%. Bagi yang sering bekerja sambil gelap-gelapan dan menurunkan tingkat kecerahan layar seperti saya, ini tentu sebuah keunggulan yang sangat bermanfaat.


Dengan akurasi dan kualitas visual yang sebaik ini, masalah saya yang suka bingung dengan warna-warna yang tidak akurat saat editing video atau gambar dan foto, tak perlu terjadi lagi. Yang tampil di layar, ya warna apa adanya. Terutama saat memadupadankan warna dalam infografis atau flyer, akurasi warna ini menjadi lebih krusial.


Kerja Lama Tak Jadi Soal

Mengerjakan sesuatu yang digemari, suka bikin lupa waktu. Setuju? Bukan hanya karena tuntutan deadline, saya bisa bekerja berjam-jam dalam sehari dengan laptop ketika ada tugas atau target yang mesti diselesaikan. Terutama saat ide berlimpah di kepala, mungkin bisa 8 jam menatap layar dalam sehari. Berhubung saya suka, yang menjadi masalah bukan lagi rasa capek, lelah atau mengantuk karena begadang, tapi gejala mata silindris sering kumat dan laptop yang panas. 


Untungnya, kesehatan mata menjadi perhatian khusus dalam teknologi layar ASUS OLED pada ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400). Dilengkapi dengan teknologi anti-flicker dengan sertifikasi dari TÃœV Rheinland untuk teknologi anti-flicker dan low blue light, yang dapat mengurangi 70% cahaya biru berbahaya untuk kenyamanan mata tanpa mengurangi kualitas visual. Jadi, dengan tingkat cahaya biru berbahaya yang lebih rendah, akan lebih aman dan tidak membuat mata mudah lelah, serta tidak mengganggu kualitas tidur. 


kipas pendingin


Oke, urusan kesehatan mata aman, setidaknya sakit kepala saya tidak sering kambuh karena kebutuhan mengakses laptop. Sekarang bagaimana dengan laptopnya? Tenang, ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) memiliki sistem pendingin berkipas ganda yang sangat efisien untuk memastikan laptop tetap dingin demi kinerja maksimal. Teknologi ASUS IceCool Plus ini berbentuk tipis dan ringan, dengan 3 profil kipas yang dapat dipilih berdasarkan kebutuhan pribadi.


Bekerja lama tidak perlu lagi mencemaskan kesehatan mata dan laptop yang menemani. Teman-teman penulis pasti juga sering kan, menatap layar berjam-jam saat ide lagi bertebaran? Kalau tidak segera ditulis, takut lupa atau mood-nya hilang.


Kapasitas Penyimpanan Besar

storage laptop

File
terbesar saya yang membutuhkan ruang penyimpanan ekstra adalah stok video. Dalam membuat video berdurasi 10 menit saja, stok videonya bisa mencapai puluhan. Tidak semua mesti digunakan, karena harus dipilih dulu mana yang paling bagus dan angle pengambilannya tepat. Inilah yang membuat implementasi konsep writerpreneur membutuhkan storage laptop yang mampu menampung banyak file. Apalagi saat saya menulis tentang kebudayaaan, stok gambar dan videonya bisa lebih banyak lagi karena harus meliput cagar budaya, kesenian atau hasil wawancara dengan narasumber.


Bila bekerja dengan ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400), urusan storage tak perlu dikhawatirkan lagi. Tersedia up to 512 GB SSD! Mau memindahkan file dari kamera atau smartphone, bisa disimpan dulu saja di laptop. Tidak perlu langsung dipindahkan lagi ke harddisk eksternal, cukup secara berkala saja. Keribetan jadi berkurang drastis bagi saya yang sering kali memindahkan file dari smartphone, yang paling sering dijadikan gawai dokumentasi beragam hal.


Praktis dan Stylish Dibawa Ke Mana-mana

laptop ringan

Sebagai seorang ibu yang kesulitan mencari waktu untuk diri sendiri, saya sudah terbiasa untuk bekerja nomaden, alias berpindah-pindah. Mau di kamar, di ruang keluarga, atau di jalan pun, saya memanfaatkannya untuk menyelesaikan target-target menulis dan promosi. Selagi ada waktunya, harus gerak cepat sebelum antrian urusan anak dan rumah tangga memanggil.


Desain Vivobook Pro 14 OLED (M3400) sangat ringkas dan ringan, yaitu hanya berbobot 1,4kg serta ketebalan bodi hanya 18,9mm. Tinggal diselipkan di tas, langsung angkut. Tampilannya pun stylish, dengan pola chevron anodized bertekstur, serta pilihan warna berani dan unik, yaitu Cosmos Blue yang menenangkan atau Solar Silver yang awet muda. Jadi makin percaya diri mau bekerja di mana saya yang saya mau.


Bagi penulis yang hobi mencari "ilham" di sebuah cafe atau tempat khusus, kepraktisan desain fisik Vivobook Pro 14 OLED (M3400) pasti juga sangat membantu. Bepergian pun kini tak lagi menghalangai produktivitas dan kreativitas, karena laptop ini cocok dijadikan teman jalan-jalan. 


Cocok untuk Beraktivitas Online

Koneksi wifi

Selama berkumpul dengan teman-teman writerpreneur yang punya semangat luar biasa, tanpa bertemu satu sama lain secara langsung, tidak pernah mematikan langkah untuk tetap melahirkan buku dan mempromosikannnya. Seperti yang saya singgung sebelumnya, nyaris semua persiapan dan koordinasi dilakukan secara daring. Baru sekali saja pas launching buku yang offline, selebihnya ya online.


Tentu jaringan internet menjadi penentu. Laptop yang digunakan mesti mampu menangkap sinyal wi-fi dengan baik. ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) dilengkapi dengan WiFi 6 (802.11ax), yang memberikan kecepatan jaringan super cepat untuk transfer file besar yang lebih cepat, dan obrolan video yang sangat lancar. Ini juga ditingkatkan dengan teknologi ASUS WiFi Master eksklusif, termasuk ASUS WiFi SmartConnect yang secara otomatis akan memilih sumber WiFi terbaik.


Belum cukup sampai di situ, dukungan ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) untuk beraktivitas online, juga terwujud dengan ASUS AI Noise-Canceling Technology untuk mengisolasi suara yang tidak diinginkan dari ucapan manusia. Fitur ClearVoice Mic di aplikasi MyASUS dapat menyaring kebisingan sekitar, dan mode Multi-Presenter akan menormalkan semua suara individu dari posisi berbeda. Fitur ClearVoice Speaker menyaring semua kebisingan sekitar selain ucapan manusia, jadi akan dapat mendengar jelas apa yang dikatakan orang lain. 


Kebayang kan bagaimana nyamannya untuk berdiskusi secara online dengan teman-teman sesama writerpreneur untuk mempersiapkan acara dan pastinya saat sesi webinar berlangsung. Bahkan mau di tempat nongkrong juga bisa sambil webinar. WFA atau bekerja di mana saja benar-benar sangat memungkinkan dengan hadirnya gawai yang menfasilitasi seperti ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) ini.


Port Lengkap

port laptop lengkap

Sebesar apa pun storage yang dimiliki sebuah laptop, tetap ada masanya membutuhkan port untuk memindahkan data. Entah itu data dari perangkat lain, atau ke perangkat lain. Contoh mudahnya saja file foto atau video. Dan yang kemarin ini sekali saat launching buku, video-video latar dan pertunjukan harus dipindahkan dengan flashdisk ke perangkat operator agar bisa ditampilkan. 


Konektivitas yang dimiliki ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) pastinya menyediakan port lengkap untuk transfer data, sesuai dengan gawai yang familiar digunakan saat ini. Tersedia port USB 3.2 Gen 2 Type-A dan port USB 2.0, serta port HDMI dan MicroSD Card reader. Kalau file yang hendak dipindahkan bersumber dari MicroSD Card smartphone, tidak perlu lagi card reader ekternal.


Selain spesifikasi dan fitur yang sangat mendukung langkah saya untuk menjadi writerpreneur tadi, masih ada beberapa keunggulan ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) yang tak kalah keren dan tetap dibutuhkan. Misalnya dukungan untuk privasi pengguna.


privasi


Pertama dan yang pasti akan sering terpakai adalah webcam shield yang dapat menutup kamera hanya dengan geseran kecil. Tak perlu kelabakan lagi saat menyadari ternyata kamera masih on, padahal ada kegiatan lain yang dilakukan sembari mendengarkan paparan materi webinar.

Kedua, terdapat opsi untuk sensor sidik jari pada tombol daya dan Windows Hello. Jadi tidak perlu lagi mengetikkan kata sandi setiap saat, karena hanya perlu sentuhan saja. Selain praktis, ini juga menjadi faktor keamanan dalam penggunaan laptop. 


Dengan spesifikasi istimewa seperti ini, tidak berlebihan bila saya sangat merekomendasikannya pada teman-teman penulis yang ingin upgrade menjadi writerpreneur. Mulai dari menulis, desain gambar, editing foto dan video, membuat konten yang kreatif, hingga mengadakan sebuah acara daring seperti webinar, ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) dijamin sangat mumpuni. Berlama-lama menatap layarnya pun tetap aman di mata. Saat lagi ada ide dan mood untuk menulis atau melakukan hal lain terkait "promosi abadi" buku, sudah tak jadi soal. Langsung tuangkan tanpa sisa!


Harga dan Spesifikasi Laptop ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400)


Harga ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400)

Membahas panjang lebar tentang spesifikasi laptop mumpuni untuk produktivitas tinggi, pasti akan bertanya-tanya, "harganya berapa?" ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) dijual dengan kisaran harga 11 jutaan. Dengan harga yang dinilai cukup terjangkau untuk laptop berperforma dan bertenaga, membuat laptop ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) menjadi best value OLED laptop di tahun 2022.

Untuk spesifikasi lebih rincinya, bisa dilihat pada tabel di bawah ini. Bisa juga langsung melihat lebih detail di https://www.asus.com/id/Laptops/For-Home/Vivobook/Vivobook-Pro-14-OLED-M3400/


Spesifikasi ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400)


Jangan Malu Promosi Buku, Apalagi Takut Dibilang Pamer

Sebagai penulis buku pemula yang mungkin belum punya nama, terkadang promosi buku menjadi momok yang memancing berbagai pikiran negatif. Takutnya mengganggu orang lain, malu karena menganggap diri masih belum pantas atau dikira suka pamer. Saya tidak mengelak, saya juga pernah berada di masa ini dalam waktu yang lama.

Tetapi, makin ke sini kok semakin sadar bahwa yang rugi bukan mereka yang saya takutkan akan terganggu, tetapi saya sebagai penulis buku tersebut. Saya sudah berupaya keras menulis naskah terbaik,sudah dinilai layak terbit, setelah terbit, malah dibiarkan begitu saja.

Baru tadi pagi, unggahan salah seorang guru menulis saya, Mbak Widyanti Yuliandari, semakin menyadarkan bahwa apa yang kita sebarkan pada dunia, baik untuk promosi buku atau bahkan yang berniat pamer sekali pun, selama itu postif, tidak perlu harus dibayangi oleh berbagai prasangka negatif.

Unggahan Mbak Widyanti Yuliandari
Sumber: akun Instagram @widyanti_yuliandari
"Kembalikan saja ke diri kita dulu, setiap kali ingin menuduh seseorang pamer. Apakah kita sebenarnya iri dengan kebahagiaannya? Jika iya, maka itu adalah problem kita, bukan problem mereka yang post."
-Widyanti Yuliandari

Mulai sekarang, kalau ada yang melempar pendangan sengit saat promosi buku, masalahnya bukan ada pada kita, tetapi mereka. Selama promosi yang dilakukan masih sesuai etika dan sesuai porsinya, berkiblat pada netizen hanya akan merugikan diri sendiri dan buku-buku yang diterbitkan.

Seperti pesan yang disampaikan Kirana Kejora, "Jadikanlah buku-buku itu bukan hanya layak dibeli, tetapi layak dimiliki, layak dibaca dan memberi manfaat yang sebesar-besarnya."  
Penulis lah yang menunjukkan nilai buku-bukunya.
Dan penulis lah yang punya peran terbesar untuk menentukan nilai seperti apa yang akan ditunjukkan.

Jangan lupa, penulis juga mesti mengikuti perkembangan teknologi dan melancarkan promosi di ranah digital. Bagaimanapun kehidupan masa kini sudah serba digital. Pilihan laptop yang tepat sebagai teman bekerja dan menggapai asa menjadi seorang writerpreneur harus lah mumpuni, agar proses dan hasilnya maksimal. ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) ini bisa banget lo dijadikan pilihan. Recommended!

Salam literasi dan semoga bermanfaat.


Referensi:
https://www.asus.com/id/Laptops/For-Home/Vivobook/Vivobook-Pro-14-OLED-M3400/
Artikel referensi dan gambar yang disediakan oleh penyelenggara

No comments

Sebelum komentar, login ke akun Google dulu ya teman-teman. Jangan ada "unknown" diantara kita. Pastikan ada namanya, biar bisa saling kenal :)