• The Heritage Palace

Salah satu destinasi yang sangat kental vibes luar negeri pertama adalah The Heritage Palace. Desain bangunannya akan mengingatkan kita pada zaman Eropa klasik, dengan bangunan kastil-kastil yang megah. Spot ini sebelumnya merupakan bekas pabrik gula yang dirombak sedemikian rupa, sehingga menjadi salah satu tujuan wisatawan yang sekarang jadi primadona.

Meski dirombak, kita tetap masih dapat melihat design style zaman Belanda era 1920-an. Di dalamnya terdapat banyak sekali wahana yang bisa dinikmati. Contohnya Museum Transportasi, Museum 3 Dimensi, Omah Kwalik, dan masih banyak lagi yang lainnya. Pilihan yang banyak ini bisa membebaskan kita menikmati semua wahana dan spot selfie sepuasnya.

Jika tertarik, datang saja ke lokasinya yang berada di Jl. Permata Raya Dukuh Tegalmulyo, Honggobayan, Pabelan, Kartasura, Solo. Harga tiket masuknya mulai dari Rp55.000, dengan jam operasional mulai dari 09.00 sampai 16.00 WIB.

Baca juga: Wisata Murah Nan Megah Di Dusun Semilir. Dijamin Puas Berfoto!

• The Tjolomadoe 

Pilihan lain wisata bernuansa luar negeri yang kental kedua adalah The Tjolomadoe. Ini juga merupakan bekas pabrik gula yang direvitalisasi jadi destinasi wisata. Awalnya, tempat ini memiliki nama Pabrik Gula Colomadu, sekarang kondang dengan nama The Tjolomadoe. Meski sudah direvitalisasi, nuansa arsitektur Belanda masih sangat terasa di sini.

Bangunannya sudah didirikan sejak tahun 1861. Tetapi tampak begitu kokoh hingga sekarang. Bahkan di dalamnya masih banyak mesin-mesin raksasa untuk pengolahan tebu menjadi gula. Lokasinya sendiri berada di Jl. Adi Sucipto No. 1, Paulan Wetan, Malangjiwan, Colomadu, Karanganyar, masih masuk dalam Solo Raya.

• Pasar Gede Hardjonagoro 

Selain bisa berbelanja oleh-oleh khas Solo, kita juga bisa melihat dan berfoto dengan latar belakang bangunan bergaya Belanda dan Jawa di Pasar gede Hardjonagoro. Merupakan pasar tertua di Solo yang telah diresmikan sejak 12 Januari 1930 oleh Paku Buwono X. Bangunannya didesain oleh seorang arsitektur asal Eropa bernama Ir. Herman Thomas Karsten. 

Dari depan saja, kita sudah bisa menebak bahwa ini merupakan bangunan khas kolonial dengan jendela ukuran raksasanya. Alamatnya, berada di Jl. Jenderal Urip Sumoharjo, Sudiroprajan, Kecamatan Jebres, Kota Solo.

• Benteng Vastenburg 

Ada pula benteng peninggalan Belanda yang tentunya memiliki arsitektur ala zaman kolonial. Namanya adalah Benteng Vastenburg yang usianya ternyata lebih tua dari benteng Belanda di Yogyakarta, Vredeburg. Tempat ini sudah dibangun mulai tahun 1745, dan sekarang menjadi salah satu daya tarik wisata di Solo.

Dahulu, fungsi utama tempat ini adalah untuk mengawasi kegiatan Keraton. Maka dari itu lah lokasinya berdekatan dengan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Alamat tepatnya berada di Kedung Lumbu, Pasar Kliwon, Kota Surakarta.

• Museum Batik Danar Hadi 

Teman-teman juga bisa memilih jelajah Museum Batik Danar Hadi. Memiliki bangunan dengan gaya cukup unik, yakni kombinasi antara Jawa dan Belanda. Ini merupakan perwujudan rumah bangsawan di masa lampau. Selain bentuknya yang unik, kita juga bisa melihat berbagai koleksi batik di dalamnya.

Koleksi kain batik yang jumlahnya mencapai 10.000 helai siap memanjakan wisatawan. Dan bahkan sudah diakui oleh Museum Rekor Indonesia atau MURI. Lokasinya juga strategis, berada di Jl. Slamet Riyadi No. 261, Sriwedari, Laweyan, Solo. Tidak hanya melihat koleksi batik, jangan lupa juga membawanya sebagai oleh-oleh, ya.

• Loji Gandrung 

Tempat wisata lainnya yang kental dengan vibes luar negeri adalah Loji Gandrung. Bangunannya juga akan mengingatkan kita pada arsitektur Belanda yang dipadukan dengan budaya Jawa. Tempat ini sudah lama menjadi Ikon Surakarta atau Solo, dan juga masuk salah satu cagar budaya.

Usia Loji Gandrung ini hampir 200 tahun dan sekarang sudah difungsikan menjadi bagian kompleks rumah dinas Walikota Solo. Bahkan untuk membuat bangunan ini semakin dekat dengan masyarakat, pagar pembatasnya dibongkar. Kita bisa berkunjung kapan saja ke sini secara gratis. Alamatnya berada di Jl. Slamet Riyadi, Penumping, Laweyan, Kota Surakarta.

• Tumurun Private Museum

Tumurun Private Museum merupakan atraksi baru di Solo yang private dan unik. Bangunannya akan mengingatkan kita pada berbagai museum di luar negeri. Mansion luas dua tingkat yang di dalamnya berisi berbagai jenis koleksi seni. Tempat ini sudah resmi dibuka sejak April 2018 dan bisa dikunjungi oleh umum.

Namun sayangnya, Tumurun Private Museum tidak terbuka kapan saja dan gratis. Jadi kita harus registrasi online terlebih dahulu. Pemilik akan membatasi jumlah kunjungan setiap waktunya. Di dalamnya juga banyak koleksi mobil kuno dan langka. Selain itu juga ada seni instalasi, lukisan karya maestro seni asal Indonesia, dan lainnya.

Lokasi Turumun Private Museum berada di Jl. Kebangkitan Nasional No. 2, Sriwedari, Laweyan, Solo. Bagi yang belum tahu, museum ini merupakan milik dari Iwan Kurniawan Lukminto yang merupakan anak dari pendiri perusahaan tekstil terbesar Asia, PT. Sritex yang bernama HM Lukminto.