Masa Depan untuk Pemulung

No comments

3,7 juta pemulung di Indonesia mengumpulkan 1 juta ton sampah plastik setiap tahunnya. Dengan volume sebanyak itu, keberadaan mereka tentu sangat berperan dalam pengelolaan sampah negeri ini. 


Siti Salamah

Namun sayangnya, kehidupan pemulung masih jauh dari standar kelayakan. Hanya 10 persen saja yang dapat mengakses pendidikan. Lingkungan kerja dan tempat tinggal pun tidak sehat. Perihal penghasilan, hanya berkisar antara 10 ribu hingga 20 ribu per hari. Semakin diperparah karena pandemi Covid-19 yang terjadi beberapa tahun belakangan. Serta yang paling menyulitkan adalah "status ilegal" seperti tidak memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan berbagai persuratan administrasi pemerintah, yang akhirnya membatasi langkah ke berbagai akses. 


Tergeraklah Siti Salamah, untuk memperjuangkan kesejahteraan para pemulung. Bagaimana mengubah kehidupan mereka ke arah yang lebih baik, serta membekali dengan pendidikan dan kemampuan. Demi capaian masa depan yang dapat meningkatkan taraf hidup mereka. 



Cerita Di Lapak Pemulung Jurang Mangu

Taman Magrib Mengaji
Taman Magrib Mengaji, didirikan Siti di lapak pemulung Jurang Mangu
Perjalanan perempuan kelahiran tahun 1988 ini dimulai pada tahun 2015, dengan mendirikan Taman Magrib Mengaji di lapak pemulung Jurang Mangu, Tangerang Selatan, yang kini sudah beralih nama menjadi Rumah Pohon. Merupakan wadah untuk membantu pemulung mendapatkan pendidikan non-formal serta pendidikan spiritual.


Di sini, Siti melihat dengan jelas bagaimana realita lapak pemulung. Deretan bangunan semi permanen, sanitasi yang buruk, hingga aroma dari tumpukan sampah yang memenuhi segala ruang. Minimnya enyaman pendidikan dari penghuni lapak, sedikit banyaknya memengaruhi pola pikir dan cara pandang mereka. Menambah tantangan yang dihadapi Siti saat berbaur dan menawarkan berbagai program pendidikan dan pemberdayaan. 


Pernah formulir program "Mobil Kelas Berjalan" dari Kak Seto, disobek di depan matanya. Kata-kata kasar dan tidak pantas juga sempat membuat Siti trauma sesaat. Namun, keinginan kuat untuk tetap hadir bagi para pemulung, kembali melanjutkan langkahnya. Kini, buah manis itu bukan hanya Rumah Pohon saja, pemberdayaan pemulung sudah jauh lebih profesional lagi. Mencakup juga adanya beasiswa minat dan bakat, pelaksanaan Kejar Paket C, hingga kegiatan penyuluhan dan konsultasi kesehatan.


kegiatan pendidikan dan kesehatan untuk pemulungkegiatan pendidikan dan kesehatan untuk pemulung
Kegiatan pendidikan (kiri) dan kesehatan (kanan) untuk pemulung

Bagi Siti, yang paling membahagiakan adalah ungkapan terima kasih yang diucapkan oleh pemulung binaannya, yang perlahan berhasil meningkatkan taraf hidup dan menuntaskan pendidikan. Seolah menjadi semangat luar biasa agar dapat menyediakan rel yang bisa memberikan kesejehteraan berkelanjutan untuk para pemulung.



Waste Solution Hub, Pemulung adalah Mitra

Halal Expo
Mitra pemulung mengelola sampah event Halal Expo Festival
Bersama lima rekannya, Ranitya Nurlita, Muhammad Yusuf, Muhammad Arsad Aji Susanto, Surya Sastriando dan Ade Brian Mustafa, Siti terbang semakin tinggi dalam proses memperjuangkan kesejahteraan pemulung, yaitu dengan menjadikan mereka mitra dalam startup Waste Solution Hub. Di sini, pemulung dibina agar dapat bekerja dengan profesional.
 

Hasil kolaborasi dari para anak muda bangsa ini, fokus pada pengelolaan sampah, di mana kondisinya sudah sangat memprihatinkan. Data pada tahun 2020, di Jakarta saja, 8000 ton sampah diproduksi setiap harinya. Itu setara dengan setengah dari besarnya candi Borobudur! Karena alasan itu lah, Waste Solution Hub hadir mewujudkan visinya untuk menjadi sebuah platform solusi limbah terlengkap dan terintegrasi di Indonesia. Menghubungkan produsen sampah, pemulung dan pengelola sampah, hingga sebisa mungkin tidak ada sampah yang berakhir di (TPA). 


Waste Solution Hub ini adalah hub, penghubung. Layanannya tidak terbatas hanya pada pengelolaan sampah, namun juga memberdayakan kaum marjinal, serta mengedukasi masyarakat tentang pemilahan dan pengelolaan sampah. 

-Siti Salamah


Sudah lebih dari 6400 kg sampah yang diolah, dengan melibatkan ribuan pemulung, pengepul, bank sampah dan pabrik. Pekerjaan pemulung yang sangat dekat dengan sampah, menjadikanya sangat handal dalam menyortir sampah. "Bahkan sambil merem pun bisa," ujar Siti. Tidak menutup kemungkinan juga, pamulung ini nantinya akan terlibat dalam kegiatan sosialisasi. 


Di tahun 2019, Waste Solution Hub mendapat project pertama untuk mengelola sampah event di acara Halal Expo Festival, yang berlokasi di ICE BSD, Tangerang Selatan. Di awal, pengunjung sudah diberi sosialisasi tentang pemilahan dan pengolahan sampah sesuai dengan jenisnya. Lalu mitra pemulung bertugas mengumpulkan sampah yang kemudian akan dikelola berdasarkan jenisnya. Sampah anorganik dijual ke pengepul, dan hasil uangnya akan digunakan untuk kegiatan sosial para pemulung. Sedangkan sampah organik, dijadikan pupuk kompos yang hasilnya langsung dibagikan ke pengunjung di hari terakhir event.


Dalam satu hari kerja selama acara berlangsung, mitra pemulung bisa membawa pulang uang berkisar antara 250 ribu hingga 300 ribu rupiah. Tentu ini jauh lebih tinggi dari penghasilan di hari-hari biasa. 


Selain itu, ada lagi program #IndonesiaMerdekaSampah yang memberikan layanan penjemputan gratis minimal berat sampah 5 kg untuk wilayah Tangerang-Tangerang Selatan, program Sedekah Sampah, dan program Free Pick Up untuk penjemputan gratis sampah dengan volume besar. Ke depannya, akan ada lagi program untuk pengumpulan minyak jelantah yang nantinya bisa diolah lagi menjadi berbagai produk, seperti sabun, lilin aromaterapi, cairan pembersih lantai dan sebagainya. Semuanya tentu tetap melibatkan para mitra pemulung. 



Peduli Saat Pendemi

sembako untuk pemulung
Pembagian sembako tahap pertama di Lapak Pemulung Jurang Mangu

Mobilitas yang dibatasi selama pandemi, membuat pemulung sangat kesulitan mengumpulkan sampah. Waste Solution Hub pun terpaksa membatalkan beberapa kerja sama pengelolaan sampah event, karena larangan pemerintah untuk mengadakan acara offline. Dampaknya, penghasilan pemulung yang sudah sedikit, semakin menyusut dan menyulitkan.


Kembali bersama Waste Solution Hub, Siti menggalang dana pembagian sembako bagi para pemulung yang kondisinya sedang tidak baik-baik saja. Melalui gerakan #SumbangSuara, bersama Yayasan Anak Bangsa Bisa (YABB) yang didirikan oleh Gojek, Rumah Millennials serta lembaga swadaya masyarakat dan organisasi masyarakat lainnya, di tahap pertama berhasil membagikan 400 paket sembako di Lapak Pemulung Jurangmangu. Kemudian disusul dengan ribuan paket sembako yang disebar ke seluruh kaum marjinal. Jumlah donasi pun kian bertambah, salah satunya juga digalang melalui Kita Bisa.


Alat Pelindung Diri (APD) turut dibagikan. Kondisi pekerjaan pemulung yang langsung bersentuhan langsung dengan sampah, pasti sangat membutuhkannya, terutama di saat pandemi. Potensi penularan semakin besar karena sebelumnya bisa jadi sampah-sampah ini telah dipegang, dikonsumsi atau terkena mediator penyebaran virus.



Perjuangan Masih Panjang

Siti Salamah
Siti Salamah menerima anugerah 12th Satu Indonesia Award tahun 2021

Menerima apresiasi luar biasa di 12th SATU Indonesia Award menjadi penghargaan sekaligus tugas untuk meneruskan target-target yang belum tercapai. Dengan menjadi bagian dalam Waste Solution Hub, Siti bersama rekannya, bercita-cita untuk membuat sebuah aplikasi yang dapat mengintegrasikan semua pihak terkait pengelolaan sampah, dan memungkinkan mitra pemulung dapat menerima orderan penjemputan sampah. Bila aplikasi ini sudah berjalan, tentu pengelolaan sampah akan semakin mudah, dan pemulung dapat bekerja secara profesional layaknya seorang driver ojek online.


Siti pun berharap, kehadiran Waste Solution Hub bisa menjadi tempat bagi pemulung untuk mencari pekerjaan. Mereka bisa merasa nyaman dan hidup lebih sejahtera berkat binaan dan ketersediaan lapangan pekerjaan yang lebih layak. Anak-anak yang tidak mengenyam pendidikan, akan diberi akses untuk mengejar ujian paket. Begitu pula pemulung yang sudah dewasa, akan dibekali dengan ilmu-ilmu dan keterampilan sehingga mereka mampu menghasilkan uang dengan cara yang kreatif dan inovatif. 


Referensi

Wawancara langsung dengan Siti Salamah

Dokumen dan dokumentasi yang dikirim oleh Siti Salamah

No comments

Sebelum komentar, login ke akun Google dulu ya teman-teman. Jangan ada "unknown" diantara kita. Pastikan ada namanya, biar bisa saling kenal :)