"Bun, lihat deh, kemarin Byan bikin roller coaster yang bisa masuk ke bawah tanah. Besok mau bikin kebun binatang, ah."
Saya tidak pernah mengira kalau game bisa membuat anak saya lebih aktif mengutarakan pikiran, menceritakan kejadian, atau bertanya hal baru yang ia temukan di sana. Padahal sebelumnya, dia sedikit kesulitan, malu, dan berpikir lebih lama untuk menceritakan sesuatu. Kalau ada tugas sekolah yang memberi perintah menceritakan kembali sebuah bacaan singkat atau gambar, pasti harus dipancing dulu dengan pertanyaan, baru dijawab. Itu pun ngirit banget, hanya satu, atau paling panjang tiga kata doang.
Manfaat game untuk anak memang sudah sering berseliweran di berbagai platform parenting atau kesehatan. Saya paham sekali dan sudah merasakan banyak dari manfaat tersebut. Anak-anak jadi lebih mudah mempelajari dan mengingat sesuatu, serta memancing kreativitas dan kemampuan memecahkan masalah. Tapi kalau pengaruh pada keaktifan berbicaranya, jujur baru saya rasakan beberapa bulan belakangan.
Selain mengembangkan kemampuan anak berbicara dan mengolah informasi, ini juga bisa menjadi celah untuk lebih dekat dengan mereka. Memberi berbagai pelajaran dan melatih keterbukaan. Makanya sebisa mungkin akan saya respon dengan antusias dan semangat.
Mulai dari Super Mario Run, Berlanjut ke Craftsman
Game Super Mario Run |
Segala macam informasi mengenai Super Mario Run dan aktivitas memainkannya menjadi topik menarik yang membuat Abyan tak lagi malu bersuara. Bukan soal kebanggaan saja, sampai ke kesulitannya pun diungkapkan. Salah satu yang paling membekas adalah keluhannya mengenai kegagalan berulang kali untuk menuntaskan salah satu level. Mungkin sebelumnya lancar-lancar saja. Ketika menemukan yang lebih challenging, berpengaruh juga ke mentalnya. "Bun, kayaknya Byan enggak bisa lagi main game ini."
Saya langsung berinisiatif memanfaatkan momen tersebut untuk mengajarkan semangat pantang menyerah.
"Bang, tau enggak kenapa game-nya makin lama makin susah? Itu karena kita diminta untuk berusaha lebih keras agar lebih jago lagi mainnya. Kalau sekarang berhenti main karena merasa susah, percuma dong mainin level-level sebelumnya? Ayo coba lagi, nanti kalau gagal terus dan ada bagian yang susah, Bunda bantu, dan nanti Ayah juga bantu."
Tentu ini hanya salah satu dari deretan penjelasan dan semangat yang saya kobarkan. Tidak langsung percaya diri untuk memainkannya kembali. Tapi lambat laun, setelah diberi pengertian terus, akhirnya bersedia menyelesaikan level yang dianggap berat tadi. Eh, benar, akhirnya bisa. Wah, memori ketika dia loncat-loncat kegirangan jadi bukti keberhasilannya menaklukkan tantangan demi kemampuan bermain yang lebih baik.
"Bun, ternyata kalau pakai Yoshi lebih gampang jadinya. Soalnya dia bisa terbang. Pakai Todd tuh yang susah. Larinya kenceng banget. Strateginya begitu."
Dengan pantang menyerah, strategi baru ditemukan. Yey!
Ajaibnya, apa yang saya katakan, ia pegang setiap kali dihadapkan kembali dengan level-level yang susah dilalui. Tidak lagi langsung berpikiran berhenti main dan menganggap diri tidak mampu, melainkan terus mencoba. Super Mario Run dari yang versi gratis, di-upgrade ke versi berbayar untuk membuka seluruh levelnya. Katanya, "Sekarang Byan sudah jago main Super Mario Run!" Benar memang, soalnya saya tidak bisa memainkan level yang dengan mudah ia selesaikan. Good job!
Mungkin ada yang menganggap ini hal biasa. Tapi bagi saya, ada keberhasilan untuk saya dan Abyan di sana. Berkat dari keterbukaan anak bercerita mengenai game kesukaannya.
Beberapa bulan setelahnya, muncul lagi game kesukaan yang baru, Craftsman. Cikal bakalnya sih dari keinginan main Maincraft. Tapi karena inginnya dicoba dulu dan ada game lain yang nyaris sama, mending instal yang free dulu. Nanti kalau sudah mahir, baru beli yang berbayar. Ini juga karena melihat temannya yang seru sekali membangun rumah versi 8-bit. Dan ternyata, game ini melahirkan lebih banyak lagi kejutan.
Game Craftsman |
Mulanya susah sekali mengarahkan gerakannya. Lalu berani mencoba sedikit demi sedikit membuat rumah-rumah kecil, dan terus berkembang menjadi rumah bertingkat, kandang hewan, kebun binatang, hingga berpetualang ke gurun pasir dan area bersalju. Sering apa yang ia lihat di dunia nyata, ingin dibuat versi craft-nya. Kepikiran igloo, langsung dibuatkan versi kotak-kotaknya. Serta yang paling saya acungi jempol adalah rute roller coaster panjang yang menembus tanah, terus menanjak tinggi dan turun beberapa kali. Keren!
Katanya lagi, "Ini karena Byan usaha terus biar bisa bikin yang lebih bagus."
Saya bisa mengetahui apa-apa saja yang berhasil dilakukannya di dalam game, ya dari cerita-cerita yang tak henti keluar dari mulutnya. Karena saya hanya mengawasi sesekali saja.
Rutinitas obrolan mengenai game ini merambat ke kelancaran berceritanya mengenai segala hal, dan menjadi pribadi yang lebih terbuka.
Kini, ketika ditanya kegiatan sekolahnya, walau terkadang bosan menjawab, tapi ketika semangat, kata-kata yang keluar bisa berangkai tanpa putus. Saat bertengkar dengan adiknya, ia juga bisa menjelaskan kronologinya dengan detail. Mungkin kalau bisa mengutarakan terima kasih, sudah saya ungkapkan kepada beberapa game yang menjadi pembuka cerita di keseharian kami.
Satu lagi. Ternyata game ini juga menjadi topik menarik yang acap kali dibahas dengan teman-teman sebayanya.
Kalau anak-anak ini sudah berbincang tentang game yang sama-sama mereka sukai, bisa heboh sekali. Saling mengeluarkan pendapat dan berbagi ide. Sampai membuat rencana ini dan itu, lalu mengevaluasi hasilnya keesokan hari setelah malamnya bermain di gadget masing-masing.
"Bikin kolam renang tapi enggak bikin banjir, bisa enggak, ya? Kayaknya bisa deh, yuk kita coba!" . Berhasil atau tidak, besok akan menjadi bahan diskusi mereka. Lucu, ya?
Agar Nyambung, Saya Harus Mengenali Game yang Dimainkan Anak
Tapi karena misi permainannya bukan lagi menyelamatkan putri. mau tidak mau, saya mesti tahu lebih banyak tentang Super Mario Run. Oh, ternyata karakter di sini otomatis akan berlari terus. Kita hanya fokus pada aksi melompat, melawan musuh, dan menyelesaikan misi. Ada menu Rally untuk berlomba dengan pemain lain dan mengumpulkan koin terbanyak dalam waktu terbatas, World Tour yang berisi tingkatan level untuk mengumpulkan koin berwarna sesuai instruksi, dan Remix yang mirip dengan game versi terdahulunya, yaitu menyelesaikan level hingga sampai di bendera.
Saya punya aturan. Apa pun aktivitas anak bersama gadget, saya harus tahu setiap aplikasi yang dimainkan, serta segala fitur yang ada di dalamnya. Ini cara saya mengawasi mereka agar tidak melewati batas.
Akhirnya, saya jadi ikutan main. Selain bisa memantau, saya pasti akan dinilai sebagai orang yang tepat untuk diajak berdiskusi terkait game tersebut. Coba kalau saya tidak tahu apa-apa, jangankan anak-anak, orang dewasa saja pasti enggan untuk sharing. Meski belum sejago ayahnya, anak-anak masih menjadikan saya teman curhatnya sampai detik ini.
Begitu pula dengan game Craftsman dan yang lainnya. Saya berusaha mencoba semua menu dan memainkan sefasih mungkin. Walau soal ketangkasan bermain, saya bisa jauh ketinggalan. Tidak masalah, yang penting kenal dulu dengan game-nya. Saya juga tidak malu bila harus menanyakan atau minta diajari anak. Dari yang saya amati, kemampuan anak untuk menjelaskan dan bertutorial jadi makin terasah juga ketika mengajari. Dia pun merasa lebih dihargai.
Jadi, ada tiga cara yang biasa saya lakukan agar bisa "kenal" dengan game yang dimainkan anak, dan nyambung setiap kali anak bercerita.
- Mainkan. Hal pertama yang harus dilakukan. Dengan mencoba memainkannya sendiri, pasti lebih cepat ingat dan paham.
- Lihat anak bermain. Kalau sudah dicoba main sendiri tapi kok rasanya susah, solusinya adalah duduk di samping anak untuk melihat dia bermain. Tapi jangan lupa untuk izin dulu. "Bang, Bunda lihat, ya. Pengen bisa main juga."
- Bertanya dan minta diajari. Sudah melakukan kedua hal tersebut tapi kok rasanya masih kurang, jangan ragu untuk bertanya dan minta diajarkan. Kalau anak saya, pasti senang. Tidak keberatan jam main gadgetnya berkurang demi mengajari saya.
Tidak perlu jadi yang terhebat, tapi pastikan saja kita tahu tentang game yang sedang disenangi anak. Tujuannya kan agar anak terus bercerita kepada kita. Tinggal diselipkan deh ajaran-ajaran yang dirasa penting. Seperti saya mengajarkan makna patang menyerah tadi. Ikatan antara orang tua dan anak pun jadi makin erat. Iya, kan?
Lebih Bebas Ngegame dengan ASUS ROG Phone 7 Series, The Real Gaming Phone
Menggunakan gadget terbaru, tapi spesifikasinya tidak mumpuni, tetap saja tidak banyak membantu. Masalah lelet dan nge-lag masih memancing emosi. Saya dan anak-anak sering kesal sendiri kalau di saat lagi butuh-butuhnya kecepatan dan kestabilan, tiba-tiba nge-freeze atau aplikasinya tertutup otomatis.
Tak jarang juga tablet terasa sangat panas dan tidak lagi nyaman dipegang. Kasihan anak-anak kalau sudah begini. Terpaksa menaruhya di meja, lalu jadi kesulitan mengontrol. Mungkin perangkat di dalamnya bekerja terlalu keras. Baterai pun ikut jadi tumbal. Sekejap, habis. Tablet yang pertama dibeli dulu, hanya bertahan paling lama 2 jam saja untuk dimainkan. Tiap sesi screen time, saya harus mengisi daya.
Saya berharap bisa lebih lama lagi menjadi teman bercerita anak-anak dengan aktivitas ngegame meraka. Namun, makin bertambah usianya, makin berat saja game yang ia inginkan. Butuh gadget yang mumpuni sesuai perkembangan dunia gaming.
Kabar baiknya, ASUS baru saja meluncurkan ASUS ROG Phone 7 Series yang menjawab masalah sejuta umat pendamba kebebasan dalam bermain game. Saya salah satunya. Meski tujuan utamanya demi anak, saya kan juga mesti kenal dengan game yang mereka mainkan. Kami sama-sama butuh perangkat tangguh untuk tetap nyambung saat berbagi cerita.
ASUS ROG Phone 7 bikin mupeng banget! Kalau pakai ini, saya pasti tidak perlu lagi meminta anak menghapus satu game terinstal untuk menginstal game yang baru, atau berhadapan dengan kekesalan karena ngelag, panas, dan boros baterai. Tagline The Real Gaming Phone itu terbukti dari spesifikasinya yang welcome dan stay cool banget dengan game-game berat.
Performa Gahar, Tidak Pikir-Pikir Lagi Mau Instal Game Apa
Dipasangkan RAM LPDDR5X 8533 Mbps hingga 16 GB, dan ROM UFS 4.0 512 GB yang dua kali lebih cepat dari UFS 3.0. Sudah didukung juga oleh WiFi 7 (802.11be) dengan Qualcomm® FastConnect™ 7800, yang mendukung kecepatan tinggi 320 MHz dan Multi-Link operation yang dapat menghubungkan ke frekuensi berbeda secara bersamaan. HyperFusion juga meningkatkan kecepatan koneksi internet dengan menggabungkan koneksi seluler 4G/5G dan WiFi. Daebak!
Kalau sudah begini mah enggak bakalan ada kendala performa dan koneksi lagi saat main game kekinian yang serba canggih. Jangankan anak-anak, saya dan suami juga pasti betah. Tidak perlu pilih-pilih dan khawatir lagi untuk instal game yang diinginkan. Karena saya sudah merasakan positifnya, saya tidak lagi terlalu membatasi. Asal game yang dimainkan sesuai usia. tetap mengikuti aturan kami, serta tidak membuatnya melupakan aktivitas penting lain. Lagi pula sudah ada wadah e-sports untuk meneruskannya bila memang ingin serius di sini. Saya pasti akan selalu mendukung!
Pendingin Canggih Bikin Nyaman dan Tenang
Tapi di ASUS ROG Phone 7, hal semacam ini sudah diantisipasi dengan pendingin canggih. Sistem pendingin 360 SoC Cooling System dari GameCool 7 terbaru di ROG Phone 7 mendinginkan CPU dari segala arah. Mengunakan tiga layer pendingin, yaitu:
- Lapisan senyawa termal Boron Nitride (BN) di satu sisi CPU mengurangi pelambatan;
- Vapor chamber lebih besar dan lembaran grafit di sisi lain CPU; serta
- AeroActive Cooler 7 dilengkapi kipas yang ditempatkan tepat di atas modul CPU, bekerja untuk pendinginan aktif bertenaga AI, menampilkan elemen Peltier untuk performa pendinginan ekstra.
Berlapis-lapis, guys! Mau main non-stop lama-lama, bukan masalah. Tetap nyaman digenggam dan lebih tenang karena terhindar dari risiko overheat. Kayaknya di satu ASUS ROG Phone 7, kami sekeluarga bisa ngegame.
Baterai Lebih Awet, Mengisi Daya Juga Cepat
ROG Phone 7 juga dilengkapi dengan fitur canggih seperti Steady Charging untuk mengontrol kecepatan pengisian daya, dan Bypass Charging yang menjeda pengisian daya saat sedang bermain game.
Jadi lebih praktis. Tidak perlu sering-sering mengisi daya dan menghadapi protes anak karena kelupaan. Pastinya akan semakin bermanfaat kalau sedang bepergian. Baterai monsternya saja bisa dipakai lama. Kalau habis, mengisi daya pun hanya sebentar.
Lebih Gesit dan Pengalaman Ngegame Jadi Lebih Seru
ROG Phone 7 sangat mengerti dengan kepentingan kegesitan para gamer. Menggunakan layar Samsung AMOLED 165 Hz dengan touch sampling rate hingga 720 Hz720 Hz untuk meningkatkan responsivitas layar terhadap sentuhan jari, dan akurasi warna Delta-E <1 untuk visual yang luar biasa. Tingkat kecerahan mencapai 1.500 nits agar lebih mudah dilihat saat berada di luar ruangan.
Selain itu, kita juga akan merasakan sensasi seperti bermain game konsol berkat kontrol ultrasonik AirTrigger berupa dua tombol di sisi gawai atau disebut juga tombol bahu, yang mendukung berbagai gerakan. Tidak hanya cuma ditekan, tombol juga bisa di-swipe, tap, slide vertikal dan horizontal, dan lainnya. Ada juga fitur motion control yang dapat menggerakkan karakter atau memberikan perintah hanya dengan menggerakkan ponsel.
Masih ada lagi yang tak kalah spesial, yaitu beberapa fitur berikut yang memberi pengalaman ngegame lebih seru dan bersemangat.
- Vibration Mapping untuk mengatur mode getar berbeda di setiap input. Misalnya getaran ringan untuk serangan normal, dan getaran yang lebih kuat untuk serangan yang lebih dahsyat.
- X Sense dapat mendeteksi peristiwa penting, seperti saat musuh datang dan memunculkan notifikasi.
- X Capture untuk merekam secara otomatis pencapaian penting dalam game, seperti momen ketika anak saya berhasil menyelesaikan level tersulitnya. Mungkin bisa dijadikan bahan untuk konten juga, ya.
- Background Mode yang sangat bermanfaat di game yang ada pertempuran otomatisnya. Game bisa dijadikan latar belakang, tidak akan terjeda dan dimatikan oleh sistem.
- Theme Pack Mix and Match untuk membuat tema sesuai dengan keinginan.
Suara Lebih Kuat, Idaman Anak Saya Banget!
Dengan spesifikasi yang dapat memberi sajian suara seperti ini, pasti anak saya bahagia. Setiap main game, kalau belum ada sound-nya, pasti langsung menaikkan volume. Tidak yang sampai memekakkan telinga, yang penting cukup untuk meningkatkan semangat. Yang paling kerasa itu pas di waktu-waktu menegangkan atau klimaks, sound pasti membuat suasana makin mendebarkan.
Kamera Oke Punya
Meski ASUS ROG Phone 7 dirancang khusus untuk gamer, tapi kameranya tetap bagus. Kamera belakang 50 MP dengan sensor utama Sony IMX766 dan kamera depan Quad Bayer 32 MP9. Sudah sangat bagus untuk berfoto ria. Lagi pula para gamer pasti juga punya momen penting dalam hidup dan keinginan untuk mendokumentasikannya. Iya, kan? Apalagi yang suka foto-foto macam saya. Dan kalau mau dipakai untuk video call atau online meeting juga tetap bisa. The Real Gaming Phone yang memberi "lebih" dari kebebasan bermain game.
Stylish dan Aman Percikan Air
Tak kalah penting juga nih bagi yang punya anak. ASUS ROG Phone 7 dibekali dengan IP54 yang bisa membuatnya tahan dengan percikan air. Jadi kalau lagi minum, terus ketetesan atau kecipratan, tidak jadi soal. Lebih tenang deh saat dipakai anak.
Mantap banget, kan? ASUS ROG yang diambil dari singkatan Republic of Gamers memang betul-betul didedikasikan untuk menciptakan perangkat keras dan perangkat lunak terbaik untuk aktivitas gaming. Karena game bukan lagi sebatas sebagai penghibur diri, tapi bisa menjadi masa depan dan pekerjaan. Bahkan di cerita saya, manfaatnya juga positif untuk perkembangan anak dan parenting.
Bersama ASUS ROG Phone 7, apa pun tujuan kita untuk ngegame, akan jauh lebih bebas, lebih seru, dan lebih lacar.
Harga dan Spesifikasi ASUS ROG Phone 7 Series
ASUS ROG Phone 7 bisa dimiliki mulai dari harga Rp 10.999.000.
Ada lagi untuk spesifikasi yang lebih tinggi, yaitu seharga Rp 13.999.000 dan yang Ultimate Rp 18. 999.000.
Kalau teman-teman berminat, mending beli di periode promonya untuk mendapat keuntungan lebih.
Ada 2 promo untuk ROG Phone 7 yaitu:
1. Early Bird Promo
Periode tanggal 18-31 Juli 2023.
Untuk setiap pembelian ROG Phone 7 series konsumen akan mendapatkan eksklusif merchandise ROG 7 Devilcase dan 2 tahun Garansi resmi, dengan total hadiah senilai 2 juta rupiah. Promo ini berlaku di semua mitra penjualan resmi Asus offline, seperti: Erafone, Urban Republic, ROG Store, Asus Exclusive Store dan Asus Authorized Partners. Serta mitra online, seperti: Eraspace, Tokopedia, Blibli dan Asus Online store.
2. Consumer Launch Promo
Periode tanggal 18-23 Juli 2023 di Atrium Gandaria City Mall. Selain mendapatkan eksklusif merchandise ROG 7 Devilcase dan 2 tahun Garansi resmi, konsumen juga akan mendapatkan tambahan spesial merchandise seperti:
ROG exclusive Jacket, MLBB limited edition T-Shirt dan juga 1000 MLBB diamonds, dengan total hadiah senilai 3,5 juta rupiah. Promo ini berlaku khusus untuk konsumen yang telah melakukan pre-order dari tgl.8-17 Juli secara offline di Erafone lalu melakukan pickup/pengambilan produk di event venue ataupun untuk konsumen yang akan melakukan pembelian langsung di event venue.
Sebagai bahan informasi, berikut saya lampirkan spesifikasi ASUS ROG Phone 7 Series.
Warna | Phantom Black, Storm White |
---|---|
Berat dan Dimensi | 239g, 246g, IP54 |
Sistem Operasi | Android 13 |
Prosesor | Qualcomm Snapdragon® 8 Gen 2, SM8550, Qcta-core CPUs,3.2 Ghz, Qualcomm Adreno 740 |
Memori | LPDDR5X 8GB, 12GB, 16GB |
Penyimpanan | UFS4.0 256GB, 512GB |
Layar | 6.78" 20.4:9 (2448 x 1080) Samsung AMOLED. Corning® Gorilla® Glass Victus. Delta-E < 1 |
Kamera Belakang | Main Rear Camera: Sony® flagship IMX766 50 MP image sensor - 1/1.56” large sensor size, 1 µm pixel size. F1.9 aperture, 23.8mm equivalent focal length in 35mm film camera |
Second Rear Camera: 13 MP, Ultrawide-angle camera, 12.5mm equivalent focal length in 35mm film camera | |
Third Rear Camera: 5 MP, Macro | |
Kamera Depan | 32 MP (Uses pixel binning to output 8MP image), 29.4mm equivalent focal length in 35mm film camera |
Audio | Speaker: |
Symmetrical dual front-facing speakers with Dirac HD Sound | |
5-magnet stereo speaker with Cirrus Logic amplifier for louder, deeper and less distorted sound effect | |
Audio Output: | |
Hi-Res Audio up to 384 kHz / 32-bit for 3.5mm output | |
Qualcomm WCD9385 for Hi-Res output | |
AudioWizard with multiple listening profiles | |
Dirac Virtuo for Headphone™ Spatial Sound | |
Microphone: | |
Tri-microphones with ASUS Noise Reduction Technology | |
Rekaman Video | 8K UHD (7680 x 4320) video at 24 fps for main rear camera |
4K UHD (3840 x 2160) video at 30 / 60 fps for main rear camera, at 30 fps for second rear camera | |
1080p FHD video recording at 30 / 60 fps | |
720p HD video recording at 30 / 60 fps | |
3-axis electronic image stabilization for rear cameras | |
Time Lapse (4K UHD video) | |
low Motion video (4K at 120 fps; 1080p at 240 / 120 fps; 720p at 480 fps) | |
Take still photo while recording video | |
Teknologi Nirkabel | Wi-Fi langsung |
Wi-Fi 6 | |
(802.11 be/ax/ac/a/b/g/n, 2x2 MIMO) | |
Supports 2.4GHz/ 5GHz/ 6GHz WiFi | |
Bluetooth® 5.3 (HFP + A2DP + AVRCP + HID + PAN + OPP), supports Qualcomm® aptX™ Adaptive and aptX™ Lossless | |
Wi-Fi Direct | |
NFC | |
*WiFi 7 availability and features are dependent on regulatory limitations. | |
Navigasi | GLONASS (G1) |
GNSS support GPS (L1/L5), Glonass (L1), Galileo (E1/E5a), BeiDou(B1i/B1c/B2a), QZSS (L1/L5) and NavIC | |
Kartu SIM | Dual slots: 5G*+5G or 4G dual-SIM / dual-standby support |
Slot 1: 5G/4G/3G/2G Nano SIM card | |
Slot 2: 5G/4G/3G/2G Nano SIM card | |
Sensor | Sensor Hall |
Sidik jari dalam layar | |
Sensor ultrasonik | |
In-display fingerprint sensor, face recognition, accelerometer, e-compass, gyroscope, proximity sensor, ambient-light sensor, ultrasonic sensors for AirTrigger and grip press | |
Baterai | Equivalent 6000 mAh (typical) high-capacity battery, supports Quick Charge 5.0 and PD Charging |
Adaptor Daya | USB power adapter (65-Watt) |
USB power adapter (65-Watt) | |
Output: 3.3-21V 3.25A, supports up to 65W QC5.0 / PD 3.0 / Direct Charge adapter | |
Isi Kotak | Documentation (user guide, warranty card) |
Ejector pin (SIM tray needle) | |
USB power adapter (65-Watt) | |
USB-C to USB-C cable | |
ASUS ZenEar Pro (EA009W) | |
AeroActive Cooler 7 (untuk Ultimate) | |
USB power adapter (65-Watt) / 30-watt in India | |
USB-C to USB-C cable | |
Aero Case | |
Ejector pin (SIM tray needle) |
Menjadi Orang Tua yang Berdaptasi dan Pembelajar
Sama halnya dengan dunia anak-anak kita saat ini. Anak pertama saya berusia 7 tahun. Walau gadget dengan segala fitur dan aplikasi yang terinstal bukan menjadi kebutuhan utama, yang sepertinya mereka tetap bisa menjalani hidup tanpa itu, tapi bukan berarti menjauhkannya sampai tak tersentuh gadget adalah pilihan tanpa risiko.
Jangan pernah sekali-kali menyamakan zaman saat kita kecil dulu dengan zaman sekarang. Tidak akan sama dan tidak bisa disamakan.
Pernah saya melarang anak memainkan sebuah game karena membuatnya lupa waktu. Menganggap ini strategi yang tepat supaya tidak lagi bermain gadget, ternyata keliru. Berdampak jelas pada Abyan, yang sudah bermain lebih sering dengan teman-teman sebayanya. Ia selalu tampak kebingungan, tidak lagi terlibat dalam pembicaraan, dan lebih banyak diam saat teman-temannya membahas game tersebut. Padahal sebelumnya cerewet dan selalu menggebu-gebu. Jelas penyebabnya, karena dia tidak lagi memainkan itu.
Hati saya ikut patah.
Berarti apa yang sedang saya terapkan belum pas. Bukan gadget yang salah, bukan juga game-nya. Tapi bagaimana ketepatan kesepakatan antara saya dan anak agar aktivitas bersama gadget tidak menguras seluruh waktu dan fokus mereka.
Akhirnya kami berdiskusi dan sepakat untuk menetapkan waktu bermain 1 jam sepulang sekolah, dan 1 jam lagi setelah makan malam. Bagaimanapun saya masih berpegang pada rekomedasi ahli kesehatan dan WHO bahwa screen time anak untuk hiburan, amannya 2 jam saja per hari. Tapi tidak kaku juga, sesekali kalau dibutuhkan, atau di akhir pekan, berlebih 30 menit juga tidak apa. Ini masih tetap berjalan sampai kini.
Orang tua wajib konsisten dengan aturan yang sudah disepakati dengan anak. Berikan juga contoh untuk tidak berlebihan dalam menggunakan gadget. Kalau untuk urusan penting, jelaskan agar anak mengerti.
Pro dan kontra soal penggunaan gadget, apalagi bermain game, melahirkan beragam pola pengasuhan. Wajar sih, karena kondisi setiap anak dan juga orang tuanya, pasti berbeda. Tapi ingatlah selalu bahwa menjadi orang tua adalah proses belajar yang panjang. Kita mesti selalu mencari referensi dan sumber ilmu tepercaya untuk mendasari pola pengasuhan yang diterapkan. Tidak bisa asal atau ikut-ikutan.
Dan jangan lupa pula bahwa saat ini kita hidup di era digital. Di SD saja sudah ada mata pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi). Kehidupan sekarang butuh kecakapan berteknologi. Semuanya perlu beradaptasi. Termasuk kita sebagai orang tua, dan juga anak-anak. Selama beraktivitas digital sesuai aturan dan usia, sepengalaman saya, dampaknya sangat positif. Contoh sederhananya, saat mau instal game, lihat dulu usia minimal penggunanya. Sesimpel itu.
Arahan tepat dan perangkat mumpuni, membuka peluang besar untuk berkembang di dunia digital |
Lihat hasil positif dari para atlet e-sports yang skill gaming-nya di atas rata-rata. Saya percaya, itu adalah salah satu buah manis dari ketepatan berteknologi. Tentunya dengan perangkat yang mumpuni seperti ASUS ROG Phone 7 Series yang saya harap bisa juga melahirkan hal postif yang lebih banyak untuk saya dan anak-anak dalam pola pengasuhan keluarga kami.
Orang tua harus punya power, ilmu, dan melek teknologi agar dapat mendampingi anak beraktivitas digital. Yuk jadi orang tua yang mau belajar dan beradaptasi!
Semoga bermanfaat.
_______
Tulisan ini diikutsertakan dalam ASUS ROG Phone 7 Blog Writing Competition di Blog Travelerien.
Referensi
Materi yang dibagikan oleh panitia lomba
https://rog.asus.com/id/phones/rog-phone-7/
No comments
Sebelum komentar, login ke akun Google dulu ya teman-teman. Jangan ada "unknown" diantara kita. Pastikan ada namanya, biar bisa saling kenal :)