Back to School with Home Credit Indonesia: Bijak Pilih Prioritas Di Tahun Ajaran Baru

4 comments

Tumpukan buku bersampul cokelat itu kian tinggi. Ini buku tulis kesepuluh yang sudah rapi terbungkus. Masih menyusul lagi buku-buku paket yang juga mesti dilabeli nama. Rasanya sibuk sekali mengurusi semua keperluan anak-anak, terutama kebutuhan Si Sulung. Saya yang baru pertama kali mendampingi anak masuk SD, tidak menyangka bahwa ternyata keperluan sekolah anak itu lebih banyak dari yang saya duga. 


Back to School with Home Credit Indonesia

Sebenarnya banyak cerita yang terjadi sampai Abyan, anak pertama kami, bersekolah di SD Islam Darunnajah. Awalnya saya dan suami sepakat untuk mendaftarkannya ke sekolah negeri, tapi mendadak berubah haluan ke sekolah swasta. Mulanya saya kira tidak akan merasakan uang pangkal berpuluh juta, hingga akhirnya nominal itu menjadi tagihan yang mesti dilunasi. Ditambah lagi adiknya juga masuk TK tahun ini. Jadi makin banyak dana yang mesti disiapkan.


Jujur, keuangan kami tidak sepenuhnya siap dengan kejutan. Namun bagaimanapun, tetap harus dipikirkan jalan keluarnya. Dari sinilah saya belajar bahwa perencanaan keuangan juga penting diterapkan untuk pendidikan anak.



Persiapkan Diri dengan Hal Di Luar Prediksi

Hal di luar prediksi saat menentukan sekolah anak

Sudah beberapa tahun sebelumnya, saya aktif memperhatikan biaya masuk SD di sekolah swasta Jakarta. Biasanya mendekati tahun ajaran baru, pasti banyak bahasannya di media. Bikin sakit kepala memang, menghadapi kenyataan bahwa di domisili saya sekarang, uang pangkal SD saja bisa puluhan juta. Belum lagi SPP bulanannya. 


Awalnya informasi ini saya masukkan dalam celengan ingatan saja, karena baik saya, maupun suami, inginnya anak-anak menempuh pendidikan di sekolah negeri. Tentunya setelah mempertimbangkan banyak hal. Apalagi SD Negeri di dekat rumah juga sudah terakreditasi A, jadi makin yakin.


Ya begitulah, manusia hanya bisa berencana.

Saya masih ingat betul kejadiannya, di akhir bulan Mei. Ketika PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) di Jakarta baru buka di bulan Juni, dan ini terlalu dekat waktunya dengan awal Tahun Ajaran (TA) baru awal Juli. Mengingat usia Abyan belum menyetuh 7 tahun, makin kecil kemungkinannya diterima. Sudah menjadi peraturan bahwa anak yang lebih tua, pasti didahulukan. Kalau ada anak yang usianya belum mencapai 7 tahun, harus legowo bila nanti tersisihkan. 


Memang betul bahwa usia minimal untuk mendaftar SD adalah 6 tahun, dan ada juga yang berhasil lolos bila hanya kurang sebulan atau dua bulan saja dari batas 7 tahun. Tapi masalahnya bukan takut tidak diterimanya itu, melainkan soal waktu. Kalau nyatanya benar-benar tidak diterima, sedangkan tahun ajaran baru makin dekat, pasti sekolah swasta sudah penuh. Saya tidak berani mengambil risiko. Mau sekolah di mana dia nanti? Lebih aman kalau segera mendaftar ke sekolah swasta. 


Akhirnya anak pertama saya masuk ke sekolah yang berbeda dari rencana

Itu baru satu dari alasan kenapa rencana saya berubah. Niat datang langsung ke SD Negeri incaran untuk menanyakan persoal PPDB, malah mendapat bonus informasi yang lebih mempengaruhi. Saya tidak terpikir bahwa ternyata jam sekolah di sana ada yang masuk pagi, jam 10, dan tengah hari. Dibagi-bagi. Kalau masuknya siang dan pulang sekolah saja sudah sore, bagaimana dengan jadwal TPA/MDA yang kelasnya pun hanya ada di sore hari?  Padahal saya sudah menetapkan kalau paginya sekolah, sorenya belajar ilmu agama agar anak-anak punya bekal hidup yang seimbang.


Kalau begini, mana bisa? Ya sudah, agar tidak pusing lagi, SD Islam  jadi solusi terbaik. Mumpung ada yang dekat rumah, akreditasi A, Abyan juga suka dengan sekolahnya saat ke sana, ketok palu untuk segera mendaftar. Penerimaan gelombang terakhir! Alhamdulillah masih rezeki.


Andai saya tidak bergegas memikirkan pilihan yang lebih pasti dan sesuai dengan pendidikan terbaik untuk anak-anak versi saya, tidak tahu jadinya seperti apa. Skenario terburuknya, tidak diterima di SD Negeri, SD Islam Swasta pun sudah menutup pendaftaran.

Sedihnya, ini terjadi pada salah satu teman TK Abyan. Sungguh, saya bersyukur dengan langkah yang saya pilih.


Pengalaman ini menjadi bukti, sekaligus pelajaran, bahwa apa pun yang kita rencanakan, meski itu sudah terasa sangat matang, masih bisa berubah di detik-detik terakhir. Ada tiga hal penting yang saya garis bawahi, dan saya berharap ini juga dapat menjadi informasi bagi sesama orang tua.


  • Pastikan survei ke beberapa sekolah, baik negeri atau swasta. Lihat langsung kondisi sekolahnya dan tanyakan segala hal serinci mungkin. Termasuk mendatangi sekolah yang sudah menjadi incaran. Jangan sampai seperti saya, yang baru tahu bahwa ada pembagian jam masuk sekolah hanya jeda beberapa hari dari pembukaan PPDB. 
  • Pastikan punya pilihan sekolah kedua. Entah itu pilihan pertamanya sekolah negeri atau sekolah swasta. Jadi pas ada kejadian tak terduga dan akhirnya berubah pikiran, sudah tidak perlu mencari-cari lagi. Tidak masalah kalau waktu pendaftaran masih panjang, tapi kalau sudah mepet, proses mencari akan memakan waktu dan kursi murid bisa-bisa sudah penuh. Malah makin panjang masalahnya. Saya beruntung Abyan masih ditakdirkan bisa mengikuti tes penerimaan murid baru tahap terakhir. Kalau tidak, panik pasti.
  • Terakhir, pastikan juga memiliki rencana keuangan yang bisa meng-cover biaya tertinggi dari sekolah-sekolah yang disurvei tersebut. Kepastian akan masuk sekolah mana, tidak ada yang tahu. Sisakan juga dana di luar itu untuk membeli persiapan sekolah lain yang nominalnya pun tidak sedikit. 



Kebutuhan Sekolah Bukan Hanya Uang Sekolah, Bijak Pilih Prioritas

Kebutuhan sekolah anak yang saya siapkan

Kejutan terus berlanjut. Uang pangkal sekolah yang sudah mencakup seragam dan buku-buku paket, bukan berarti tidak ada lagi yang harus dibeli. Tas, sepatu, buku-buku tulis, alat gambar, hingga ikat pinggang dan kaus kaki. Helm pun turut menjadi kebutuhan karena saya mengantar anak-anak pakai motor. Ada-ada saja, kan? Itu untuk dua anak, lo. Terlihat kecil-kecil, tapi kalau ditotalkan lumayan.


Apalagi saya tipe orang yang inginnya membeli barang-barang dengan masa pakai yang panjang, serta nyaman digunakan. Terlebih untuk dipakai setiap hari oleh anak. Kalau bisa, belinya sekali, tapi awet sampai tidak muat lagi. Saya sadar akan dihadang oleh biaya yang lebih besar.



Akhirnya dana yang disiapkan untuk sunat anak-anak liburan kemarin, dialihkan untuk kebutuahan sekolah. Inilah yang saya maksud dengan bijak memilih prioritas.


Bukan berarti tabungan kami benar-benar kering. Kalau dipaksakan, mungkin saja urusan sekolah dan sunat terselesaikan. Tapi kan tidak segampang itu. Ya kali semua tabungan ludes tak bersisa. Makanya saya dan suami berdiskusi untuk pilah-pilih mana yang harusnya didahulukan, dan mana yang bisa diundur. Prioritasnya dulu yang lebih mendesak. Perlengkapan sekolah pasti dibutuhkan sekarang, sedangkan sunat, tidak masalah bila dilaksanakan di momen liburan tahun depan.


Belum selesai, masih ada lagi yang tak kalah penting. Penting bagi pola pengasuhan saya dan suami lebih tepatnya. Kami sepakat kalau anak-anak sudah SD, harus pisah kamar. Ini tidak bisa diganggu gugat. Lagi pula buku-buku Abyan yang banyak itu juga membutuhkan meja belajar, pas bila ditaruh di kamarnya sendiri. 


Buku-buku yang butuh meja belajar baru
Buku-buku yang butuh meja belajar baru

Membeli meja belajar, kasur, dan AC, juga menduduki posisi prioritas kebutuhan. Setidaknya sudah ada salah satu yang kami beli terlebih dahulu. Berkat memanfaatkan fasilitas cicilan uang pangkal sekolah. 


Beruntung di SD Darunnajah, ada fasilitas cicilan 3 kali untuk uang pangkal dan jangka waktunya lumayan panjang. Tabungan untuk membayar uang pangkal secara utuh, jadi bisa dialihkan dulu untuk kebutuhan prioritas isi kamar. Alhamdulillah bisa beli kasur dan mulai mengenalkan aktivitas tidur terpisah dari sekarang.


Pengalaman saya ini kembali memberi pelajaran baru bahwa kebutuhan sekolah yang bukan hanya soal uang pangkal, perlu diimbangi dengan bijak pilih prioritas. Tidak hanya membandingkan kebutuhan sekolah dengan kebutuhan di luar sekolah, sesama kebutuhan sekolah pun perlu juga dipertimbangkan. Ini baru kebutuhan sekolah anak SD dan adiknya yang masih TK. 


Ke depannya, tentu kebutuhan sekolah  akan lebih banyak. Kalau tidak bijak pilih prioritas, semuanya dibeli, apa tidak berpotensi menimbulkan masalah keuangan baru? Tidak apa bila saat ini masih ada kekurangan atau ketidaktepatan dalam menentukan rencana, asalkan tetap diambil poin-poin hikmahnya.


Biaya kebutuhan sekolah untuk SD dan berbarengan dengan TK saja sudah bikin saya deg-degan. Kebayang kan nanti kalau sudah SMP, SMA, dan kuliah? Bukan menakut-nakuti, tapi itu realita yang harus dihadapi. Bahkan salah satu teman sesama ibu yang anaknya sudah kuliah saat ini, menceritakan bahwa ternyata biaya pendidikan bisa naik hampir 200% hanya dalam kurun waktu 2 tahun! Berlaku juga untuk buku-buku, perlengkapan, dan uang saku. Anak sekarang mana bisa dikasih jajan 1000 kita dulu? Betul, kan?


Kalau tidak dimulai dari sekarang untuk bijak mengelola tabungan, mau menunggu kapan? Sepesat itu lo kenaikan biaya pendidikan.


Nah, bagi orang tua yang tahun depan anak-anaknya juga akan memasuki sekolah baru, berikut sedikit tips mengelola keuangan agar deretan daftar kebutuhan sekolah dapat terpenuhi dengan baik. Ini cukup berhasil bagi saya yang kondisi keuangannya belum pulih benar karena suami baru saja menyelesaikan tugas belajarnya.


  • Manfaatkan cicilan uang pangkal sekolah bila ada. Sangat membantu! Sekolah memberi fasilitas ini pasti demi memberi keringanan untuk para orang tua. Bagi saya, cicilan bukan melulu berarti dalam kesulitan finansial. Tetapi untuk mengelola lebih bijak dana yang ada untuk berbagai prioritas.
  • Pisahkan keperluan sekolah dan keperluan di luar sekolah. Kalau tidak masalah menunda sebuah keperluan, berarti itu bukan prioritas. Serta ingat juga untuk tetap fokus pada kebutuhan sekolah. Seperti yang paling sering bikin boncos mendekati tahun ajaran baru adalah momen liburan. Hati-hati, jangan sampai bikin keteteran. 
  • Jeli melihat promo-promo pembelian kebutuhan sekolah. Nah, ini juga sangat membantu karena biasanya akan bertabur diskon atau potongan harga, keringanan, atau angsuran. Pasti akan banyak sekali produk terkait kebutuhan sekolah yang dipromokan, seperti buku, tas, laptop dan gadget lainnya, hingga furnitur.  



Back to School with Home Credit Indonesia, Memenuhi Kebutuhan Sekolah Anak Jadi Lebih Ringan

Booth Home Credit Indonesia di JFK 2023

Saya yakin, kalau tidak ada tolerasi pembayaran uang pangkal dengan cicilan di sekolah Abyan, pasti beda lagi ceritanya. Belum tentu saya bisa setenang ini membeli kebutuhan sekolah dan menyiapkan furnitur kamar anak. 


Terkadang kita dihadapkan dengan kebutuhan sekolah yang tidak dapat ditunda. Sedangkan keuangan, belum tentu selalu siap untuk memenuhi kontan segalanya. Contoh terkait helm yang wajib saya beli untuk mengantar anak tadi. Kalau suami tidak dipinjamkan motor oleh kantor bulan lalu, jelas bukan helm saja yang akan masuk dalam prioritas, tapi sekalian sama motornya. Karena ke sekolah anak-anak tidak bisa mengandalkan kendaraan umum. Memaksa diri pakai ojek online, pengeluarannya pasti berkali lipat lebih besar. Mau tidak mau, motor jadi kebutuhan sekarang.


Kejadian seperti inilah yang membuat kehadiran Back to School with Home Credit Indonesia dapat meringankan beban para orang tua di tahun ajaran baru.  Hal lumrah bila aktivitas sekolah menjadi pemicu munculnya berbagai kebutuhan yang juga baru. Mana harga barang-barang serba melesat macam pesawat jet. Kalau Home Credit Indonesia dapat membantu, kenapa tidak dimanfaatkan?


Jasa pembiayaan untuk sebuah barang prioritas, apalagi untuk pendidikan, ibarat membalikkan suatu proses. Kalau biasanya kita menabung dulu untuk membeli meja belajar atau laptop misalnya, pembiayaan akan memberikan barangnya di awal, baru kita mulai proses menabungnya. Untuk barang yang mendesak, bukankah ini sebuah solusi?


Eh, tapi apa sih Home Credit Indonesia itu? Bagi yang belum kenal, yuk kita kenalan dulu. 

Sebenarnya sudah jelas sih, kalau ini pasti berhubungan dengan kredit. Walau yang lebih tepatnya adalah pembiayaan, karena ditujukan untuk pengadaan sebuah barang. PT Home Credit Indonesia merupakan perusahaan pembiayaan multiguna multinasional, yang menyediakan layanan pembiayaan berbasis teknologi. Tanpa kartu kredit, kita dapat membeli sebuah barang, lalu dicicil setelahnya. 


Sejak didirikan pada tahun 2013, kini Home Credit Indonesia telah tersebar di kota-kota besar di Indonesia. Mulai dari Jakarta, Bogor, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Palembang, Pekanbaru, Batam, Medan, Makassar, dan kota lainnya. Dapat melayani pelanggan secara online maupun offline, dengan berbagai pilihan produk, seperti pembiayaan gadget, pembiayaan kamera, pembiayaan laptop, pembiayaan televisi, dan pembiayaan furnitur.


Home Credit Indonesia sudah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 


Kabar baiknya, di momentum back to school ini, Home Credit Indonesia hadir dalam PESTA JUARA di perayaan Jakarta Fair Kemayoran (JFK), Jakarta, yaitu di Hall A No. 38 dari tanggal 14 Juni – 16 Juli 2023. Booth-nya besar banget! Mudah terlihat karena warna merahnya mentereng. Ternyata di dalamnya juga dipenuhi dengan berbagai barang kebutuhan, seperti sepeda listrik, kitchen set, gadget, laptop, serta salah satu yang saya incar, yaitu satu set meja dan kursi belajar. Wah, pas benget ini! Home Credit Indonesia bikin #BisaJadiJADIBISA.


Banyak barang juara yang bisa di bawa pulang

Dan ternyata teman-teman saya juga banyak yang ke sini. Sudah berseliweran di media sosial keseruan apa saja yang ada di booth Home Credit Indonesia JFK. Apalagi foto-fotonya bikin mupeng karena desain booth yang instagramable.


Bila ingin bertanya atau berkonsultasi, akan ada petugas yang berjaga di booth. Soalnya lagi banjir promo. Uang muka mulai dari 0%, cicilan ringan dengan bunga yang juga 0%, double untung, serta bisa mendapatkan bebas 1 kali cicilan bila membayar tepat waktu. Cukup dengan download aplikasi My Home Credit Indonesia, semua pengunjung bisa menikmati promo dan seru-seruan selama di booth JFK.  Kurang menarik apa coba?


DETAIL PROMO

  • Periode Promo: 14 Juni – 16 Juli 2023.
  • Nilai Pembiayaan: Rp500.000 – Rp30.000.000
  • Berlaku di: PESTA JUARA
  • Komoditas: Semua komoditas
  • Tenor: 5, 6, 8, 9, 11, 12, 15, 18, 24 bulan
  • Bunga 0% berlaku untuk tenor 5, 8 dan 11 bulan jika bayar cicilan tepat waktu
  • Bebas 1x Cicilan - kalau bayar cicilan tepat waktu tenor 12 atau 15
  • Tenor 6, 9, 12 berlaku untuk semua komoditi
  • Tenor 15, 18, 24 berlaku untuk semua komoditi kecuali HP dan Gadget
  • Berlaku untuk seluruh pelanggan
  • Uang Muka: Mulai dari 0%
  • Biaya Admin: Mulai dari Rp0
  • Biaya Bulanan: Rp8.000
  • Kamu juga bisa memilih tambahan produk perlindungan, yaitu AMAN (proteksi tambahan untuk cicilan/pembiayaan) atau MAXCOVER & EASYCOVER (proteksi tambahan untuk smartphone, gadget dan laptop).


Aplikasi My Home Credit Indonesia sudah tersedia di Google Play Store dan App Store. Tinggal sesuaikan saja dengan smartphone masing-masing, instal, lalu isi data diri valid, dan tunggu verifikasi keberhasilannya. Petugas di booth pasti akan membantu bila ada kendala. Nanti tinggal dilanjutkan dengan proses pembelian barang yang dibutuhkan dengan promo PESTA JUARA.


Teman-teman juga bisa download aplikasinya untuk mendapatkan informasi promo-promo terbaru. Berikut saya sertakan link download-nya biar teman-teman enggak perlu search lagi. 


Download Aplikasi My Home Credit


Kita juga bisa cek limit di aplikasi untuk mendapat batas gambaran berapa maksimal pembiayaan yang bisa diberikan. Takutnya lupa diri kalau melihat produk-produk juara dari mitra Home Credit Indonesia. Ada Gramedia, Advence, iBox, Olympic, Oppo, Comforta dan masih banyak lagi. Keinginan saya untuk membelikan meja belajar untuk anak saja jadi merembet ke keinginan untuk punya sepeda listrik juga. Maklum, motor yang sekarang sudah mulai rewel karena usianya yang sepuh. 


"Dari hanya sekitar 30.000 pelanggan pada 2013 lalu, terus bertambah hingga 5,8 juta pelanggan pada akhir 2022 dengan total volume pembiayaan mencapai Rp 51 triliun."

- Direktur Utama Home Credit Indonesia, Animesh Narang (Sumber: bisnis.tempo.co)


Eits, belum cukup sampai di situ keseruannya. Masih ada lagi merchandise yang menanti setelah instal aplikasi dan juga mengisi form khusus yang bisa teman-teman buka melalui tautan https://bit.ly/42YPTyT. Jangan lupa screenshoot bukti pengisian form agar bisa mendapat reward


Selain itu, kita juga bisa dapat snack gratis dengan bermain games interaktif, hadiah langsung voucher MAP dan merchandise eksklusif Home Credit Indonesia untuk setiap transaksi minimal Rp 3.000.000, smartphone OPPO A16 yang diundi setiap minggunya, serta hadiah logam mulia dan Samsung A13 untuk yang berkesempatan mengikuti sesi games setiap pukul 19.00 WIB. Mantap betul deh pokoknya kalau sudah bertabur hadiah begini. 


Yakin enggak mau merasakan keseruan dan promo menarik di booth Home Credit Indonesia JFK? Yuk, buruan datang, sambil jalan-jalan di akhir pekan. DHall A No. 38, ya. Dari tanggal 14 Juni sampai 16 Juli 2023.


Promo PESTA JUARA Home Credit Indonesia

Tapi kalau tidak bisa ke JFK gimana?

Tenang. Layanan cicilan Home Credit Indonesia tetap bisa ditemukan di lebih dari 22 ribu toko di seluruh IndonesiaTinggal datang saja ke Toko Mitra, dan dapatkan approval pengajuan pembiayaan barang dengan tenor 3 – 36 bulan dalam waktu sekitar 3 menit saja. Praktis dan cepat. Oiya, Toko Mitra ini bisa dilihat di https://www.homecredit.co.id/mitra.


Mau belanja online pun bisa, karena Home Credit Indonesia sudah tersedia di e-commerce, seperti Blibli, Bukalapak, dan Tokopedia. Pilih barang yang dibutuhkan, nanti metode pembayarannya tinggal pilih yang "Home Credit". 


Bersama Home Credit Indonesia, anak saya akan bisa menikmati meja belajarnya lebih awal, karena kalau mengandalkan tabungan sekarang, tentu sudah tipis karena membeli kebutuhan sekolah yang lebih urgent. 

Mungkin di kondisi serupa, ibu-ibu lain yang butuh kendaraan, bisa mengantarkan anaknya ke sekolah di hari pertama dengan sepeda listrik baru, atau yang anaknya sudah kuliah tahun ini, langsung dapat mengerjakan tugas awal semester dengan laptop yang dibutuhkannya.

Home Credit Indonesia, #KarenamuJADIBISA!



Ingatlah, Pendidikan adalah Investasi

Pendidikan adalah investasi

Menjadi orang tua dan menjadi anak, sama-sama sebuah privilege dalam parenting. Akses timbal balik yang saling berkaitan dalam jangka waktu yang sangat panjang, atau mungkin tak ada batasnya. Bahkan dalam ajaran Islam, karena saya seorang muslim, hubungan orang tua dan anak akan kekal hingga ke akhirat nanti. 

Saya selalu mengingat, bahwa apa yang saya beri untuk anak, itu pula yang nantinya akan saya tuai. Bagaimana kehidupan mereka di masa depan, serta bagaiamana mereka akan memperlakukan orang tuanya, pasti sesuai dengan apa yang saya investasikan ke mereka.


Ya, konsep investasi ini berlaku pada pendidikan terbaik yang saya upayakan saat ini. Bukan semata membicarakan sisi ekonomi dan taraf hidup di puluhan tahun mendatang, tapi juga sebuah penuntasan tanggung jawab. Pendidikan akan membawa anak menuju kesuksesan, dan itu sekaligus menjadi kesuksesan juga buat saya, orang tuanya. Sama dengan harapan umum orang tua, saya ingin anak-anak saya bisa menjadi manusia yang melebihi orang tuanya dalam segala kebaikan.


Tidak ingin setengah-setangah, seberat apa pun itu, saya dan suami sudah berjanji untuk memenuhi apa pun kebutuhan pendidikan anak-anak. Bisa dibilang ini akan selalu menjadi prioritas sampai minimal mereka menyelesaikan jenjang S1. Saya tahu akan lebih berat dan besar dana yang perlu disiapkan di setiap tingkatannya. Tapi selagi itu untuk investasi yang tak ternilai di kemudian hari, rasanya pantas diperjuangkan sehabis-habis daya.


Begitulah arti pendidikan anak-anak bagi saya. Itu hak mereka dan kewajiban saya. Investasi yang hasilnya akan sama-sama kami nikmati.


Mari prioritaskan pendidikan anak-anak kita dengan matang merencanakan dan bijak mengelola keuangan. Bila diperlukan, manfaatkanlah fasilitas-fasilitas yang dapat membantu menghadirkan kebutuhan sekolah dengan lebih ringan, seperti program Back to School with Home Credit Indonesia. 


Semangat, parents! Karena pendidikan adalah investasi tak berbatas waktu. 

Semoga bermanfaat.


Referensi:

https://www.homecredit.co.id/

https://ibuibudoyannulis.com/

Pembiayaan PT Home Credit Indonesia Mencapai Rp 51 Triliun. Tautan: https://bisnis.tempo.co/read/1693802/pembiayaan-pt-home-credit-indonesia-mencapai-rp-51-triliun

4 comments

  1. Kehadiran Home Kredit bener-bener membantu ya mbak, apalagi memasuki tahun ajaran baru kemarin.
    Dan yang paling penting juga, waktu promo kemarin malah ada bunga 0% ya
    kebutuhan sekolah, kebutuhan rumah juga jadi berjalan seimbang juga ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Membantu keuangan kita juga jadinya. Berasa ada yang mau nalangin dulu kebutuhan mendesak dengan cicilan yang ringan.

      Delete
  2. Home kredit ini aku ngeh saat masa kuliah, kebetulan ibuku sih memakainya udah pembelian elektronik. Bener-bener kaget kok ada yang menawarkan pembelian kredit dengan buna 0% nah dia dapat untung dari mana, tapi ya, namanya emak-emak kalau udah ada promo gitu ya gercep langsung diambil. Hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mbak. Sangat membantu lah pokoknya Home Credit ini :)

      Delete

Sebelum komentar, login ke akun Google dulu ya teman-teman. Jangan ada "unknown" diantara kita. Pastikan ada namanya, biar bisa saling kenal :)