Apa Itu Puisi Modern dan Cara Mudah Membuatnya

No comments
Sempat ragu mengikuti antologi puisi modern bersama komunitas Elang Nuswantara yang diampu oleh Kirana Kejora. Takut saya tidak mampu merangkai diksi-diksi layaknya sebuah karya puisi yang enak dibaca. Tapi mumpung kesempatannya ada dan bisa belajar sembari menambah pengalaman, dikemas dalam antologi pula, kenapa tidak? 

Apa itu puisi modern dan cara mudah membuatnya

Sebelum masuk ke agenda penulisan naskah, semua yang mendaftar proyek antologi ini diberi bekal ilmu langsung oleh Buk e Kirana. Jujur, ini sangat membantu saya mengenali apa itu puisi modern. Beban kesulitan yang saya rasakan, banyak berkurang. Walaupun harus berpikir ekstra dan butuh waktu lama, nyatanya saya berhasil merampungkan satu puisi modern berjudul Marapulai dan Perempuannya.


Nah, di tulisan ini, saya akan membahas ilmu apa saja yang saya dapat selama proses membuat puisi modern. Harapannya bisa membantu teman-teman sesama pemula juga.


Apa Itu Puisi Modern?

Pengertian puisi modern

Singkat saja, satu kalimat dari Buk e Kirana yang membuat saya percaya diri untuk memulai dan memperjuangkannya sampai selesai. "Semua berhak dan bisa menulis puisi modern. Ini karya bebas, tidak ada aturan bakunya."

Bebas, itulah kuncinya. Tidak ada keterikatan akan rima, jumlah baris, jumlah bait, hingga jumlah kata atau diksi yang digunakan. Bisa saja menggunakan kata-kata dalam bahasa sehari-hari, atau kalau mau yang lebih "sastra" juga tak masalah. Mau pendek, panjang, juga tidak ada keharusannya. Menarik, bukan?

Kita sering menjumpai puisi-puisi modern ini di toko-toko buku. Setelah saya tahu bahwa itu termasuk puisi, yang sebelumnya saya menganggapnya hanya kalimat curhat yang dibikin mendayu-dayu, jadi pemicu semangat bahwa ternyata membuat puisi zaman sekarang tidak terlalu membutuhkan ilmu satra mendalam, dengan susunan kata yang sulit dicerna. Kalimat dengan kata sederhana, asal dirangkai indah, dapat menjadi puisi modern yang menyentuh.

Jenis puisi modern cukup beragam. Kalau teman-teman mencarinya di internet, pasti akan bertemu dengan istilah ode, epigram, balada, roman, elegi, satire, dan serenada. Tentunya dengan pengertian masing-masing. Namun, untuk mempersingkat dan lebih praktis mengingat, Buk e mengelompokkannya dalam tiga bagian. 

  • Puisi Naratif, menceritakan suatu peristiwa atau pengalaman. Yang masuk ke dalam kelompok ini adalah roman, balada, dan epigram.
  • Puisi Lirik, mengungkapkan perasaan atau emosi. Serenada, ode, dan elegi merupakan puisi jenis ini.
  • Puisi Deskriptif, memberi kesan terhadap objek, suasana, tempat atau kejadian. Satire menjadi satu-satunya yang berada di kategori ini.

Itulah inti dari pengertian puisi modern. Tidak perlu panjang-panjang dan runut aturan, karena puisi modern memberi ruang sebebas mungkin untuk kita berkarya.


Cara Membuat Puisi Modern dengan Lebih Mudah

Cara mudah membuat puisi modern

Mari singkirkan dulu kekhawatiran dan rasa pesimis dalam diri. Yakinlah kalau membuat puisi modern bisa dilakukan siapa saja, termasuk yang belum pernah sekali pun. Saya juga baru pertama kali menulis puisi modern. Ternyata bisa, alhamdulillah.

Agar teman-teman juga bisa membuat puisi modern dengan lebih santai (tapi tetap serius, ya), berikut beberapa cara yang bisa dilakukan.

🌸 Pilih Dulu Jenis Puisinya

Biar tidak meluas ke mana-mana dan tidak jelas arahnya saat menulis, di tahap awal, tentukan dulu jenis puisi apa yang hendak dibuat. Apakah naratif, lirik, atau deskriptif. Dengan begini, kita bisa fokus sesuai pilihan tersebut. Misal sudah memilih puisi lirik, yang mesti dikuatkan adalah perasaan atau emosinya.

🌸 Angkat dari Pengalaman Berkesan

Kalau sudah jadi pengalaman, berkesan pula, rasa dan ingatan tentang itu pasti tersimpan rapi di memori. Kita jadi lebih mudah mengungkapkan. Untuk pemula, ini sangat membantu agar pilihan kata dapat menyampaikan pesan yang sesungguhnya. Boleh saja sih bersumber dari orang lain, tapi pasti butuh usaha lebih untuk wawancara, riset dan sebagainya. Bagaimanapun, apa yang ditulis juga harus ada dasarnya, tidak sembarangan saja.

🌸 Diksinya Cari di KBBI atau Searching

Namanya puisi, kalau tidak berdiksi ria, bak sayur tanpa garam. Bila teman-teman seperti saya, yang terbiasa menulis non fiksi, pasti akan kesulitan dengan diksi beragam, yang biasa kita temui dalam sebuah puisi. Tidak mungkin menulis baris puisi seperti kalimat biasa, kan? 

Untuk menyiasati keterbatasan kita sebagai pemula ini, KBBI dan searching internet akan amat membantu. Cari saja sinonim bila kata yang terpikirkan terlalu biasa. Atau seraching saja kata-kata indah yang jarang digunakan. Banyak sekali referensi yang muncul. Misalnya saat kemarin saya ingin menulis dunia, ternyata sinonimnya ada buana pas lihat KBBI. Jadi lebih cantik dan menarik pastinya. 

🌸 Tetap Perhatikan Ketentuan Menulis

Tulisan yang enak dibaca adalah tulisan yang mengikuti aturan. Tulislah setiap kata dengan utuh, jangan disingkat-singkat. Penggunaan kata tidak baku harus dimiringkan. Diawali huruf kapital dalam sebuah kalimat. Itu beberapa di antaranya. Meski bebas, tetap harus berpegang pada aturan penulisan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Dari pada nanti puisinya sudah selesai, malah harus dipermak lagi karena banyak yang tak sesuai aturan. Kan jadi kerja dua kali.


Dari keempat cara tersebut, tetap yang paling dibutuhkan adalah kegigihan kita. Namanya saja yang pertama dan masih minim pengalaman, tentu dihadapkan banyak tantangan. Setidaknya cara yang saya jelaskan ini bisa sedikit mengarahkan dan mempercepat proses menulis puisi modern. 


Rembulan dalam Pangkuan Savana, Antologi Puisi Modern Berbasis Kearifan Lokal Nuswantara

Buku antologi puisi Rembulan  dalam Pangkuan Savana

Keberanian untuk mencoba, berbuah bangga dengan lahirnya antologi puisi modern berjudul Rembulan dalam Pangkuan Savana. Kalau sudah sebuku dengan Buk e Kirana Kejora dalam Elang Nuswantara, pasti selalu ada unsur-unsur "lokal" yang membuatnya spesial. Yap, di buku ini wajib menggunakan bahasa daerah atau sansekerta. Tantangan yang selalu saya nantikan, karena dari awal bergabung dengan Elang Nuswantara, saya bertekad untuk mengangkat apa pun terkait kampung halaman saya, Minang. 

Mudah untuknya memuliakan
Sebab Penghulu beriring Bundo Kanduang,
pasti mampu selaraskan mahligai
Perempuannya penyeimbang buana

- Cuplikan puisi Marapulai dan Perempuannya

Inilah sebait puisi yang saya tulis. Menyisipkan bayak sekali istilah Minang dan unsur adatnya agar tetap berjejak dan abadi. Bukan isapan jempol bila kebudayaan kita sudah terancam modernisasi. Inilah salah satu cara saya untuk melestarikan. Langkah kecil yang tidak menutup kemungkinan akan memberi sumbangsih hasil nyata yang besar. Amin.

Saya juga ingin menambah diksi-diksi dan jenis tulisan yang pernah dipelajari. Soalnya, dalam karya tulis lain pun juga kerap disertai dengan puisi sebagai penyampai pesan yang menyentuh rasa.

Misal di novel yang menceritakan isi sebuah surat dari orang terkasih. Tentunya akan lebih menarik bagi pembaca bila diksinya indah dan berbeda dari kalimat-kalimat lain. Begitu pula dengan aktivitas blogging yang masih aktif saya jalani, sesekali menyelipkan puisi, pasti tak kalah menyenangkan dan hasil tulisan juga lebih indah. 

Bila teman-teman ingin mempelajari lebih jauh atau mencoba langsung praktik membuatnya, sangat bisa membaca buku antologi puisi modern berbasis kearifan lokal Rembulan dalam Pangkuan Savana sebagai referensi menarik. Hanya saja saya terlambat menuliskannya di sini karena PO tahap pertama sudah tutup. Sudah ratusan buku yang terjual. Alhamdulillah. 


Silakan komentar atau hubungi saya melalui kontak dan media sosial yang ada di side bar blog ini bila memang tertarik. Nanti saya akan usahakan mencarinya ke teman-teman penulis yang masih punya ready stock. Di saya juga ada 2 buku yang sengaja dilebihkan. Antisipasi untuk peminat yang muncul belakangan biar tidak kelamaan menunggu open PO tahap kedua.  

Oiya satu lagi. Dunia kepenulisan itu dipenuhi jenis tulisan yang bisa kita kombinasikan. Tidak ada salahnya mempelajari sebanyak mungkin demi hasil karya tulis yang sesuai kebutuhan pembaca pada zamannya. Saya lebih sering menulis non fiksi. Tapi karena beberapa kali juga ikutan kelas menulis fiksi, ternyata sangat bermanfaat untuk lebih lancar ber-story telling. Mungkin bisa juga terjadi sebaliknya. 

Semoga bermanfaat. 

No comments

Sebelum komentar, login ke akun Google dulu ya teman-teman. Jangan ada "unknown" diantara kita. Pastikan ada namanya, biar bisa saling kenal :)