Pengalaman Memulai Bisnis Hijab dengan Brand Sendiri

No comments

Sejak kuliah, saya sudah tertarik dengan produk-produk konveksi. Bukan sebagai pembelinya, tapi sebagai penjualnya. Saya ingin memiliki brand sendiri dan dari hasil desain sendiri juga. Jadi produknya khas, hanya brand saya yang punya. 


Pengalaman Memulai Bisnis Hijab dengan Brand Sendiri

Beruntung saya berjodoh dengan lelaki yang juga tertarik dengan bidang ini. Selangkah lebih maju, suami sudah pernah memulai usahanya meski harus terhenti karena bekerja. Ketika mengungkapkan keinginan untuk punya brand hijab sendiri, tentu saja saya mendapat dukungan penuh. Makanya di tahun 2019, saya mulai belajar dan mencoba agar yang diharapkan dapat terealisasi segera. 


Tapi, namanya juga masih pemula dan sangat awam dengan dunia produksi hijab, saya berulang kali trial-error. Kadang warna yang didesain beda dengan hasil print-nya. Pernah juga saya sangat menyukai hasil desain mentahnya, pas di-print malah tidak menarik kelihatannya. Dan itu baru soal hijab, masih ada lagi urusan kemasan, promosi, dokumentasi, dan lain sebagainya.


Bila teman-teman sedang atau berencana memulai bisnis hijab dengan brand sendiri, setidaknya pengalaman saya yang ditulis di sini bisa membantu kelancaran prosesnya. Saya memang masih dalam proses belajar dan mempersiapkan diri juga, kita sama. Tapi harapannya, trial-error saya sampai di titik sekarang tidak perlu teman-teman rasakan. Minimal sudah ada gambaran mau apa dan bagaimana. 


Kenapa Hijab?

Potensi bisnis hijab

Tentu ada alasan potensi yang menjanjikan. Sudah menjadi pengetahuan kita bersama bahwa mayoritas penduduk Indonesia beraga Islam. Bukan hanya sekadar kabar tanpa dasar, tapi data memang membuktikan kebenarannya. Dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), hingga akhir tahun 2022, tercatat jumlah penduduk Indonesia sebanyak 277,75 juta jiwa. 241,7 juta dari total penduduk ini memeluk agama Islam.


Memang tidak semuanya berhijab karena pasti ada laki-lakinya juga dan tidak semua perempuan muslim mantap berhijab. Tapi tetap saja pemandangan keseharian kita menyaksikan begitu banyak wanita mengenakan hijab. Seperempat muslim saja yang berhijab, itu sudah 60 jutaan jiwa. 


Belum cukup sampai di situ. Bercermin pada diri sendiri, jumlah hijab yang saya miliki bisa lebih banyak dari jumlah baju. Saya yakin, ini pasti juga terjadi pada beberapa teman berhijab lainnya. Misal punya satu baju tunik warna hitam. Hitam, warna netral. Hijabnya bisa bermacam warna. Sering bajunya berulang kali dipakai, tapi jilbabnya berganti-ganti agar tetap terlihat beda. Ayo, siapa yang kayak gini juga? Enggak apa kok, kalian tidak sendiri, hehe.


Satu perempuan berhijab bisa membeli banyak sekali hijab untuk gaya berpakaiannya. Karena hijab sudah menjadi style selain fungsi utamanya untuk menutup aurat. 


Wajar bila bisnis hijab menjamur. Semua menyadari potensi besar ini. Apakah kita tidak bisa menjadi yang sukses di anataranya? Bisa, dong. Selama hijab yang kita jual mampu memenuhi selera pasar, tentunya dengan target pasar masing-masing, ditambah inovasi dan tawaran keunggulan, pasti ada celah untuk memenangi persaingan.


Pasti tidak mudah, karena memulai bisnis atau usaha dari nol itu membutuhkan perjuangan dan proses yang tidak sebentar. Namun penting diingat bahwa brand hijab besar juga dimulai dari langkah-langkah kecil. Saya selalu memegang pemahaman ini erat-erat agar tak mudah patah semangat saat jalannya terasa berat.



Ini yang Mesti Dilakukan saat Memulai Bisnis Hijab dengan Brand Sendiri

Ini yang Mesti Dilakukan saat Memulai Bisnis Hijab dengan Brand Sendiri

Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, saya menulis ini bukan karena sudah sukses menjalankan bisnis hijab dengan brand sendiri, namun untuk berbagi pengalaman sebagai sesama pemula yang sedang perproses.


Awalnya saya kira akan berjalan sesuai rencana, tapi ada saja kendalanya yang tak jarang membuat saya stres dan memutar otak lebih keras. Coba ini, coba itu, ada yang gagal, dan ada pula yang akhirnya membuahkan progres positif. Agar lebih jelas dan detail, saya akan membaginya dalam beberapa poin terkait hal apa saja yang mesti dilakukan saat memulai bisnis hijab dengan brand sendiri. Ini dari kondisi yang benar-benar awam, ya. Karena saya memang tidak punya pengalaman barang seujung kuku pun sebelumnya.


🌸 Tentukan Konsep Hijab

Tentukan Konsep Hijab

Ini yang paling utama dan pertama. Konsep seperti apa yang ingin dibuat? Kalau brand sendiri, konsepnya juga harus beda dari yang lain. Prinsip saya, sebisa mungkin hijab ini belum ada yang menyamai. Kalau pun ada, jangan yang pasaran-pasaran banget. 


Mukaku Hijab, itu nama yang saya pilih. Saya ingin menjadikan wajah pemiliknya sebagai motif. Wah, ini tantangan banget karena saya tidak terlalu lihai membuat ilustrasi, apalagi sampai menjadikannya indah dan menarik sebagai desain sebuah hijab. Tapi karena tekad ini sudah bulat, saya terus melatih kemampuan mewujudkannya. Hasil terakhirnya belum bagus-bagus amat memang, tapi ini pertanda bahwa saya sudah merealisasikan sebuah upaya.


Andai nanti konsep ini membuat saya angkat tangan (tapi saya bukan orang yang mudah menyerah), saya menyiapkan konsep cadangan. Saya berharap bisa membuat hijab cantik dari motif-motif batik Indonesia. Sudah ada sih beberapa hijab dengan konsep seperti ini, namun yang saya inginkan motifnya bisa tampak elegan, halus, lembut, dan tidak mencolok saat dipakai sehari-hari. 


Dengan menentukan konsep di awal, kita jadi punya benang merah untuk fokus. Soalnya persiapan ini akan dilengkapi dengan riset pasar yang rawan membuat galau. Banyak sekali desain, motif, perpaduan warna, atau apa pun itu yang bisa membuat lupa akan konsep hijab kita. Tetap teguh dengan konsep sendiri, ya. 


🌸 Pelajari Bahan-bahan Hijab

Pelajari Bahan-bahan Hijab

Lebih tepatnya mengetahui jenis-jenis bahan hijab yang umum untuk hijab printing. Bahan hijab bukan cuma voal. Bahkan voal saja ada beberapa jenis. Beda bahan, beda pula sifatnya. Ada yang halus, ada yang lebih tipis, ada yang lebih kaku, dan sebagainya. Misalnya yang menjadi andalan dan yang paling saya sukai, Voal Tryspan Ultrafine. Bahannya ringan, tegak, dan nyaman saat digunakan. Ada lagi Voal Naila Ultrafeel, Voal Ultimate, Voal Sahara, Voal Premium, Armani Silk, dan lainnya.


Brtaburan artikel yang membahas karakteristik bahan-bahan hijab printing ini. Tapi bagi saya itu kurang membantu. Hanya membayangakan saja, tidak sama dengan menyentuhnya langsung. Saya harus memegang bahan tersebut dengan tangan dan melihat bagaimana tampilan real-nya. Malah saya juga mencoba memakainya. Jadi bisa lebih tahu apa keunggulan dan kekurangannya. Tetapkan dulu mana satu bahan terbaik versi kita yang akan di-print di tahap awal ini. 


🌸 Riset Selera Pasar

Riset selera pasar

Konsep hijabnya sudah ada, bahan hijabnya pun sudah dipilih untuk cetak pertama, selanjutnya perlu dilengkapi dengan riset pasar. Riset ini mungkin akan mengubah apa yang sebelumnya direncanakan. Tapi bukan mengubah intinya, namun lebih kepada penyempurnaannya.


Contohnya saat desain saya berwarna pekat, ternyata kebanyakan hijab yang dipakai orang adalah yang berwarna sangat lembut. Bahkan motifnya nyaris seperti abstrak kalau dilihat dari jauh. Ada pula yang detail motifnya kecil-kecil, terdapat garis tepi, dan umumnya pinggiran hijab sudah laser cut. Saya tentu langsung menyesuaikan.


Menilai selera pasar ini bukan hanya di hijabnya saja. Packaging seperti apa yang paling menarik, pembeliannya melalui apa, tahu produk hijab yang mereka gunakan dari mana, dan bahan apa saja yang cenderung diminati. Boleh menanyainya juga kepada keluarga, teman, atau orang-orang sekitar. Seperti yang saat ini lagi digandrungi, yaitu kemasan hampers. Kalau dirasa ini akan membuat brand hijab kita bernilai lebih, misal menambahkan kartu ucapan, sepaket dengan bros cantik, atau menyertakan item lain yang setema, kenapa tidak? 


Kejelian proses riset ini akan sangat membantu kita untuk menentukan hijab seperti apa yang sesuai dengan pasar yang ditargetkan. Pas riset ini kita juga sekalian menentukan target pasar tersebut. Apakah menyuguhkan hijab eksklusif atau hijab sehari-hari yang lebih ramah di kantong.


🌸 Cetak Hijab dalam Jumlah Minimal Dulu

Cetak Hijab dalam Jumlah Minimal Dulu

Hindari terlalu terburu-buru untuk segera mencetak desain yang sudah dibuat. Matangkan dulu saja desainnya, konsepnya, baru di-print ke hijab. Hijab printing di awal-awal ini niatkan untuk kebutuhan pribadi, yaitu menilai dan mengevaluasi. Apakah sudah sesuai dengan produk siap jual yang diinginkan, atau perlu perbaikan. Pastikan mencetak dalam jumlah minimum agar tidak mubazir. Bagi saya, tidak masalah bila nanti harus print lagi sampai mendapatkan standar brand sesuai konsep. 


Pengulangan print hijab bukan berarti desain kita jelek, tapi karakteristik setiap bahan hijab sangat mempengaruhi warna yang dihasilkan. Pengalaman saya seperti itu. Di bahan hijab yang satu, warnanya cerah dan agak mengkilap, tapi di bahan lain bisa saja warnanya menjadi lebih muda atau lebih pekat. Makanya penting mengenali bahan hijab, serta pastikan juga jasa print hijab yang dipilih profesional dan hasilnya berkualitas baik. Kan sayang kalau desain yang sudah kita buat sedemikian susahnya, hasil cetaknya tidak maksimal karena kurang tepat memilih jasa print hijab.


🌸 Packaging

Packaging

Setelah mendapatkan produk hijab yang pas, barulah merambah ranah pengemasan. Jangan salah, packaging juga menentukan ketertarikan pembeli. Misalnya harga jual hijab 150.000. Sudah kebayang kan kalau ini hijab ekslusif karena harganya lebih tinggi dibanding hijab biasa yang bahkan di pasar saja bisa dijual 100.000 untuk 3 atau 4 hijab. Nah, cara pengemasan inilah yang akan menaikkan nilainya. Bisa dibuat box custom, dilengkapi ketas roti, lalu direkatkan dengan stiker. Memang butuh modal lebih, tapi kalau dibutuhkan, tidak ada salahnya. 


Ini juga berlaku di sisi keamanan. Sekarang pembeli sudah beralih ke online. Begitu pula bila kita sebagai pemula yang belum punya tempat berjualan. Pasti keamanan selama pengiriman menjadi keutamaan. Selain desain packaging yang sesuai dengan harga jual dan target pasar, pastikan juga menjamin hijab tetap aman sampai ke tangan pelanggan. Banyak kok kemasan hijab yang dijual di e-commerce


Belinya dalam jumlah minimum order juga, ya. Sama seperti hijab, kadang pas dilihat langsung, atau mencoba mengirimkannya, rupa dan kualitas kemasan belum sesuai dengan keinginan kita. Bisa saja ada perbaikan, lalu memesannya kembali sampai mendapatkan yang "klik".


🌸 Pelajari Teknik Foto, Video, dan Editing

Pelajari Teknik Foto, Video, dan Editing
Saya foto sendiri dan edit sendiri. Pakai kamera hape saja

Produk hijab sudah ada, sudah mantap. Selanjutnya perlu mendokumentasikannya untuk disebar luaskan. Kini zamannya digital, tentunya konten digital adalah jalan terbaik untuk memperkenalkan brand hijab kita. 


Ini cara saya untuk menekan modal. Foto-fotonya sendiri saja. Begitu pula dengan merekam video. Manfaatkan apa yang dipunya dulu, seperti kamera handphone, penerangannya pakai sinar matahari, dan dekorasi dari apa yang ada di rumah. Kalau mau membeli sesuatu, paling hanya tripod saja. Lagi pula aplikasi editing sudah canggih-canggih, bisa lah nanti dibagus-bagusin asal akurasi warna tidak berbeda jauh dengan aslinya.


Ini juga menjadi kesulitan tersendiri bagi saya yang tidak jago memainkan kamera. Hasil tangkapan kameranya bisa berpuluh-puluh, tapi yang bagus cuma satu. Namanya saja belajar, jadi wajar. Turunkan dulu ekspektasi, yang penting hasilnya jelas, terang, detail motif disorot, bentuk hijab saat dikenakan terlihat, hingga ada keterangan ukuran, bahan, dan harga. 


🌸 Promosi Di Media Sosial dan E-commerce

Promosi Di Media Sosial dan E-commerce

Kedua platform ini sangat membantu bagi yang baru merintis usaha. Meski sampai saat ini saya masih mengonsepkannya sembari mematangkan produk dan semoga segera terwujud. Ini saran suami saya yang sudah berjualan online, walau produknya berbeda.


Sebarkan sebanyak-banyaknya di media sosial yang dipunya dan di e-commerce. Buatkan pula akun sosial media khusus untuk brand hijab kita. Jangan insecure bila followers masih sedikit. Kan baru dibangun akunnya. Seiring konsistensi mengunggah konten setiap hari, memakai fitur-fitur yang lebih cepat mengangkat seperti sound viral di Instagram reel, filter tertentu, iklan berbayar, atau promo-promo di e-commerce, pasti pengikut akan bertambah Endorse juga dapat menjadi upaya tambahan. 


Jangan kaget bila biaya promosi ini ternyata tidak sedikit. Kunci bagaimana brand hijab kita bisa dikenal ya dari bagaimana memasarkannya. Bukan cuma kita saja kok, pebisnis lain juga mengeluarkan banyak modal mereka di promosi. Tujuannya bukan cuma untuk menjual produk sebanyak-banyaknya, tapi sebagai branding. Bagaimana caranya agar ketika membutuhkan hijab, ingatnya brand kita. Itulah tujuannya. Pasti ujungnya akan berpengaruh pada peningkatan penjualan.


Kalau teman-teman ada kesempatan dan modal lebih, setelah gencar promosi di media sosial dan e-commerce, lalu mendapat perhatian dan ada pembeli, lebih bagus lagi bila sesekali buka stand di pameran atau minggu pagi di car free day. Ini juga kerap dijadikan batu loncatan oleh banyak pemilik usaha, apalagi yang masih kecil, untuk memperkenalkan produk secara langsung. Jadi bisa disentuh, dicoba, atau ditanya-tanya. Kita pun bisa sekalian riset agar dapat terus mengikuti kebutuhan pasar.


Cukup panjang, kan? Ya, memang begitu adanya. Semuanya bisa dilakukan sambil jalan. Karena ini murni dari pengalaman saya, urutannya pun saya susun sebaik-baiknya versi saya. Proses ini juga pasti akan selalu berputar selama bisnis dijalankan. 


Intinya, untuk memulai bisnis brand hijab sendiri, pastikan produk yang kita tawarkan memiliki keunggulan dan pembeda dari yang lain. Brand hijab sangat banyak, mulai dari yang terkenal, sampai yang kita belum kenal. Mungkin yang lagi berjuang memulainya bersama kita juga tak main-main jumlahnya. Makanya upayakan sekeras mungkin agar brand hijab kita mampu bersaing.



iPrint, Rekomendasi Jasa Print Hijab 

iPrint, Rekomendasi Jasa Print Hijab

Memulai brand hijab sendiri bukan berarti kita harus membangun rumah produksinya juga. Sadar bahwa bisnis hijab printing semakin diminati, yang menawarkan jasanya pun juga semakin banyak. Ini pun menjadi salah satu yang bikin saya pusing, mencari mana yang dapat dipercaya dan kualitasnya tidak asal-asalan. 


Jadi pemula itu banyak takutnya karena minim pengalaman. Apalagi ada modal yang harus dikeluarkan untuk proses printing dan menjadi penentu seperti apa produk yang akan kita jual nanti. Boleh jadi desainnya luar biasa, tapi kalau jasa print yang dipilih tidak menunjang dengan baik, tentu hasilnya tidak akan sesuai harapan. Pernah beberapa kali hasil print hijab saya miring, motifnya terpotong, atau nama brand malah terlalu ke pojok mepet sekali ke ujungnya.


Dari pada teman-teman berlama-lama memilih seperti saya kemarin, iPrint bisa dijadikan rekomendasi jasa printing hijab yang  amanah, harga bersahabat, punya kualitas terbaik, serta bisa konsultasi dan fast response banget. Buat yang baru memulai, enggak perlu deg-degan dan overthinking lagi karena sudah di-handle oleh ahlinya.


iPrint merupakan salah satu pioneer perusahaan digital printing di Indonesia yang berdiri sejak tahun 2015. Bergerak di bidang cetak kain/print kain/print tekstil digital yang secara khusus hanya melayani cetak large format segala jenis kain. Ada lebih dari 20 jenis bahan kain yang disediakan oleh iPrint. - iprint.id 


1. Berpengalaman dan Profesional

iPrint profesional dan berpengalaman

Kalau dihitung, sudah 8 tahun iPrint berdiri. Bertahan selama itu, tentu sudah menyatakan secara tidak langsung bahwa iPrint telah berpengalaman. Tapi ini bukan hanya soal usia, pengalaman iPrint juga sejalan dengan ragam pelanggannya yang sudah mempercayai printing kain di sini, mulai dari individu, perusahaan yang baru mulai berbisnis, butik ternama, fashion desainer, interior desainer, pemegang lisensi brand tertentu, event organizer, marketing agency, hingga UMKM. Sudah belasan ribu brand ternama/butik/artis yang mempercayakan cetakannya kepada iPrint selama bertahun-tahun


iPrint pun telah memproduksi puluhan ribu jenis produk, seperti pakaian, hijab, sajadah, pouch, tas, kostum, produk disain interior, hadiah korporat dan masih banyak lagi. Sedangkan untuk produk jahitan, sudah lebih dari 1.800 macam produk yang rutin dijahit oleh iPrint. Kurang berpengalaman apa coba?


Bagi saya pribadi, website-nya yang up to date, jelas, dan juga terkelola dengan baik juga menjadi nilai tambah. Zaman sekarang mencari informasi pasti di internet, makanya keprofesionalan bisa dinilai juga dari website yang dimiliki. Coba deh teman-teman mampir ke website iprint.id, di sana lengkap informasi layanan dan juga beragam artikel yang bisa menambah referensi.


Admin iPrint yang fast response

Satu lagi, keprofesionalan iPrint juga dibuktikan dengan adminya yang fast response. Saya membuktikannya sendiri. Pas nanya-nanya by WhatsApp (icon-nya ada di website, klik saja), langsung di balas tanpa perlu menunggu. Saya menanyakan banyak hal, semuanya dijawab segera dan jelas. Kalau mau konsultasi juga bisa, karena pasti kita butuh banyak masukan dari yang lebih paham tentang printing hijab. Komunikasi yang baik inilah yang dibutuhkan dalam sebuah kerja sama untuk menumbuhkan kepercayaan.


2. Mesin Berkualitas, Tinta Bersertifikat

iPrint menggunakan mesin berkualitas dan tinta yang terjamin aman

Serius untuk memberi kualitas terbaik bagi pelanggannya, iPrint pun tak main-main soal mesin yang dipakai dan tinta yang ditembuskan ke setiap pori kainnya. iPrint menggunakan mesin kualitas terbaik yang memang digunakan untuk mencetak kain, bukan mesin modifikasi, yaitu EPSON SUBLIMATION. Tintanya pun tinta asli untuk kain, makanya menghasilkan kualitas cetakan yang baik dan warna yang konsisten.


Tinta yang digunakan iPrint ini tidak biasa, namun sudah mengantongi sertifikasi OekoTex 100 class 1. Merupakan sertifikasi tinta original EPSON yang sudah memenuhi standar penggunaan tinta yang aman di kulit manusia, termasuk kulit bayi yang baru lahir sekalipun. Sifat tintanya non toxic, menjamin keamanan hingga digunakan pelanggan. Enggak bakal bikin iritasi. Bagi ibu-ibu yang selalu "nempel" sama bayinya, bisa lega. Anak ndusel-ndusel pas lagi digendong, tetap ramah di kulitnya yang masih tipis dan sensitif.


3. Harga Ramah, Pilihan Bahan Banyak

Pricelist print hijab di iPrint

Pricelist bisa ditanyakan lewat chat, ya. Ini list terbaru yang baru kemarin saya tanyakan ke admin iPrint. Kita bisa mencetak minimal 12 hijab saja! Tapi harganya tetap meringankan dong. Dimulai dari 34.000 ribu saja bila bahannya dari kita. Tapi kalau mau sekalian bahannya dari iPrint, tentu harganya menyesuaikan. Misal untuk bahan Voal Premium, harganya dimulai dari 59.500. Untuk jumlah cetak di atas 50 dan seterusnya, akan lebih murah. Jadi kalau nanti sudah laris manis, cuan-nya bisa lebih besar. 


Oiya, seperti yang bisa dilihat di pricelist, pilihan bahannya banyak. Ada tujuh, yaitu Voal Tryspan Ultrafine, Voal Naila Ultrafeel, Voal Ultimate, Voal Sahara, Voal Premium, Double Hycount, dan Armani Silk. Kita jadi punya variasi pilihan yang bisa disesuaikan dnegan konsep brand hijab kita. Kalau belum tahu betul tentang karakteristik bahan-bahan hijab ini, tenang, iPrint menyediakan semacam katalog sample hijab 15 x 15 cm dengan jenis kain dan pinggiran yang sudah di lasercut. Ini bisa dibeli di Tokopedia. Klik link ini kalau teman-teman berminat membelinya https://tokopedia.link/p2OIVHWCpzb. Saran saya, ini sih penting banget. 


Laser cut hijab sudah termasuk harga yang di pricelist

Istimewanya lagi, harga ini sudah termasuk laser cut untuk pinggiran hijab, lo! Hijab sekarang mah sudah laser cut semua. Selain lebih rapi, juga bisa dimodel-model, enggak lurus doang. Ada beberapa pola laser cut yang bisa dipilih. Silakan dilihat pada gambar, pola 1-5 itu sudah masuk ke dalam harga yang ada di pricelist, sedangkan yang 6-7 ada tambahan biayanya. Kalau untuk yang baru memulai bisnis hijab dengan brand sendiri, mending pilih yang lebih hemat saja. Sudah bagus, kok. 


Sebagai tambahan informasi, bila teman-teman membutuhkan jasa print kain lainnya, misalnya ingin membuat hampers hijab yang ada sajadahnya, bisa sekalian juga. Ide menarik, kan? Soalnya iPrint adalah jasa print kain, pilihan kainnya banyak dan menerima jahitan juga. 


Alur printing hijab di iPrint
Sumber: iprint.id

Dengan layanan profesional dan berkualitas dari iPrint, kita yang punya mimpi untuk memiliki bisnis hijab dengan brand sendiri dan saat ini baru memulainya, pasti akan sangat terbantu. Kita cukup mengatur konsep brand dan promosinya, untuk urusan print hijab, serahkan saja ke iPrint. 


Boleh dikepoin dulu iPrint melalui website dan media sosialnya.

Website: iprint.id

Instagram: @iprint.id

TikTok: @iprint.id

Facebook: iPrint.Indonesia

Twitter: @/iPrint_id


Kalau sudah ada yang dapat dipercaya untuk mencetak hijab kita, rasanya akan lebih tenang dan fokus untuk melakukan hal lainnya.



Tentang Timeline

Tentang timeline

Sedikit ingin sharing pelajaran apa yang saya tangkap dari upaya mewujudkan banyak sekali mimpi, yang salah satunya adalah memiliki bisnis hijab dengan brand sendiri, bahwa

"Setiap orang pasti punya timeline-nya masing-masing."


Mungkin kita pernah mendengar ada bisnis yang bisa langsung laris manis di masa-masa awal berdirinya. Tapi tidak sedikit juga yang butuh waktu lama untuk bisa mencapai titik tersebut. Terlepas dadi kerasnya usaha, yang saya yakin semua bisnis sukses pasti berlatar belakang upaya yang berdarah-darah, waktu perjalanannya pasti berbeda. 


Boleh saja kita memotivasi diri dengan melihat brand hijab ternama atau bisnis tetangga yang sudah untung berjuta-juta. Tapi jangan sampai itu menghilangkan fokus kita pada timeline sendiri. Ini sangat ampuh untuk mengembalikan semangat ketika masalah datang atau lelah karena merasa belum juga menghasilkan apa-apa. Waktu setiap manusia dalam pencapaian hidupnya tidak akan sama.


Satu yang pasti, semua usaha berarti dan akan terbayarkan di waktu yang tepat. Bukan di waktu yang sama dengan orang lain.


Semangat untuk memulai bisnis hijab dengan brand sendiri! Prosesnya pasti panjang. Dana bukanlah modal satu-satunya untuk tetap bertahan, namun modal mental juga perlu dipersiapkan. 

Semoga bermanfaat.


Referensi:

Pengalaman pribadi

iprint.id

Data dari Kemendagri

No comments

Sebelum komentar, login ke akun Google dulu ya teman-teman. Jangan ada "unknown" diantara kita. Pastikan ada namanya, biar bisa saling kenal :)