Bangun Ketenangan Finansial dengan Deposito BRI

No comments

Bagi saya, hidup bukan berputar seperti roda. Namun meniti rute panjang yang mungkin saja bertemu jurang, lalu tiba-tiba terjatuh menghantam dasar. Ini yang saya pelajari dari takdir tak terprediksi mertua saya. Dalam semalam, segalanya mendadak berubah. 


Bangun Ketenangan Finansial dengan Deposito BRI

Bagi suami, Bapak dan Ibu adalah panutan terbaik dalam kerja keras. Memang benar, rasanya apa yang sudah saya anggap upaya maksimal saat ini, belum seberapa bila dibandingkan keringat beliau. Berjualan buah dan makanan ringan di pasar, ternyata tidak sesantai yang dikira. Harus bangun tengah malam untuk kulakan, lalu lanjut berjualan hingga senja keesokan harinya. Malah kalau mendekati lebaran, bisa nyaris 24 jam sibuk memenuhi lonjakan kebutuhan pelanggan. Saya masih ingat betapa takjubnya saya ketika pertama kali menyaksikan momen ini. Sampai-sampai saya beranikan diri bertanya ke suami, "Bapak dan Ibu tidurnya kapan?"


Hasil kerja keras ini tentu sesuai. Fasilitas yang saya lihat setelah bertemu suami, masih calon waktu itu, sangat lengkap dan nyaman untuk sekeluarga. Bahkan cucu-cucu beliau juga kecipratan. Apa yang anak-anak saya inginkan, pasti dibelikan Akung dan Uti-nya. Posisi kenyamanan finansial yang diidamkan banyak orang, termasuk saya dan suami yang terus mengupayakan mewujudkan hal serupa.


Hingga di suatu siang, Ibu tiba-tiba tenggelam dalam diam, tidak merespon, padahal sedang berjualan dan ramai pembeli. Ibu mengalami stroke.



Pelajaran Mahal akan Pentingnya Persiapan

Bersama kedua mertua dan adik ipar saya
Bersama kedua mertua dan adik ipar saya

Menulis cerita ini bukan bermaksud untuk mengumbar kehidupan pribadi atau mengeluhkan keadaan. Tetapi sebagai pengingat bagi saya pribadi dan mungkin juga teman-teman akan pentingnya mempersiapkan kekukuhan finansial dalam keadaan terbaik sekali pun. Karena salah satu yang sangat membantu Bapak dan Ibu setelah kejadian ini adalah bunga deposito yang sudah ditanam berpuluh tahun sebelumnya. Ya, mertua saya sudah melek investasi sejak lama, dan kini menjadi contoh bagi saya dan suami.

Oke, kita sambung lagi cerita tadi.

Singkatnya, kebingungan kami semua yang masih awam akan penyakit stroke, dan tidak ada yang mengira bahwa diamnya Ibu adalah salah satu gejala, membuat dampak kerusakan sel-sel otak ini menjalar ke kelumpuhan tubuh bagian kanan. Mungkin Tuhan menyuruh Ibu istirahat di rumah, itu yang dipikirkan anak-anaknya. Fisik sudah termakan usia, mencapai batas kesanggupannya. 


Di sinilah masalah finansial mulai muncul perlahan. Ibu membutuhkan biaya pengobatan untuk terapi yang masih berjalan sampai saat ini, sudah lebih dari 2 tahun. Pandemi turut berdampak saat itu, pasar sepi dan Bapak juga tidak bisa full berjualan setiap hari karena harus menjaga Ibu dan bolak-balik mengantar ke rumah sakit. Klimaksnya, di waktu bersamaan, adik ipar saya pun masuk kuliah dengan biaya yang tidak sedikit. 


Sayangnya, beda yang jualan, beda pula daya tariknya. Berbeda saat Ibu yang masih ke pasar, kini langganan buah tidak lagi seantri dulu. Ibu memang sangat pandai menarik orang berdatangan dan pilihan buahnya pasti bagus-bagus. Kalau kata suami, buah yang dijual Ibu memang agak mahal dari penjual lain, tapi tetap pada mau beli karena buahnya manis-manis. Namun kini, terjadi penurunan pemasukan. Intinya begitu. Ditambah lagi harus menggaji saudara untuk membantu menjaga toko. Omset yang dulunya jauh berlipat, sekarang harus diterima apa adanya dengan legawa karena kondisinya yang sudah tidak lagi sama. 


Toko berjualan Bapak sekarang sudah digabung dengan buah
Toko berjualan Bapak sekarang sudah digabung dengan buah, sebelumnya terpisah

"Untung uang bulanan Nisa (nama adik ipar saya) sudah ditalangi bunga deposito. Nominalnya beberapa juta, cukup lah buat makan sehari-hari. Jadi Bapak enggak mikirin lagi, bisa fokus sama keperluan rumah dan pasar."


Ketika suami saya mengungkapkan ini, dan baru saja beberapa bulan lalu, yang pertama muncul dalam pikiran saya adalah kekaguman. Bapak-Ibu berinvestasi? Walau saya sudah dicekoki berulang kali soal deposito dan keuntungannya, tidak pernah berhasil menyadarkan hingga bukti manfaatnya hadir langsung di depan mata dan dialami oleh orang terdekat. Mertua saya telah mempersiapkan jaminan finansialnya, bahkan jauh sebelum informasi investasi masif digaungkan di segala media digital. Ketika keadaan finansial benar-benar diuji, akhirnya apa yang dipersiapkan ini menjadi bahu tumpuan. 


Kebebalan saya runtuh. Menabung dan terus menabung bukanlah hal terbaik yang bisa dilakukan untuk ketenangan finansial di masa depan. Tabungan itu bisa saja habis tak bersisa karena sebuah takdir yang datang di luar rencana. Sudah banyak kejadian, kan? Justru ketenangan finansial itu paling tepat dibangun di masa produktif dan saat finansial masih aman. Tabungan lebih bijak diinvestasikan sebagian, dan deposito adalah salah satu investasi praktis plus minim risiko yang nyatanya sangat bisa diandalkan untuk jangka panjang. 



Jaminan Ketenangan Deposito

Deposito BRI

Jujur, saya masih minim literasi soal investasi. Satu-satunya kebiasaan berinvestasi yang diturunkan keluarga saya adalah menyimpan emas. Tentu ini juga investasi yang tergolong aman dan menguntungkan. Jadi kalau kepikiran buat investasi, yang langsung saya ingat hanya membeli emas. Tapi masalahnya, karena saya lebih memilih emas Antam untuk disimpan dan harus ada fisiknya, lokasi pembeliannya cukup menyulitkan karena jauh dari rumah. Mau beli online, masih ada takut-takutnya. Alhasil, setiap ada rezeki, malah terpakai dan habis tak terkontrol.


Padahal ada deposito yang lebih ramah untuk saya yang sulit ke mana-mana ini. Apalagi layanan digital sekarang semakin canggih, dari rumah pun tetap bisa melakukan berbagai aktivitas perbankan. Kenapa harus stuck di emas kalau ada pilihan yang lebih cocok? 


Mari kita bahas sedikit mengenai deposito. Bisa dikatakan ini bukan investasi atau perencanaan finansial yang baru ada, tapi sudah hadir sejak generasi orang tua kita. Atau mungkin jauh lebih lama.


Mengacu dari sikapiuangmu.ojk.go.id, deposito merupakan produk investasi dari perbankan dengan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dibandingkan tabungan. Syaratnya, nasabah tidak bisa mengambil dana dalam jangka waktu tertentu. Deposito umumnya dipilih karena minim risiko.


Simpelnya, deposito itu seperti menabung di celengan yang tidak bisa diambil dalam kurun waktu tertentu. Tapi kalau celengan enggak ada bunganya, sedangkan deposito menawarkan bunga yang lebih tinggi bahkan dari tabungan biasa di bank yang sama. Jadi kalau mendepositokan uang 10 juta misalnya, tidak diambil dalam waktu 1 tahun, kalau suku bunganya 3%, bisa bertambah menjadi 10.300.000 tanpa kita harus ngapa-ngapain. Menarik, kan? kalau buat saya sih menarik. Teman-teman bisa kok menghitung estimasi bunga deposito ini di bri.co.id/deposito-rupiah. Biar mendapat gambaran yang lebih jelas.


Masuk akal kalau mertua saya bisa mengandalkan bunga deposito untuk uang bulanan anaknya setelah puluhan tahun untung berjualan disimpankan. Karena makin banyak uang yang disimpan, makin lama pula waktu penyimpanannya, maka makin besar pula untungnya. 


Ternyata, saya pun baru tahu kalau Papa saya juga mendepositokan tabungannya. Mungkin semesta memang ingin mengarahkan saya untuk mengikuti jejak berdeposito, kebetulan ketika saya menelepon, beliau bilang sedang mencairkan deposito untuk biaya kuliah dokter spesialis adik saya. Dan itu tidak sedikit! Wah, sayang sekali kan kalau ada uang aman di tabungan, atau dana aman yang tidak dipakai-pakai, didiamkan begitu saja? Mending didepositokan.


Masih mengacu ke website yang sama, setidaknya ada 3 keuntungan berinvestasi dalam deposito.

Pertama, relatif aman karena uang yang disimpan terproteksi asalkan dana nasabah yang didepositokan tidak dicairkan sebelum jatuh tempo.

Kedua, tingkat pengembalian investasi lebih tinggi dibandingkan tabungan bank biasa.

Ketiga, dana deposito dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).


Tapi bagi saya pribadi, keuntungan membuka deposito masih ada lagi. Saya bisa lebih mengendalikan sikap konsumtif yang suka hadir bagai parasit. Melihat tabungan di mobile banking dan merasa masih banyak, langsung beli ini-itu tanpa perhitungan. Didukung cara bertransaksi yang semakin memanjakan, akhirnya tidak sadar uang habis mendekati nol. Mirisnya, dosa ini terus terjadi walau sudah berulang kali mengalami. Ada juga enggak sih yang punya masalah serupa? Kalau tidak dipaksa save uang, kapan bisa nabungnya?


Anak kedua saya tahun depan mau masuk SD

Selain itu, baru menjadi percakapan saya dan suami beberapa hari lalu, ternyata tahun depan sudah waktunya mendaftarkan anak bungsu kami ke sekolah dasar. Di sekolah yang sama dengan kakaknya, dan biayanya pun kami sudah tahu akan berada di kisaran berapa. Jadi kalau uang yang dimiliki sekarang bisa diamankan dengan deposito dalam jangka setahun ke depan, tidak akan semena-mena terpakai. Tinggal diambil pas mau mendaftar nanti. Solutif. 


Memang sudah sepantasnya saya sebagai orang tua mulai memikirkan finasial keluarga dalam jangka panjang. Harusnya sih dari dulu-dulu, ya. Kebutuhan anak-anak pasti semakin banyak, belum lagi kebutuhan dasar yang terus meroket. Kemungkinan terburuknya andai terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, payung apa yang akan dikembangkan kalau persiapannya saja tidak ada? 


Seperti mertua yang terbantu dengan bunga deposito, dan juga orang tua saya yang memiliki persiapan deposito untuk membiayai pendidikan anaknya setinggi mungkin, saya berharap bisa membangun ketenangan finansial yang sama untuk masa depan keluarga saya. 



Digitalisasi BRI, Buka Deposito Bisa dari Rumah


"Bapak dan Ibu itu buka rekening BRI sudah lama banget. Kayaknya sejak berjualan buah di pasar, simpan uangnya ya di BRI. Karena cuma itu bank yang ada di dekat pasar dari dulu."


Penasaran, saya tanya ke suami alasan Bapak dan Ibu memilih menyimpan uangnya di BRI. Saya bisa membayangkan kantor cabang BRI yang sering saya lewati setiap kali pulang ke kampung suami, sudah berdiri melayani dalam waktu yang sangat lama. Pahlawan UMKM di pasar seperti Bapak-Ibu yang ingin menyimpan uang dengan aman. 


Peran BRI Untuk Indonesia selama 128 tahun yang merangkul seluruh lini masyarakat ini bukannya tanpa dasar fakta, lo. Mengutip dari kompas.com, Bank Rakyat Indonesia (BRI) merupakan salah satu perusahaan perbankan tertua di Indonesia, serta bank milik pemerintah dengan jumlah cabang dan layanan ATM terbanyak di negeri ini. BRI pun menduduki urutan 112 bank terbaik di dunia dan menjadi bank nomor satu se-Indonesia dalam daftar “1000 Bank Terbaik Dunia Tahun 2020” yang dikeluarkan oleh The Banker (sumber: bri.co.id). 


Kalau ingin membuka deposito di BRI, tidak perlu ragu soal layanan dan keamanan. Jaminan kualitas dan kredibilitasnya sudah terbukti. Makanya dipercaya oleh 70 juta nasabah yang membuat BRI menjadi bank dengan jumlah nasabah terbanyak se-Indonesia (sumber: bri.co.id) 


Selain itu, membuka deposito di BRI tidak lagi harus datang ke kantor cabang. Digitalisasi BRI membuat nasabah seperti saya yang susah ke luar rumah karena harus menjaga anak-anak, dapat dengan mudah melakukannya hanya dari aplikasi BRImo. Sambil rebahan pun sangat memungkinkan membuka deposito internet banking karena prosesnya praktis dan cepat. Tidak perlu unggah file atau dokumen macam-macam, tinggal klik-klik saja. 


Call center BRI di 1500017

Berhubung saya masih ingin tahu lebih banyak soal deposito BRI, sebelumnya saya menelepon call center BRI di 1500017. Saya bertanya selengkap-lengkapnya informasi mengenai pembukaan deposito di BRImo. Saking banyaknya yang saya tanya, lebih dari 20 menit saya berbincang dengan customer service-nya. Soal layanan oke banget deh. Andai teman-teman punya pertanyaan juga mengenai produk BRI atau hal lainnya, langsung telepon saja.


Nah, inilah poin-poin yang saya garis bawahi terkait pembukaan deposito melalui aplikasi BRImo.

  • Nominal deposito minimal 5 juta dan maksimal 500 juta.
  • Jangka waktu, atau disebut juga dengan tenor, yang bisa dipilih adalah 1 bulan, 3 bulan, dan 6 bulan.
  • Tenor dapat diperpanjang otomatis maksimal hingga 6 bulan (Automatic Roll Over), atau bisa juga tidak melakukan perpanjangan otomatis  (Non Automatic Roll Over). 
  • Perhitungan bunganya akan ditampilkan di aplikasi BRImo. Bisa dilihat estimasinya. Per tanggal 22 November 2023, bunga yang tertera adalah 2,25% untuk tenor 1 bulan, 4% untuk tenor 3 bulan, dan 3,75% untuk tenor 6 bulan.
  • Segala notifikasi pembukaan dan penutupan deposito akan dikirimkan melalui email terdaftar.
  • Bunga dan pencairan setelah tenor berakhir akan transfer ke rekening sumber dana. Bunga akan dikirimkan setiap bulannya.


Jelas banget, kan? Kesimpulan saya, digitalisasi BRI sangat diimbangi dengan pelayanan komunikasinya yang lancar. 


Selanjutnya, yuk langsung kita bahas langkah-langkah membuka deposito BRI melalui BRImo. Praktis dan mudah banget. Karena semua data kita sudah tersimpan dalam database saat membuka rekening, jadi ketika membuka deposito tidak perlu double input data dan dokumen. Ini yang paling saya suka, efektif dan efisien.


Cara membuka rekening deposito BRI melalui aplikasi BRImo

  1. Masuk ke aplikasi BRImo, pilih menu Lainnya, cari kategori Investasi, lalu klik Deposito
  2. Klik tombol + buka rekening baru.
  3. Baca informasi lengkap mengenai Deposito BRImo, bila sudah dipahami, klik button centang dan Lanjut.
  4. Selanjutnya akan muncul halaman pengaturan deposito yang dapat dipilih sesuai kebutuhan. Masukkan nominal uang yang akan didepositokan, minimal 5 juta dan maksimal 500 juta. Selanjutnya pilih jangka waktu atau tenor yang di sampingnya bisa dilihat estimasi bunga yang diterima. Terakhir pilih ARO untuk perpanjangan otomatis maksimal 6 bulan dan Non ARO bila tidak ingin diperpanjang otomatis. Klik Lanjut.
  5. Ringkasan pengaturan deposito yang dipilih akan muncul, dan di bagian bawah silakan memilih rekening yang dijadikan sumber dana. Klik Lanjut dan selesaikan.
  6. Tinggal tunggu notifikasi yang akan dikirimkan melalui email.


Sesimpel itu, lo! Untuk saya yang belum pernah membuka rekening deposito dan sebelum ini membayangkan mesti ke kantornya dulu sambil membawa berbagai persyaratan, sangat berbinar-binar saat mengetahui bahwa membuka deposito BRI melalui BRImo bisa semudah ini. 


Beruntung banget rasanya hidup di tengah pesatnya perkembangan layanan digital. Alasan "malas ribet" tidak berlaku lagi dalam mempersiapkan kenyamanan finansial di masa depan. Karena tanpa ke mana-mana, investasi deposito BRI dapat dibuka dengan praktisnya dengan aplikasi BRImo.


Selamat mencoba juga ya, teman-teman!

Yang tahun depan anaknya juga mau daftar sekolah dan mesti mempersiapkan uang pangkal, mengamankan tabungan dalam deposito bisa dijadikan pilihan yang oke. 



Membangun Itu Butuh Waktu

Membangun ketenangan finansial butuh waktu

Mertua saya saja butuh waktu puluhan tahun hingga bisa merasakan buah manis investasi deposito, tidak mungkin saya akan merasakan ketenangan yang sama bila tidak memulainya saat ini. Apa pun yang dibangun, pasti butuh proses dan upaya agar apa yang dibangun tersebut dapat dinikmati. Dalam hal apa pun itu, termasuk dalam perencanaan finansial.


Saya pernah mendengar ucapan Menteri Keuangan, Ibu Sri Mulyani, di salah satu konten media sosial dari akun tepercaya. Berdasarkan pengalaman pernah tinggal di negeri Paman Sam, beliau menjelaskan perbedaan Indonesia sebagai negara berkembang dan Amerika Serikat sebagai negara maju. Kalau dilihat dari penghasilan, tampak nyaris sama. Ada yang pendapatannya besar, tapi ada juga yang biasa-biasa saja.

Yang menjadikan Amerika Serikat berhasil menjadi negara maju adalah budaya masyarakatnya yang tidak pernah membiarkan aset mereka tertidur.

Jadi ketika sudah tua, tinggal menikmati hasilnya. 


Ajakan berinvestasi nyatanya memang sangat bermanfaat untuk mengelola dan merencanakan kondisi finansial yang lebih baik. Sependek pengetahuan saya, investasi tetap sebuah upaya yang membutuhkan waktu dan proses hingga payung perlindungannya mampu mengembang sempurna. Sebenarnya saat ini sudah banyak yang sadar kalau menabung sebanyak-banyaknya bukanlah jalan terbaik untuk menjamin ketenangan finansial. Tetapi dengan tidak membiarkan aset yang dipunya tertidur pulas, alias dengan menginvestasikannya, terbukti menjadi cara yang jauh lebih bijak.


Yuk, mulai bangun ketengan finansial kita dengan memilih jenis investasi yang tepat. Seperti deposito BRI yang kini bisa segampang itu membukanya melalui BRImo. Pastinya juga aman karena BRI terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan serta merupakan peserta penjamin LPS.


Semoga bermanfaat.


_______


Referensi

Hasil percakapan melalui sambungan telepon 150007 tentang pembukaan deposito melalui BRImo

Pengalaman pribadi sebagai pengguna BRImo

"Berinvestasi" melalui Deposito. Tautan: https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Article/252

Ini Daftar 12 Bank Terbesar di Indonesia Berdasarkan Nilai Aset dan Jumlah Cabangnya. Tautan: https://www.kompas.com/parapuan/read/533793425/ini-daftar-12-bank-terbesar-di-indonesia-berdasarkan-nilai-aset-dan-jumlah-cabangnya#:~:text=bank%20Rakyat%20Indonesia%20(BRI)&text=BRI%20sendiri%20merupakan%20bank%20milik,layanan%20ATM%20terbanyak%20di%20Indonesia.

Kembangkan Bisnis Anda dengan Menjangkau 70 Juta Nasabah BRI Bersama BRIAPI. Tautan: https://developers.bri.co.id/id/news/kembangkan-bisnis-anda-dengan-menjangkau-70-juta-nasabah-bri-bersama-briapi

No comments

Sebelum komentar, login ke akun Google dulu ya teman-teman. Jangan ada "unknown" diantara kita. Pastikan ada namanya, biar bisa saling kenal :)