Makin Sat Set Produktif di Ranah Digital Bersama Laptop AI 2025 ASUS Vivobook S14

No comments
Memilih untuk tetap produktif setelah resign, membuat keseharian saya berpacu dengan waktu. Mengurus rumah dan anak-anak tentu yang utama. Namun, mewujudkan mimpi menjadi bloger, penulis, dan kreator konten profesional juga masuk dalam prioritas. Kenyataan sekarang membuktikan bahwa ambil bagian dalam ranah digital memiliki potensi yang menjanjikan. Lagi pula, berkat digitalisasi lah saya bisa konsisten berdaya dan berkarya dengan lebih bebas.

Makin Sat Set Produktif di Ranah Digital Bersama Laptop AI 2025 ASUS Vivobook S14

Beberapa waktu lalu, saya diundang ke acara yang diadakan oleh Lynk.id, platform mobile webpage yang belakangan makin dikenal. Tidak menyangka juga, karena saat itu saya baru menulis satu e-book dan diunggah di platform tersebut. Sepanjang acara, banyak sekali insight baru yang terbuka. Saya melihat di depan mata, sosok-sosok yang berhasil bangkit berkat kepesatan digitalisasi.

Salah satu pembicara, Adli Hibatul, mengisahkan tentang masa lalunya yang cukup relate dengan banyak keluarga. Usaha di Tanah Abang mengalami kerugian dan memaksa ia untuk berhutang. Tapi, itu tak cukup untuk mengembalikan kondisi. Akhirnya, berani mengambil keputusan untuk menutup toko, lalu beralih menjadi affiliator TikTok. Berkat konsisten, penghasilannya kini mencapai miliarandan berhasil mengangkat perekonomian keluarga.

Meski banyak sekali pembicara luar biasa yang sukses di produk digital masing-masing, dan nilai pendapatn tetap berkisar antara ratusan juta hingga miliaran, perjalanan Adli yang paling terekam dalam ingatan. Benar-benar dari nol, bahkan minus karena hutang. Kini ia membuka kelas-kelas mengenai affiliate, disertai sertifikasi sebagai Official Affiliate Education Partner yang langsung didapatkan dari TikTok. 

Ini membuktikan bahwa peluang di ranah digital sangat besar, bagi siapa saja dan di mana saja. Saya percaya itu.

Ada lagi, kalimat yang dinyatakan oleh Fahmi Auditya, Digital Marketing Specialist, pembicara di acara yang sama, meninggalkaan amunisi yang membuat saya semakin giat melanjutkan produktivitas.
"Bila orang lain bisa sukses, berarti ada hal yang mereka tahu, tapi saya belum tahu. Ada hal yang mereka lakukan, tapi belum saya lakukan. Itulah yang harus dikejar."


Jleb! Itu betul. Saya mesti belajar dan berusaha semaksimal mungkin agar dapat memanfaatkan peluang dunia digital, melalui produk-produk dan konten-konten digital, agar potensinya bisa saya rasakan. Bukan berarti harus terjun di bidang yang sama dengan para pendahulu yang sudah sukses, namun saya akan fokus di jalan yang telah saya bangun, yaitu menulis. Tak ketinggalan suami, fokus pada fotografi yang ia suka.

Kami sama-sama sedang berupaya membuka jalan dan sepakat bahwa potensi digitalisasi tak boleh disia-siakan.

Upaya Kami untuk Ambil Peluang di Ranah Digital

Upaya Saya dan Suami Membuka Peluang di Ranah Digital

Kenapa sih harus di ranah digital? Selain laju perkembangannya yang luar biasa dan sudah menjadi gaya hidup masa kini, digital juga memiliki keunggulan akan kebebasannya. Di mana saja dan kapan saja, semua bisa produktif di sana. Saya ibu rumah tangga yang terikat akan urusan anak dan rumah, mencari waktu tenang untuk menulis saja sulit, berkat digitalisasi, bisa bebas eksplorasi tanpa harus ke mana-mana dan melakukan begitu banyak hal. Sedangkan suami, yang dari pagi sampai malam bekerja di kantor, bisa mengembangkan diri dan membuka kesempatan untuk mendapatkan penghasilan tambahan atau passive income di luar jam kerja. 
Itu semua sangat memungkinkan dilakukan di dunia digital!

Nah, berikut yang kami lakukan beberapa tahun ini. Apa sudah menghasilkan? Sudah, lumayan. Apakah sulit? Pasti ada perjuangannya. Apakah semua orang bisa melakukannya juga? Ya, pasti! Sekali lagi, itulah kelebihan dan keistimewaan aktivitas digital.

🌸 Blogging

Blog memberi banyak pengalaman berharga dan membuka peluang
Blog memberi banyak pengalaman berharga dan membuka peluang
Saya sudah 8 tahun menjadi bloger. Bloglah yang mengantarkan saya lebih dekat dengan dunia digital. Kalau enggak ngeblog, mungkin saya hanya sebatas penikmat digitalisasi tanpa keinginan untuk ambil peluang. Kini saya punya dua blog, yaitu novarty.com dan tripalakita.com.

Meski sekarang banyak yang mempertanyakan apakah blog masih relevan di tengah gempuran konten-konten visual, nyatanya peluang itu masih ada. Misalnya jual backlink yang difasilitasi seperti melalui Seedbacklink, endorsement, atau lomba blog. Bagi saya, blog yang masih dalam rupa konten digital, tentu masih memiliki tempat di ranah tersebut. Apalagi banyak sekali ilmu yang didapatkan selama mengelola blog, penglamannya berlimpah, serta bila berhasil menoreh prestasi, bisa pula menambah portofolio. 

Bukan cuma saya yang menganggap peluang blog masih menyala. Berdasarkan statistik Backlinko, sekitar 83% pengguna internet membaca blog setidaknya sekali sebulan, yang menunjukkan bahwa blog masih menjadi sumber informasi penting. Dalam dunia marketing pun peran blog masih diakui, karena 76% pemasaran Bussines to Customer (B2C) dan 79% pemasaran Bussines to Business (B2B) menggunakan blog sebagai saluran penyampaian konten atau informasi utama. Termasuk juga untuk strategi SEO website official mereka. Makanya, walau bersaing dengan konten media sosial, blog terbukti masih relevan.

🌸 Microstock

Foto di Shutterstock suami yang sudah menghasilkan
Foto di Shutterstock suami yang sudah menghasilkan
Ini adalah produktivitas digital suami saya, yang sudah dilakukannya setahun terakhir. Dia suka foto-foto sejak masih kuliah bersama kamera DSLR yang dibelikan ibunya. Hingga kini, apalagi setelah teknologi kamera smartphone semakin maju dan berkualitas, memotret jadi lebih praktis. Dari pada foto-foto tersebut tersimpan saja, mending diunggah ke platform microstock seperti Shutterstock, Adobestock, atau Freepik. Di microstock, foto-foto yang di-approve bisa dibeli banyak orang. Lumayan sudah mendapatkan ratusan dolar. Hobi tersalurkan, juga menambah penghasilan. 

Diungkapkan oleh Global Growth Insight, pasaran global microstock diperkirakan akan mencapai 3,88 miliar pada tahun 2025 dan akan tumbuh menjadi 5,51 miliar pada tahun 2033 dengan Compound Annual Growth Rate (CAGR) 4,49%. Ini dikarenakan lebih 62% stok gambar-gambar tersebut digunakan dalam pemasaran dan 48% digunakan dalam blog dan artikel. Sebuah potensi, bukan?
 

🌸 E-book

4 e-book yang sudah saya dan suami tulis sesuai fokus masing-masing
4 e-book yang sudah saya dan suami tulis sesuai fokus masing-masing
Dari pengalaman yang didapatkan melalui blogging dan terjun ke dunia microstock, saya sudah menulis 3 e-book dan suami 1 e-book. Selain memantapkan ilmu yang sudah didapat agar ada rekam jejaknya dan menjadi pengingat bila sewaktu-waktu diperlukan, bisa sekalian berbagi dengan teman-teman yang tertarik di bidang serupa. E-book menjadi salah satu produk digital yang saat ini memiliki pasar yang cukup menjanjikan. Lumayan banyak juga platform yang dapat dimanfaatkan untuk memasarkannya. Ditambah lagi, e-book dapat menjangkau lebih luas pembaca, serta menekan biaya percetakan/penerbitan dan promosi.

2 buku cetak saya yang sudah terbit, yaitu Ketika Ibu Resign dan Blogging for Moms, dibuatkan versi e-book-nya dan itu lumayan diminati karena saya menerima royalti dari pembeliannya. Bahkan yang Blogging for Moms, setelah terbit sempat ditawarkan oleh agensi yang bekerja sama dengan Gramedia grup untuk dijadikan e-book. Ini membuktikan bahwa saat ini buku fisik bukan lagi menjadi satu-satunya versi bacaan, melainkan sudah diimbangi oleh e-book.

Lebih luasnya lagi, dalam Everand 2025 State of Reading Report, berdasarkan survei pada 1.500 partisipan, 50% lebih menyukai membaca buku dalam format cetak dan digital, serta 57% menyukai e-book dan audio book. Banyak sekali kan yang suka e-book

🌸 Konten Media Sosial

Konten media sosial yang kami kelola
Konten media sosial yang kami kelola
Sebenarnya tujuan utama kami mengelola media sosial dengan baik, termasuk menyajikan konten-konten yang berhubungan dengan aktivitas digital yang dilakukan adalah untuk branding. Mulai dari Instagram, Facebook, Youtube, dan lainnya. Saya membagikan informasi terkait blogging seperti pentingnya niche, tantangan menjadi blogger dan cara mengatasinya, atau tips konsisten ngeblog. Juga konten travelling dan kuliner untuk branding blog kedua saya dengan niche yang sama. Suami, tentu saja tentang pencapaiannya dalam microstock dan sharing tentang prosesnya. Respon yang kami dapat cukup positif, walau butuh waktu dan ketekunan. Ya, namanya saja "membangun".
 
Kekuatan branding di media sosial sangatlah besar. Saya pernah mengikuti kelas menulis yang menghadirkan editor senior di salah satu penerbit mayor. Beliau mengatakan bahwa siapa kita, ketertarikan kita, pengikut kita, bisa dilihat dari media sosial, dan penerbit akan melakukan riset tersebut ketika hendak bekerja sama dengan penulis. Baik media sosialnya, maka semakin baik pula kesempatannya. Fakta pun memperkuat.
  • Penulis yang lebih aktif di media sosialnya, rata-rata berdampak pada peningkatan penjualan buku dan e-book hingga 3-5 kali lipat dibandingkan dengan penulis yang tidak aktif di media sosial (Sumber: PublishingState).
  • 67% UMKM dan freelancer pun mengalami peningkatan jumlah klien atau pelanggan karena konsisten membuat konten media sosial (Sumber: Hootsuite).
  • Bagi bloger seperti saya dan juga pemilik website lainnya, membagikan konten blog di media sosial berhasil meningkatkan trafik hingga 84% (Sumber: Orbit Media).

Inilah yang kami usahakan, bagaimana memperkenalkan diri kepada lebih banyak orang. Siapa sangka, konten-konten tersebut turut membuka lebih banyak peluang, seperti membangun koneksi yang nanti berkaitan dengan real followers, datangnya tawaran job dan kerja sama, diminta untuk mengisi kelas, atau menerima penghargaan. Itulah kekuatan branding! Kita harus mengenalkan diri pada dunia dan media sosiallah gerbang terbaiknya.

Terakhir, baik saya maupun suami, berharap bisa membuka kelas sendiri agar apa yang kami lakukan dan kami peroleh, bisa dibagikan kepada yang lain. Mengadakan kelas-kelas dengan ratusan atau mungkin ribuan peserta. Sebuah mimpi besar memang, tapi bukan mustahil untuk dicapai. Ini pun juga peluang di ranah digital yang sedang menjamur dan banyak peminatnya. 

Sekarang masih sebatas tawaran mengisi webinar atau kelas dari pihak-pihak tertentu saja. Tapi nanti, kami ingin menghadirkan kelas blogging, microstock, membuat e-book, atau membangun personal branding, sebagai muara yang membahagiakan karena bisa berbagi ilmu sekaligus menjadi produk jasa digital yang tak kalah menjanjikan.

Ini tentu hanya segelintir dari produktivitas dan produk digital yang ada. Di luar sana, jauh lebih berlimpah dan kreatif lagi gebrakan para pengguna digital untuk unjuk diri dan menangkap peluang. Tapi, saya bisa pastikan karena sudah mengalaminya sendiri, bahwa blogging, microstock, dan konten media sosial benar-benar memiliki peluang. 

Memilih Artificial Intelligence (AI) sebagai Kawan Alih-alih Lawan

Memilih Artificial Intelligence (AI) sebagai Kawan Alih-alih Lawan

Bicara soal teknologi dan digital, AI kerap jadi topik pembahasan hangat. Bukan cuma sekali atau dua kali saya mendengar protes tentang bagaimana AI mengambil alih bidang-bidang tertentu, bahkan bidang profesional. Misalnya yang berhubungan dengan fotografi, tidak perlu repot-repot berburu foto, AI memungkinkan untuk memberikan gambar bagus dalam sekejap. Begitu pula dalam kepenulisan, artikel AI untuk blog atau e-book hasil AI, bahkan konten video, sudah bisa diberikan tanpa susah-susah berpikir, merangkai kata, dan mengetik. Bahkan untuk konten media sosial, jangankan yang berupa gambar, video saja bisa juga dihasilkan oleh AI.

Mengancam? Pasti ada yang terancam. Tapi, apakah menutup mata dan menjadi anti AI adalah respon yang bijak? Kami memilih untuk menjadikan AI sebagai kawan alih-alih lawan. 

Mengambil bagian dalam dunia digital, tidak akan bisa menghindar dari setiap perkembangannya, termasuk AI. Padahal AI sudah ada sejak lama, lo. Saya kuliah saja, dan itu kira-kira tahun 2008, AI menjadi salah satu mata kuliah di jurusan saya. Kenapa yang dulu dipelajari, setelah terealisasi, malah dihindari? Justru harus dimanfaatkan. 

AI mempermudah pekerjaan kita, bukan mengambil alihnya. Tergantung tentang bagaimana kita menggunakan dan mempertahankan value diri.

Sekadar sharing, saya memanfaatkan AI untuk mempercepat proses riset.  Membuat grafik, tabel, atau menganalisa data, AI pun bisa melakukannya demi memperkuat tulisan. Kalau tidak, kebutuhan yang satu sangat memakan waktu. Sedangkan untuk menulis, tetap saya lakukan sendiri dengan mempertahankan gaya menulis yang pastinya berbeda dengan penulis atau bloger lain. Saya tak akan mengorbankan itu walau AI dapat mengabulkannya. Inilah yang saya maksud dengan mempertahankan value diri.

Suami juga memanfaatkan AI untuk memberikan rekomendasi caption SEO yang cocok dengan foto, serta menghasilkan foto AI di samping foto hasil jepretan sendiri. Ketika tidak memiliki kesempatan untuk hunting foto, foto-foto hasil AI bisa tetap di-upload. Platform microstock pun welcome kok dengan foto hasil AI. Tapi, tentu saja ini tidak mengurangi dan menggantikan foto hasil jepretan sendiri yang lebih nyata, kaya, dan khas. Sama seperti penulis, foto juga memiliki keunikan sesuai dengan tangan-tangan yang memotretnya. Value yang juga mesti dipertahankan.

Jadi, AI dipandang sebagai apa, tergantung pilihan kita. AI membuat praktis dan cepat, walau harus tetap dicek kembali hasil olahannya. AI dibuat manusia dan memanfaatkan data yang juga berasal dari pengalaman manusia. Mari perkuat apa yang tidak bisa dilakukan AI dan tingkatkan skill kita di situ.

Produktivitas Digital Makin Sat Set Bersama Laptop AI 2025 ASUS Vivobook S14


Dalam aktivitas digital, kurang lengkap bila hanya mengacu pada kemampuan diri saja. Nyatanya, pilihan perangkat juga sangat mempengaruhi dan turut menentukan sejauh mana keberhasilannya. Saya pernah mengalami ini. Layaknya teknologi yang terus maju, tapi perangkat tidak turut disesuaikan, jadinya ada fitur-fitur tertentu yang tidak support. Bahkan terkadang untuk tathering internet ke laptop suka gagal di beberapa tipe dan merek smartphone, terutama untuk tipe terbaru.

Saya membutuhkan laptop dengan spesifikasi terkini agar maksimal memperlacar produktivitas digital saya dan suami. Bukan untuk gaya-gayaan, tapi butuh. Setelah membaca referensi di berbagai artikel dan menonton video-video ulasan tepercaya, saya menemukan laptop AI 2025 yang sesuai sekali dengan apa yang dicari, yaitu ASUS Vivobook S14. Laptop bertenaga, sangat baik mendukung pemrosesan AI, tangguh, baterai awet, ringan dan desainnya bikin pede untuk dibawa ke mana-mana, serta harganya tak menyangka bisa begitu ramah untuk spesifikasi sebaik ini. 

✅ ASUS Copilot+ PC: Performa Powerfull yang Mendukung AI

ASUS Copilot+ PC Performa Powerfull yang Mendukung AI

Memilih laptop untuk dipakai setiap hari, berjam-jam pula, performa menjadi pertimbangan utama. Seberapa mumpuni laptop mendukung aktivitas yang kami lakukan. Misalnya menggunakan aplikasi editing garfis, foto, video, atau multitasking membuka banyak aplikasi dalam satu waktu. ASUS Vivobook S14 menjawab kebutuhan ini.

Sebelumnya, ASUS Vivobook S14 merupakan laptop AI 2025 yang memiliki 3 series.

ASUS Vivobook S14 S3407QA (Qualcomm) dengan spesifikasi berikut.

  • Advanced Al CPU with 45 TOPs NPU
  • All-Day Battery Life with 70Wh Battery Capacity
  • 14.0-inch 2.5K (2560 x 1600, WQXGA) 16:10 aspect ratio anti-glare panel
  • 512GB M.2 NVMe™ PCIe® 4.0 SSD
  • 16GB LPDDR5X 
  • Microsoft Office Home 2024 + Microsoft 365 Basic
  • 1.35kg Stylish Thin & Light Design with Metal Chassis
  • Snapdragon X X1 26 100 Processor (30MB Cache, up to 2.97GHz, 8 cores, 8 Threads) Qualcomm® Hexagon™ NPU up to 45TOPS

ASUS Vivobook S14 S3407CA (Intel) dengan spesifikasi berikut.

  • All-Day Battery Life with 70Wh Battery Capacity
  • Stylish Thin & Light Design with Metal Chassis
  • Al Powered CPU For Better Daily Productivity
  • Intel® Core™ Ultra 5 Processor 225H 1.7 GHz (18MB Cache, up to 4.9 GHz, 14 cores, 16 Threads)
  • Intel® AI Boost NPU up to 13TOPS
  • Windows 11 Home
  • 14.0-inch WUXGA (1920 x 1200) 16:10 aspect ratio anti-glare panel
  • Intel® UHD Graphics
  • DDR5 16GB
  • 1TB M.2 NVMe™ PCIe® 4.0 SSD

ASUS Vivobook S14 M3407HA (AMD) dengan spesifikasi berikut.

  • All-Day Battery Life with 70Wh Battery Capacity
  • Stylish Thin & Light Design with Metal Chassis
  • Al Powered CPU For Better Daily Productivity
  • AMD Ryzen™ 7 260 Processor 3.8GHz (24MB Cache, up to 5.1 GHz, 8 cores, 16 Threads)
  • AMD XDNA™ NPU up to 16TOPS
  • Windows 11 Home
  • 14.0-inch WUXGA (1920 x 1200) 16:10 aspect ratio anti-glare panel
  • AMD Radeon™ Graphics
  • DDR5 16GB
  • 1TB M.2 NVMe™ PCIe® 4.0 SSD


Keunggulannya masih dalam garis yang sama. Sebagai ASUS Copilot+ PC atau ada juga yang menuliskannya Copilot plus PC, pastinya sudah menerapkan standar laptop dengan sistem operasi buatan Microsoft Windows dan didukung oleh teknologi AI. Jadi, spesifikasi laptop ini memang dirancang khusus untuk menjalankan proses AI buatan Microsoft secara on device tanpa bergantung pada cloud

Laptop berstandar Copilot+ PC dengan Windows 11 wajib memiliki NPU dengan kemampuan minimal 40 TOPS (Tera Operation Per Seconds), storage SSD minimal 256 GB, dan RAM berkapasitas 16 GB. Di rilisan awal, prosesor Qualcomm Snapdragon X Elite dan Snapdragon X Plus berbasis arsitektur ARM menjadi yang pertama memenuhi standar baru ini. Namun kini, prosesor Intel dan AMD sudah menyusul. Spesifikasi dengan standar inilah yang dimiliki oleh ASUS Vivobook S14 series yang menjadikannya laptop pintar dengan dukungan performa mumpuni.

Contohnya untuk seri ASUS Vivobook S14 S3407QA, ditenagai prosesor Snapdragon® X X1 26 100, Qualcomm® AI Engine dengan NPU up to 45 TOPS, RAM 16GB LPDDR5X on board, serta storage 512 PCIe® 4.0 SSD. Spesifikasi yang memenuhi standar Copilot+ PC, tentunya begitu pula dua seri yang lain. Bahkan untuk storage-nya bisa up to 1 TB. Agar lebih jelas, berikut AI yang dapat dijalankan dan memang dibutuhkan para pekerja digital.

1. Peningkatan Windows Search dan ASUS StoryCube

Peningkatan Windows Search dan ASUS StoryCube

Mencari file menjadi tantangan tersendiri bagi saya. Karena keterbatasan waktu untuk menuntaskan produktivitas digital, saya inginnya cepat-cepat saja. Makanya, saya sangat jarang menata file yang membuatnya jadi berantakan. Apalagi sejak membangun blog travelling, foto-foto bertebaran di mana-mana. Suami yang lebih detail soal pengarsipan saja kadang ada masanya lupa menaruh suatu file. Serius, ini memakan waktu.

Windows Search yang telah mengadopsi AI dapat mengatasi masalah ini. Kita bisa mencari file dengan deskripsi tertentu dan dalam bahasa yang lebih manusiawi, bukan berupa nama file yang harus sama persis. Contohnya mencari foto ketika di pantai dengan background mercusuar ketika ke Anyer, maka bisa mengetikkan "beach and lighthouse".

Selain itu ASUS StoryCube sangat membantu untuk mengelompokkan aset digital seperti foto dan video secara otomatis dari seluruh perangkat dan penyimpanan cloud yang terhubung. Misalnya berdasarkan latar tempat, pengenalan wajah, lokasi, perangkat yang digunakan, dan sebagainya. Sehingga pencarian file dapat dilakukan dengan lebih cepat dan tepat. Wah, ini sih memang cocok sekali bagi kretor konten dan kontributor microstock dengan koleksi dokumentasi segitu banyaknya. 

2. Cocreator

Cocreator

Saya baru tahu, berkat AI, aplikasi Paint bisa secanggih ini! Paint mampu mengubah coretan-coretan menjadi sebuah gambar menakjubkan berkat fitur Cocreator. Misal membuat gambar gunung seperti masih SD dulu, bisa lo dibaguskan menjadi gambar pegunungan indah. Ada pula Generative Fill and Erase yang memungkinkan kita untuk menambahkan objek atau menghapus objek dalam sebuah foto atau gambar. 

Makin praktis deh jadinya, baik untuk kebutuhan saya menulis dan membuat konten, maupun suami dengan microstock-nya. Saya membayangkan bisa membuat ilustrasi sendiri untuk e-book atau artikel, dan melakukan editing pada foto yang akan dimasukkan dalam blog. Pastinya dengan lebih cepat dan mudah.

3. Click To Do

Click To Do

Lebih mempercepat lagi, Click To Do juga tersedia untuk membantu kita mengolah file hanya dengan sekali klik. Fitur ini mampu memahami konteks sebuah file dan memberikan pilihan fasilitas yang bisa dimanfaatkan untuk mengolah file tersebut. Ketika file diklik, maka akan muncul pop-up yang menampilkan opsi pengolahan seperti mencari informasi, mengedit, merangkum, dan lainnya.

Contohnya ketika mengklik sebuah foto, maka akan muncul pop-up pilihan untuk menghapus latar, melakukan editing, atau mencari informasi terkait foto tersebut di internet. Kalau dokumen yang diklik, maka akan muncul pop-up pilihan apakah file tersebut akan dirangkum atau ditulis kembali dengan bahasa yang lebih santai. Ini menghemat waktu sekali, dibandingkan harus membuka file secara manual di aplikasi tertentu atau mengetikkan deskripsi file di mesin pencari untuk mendapatkan informasi.

✅ Mendukung Online Meeting yang Lebih Bebas

Mendukung Online Meeting yang Lebih Bebas

Kenapa saya bilang bebas? Karena selama ini saya ketergantungan dengan kamera eksternal, headset, dan mesti ke tempat sunyi agar bisa melakukan online meeting seperti di kelas-kelas online atau webinar. Kalau tidak, gambar saya pasti ngeblur dan gelap, serta suaranya berisik sekali karena anak-anak sedang di masa aktif-aktifnya.

Kamera AI dengan efek Windows Studio milik ASUS Vivobook S14 akan membuat saya bebas dari momen tersebut. Teknologinya dapat mengaburkan latar belakang secara real-time untuk menjaga privasi, mendeteksi gerakan mata dan menyesuaikannya agar tampak tetap menatap layar, mendeteksi dan mengikuti gerakan (mau rekam konten sendiri tak lagi jadi masalah), serta teknologi ASUS 3D Noise Reduction (3DNR) meningkatkan kejernihan gambar webcam meski tanpa kamera eksternal. Dilengkapi pula dengan penutup kamera fisik magnetik yang dapat membuat tenang ketika kamera sedang tak digunakan.

Untuk suara, teknologi ASUS Noise Canceletion mampu menyaring kebisingan di sekitar saat online meeting. Suara anak-anak atau tontonan mereka, dapat dihilangkan berkat teknologi ini. Atau kalau online meeting-nya dilakukan di cafe, mall, atau tempat ramai lain, suara keramaian tak akan menganggu. Selain itu, bila pembicara lebih dari 1 orang, juga bisa mengaktifkan fitur untuk menangkap suara baru dalam lengkungan 180 derajat. 

AI Live Caption menerjemahkan lebih dari 40 bahasa ke Bahasa Inggris

Tak boleh ketinggalan, fitur AI Live Caption semakin membebaskan kita untuk bertemu secara daring dengan lebih banyak orang di dunia berkat kemampuannya menerjemahkan lebih dari 40 bahasa ke dalam Bahasa Inggris. Mana tau ada kesempatan belajar atau mengikuti kelas dari pemateri dengan bahasa yang tidak saya kuasai, maka bisa di-translate secara real time ke Bahasa Inggris yang lebih familiar. Kurang bebas apa coba? 

✅ Cocok Bagi Kreator Konten

Cocok Bagi Kreator Konten

Sebagai yang aktif membuat konten, saya merasakan betul bahwa tugas yang dilakukan seorang kreator konten tidaklah mudah. Hasil yang terlihat memang berupa konten grafis yang tuntas dibaca beberapa detik atau video yang selesai ditonton beberapa menit. Tapi, yang terjadi di balik layar, sungguh sangat kompleks. Butuh waktu dan tenaga yang tidak sedikit.

Laptop AI 2025 ASUS Vivobook S14 sangat mendukung proses pembuatan konten berkat ukuran layarnya yang lega. Layar IPS 16:10 2,5K menghadirkan visual tajam dan cemerlang dengan lapisan anti-silau untuk tampilan yang jelas dan nyaman, 2560 x 1600 resolution, 86% screen-to-body, 100% sRGB color gamut dan mengantongi low blue light hardware certified. Dengan display sebaik ini, kita yang lama menatap layar demi membuat konten, pasti sangat terbantu.

Selanjutnya untuk suara, didukung oleh Dolby Atmos yang merupakan teknologi audio tiga dimensi yang menciptakan pengalaman suara imersif, ASUS Audio Booster dan Smart Amplifier yang mampu meningkatkan volume dan meredam distorsi, serta teknologi Snapdragon Sound yang menghadirkan streaming musik beresolusi tinggi melalui bluetooth dengan konektivitas superi dan latensi yang sangat rendah.

Setelah konten jadi, proses rendering menjadi lebih cepat berkat performa hardware yang mendukung. Mungkin rendering video singkat bisa ditunggu, tapi kalau video panjang, bila perangkat tak mendukung, bisa-bisa prosesnya berjalan lama atau gagal. Terutama editing-nya di aplikasi yang berat. Saya pernah mengalami ini, sudah capek-cepak edit, malah tak bisa di-render. Mana videonya penting untuk ditampilkan. Semua jadi kacau dan membuat saya kesal seharian.

Port lengkap dan sesuai kebutuhan saat ini

Terakhir, yang juga tak kalah membantu para kreator konten adalah ketersedian port yang sesuai dengan zamannya. Tersedia 2 port USB 4 Type C dengan kecepatan 40 Gbps, 2 port USB 3.2 Type A Gen 1, HDMI, dan audio combo jack. Lengkap sudah gerbang untuk transfer dokumentasi yang bejibun.

✅ Keyboard yang Saya Butuhkan sebagai Penulis

Keyboard yang Saya Butuhkan sebagai Penulis

Keyboard Ergosense ASUS Vivobook S14 memiliki jarak tuts penuh yang sama dengan keyboard komputer, yaitu 19,05 mm, dished key caps 0,2 mm, dan 1.7 mm key travel yang membuat proses mengetik lebih nyaman dan akurat. Biar tidak terlalu banyak typo dan dapat lebih cepat menyelesaikan target tulisan. Keyboard-nya pun lebih senyap dan ada backlit-nya, sehingga memungkinkan saya mengetik ketika anak-anak atau suami sudah tidur tanpa harus meninggalkan kamar. Biasa, kalau lagi semangat-semangatnya dan ide mengalir, apalagi ada deadline, saya butuh begadang untuk menyelesaikannya. Lampu mau dimatikan pun tak masalah.

Touchpad-nya juga lebar dan halus. Mendukung gerakan multisentuh di Windows, sehingga kita bisa memutar mempercepat atau balik video, mengatur kecerahan dan volume hanya melalui taouchpad, serta menggunakan tiga atau empat jari untuk membuka aplikasi atau fungsi yang sering digunakan, seperti beralih antaraplikasi atau antardesktop.

✅ Baterai Super Awet dan Fast Charging, Idaman!

Baterai Super Awet dan Fast Charging, Idaman!

Ini keunggulan ASUS Vivobook S14 sebagai Laptop AI 2025 yang bikin saya makin kepengin. Dari referensi yang saya lihat saat mencari tahu lebih banyak, semuanya sepakat bahwa baterai berkapasitas tinggi 70WHrs yang tertanam benar-benar jempol soal ketahahan. Up to 30,5 jam! Bahkan ada yang melabeli kalau laptop ini memecahkan rekor sebagai laptop Snapdragon paling irit yang ia uji, bisa tahan seharian untuk menjalankan performa tinggi setara laptop gaming

Siapa yang tidak suka kalau baterai perangkat awet tanpa perlu isi daya sering-sering? Baterai laptop yang cepat habis cukup mengganggu konsentrasi. Lagi enak-enak nulis, eh malah dipaksa jeda. Apalagi kalau charger-nya disimpan di rak saat beres-beres, malas sekali beranjak dari posisi duduk yang sudah pewe alias posisi wuenak. Tak jarang pula saya membawa laptop saat bepergian. Malah hampir selalu kalau medannya memungkinkan. Baterai yang tahan lama, tak perlu membuat saya kelimpungan mencari colokan. Beruntung kalau ada, kalau tidak?

Keunggulan baterai ini masih berlanjut. Teknologi fast charging ASUS Vivobook S14 mampu mengisi daya baterai 60% hanya dalam waktu 49 menit. Sangat cepat mengingat daya tahannya yang bisa mencapai lebih dari seharian. Performanya pun tetap terjaga dan nyaris tak ada beda ketika di-charge atau pun setelah dilepas. Terikat dengan kabel dan duduk di dekat colokan tak perlu berlama-lama bila hendak mencari posisi yang lebih nyaman atau pindah tempat karena ada keperluan.

✅ Stylish, Nyaman, dan Aman Dibawa-bawa

Stylish, Nyaman, dan Aman Dibawa-bawa

Sebagai wanita, model laptop termasuk pertimbangan yang tak boleh dikesampingkan. Sepengamatan saya, anak-anak muda sekarang pun juga sangat memperhatikan tampilan, baik yang dikenalkan maupun yang digunakan. Laptop AI 2025 ASUS Vivobook S14 memiliki desain yang bergaya, modern, clean, dengan pilihan warna netral silver dan matte grey. Plus logo premium yang diukir CNC menambah kesan glamor. Secara ukuran, sangat ramping dan ringan untuk sebuah laptop berstandar Copilot+ PC berperforma tinggi. Beratnya start from 1,35 kg dengan ketebalan 1,59 cm. Ini mah masuk tas tak akan makan space banyak. 

Ditambah lagi standar militer MIL-STD 810H13 pada laptop ASUS Vivobook S14 sangat membantu meningkatkan keawetan laptop dan membuat kita tak perlu deg-degan membawanya ke mana-aman. Tes standar militer ini meliputi high-low temperature, shock, vibration, dan altitude. Tangguh! Produktivitas jadi bisa dilakukan di mana saja.

Selengkap itu keunggulan yang dimiliki ASUS Vivobook S14 untuk mendukung langkah kami menangkap peluang digital.  Laptop AI 2025 inilah yang saya dan suami butuhkan. Karena laptop yang terbaik adalah laptop yang sesuai dengan kebutuhan.

Harganya pun menurut saya sangat bersahabat, apalagi setelah tahu performa dan spesifikasinya. Mulai dari Rp11.999.000! Malah suami saya bilang begini "Masak sih? Spesifikasinya oke banget, lo." Lah, apalagi ibu-ibu kayak saya, lebih bahagia lagi.

Supaya lebih jelas, berikut spesifikasi laptop AI ASUS Vivobook S14 seri S3407QA dengan prosessor Qualcomm yang saya inginkan. Bila teman-teman ingin melihat spesifikasi ASUS Vivobook S14 seri yang lainnya, bisa langsung mengunjungi website official ASUS, ya.

Laptop AI 2025

Spesifikasi ASUS Vivobook S14 (S3407QA)

Tidak hanya digitalisasi saja yang membuka banyak peluang, berbagai perangkat pun ikut hadir untuk menyokong dan mempermudah kita agar dapat lebih produktif lagi. Berlomba-lombanya fitur AI bukan untuk menggantikan manusia, melainkan mendukung penuh kreativitas kita agar dapat lebih mudah, cepat dan praktis melakukan berbagai produktivitas. Seperti Laptop AI 2025 ASUS Vivobook S14 ini. 

Sedikit tips dari saya bila ingin produktif di ranah digital dan menghasilkan produk-produk digital, yang mana ini saya anggap sebagai pengingat dan mana tahu bisa dipraktikkan juga oleh teman-teman.

  • Mulai dari apa yang disenangi dan dikuasai. Bisa berupa hobi atau profesi yang dijalani. Ini membantu kita menentukan aktvitas digital atau produk digital yang akan dihasilkan, serta membuat kita lebih ringan menjalankan proses ke depannya.
  • Prosesnya mungkin saja tak sebentar, tentukan tujuan agar menjadi pegangan. Tak perlu membandingkan dengan progres orang lain, karena semua memiliki timeline masing-masing. Yang diprebolehkan adalah menjadikan kesuksesan orang lain sebagai sumber belajar dan pemantik semangat. 
  • Buat target yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu. Target jangan terlalu berat dan jangan terlalu ringan. Target inilah yang merealisasikan tujuan. Jangan lupa pula memberi apresiasi pada diri ketika target berhasil dicapai.
  • Wajib melakukan personal branding. Menumpuk portofolio hanya dalam CV masih belum cukup. Up diri seluas-luasnya sehingga kemampuan dan karya/produk yang dihasilkan dapat dikenal. Kelola media sosial sebaik-baiknya dengan konten-konten positif dan bermanfaat. Tahu kan pengguna media sosial segitu banyaknya? Ini jalur yang sangat menjanjikan.
  • Terus belajar untuk mendapat ilmu baru yang membangun dan bisa dipraktikkan, serta jangan pelit pula berbagi ilmu.
  • Tak ada salahnya memanfaatkan AI untuk mempercepat akivitas, terutama bagi yang waktunya terbatas. Asal tak menghilangkan nilai diri dan mengganti sepenuhnya dengan AI. AI sifatnya membantu, bukan mengambil alih. Kitalah yang bisa menentukan batasan tersebut.
  • Pilihlah perangkat yang sesuai kebutuhan. Intinya SESUAI. Beraktivitas digital tak akan mungkin tanpa perangkat seperti gawai atau laptop. Untuk nyamannya, saya merekomendasikan menggunakan laptop karena kemampuannya mengerjakan tugas yang lebih kompleks dan secara ukuran lebih leluasa.

William Tanuwijaya, pendiri Tokopedia, mengatakan, "Internet adalah jalan tol bagi siapa saja untuk bisa sukses, asal mau belajar dan bekerja keras."
Nadiem Makarim, Pendiri Gojek dan Menteri Pendidikan, Budaya, Riset, dan Teknologi periode lalu, pun membakar semangat, "Di dunia digital, kecepatan jauh lebih penting dari pada kesempurnaan. Siapa yang cepat, dia yang menang."

Di era digital, tindakan cepat dan adaptif akan lebih berharga dan berdampak dari pada terus berencana hingga mendapatkan sempurna, tapi tak kunjung direalisasikan. Asalkan mau belajar dan bekerja keras, siapa saja memiliki peluang di sini untuk sukses dengan caranya.

Yuk, segera mulai sekarang! Berkarya digital dan mengambil peluang besarnya. Siapa saja dan di mana saja bisa. Itulah kekuatan digital.

Semoga bermanfaat.

Referensi
Foto bersumber dari dokumentasi pribadi dan dokumentasi ASUS yang dibagikan oleh penyelenggara. Diolah oleh penulis di platform Canva.
asus.com
backlinko.com
Everand 2025 State of Reading Report diunduh 29 Mei 2025
publishingstate.com
globalgrowthinsights.com
hootsuite.com
orbitmedia.com

No comments

Sebelum komentar, login ke akun Google dulu ya teman-teman. Jangan ada "unknown" diantara kita. Pastikan ada namanya, biar bisa saling kenal :)