Peluncuran Buku ANAK SEMESTA Karya 35 Penulis Muda dari SD hingga SMA

No comments
Roocoon Alive Living, yang berlokasi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat menjadi saksi betapa antusiasnya 35 penulis anak yang tergabung dalam komunitas literasi Elang Teruna Roocoon dalam peluncuran buku perdana mereka. Para penulis generasi muda remaja ini berasal dari Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) seputar Cijeruk, Kabupaten Bogor. Ada yang dari SDIT Biru Wattaqwa, MI Arrasyd Cibalung, SMP Pangerasan, SMAN 1 Cijeruk dan SMK Sirojul Huda 3, serta beberapa penulis cilik dari Bandung dan Jakarta.

Peluncuran Buku ANAK SEMESTA yang ditulis oleh 35 Penulis Muda dari SD hingga SMA

Tepatnya di Minggu pagi tanggal 30 November 2025, semua berkumpul untuk acara launching buku Anak Semesta yang lahir atas gagasan almarhumah Kirana Kejora, pengampu komunitas Elang Nuswantara. Lalu prosesnya dikoordinasi oleh Pitriani dan Nazwa Wulandari, serta diterbitkan oleh Azkiya Publishing.

Istimewanya, acara peluncuran ini didesain kreatif di tengah setting alami lembah Roocoon dengan landscape perkebunan, kolam, dan sawah. Suasana menjadi lebih hangat dan meriah oleh kehadiran para pengisi acara yang dipandu oleh MC Ari Suciana.


Beberapa perwakilan penulis yang hadir adalah Rara Gendis AP dari SDIT Biru Wattaqwa yang menyanyikan lagu Gala Bunga Matahari,  Andin dari MI Ar-Rasyid yang membawakan tari tradisional Bebegig Sawah, Aruna dari SMPN 1 Lembang Bandung Barat yang memukau dengan muskalisasi puisinya, serta pembacaan puisi oleh Amin Nubawiyah dan Ferryansyah. Semakin semarak dengan penampilan Kelompok Penyanyi Jalanan (KPJ) Merdeka Bogor dan Tim Musik Tradisi dari Tulang Bajing yang mengajak semua yang hadir untuk turut bernyanyi dan menari.

Kegiatan dilanjutkan dengan prosesi arak-arakan buku Trilogi Ibu Bumi, Bapa Angkasa, dan Anak Semesta yang dipandu Ki Lengser, menyanyikan lagu Indonesia Raya, khidmatnya sesi potong tumpeng, serta tak lupa foto bersama.

Pemotongan tumpeng

Dalam laporan ketua panitia Pitriani dan Nazwa Wulandari, yang mana beliau juga aktif membina Taman Baca Putra Bangsa di Kampung Pancasan dan Taman Baca Nyala Aksara di Kampung Pasirangin, menyampaikan bahwa peluncuran buku Anak Semesta ini juga sekaligus didedikasikan untuk menghormati guru dan mentor Antiek Widijati atau yang lebih dikenal sebagai Kirana Kejora.

"Ibu Kirana Kejora adalah sosok penuh dedikasi yang begitu intens membersamai proses kehadiran trilogi buku Ibu Bumi, Bapa Angkasa, hingga buku Anak Semesta yang sedang kita luncurkan ini. Sayang beliau tidak sempat menghadiri karya 35 anak binaannya selepas wafat pada 7 Mei 2025 lalu. Semoga dengan peluncuran buku ini, almarhumah turut berbahagia dan senantiasa mendapatkan anugerah dalam dekapan Allah SWT," ungkap Pitriani berkaca-kaca.

Suasana hangat dan meriah

Adi Purna selaku tuan rumah Roocoon, juga menyampaikan terimakasih dan doa, serta memberi pesan dalam, "Buat anak-anakku semua, para penulis buku Anak Semesta, mudah-mudahan ini menjadi pengalaman baru, menjadi pemicu untuk jadi penulis. Jangan lupa untuk sering berkumpul, bergandengan tangan mencapai cita-cita. Untuk para senior, mari sering berkumpul pula, membina anak-anak kita ini untuk bertumbuh menjadi ibu-ibu bumi, bapa-bapa angkasa yang bisa melahirkan anak-anak semesta."

Sambutan selanjutnya dibacakan oleh Tisnawati Simowibowo, mewakili Denny Widya yang kebetulan tidak bisa hadir. "Semoga buku ini menjadi warisan berharga dari Mbak Key (panggilan akrab Kirana Kejora) yang telah telah menginisiasi trilogi buku Ibu Bumi, Bapa Angkasa, dan Anak Semesta ini. Walaupun Mbak Key telah meninggalkan kami di bumi, tapi buku ini menjadi bukti bahwa impiannya tak pernah hilang dari bumi."

Tisnawati Simowibowo menerima potongan tumpeng

Ibu Tisna melanjutkan bahwa kehadiran semua penulis muda Elang Teruna Roocoon, menjadi bukti bahwa mereka memiliki potensi tak terbatas. Generasi peneru yang ditangan kecilnya menyimpan masa depan dunia. Mungkin saat ini masa depan terasa jauh seperti bintang di langit malam, tapi mulailah dari hari ini, dari diri sendiri. Masa depan yang baik tidak datang tiba-tiba. Dia harus ditata, dibangun bata demi bata dengan bahan bangunan yang terbaik, yaitu pendidikan dan karakter. Jadikan belajar sebagai petualangan, bukan beban. Sekolah adalah tempat yang keren, seolah detektif, kalian bisa memecahkan masalah matematika, berpetualang menjelajahi sejarah, atau menjadi seniman untuk menciptakan keindahan.

Jangan pernah takut bertanya, jangan pernah malu mencoba, segala pelajaran adalah tangga yang membawa langkah lebih dekat ke bintang-bintang masa depan. Lalu bangun karakter hebat, sebab masa depan bukan hanya milik orang pintar, tapi juga milik orang jujur, disiplin, bertanggung jawab dan peduli. Tunjukkan rasa hormat pada orang tua, guru dan semua orang, bantu teman yang kesulitan, jaga kebersihan lingkungan, sikap baik yang kalian lakukan hari ini adalah investasi terbaik untuk masa depan. Orang hebat adalah orang yang memiliki hati yang baik. Denny Widya (disampaikan oleh Tisnawati Simowibowo)

Disambung oleh Indra Hanjaya, Spiritual Live Coach, dari Panca Olah Institute, yang menyampaikan bahwa buku Alam Semesta bukan sekadar kumpulan tulisan, melainkan cerminan para penulisnya, anak-anak muda yang berani, penuh tanya, kaya imajinasi serta mimpi-mimpi indah. Mereka adalah anak-anak semesta yang sesungguhnya, mereka hidup di antara dua dunia, dunia nyata yang penuh gejolak dan  dunia batin yang tak terbatas. Melalui puisi, cerita pendek, dan lainnya, mereka menyuarakan apa yang tak terucap, merekam apa yang tak terlihat dan merayakan apa yang sering kita lupakan. Di setiap halaman Anak Semesta, akan ditemukan fragmen-fragmen dari jiwa muda yang mencoba memahami tempat mereka di alam raya ini. Kalian akan melihat Bumi dari sudut pandang yang berbeda, merasakan embusan angkasa melalui kata-kata dan menemukan bahwa di antara keduanya, kita, manusia, adalah jembatan penghubung yang rapuh, tetapi penuh makna.

Sambutan Rati Kumari, Ketua Elang Nuswantara

Ditutup sambutan terakhir oleh sahabat Kirana Kejora, sekaligus Ketua Elang Nuswantara, Rati Kumari. Rati mengungkap bahwa motivasi serta dedikasi Kirana Kejora di setiap hembusan nafas dan pengabdiannya, begitu luar biasa dalam membangun budaya literasi. "Semoga karya para Elang Teruna Roocoon ini menjadi suara hati yang tak sekadar indah, tetapi menjadi nyala lentera dalam kegelapan, menumbuhkan benih kebaikan, dan berdaya kenang berkekalan. Dari suara-suara mereka, semesta merangkai warna rupa, menyatu dalam harmoni, Anak Semesta: Suaraku, Warna Semesta Nuswantara," pungkasnya.


Keakraban dan kebahagiaan diiringi doa yang disempurnakan dengan agenda ramah tamah serta makan bersama. Semoga buku Anak Semesta terbang tinggi membawa inspirasi bagi lebih banyak penulis muda agar tidak pernah berhenti mengepakkan sayap. Generasi yang meneruskan langkah, menghadirkan masa depan.

No comments

Sebelum komentar, login ke akun Google dulu ya teman-teman. Jangan ada "unknown" diantara kita. Pastikan ada namanya, biar bisa saling kenal :)