Imunisasi dan Dampaknya

No comments
Source : freepik.com
Hai moms, kali ini aku akan berbagi pengalaman mengenai imunisasi yang diberikan kepada anakku Byan. Mulai dari bundanya yg deg-degan sampai dampak yang ditimbulkan setelah imunisasi.



Hepatitis B I 
sebelum dibawa pulang dari rumah sakit Byan sudah diberikan imunisasi ini. Jadi aku nggak tau bagaimana metode pemberian vaksinnya dan dampaknya. Tapi selama di rumah sakit Byan terlihat sehat-sehat aja.

Polio I
diberikan saat Byan kontrol pertama ke dokter anak tepat saat usianya 1 minggu. Alhamdulillah wa syukurilah kali ini imunisasinya nggak disuntik tapi cukup ditetesin aja ke mulut. Padahal sebelumnya bunda Byan udah ketakutan setengah mati kalo anak tercintanya bakalan disuntik..hahaha. Setelah vaksinnya diminumkan Byan belum boleh nen sampai 1 jam ke depan. Jadi usahakan perut si dedek kenyang sebelum ketemu dokter ya moms. Setelah imunisasi Byan terlihat baik-baik saja seperti sedia kala.

BCG + Hepatitis B II
diberikan saat Byan berusia 1 Bulan 8 Hari. Vaksin Hepatitis B diminumkan dan BCG disuntik di lengan kanan. Byan nggak boleh nen selama 1 jam setelah imunisasi. Vaksin kali ini nggak bikin demam jadi bundanya bisa sedikit lega. Cumaaaa dokternya berpesan agar Byan menggunakan baju lengan kutung saat siang dan baju lengan panjang yang longgar saat malam hari karena bekas suntikan akan membekak atau bahkan bernanah. Whaattt????!!! Bernanah dok???? Aduuuhh adaaa aja kejutan setiap ketemu dokter. Tapi bengkaknya paling cepat muncul 2 minggu sampai maksimal 3 bulan setelah imunisasi. Kalau bengkak bernanah itu nggak muncul juga maka imunisasi BCGnya dinyatakan gagal dan harus diulang lagi. Karena dengar penjelasan ini maka mau nggak mau aku mengharapkan munculnya si bengkak. Ternyata lengan Byan mulai memerah 1 bulan kemudian. Lama kelamaan makin membesar dan mengkhawatirkan, sampai akhirnya pecah dan mengeluarkan nanah. Aku pikir ini sudah berakhir, eh malah bengkak lagi dan bernanah lagi, meletus lagi, bengkak lagi entah sampai berapa kali. Pokoknya lamaaaa banget baru sembuh. Tapi alhamdulillah imunisasi BCGnya nggak perlu diulang lagi. Berhasiiiiiiill !!!!!Kira-kira beginilah penampakan bekas imunisasi BCG di lengan Byan sekarang.

Bekas suntikan imunisasi BCG

Polio + DTP + Hib I
diberikan saat Byan berumur 2 bulan 8 hari. Dan kali ini Byan disuntik dipaha sebelah kanan. Untuk Polio tetap ditetesin kemulut. Karena masih ada vaksin yang diminumkan, maka Byan harus puasa dulu 1 jam. Lumayan bingung juga sih nenangin Byan yang nangis-nangis setelah disuntik karena nggak boleh dikasih nen dulu, palingan cuma digendong aja sampai dia tertidur. Bagi ibu-ibu baru seperti aku mungkin ini cobaan berat karena reaksi dari imunisasi kali ini adalah DEMAM. Sampai dirumah Byan langsung rewel nangis kenceng berlinangan air mata. Bunda Byan juga ikut-ikutan mengeluarkan air mata saking paniknya. Dokter udah ngasih obat penurun panas jika suhu mencapai 38°C. Saat aku periksa suhunya masih 37,5°C. Semalaman tuh Byan rewel dan sering kebangun. Karena kasian aku minumin obat aja biar nyeri dibadannya berkurang. Akhirnya suhu kembali normal keesokan malamnya.


Penting : Setiap ibu harus punya thermometer dan obat penurun panas anak dirumah.
Info : Vaksin DPT ada dua pilihan yaitu yang menyebabkan demam dan tanpa demam. Tapi yang tanpa demam ini harganya bikin ayahnya Byan yang demam saking mahalnya. Hahaha.


Polio + DTP+ Hib II
diberikan saat Byan berusia 4 bulan 8 hari. Aku udah panik parah beberapa hari sebelum tanggal jatuh temponya. Masih terngiang-ngiang tangisan Byan saat imunisasi yang sama dua bulan lalu. Tapi apa mau dikata ini demi kebaikan Byan. Prosedur pemberian vaksinnya masih sama dengan yang sebelumnya. Hanya saja bedanya kali ini berkat banyak nanya ke bunda-bunda lain yang lebih berpengalaman, sampai dirumah aku langsung kasih obat penurun panas. Katanya sih yang bikin bayi rewel setelah imunisasi itu bukan tingginya suhu tubuh tapi rasa nyeri yang dirasakannya. Makanya pas anget-anget dikit langsung aja aku minumin obat. Alhamdulillah metode ini berhasil dan Byan bisa tidur dengan nyenyak semalaman. Tapi perlu diingat ya moms, suhu tubuh anak harus selalu dikontrol, beri obat sesuai takarannya dan selalu siap siaga kalau ada apa-apa.

Baca juga : Imunusasi Ramah Kantong Di Rumah Vaksin


PCV 
diberikan saat Byan berusia 5 bulan 12 hari. Sebenarnya imunisasi ini dijadwalkan dokternya saat Byan berusia 3 bulan. Tapi karena si dokter nggak bilang apa-apa dan ketidaktahuan Bunda Byan mengenai imunisasi sehingga menyimpulkan kalau disuruh kembalinya Byan ke rumah sakit saat usia 3 bulan itu hanya untuk kontrol biasa. Kan sayang duitnya kalau cuma buat nimbang berat badan doang. Lagian pas di tabel imunisasi rekomendasi IDAI nggak ada imunisasi apa-apa saat usia 3 bulan. Ternyata eh ternyata itu jadwal untuk imunisasi PCV. Lah gimana ituu??? Tapi alhamdulillah nggak apa-apa karena jadwalnya bisa digeser. Sebenarnya sesuai rekomendasi IDAI, PCV dijadwalkan diberikan saat bayi berusia 2 bulan, 4 bulan dan 6 bulan barengan dengan DPT. Tapi karena kasian si dedek bakalan disuntik kiri kanan makanya jadwal digeser satu bulan. Vaksin disuntikkan ke paha kiri (udah mulai terbiasa dengan di-encus-nya Byan saat imunisasi) dan yang menggembirakannya, PVC ini tidak menimbulkan demam. Yes !!!! alhasil setelah ritual imunisasi Ayah, Bunda dan Byan jalan-jalan ke emol deh. Entah kenapa imunisasi PCV ini malah berbekas bintil kecil gitu kayak difoto berikut.

Bintil bekas suntikan PCV

Polio + DTP + Hib III 
diberikan saat byan berusia 6 bulan 2 minggu. Kali ini demamnya lumayan lama, 2 hari. Otomatis rewelnya juga lama dong, hiks. Obat panas non stop dikasih. Suhu tertinggi yang aku ukur 38,3°C. Makan nggak mau, bahkan nen pun juga nggak mau. Pernah sekali pas dikasih obat dia malah muntah. Tapi alhamdulillah setelah demamnya reda dan lelahnya sudah hilang Byan mau makan lagi walaupun agak susah.

PCV II
diberikan saat Byan berusia 7 bulan 10 hari. Tidak menimbulkan demam sama seperti PCV yang pertama. Cuma bekas yang ditimbulkan kali ini tidak hanya muncul bintil kecil di tempat suntikannya, tapi seperti memar disekelilingnya. Nggak tau itu penyebabnya apa. Yang penting Byan enjoy aja abis disuntik sampai bekasnya hilang total.

Campak
diberikan saat Byan berusia 10 bulan. Sudah telat sih karena bertepatan sama libur lebaran dan Byan udah kena campak duluan, huhu. Setelah diimunisasi Byan jadi muntah setiap kali makan, seminggu setelahnya meler-meler dan muka penuh dengan bintik merah. Tapi kata dokternya itu bukan karena imunisasi tapi serangan virus lain. Ah, entahlah mudah-mudahan nggak berbahaya. 


Baca juga : Campak pada Bayi

MR
diberikan saat Byan berusia 1 tahun dan alhamdulillah waktu itu masih gretongan hee. Karena ini vaksin yang baru digalakkan pemerintah agak was-was juga sih awalnya, tapi setelah diimunisasi nggak ada dampak apa-apa. Semua aman terkendali. Informasi mengenai imunisasi MR bisa dibaca .


Cacar 
disuruh balik pas Byan umur setahun, tapi berhubung kemaren itu disuntik MR jadi delay deh sebulan. Alhamdulillah lagi imunisasi ini nggak berdampak apa-apa. Kata dokter sih yang disuntikkan itu virus matinya jadi resiko demam atau dampak lain muncul sangat kecil.

Semoga bermanfaat.



No comments

Sebelum komentar, login ke akun Google dulu ya teman-teman. Jangan ada "unknown" diantara kita. Pastikan ada namanya, biar bisa saling kenal :)