Pentingkah zat besi untuk bayi?

2 comments
Sebenarnya pertanyaan ini sudah berputar-putar dikepala sejak Byan berusia 6 bulan dan memulai MPASI. Sebagai ibu baru yang nggak tau apa-apa, aku benar-benar buta mengenai informasi seputar zat besi ini. Nggak pernah kepikiran kalau bayi juga bisa anemia kayak orang dewasa. Aku aja sampai sekarang nggak pernah minum suplemen penambah zat besi, boro-boro kepikiran ngasih ke Byan.
Awal ceritanya itu saat aku melihat postingan teman di path yang menampilkan foto anaknya yang abis diminumin suplemen zat besi. Aku tanyain ke mbak temanku itu kenapa anaknya dikasih suplemen zat besi. Katanya sih karena saat hamil dia terkena anemia makanya anaknya akan cenderung kekurangan zat besi karena ASI yang dihasilkan kurang/tidak mengandung zat besi. Oh berarti Byan nggak perlu dikasih dong karena pas hamil aku baik-baik saja nggak dikasih tau dokternya kalau aku anemia. Tapi kok ya tetap penasaran ya? Karena rasa penasaran yang tak kunjung hilang langsung deh browsing-browsing dengan hasrat yang menggebu-gebu. Ternyataaaa IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) merekomendasikan untuk memberikan suplemen zat besi sejak bayi berusia 4 bulan (yang aku baca sih bayi ASI, kurang tau juga mengenai bayi sufor). Lah kok dokter Byan nggak ngasih ya? Apa berat badan Byan yang turun selama dua bulan kemarin karena kekurangan zat besi? Wajib ditanyakan ini saat konsul selanjutnya.

Waktu ketemu dokter di jadwal imunisasi campak, aku tanyakan mengenai pemberian zat besi ini. Ternyata memang perlu karena hampir seluruh bayi menderita anemia dan dengan gejala yang tak disadari oleh orang tuanya. Terus dokter tersebut juga melanjutkan alasannya kenapa tidak meresepkan suplemen zat besi ini kepada pasien bayinya, yaitu karena sering ditolak. Ibu-ibu itu sering berdalih kalau ASI-nya masih cukup untuk memenuhi kebutuhan zat besi sang anak dengan kondisi badannya yang gendut (isinya lemak keles, haha). Tapi gimana kalau ternyata Byan tidak mengalami anemia? Apakah aman jika tetap memberikan tambahan zat besi? Kata dokternya sih nggak apa-apa. Kalau ingin pastinya sih boleh dicek dulu darah bayinya apakah menderita anemia atau tidak. Tapi harus rutin di cek karena bayi ASI rentan banget terkena anemia. Duuuh kasian juga kalau sering-sering ambil darah. Dengan pertimbangan informasi yang aku dapatkan, akhirnya aku memutuskan untuk memberikan suplemen ini kepada Byan. Apalagi kemaren abis sakit (baca Campak pada Bayi). Dokter meresepkan Sangobion Baby dengan dosisi 0,6 ml per hari.


Pertama kali diminumin langsung dari pipetnya Byan malah owek-owek mau muntah. Aku coba pindahin ke sendok tetap juga hampir muntah. Tapi pas aku icip rasanya enak kok. Akhirnya aku campurkan dengan air biar encer, dan dia minum dengan nikmatnya. Mungkin karena kental jadi bikin eneg kali ya.
Sampai sekarang sih belum ada dampak yang terlihat karena baru diminumin beberapa hari. Mudah-mudahan berdampak baik buat Byan. Amin.

Update
Entah kenapa kulit Byan berbintik merah dan matanya gatal setelah mengkonsumsi ini. Belum pasti juga sih kalau sangobion ini penyebabnya tapi setelah aku stop bintiknya berkurang. Apakah ada makanan lain yang memicu alergi? Sekarang makanan lain yang lagi dicurigai adalah telur. Jadi tunggu updetannya lagi ya apa penyebab pastinya. Takutnya jadi fitnah, hehe.

2 comments

  1. jadi update an selanjutnya gimana kak? lalu byan diberi suplemen tanpa dites dulu?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Akhirnya aku stop total setelah itu, Mbak. Memang sebaiknya sebelum diberi zat besi dites dulu, biar pemberiannya tepat sesuai kebutuhan. Karena aku enggak tes, jadi enggak berani ngasih lagi.

      Delete

Sebelum komentar, login ke akun Google dulu ya teman-teman. Jangan ada "unknown" diantara kita. Pastikan ada namanya, biar bisa saling kenal :)