Bercita-cita Diusia yang Tak Lagi Muda, Kenapa Tidak?

7 comments
Foto: freepik.com

"Sudah emak-emak begini bukan waktunya lagi mikirin cita-cita. Ketuaan!"


Memiliki cita-cita memang identik dengan keinginan masa kecil yang ingin diwujudkan saat dewasa, umumnya terkait dengan profesi. Jika mengacu kepada pengertian KBBI, cita-cita merupakan keinginan (kehendak) yang selalu ada di dalam pikiran atau tujuan yang sempurna (yang akan dicapai atau dilaksanakan). Tidak ada penyebutan batasan usia disana. Jadi sudah jelas bahwa cita-cita tidak hanya pantas dimiliki oleh anak-anak, tapi orang dewasa dan orang tua pun masih bisa bercita-cita. 


Cita-cita adalah kebutuhan bagi mereka yang bertekad maju dan optimis menilai hidup. Tidak ada larangan dan ketidakpantasan apapun untuk bercita-cita diusia yang tak lagi muda. 


Misalnya cita-cita menjadi dokter telah terwujud di usia 25 tahun. Lalu setelah itu apakah tidak mungkin akan muncul cita-cita baru? Jadi dokter spesialis atau membuka klinik sendiri misalnya. Dengan pendapatan yang berhasil dikumpulkan, bisa jadi merambah pula ke usaha kuliner, toko fashion dan sebagainya. Runtutan keinginan ini sebenarnya sama saja dengan cita-cita, hanya saja ada yang waktunya singkat dan ada pula yang butuh waktu panjang hingga cita-cita itu terwujud. 


Cita-cita semasa kecil tentu memberikan dampak positif terhadap ketekunan belajar serta pemilihan sekolah dan jurusan yang searah. Sedangkan memiliki cita-cita diusia dewasa atau lebih, bukan lagi berhubungan dengan pendidikan, namun hal lain yang tidak kalah positifnya. Berikut alasan kenapa memiliki cita-cita diusia yang tak lagi muda penting dilakukan. Salah satunya bisa bikin awet muda, lo!


Baca juga: 5 Kunci Sukses yang Wajib Dilakukan oleh Si Peraih Sukses



1 Dari Hati

Semenjak kecil, entah sudah berapa kali pertanyaan cita-cita ini membuatku bingung harus menjawab apa. Aku tidak tahu pasti cita-cita apa yang benar-benar aku inginkan. Bahkan hingga kuliah, aku juga belum menemukan kejelasannya. Yang penting dapat pekerjaan tetap, menikah dan punya anak. Kebahagiaan hidup standar yang diidamkan wanita. Ikut-ikutan saja dengan tradisi, tidak berniat menggali lebih dalam lagi potensi diri sendiri.


Kebebasan memilih ketika tidak ada satupun tekanan dan keterikatan, serta ditambah dengan pengalaman, aku menemukan jati diriku yang sebenarnya diusia nyaris kepala tiga. Cita-cita baru yang bersumber dari hati, membuat hidupku jauh lebih bersemangat dan tidak banyak mengeluh meski lelah. Aku betul-betul menikmatinya. Tidak menyangka bahwa menjalani kehidupan dengan passion yang sesuai hati begitu menyamankan. Inilah yang akan dirasakan saat bercita-cita ketika dewasa, atas keinginan hati nurani dan berdasar pada pelajaran hidup yang terlewati. Mungkin saja dunia yang tidak pernah terpikirkan sejak masih kanak-kanak, menjadi dunia baru yang ingin dikejar setelah dewasa. 



2 Kesempatan Selalu Ada

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat umur harapan hidup (UHH) manusia saat lahir di Indonesia adalah sebesar 71,47 tahun. Jika sekarang berusia 30 tahun dan baru saja menemukan cita-cita, berarti masih ada kemungkinan 41 tahun lagi untuk memperjuangkannya. Diibaratkan dalam pertandingan sepak bola, babak pertama saja belum usai. Apakah mungkin pemainnya pasrah disaat kesempatan menang masih terbuka lebar? Tentu saja tidak. Begitu pula jika usia sudah mencapai waktu pensiun, kesempatan untuk mewujudkan cita-cita bahkan masih ada puluhan tahun lagi. 


Memang saat dewasa, aktifitas dan prioritas banyak berubah. Bercita-cita di tengah tanggung jawab utama adalah pilihan dan keberanian. Berani bekerja lebih keras, berani belajar lebih giat, berani menerima tantangan dan berani berproses. Keberanian inilah yang akan membuka kesempatan untuk usaha menggapai cita. Misalnya berani mengurangi waktu tidur satu atau dua jam karena disiang hari tidak bisa meninggalkan pekerjaan, atau melatih kemampuan multitasking agar dapat mencuri waktu beberapa menit untuk sekedar membaca buku rujukan. Kesempatan akan selalu tercipta jika ada kemauan, bukan ditunggu tanpa usaha untuk mencari.



3 Hidup Lebih Produktif dan Berkembangnya Kemampuan Diri

Aku tidak puas jika hanya menjadi ibu rumah tangga biasa, aku harus berkarya dan membuat bangga keluarga dengan caraku sendiri, agar tidak lagi dipandang sebelah mata. Akan aku buktikan produktifitas tetap bisa dilakukan dari rumah sembari mengasuh anak. Memang tidak mudah, aku harus berjuang berkali lipat lebih kuat. Namun dibalik itu semua, kebahagiaan selalu menyelimuti setiap prosesnya, karena aku ingin dan aku mau. 


Proses dalam menggapai cita-cita pasti memberikan banyak pembelajaran, sehingga akan terus mengembangkan diri, baik secara kemampuan maupun mental. Kesibukan ini banyak memberikan manfaat untuk kehidupan yang baik. Semangat yang terus menyala, otak yang selalu berpikir kreatif dan kehausan mempelajari hal baru, akan membuat tubuh lebih aktif bekerja. Tidak ada lagi waktu untuk berpikiran yang aneh-aneh karena fokus dengan urusan sendiri. Kehidupan yang tetap memiliki tujuan dan tidak terlalu ambil pusing dengan kehidupan orang lain ini akan memberikan sugesti positif sehingga membuat lebih awet muda. 



4 Bentuk Rasa Syukur

Tubuh sehat dan otak cerdas yang diberikan Tuhan sejatinya harus disyukuri dengan memanfaatkannya semaksimal mungkin. Wujud syukur ini dapat berupa sebuah usaha untuk menjadi berguna bagi diri sendiri, keluarga dan lingkungan. Memiliki cita-cita disepanjang masih mampu untuk berbuat sesuatu, tidak peduli masih muda, dewasa atau tua, secara tidak langsung akan membuat seluruh organ di seluruh tubuh dimanfaatkan untuk melakukan hal baik, seperti belajar, berlatih hingga menguji mental. Jika Tuhan masih memberikan kesehatan dan kemampuan, masih pantaskah kita sebagai manusia untuk menyia-nyiakannya?



Baca juga: 5 Kebiasaan Ini Hanya Akan Membuang Waktu Berhargamu


Jadi buanglah anggapan "ketuaan" dalam bercita-cita. Tidak semua cita-cita itu butuh puluhan tahun untuk terwujud. Menentukan cita-cita ketika dewasa akan melibatkan lebih bayak pertimbangan jika dibandingkan saat masih di Sekolah Dasar dulu. Biasanya menyesuaikan dengan batas kemampuan diri dan realita kehidupan sehingga tidak terlalu muluk-muluk. 


Nah, mumpung lembaran pertama di tahun 2021 baru saja terbuka, tidak ada salahnya mencoba membuat cita-cita baru dan dipecah menjadi resolusi-resolusi yang lebih spesifik. Jika selama ini hanya menganut paham "seperti air mengalir" dalam hidup, maka rubahlah segera agar tidak terlalu lama hanyut terbawa arus tanpa keinginan untuk bertahan. Sebelum semuanya terlambat hingga nanti hanya menjadi buih yang tidak berarti di lautan. 


Selamat tahun baru dan semoga bermanfaat.



7 comments

  1. Semangat bund, selamat tahun baru juga :D

    ReplyDelete
  2. Semangat bund, selamat tahun baru juga :D

    ReplyDelete
  3. Wah, Uni Eka urang awak rupanya. Salam kenal ya Uni dari Bukittinggi 😁
    Saya setuju gak ada batasan "expired" dalam mewujudkan cita-cita. Harus yakin dan percaya. Happy new year Uni Eka 😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. Huaa..urang kampuang! Salam kenal Uni Mizzyani 🤗
      Yap, betul banget. Harus tetap semangat terus. Selamat tahun baru juga 😊

      Delete
  4. semangat adalah kunci. usia berapa pun jika penuh dengan semangat, pastinya hidup akan lebih produktif, dan menjadi produktif itu menyehatkan..

    "happy new year/ may we all have a vision now and then/ if we don't we might as well lay down and die" ABBA

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul banget! Produktif itu bikin sehat.
      Selamat tahun baru 2021. Semangat untuk resolusi baru 🤗

      Delete

Sebelum komentar, login ke akun Google dulu ya teman-teman. Jangan ada "unknown" diantara kita. Pastikan ada namanya, biar bisa saling kenal :)