Ah, lebay banget sih! Digituin aja langsung marah. Kan cuma bercanda.
Entah kenapa, sejak kata lebay semakin menyatu dalam percakapan kita, secara tanpa sadar, kita seperti menyepelekan perasaan orang lain. Padahal, ketika apa yang kita ucapkan dan lakukan ternyata menyakiti perasaan seseorang, berarti yang salah adalah kita, bukan sebaliknya.
Dalam pergaulan, ketika seseorang tersakiti, merasa tertindas, merasa terhina dan merasa terpojokkan akibat perlakukan seseorang, itu masuk ke dalam kategori perundungan. Sekalipun ngakunya cuma bercanda, tapi kalau sudah ada pihak yang tidak nyaman, itu bukan lagi bercanda.
Nyatanya, perundungan masih menjadi momok di dunia pendidikan Indonesia. Kalau kata Mas Menteri Nadiem Makarim, perundungan masuk ke dalam salah satu dari 3 dosa besar pendidikan yang harus dihapuskan. Beliau juga mengatakan bahwa 24,4 persen dari peserta didik kita berpotensi mengalami insiden perundungan, dan ini merupakan angka yang sangat besar (dilansir dari disway.id).
Baca juga: Anak Bertengkar dengan Teman, Orang Tua Harus Apa?
Sebenarnya, apa sih perbedaan bercanda dengan perundungan? Apakah hanya dalam lingkup pergulatan emosi saja, atau ada yang lainnya? Simak penjelasan berikut, ya. Sangat penting diketahui anak-anak kita, orang tua, maupun seluruh pihak yang terlibat dalam ekosistem pendidikan.
-
Salah Satu Pihak Berkuasa
Nah, ini adalah salah satu pembeda terbesar antara bercanda dan perundungan. Kalau bercanda, semua yang berkomunikasi, yang melontarkan kata-kata bercanda tersebut, kedudukannya setara. Maksudnya, tidak ada pihak yang mendominasi, dan memegang kendali. Semuanya dapat terlibat, tidak ada pembeda.
Sedangkan perundungan, ada salah satu pihak paling berkuasa yang memegang kendali. Bukan kekuasaan yang berkonotasi positif, ya. Tetapi kekuasaan untuk menyakiti pihak lainnya yang tak berdaya. Pihak berkuasa inilah yang disebut dengan perundung atau pelaku perundungan.
-
Ada yang Tersakiti
Dalam bercanda, karena semua setara, jadi kesan yang muncul adalah senang dan bahagia. Yang bisa menjadi bayangan mudahnya adalah semua tertawa. Tidak ada yang terintimidasi, marah, kesal dan sebagainya. Pokoknya, semua happy saja.
Berbeda dengan perundungan, karena hanya salah satu pihak berkuasa saja yang mendominasi, melakukan ejekan, hinaan, atau perbuatan tak pantas lainnya, yang tertawa itu ya hanya Si Pelaku. Sedangkan pihak lainnya, jelas merasa tersakiti, mencakup segala definisi rasa tersakiti itu. Pihak tersakiti inilah yang disebut korban perundungan.
-
Dilakukan dengan Sengaja dan Berulang Kali
Kalau hanya sekali saja, bisa jadi itu ketidaksengajaan atau bentuk sarkasme, yaitu sindiran atau omongan yang menyakiti orang lain, tetapi dikarenakan pelakukanya tidak paham etika. Begitu pula dengan bercanda. Mungkin bisa saja topik yang sama dibahas berulang kali, tetapi tetap tidak disengaja, apalagi direncanakan. Ya, ngalir saja.
Kalau perundungan, Si Perundung sangat dengan sengaja menyakiti korbannya, meski tahu bahwa korabn sudah tak berdaya. Malah semakin senang jika korban makin tersudut dan tertindas. Mereka tahu bahwa itu tak baik, tapi tetap dilakukan berulang kali secara terus menerus. Bahkan, kadang direncanakan.
Sudah sangat detail perbedaanya. Perundungan dan bercanda itu sama sekali bukan hal yang bisa disamakan. Atau menyembunyikan kesalahan dengan alasan bercanda ketika ada yang tersakiti berkat perlakuan kita. Apalagi sampai dilakukan berulang kali, padahal sudah tahu orang lain merasa enggak nyaman dengan itu.
Baca juga: Kapan Sebaiknya Anak Mulai Sekolah?
Dengan mengetahui perbedaan bercanda dan perundungan, kita bisa membekali diri agar tak menjadi pelaku dan dapat mengambil tindakan segera apabila ternyata sudah menjadi korban. Apa yang mesti dilakukan? Ingat rumus 2T 2L, yaitu Tolak Teriak Lari Lapor. Selanjutnya insyaAllah akan saya bahas lebih lengkap di tulisan setelah ini.
Stay tune di novarty.com.
Semoga bermanfaat.
Update, sudah tayang ya artikel tentant menghadapi perundungan di sekolah. Silakan dibaca.
Cara Menghadapi Perundungan Di Sekolah, Anak dan Orang Tua Wajib Tahu!
kadang kalau ada anak-anak yang main terus bilang ke temennya "kamu lebay", aku dengernya kayak gimana gitu
ReplyDeletekesannya kayak "merendahkan" aja menurutku
aku aja yang gede kayak gini, kadang kalau ada temen yang bercanda tapi menurutku kayak nggak liat tempat, pasti agak kesel juga.
mungkin maksudnya bercanda tapi nggak disaat yang tepat
Makanya ketika ada yang tersakiti, berarti itu bukan lagi bercanda, Mbak. Dan kita berhak untuk mengatakan tidak suka.
Delete