Agak miris sebenarnya. Saya baru mencoba sensasi menunggangi kuda di usia kepala tiga. Itu pun karena menemani anak kedua saya yang masih rentan dibiarkan duduk sendiri saat kuda berjalan. Tapi, meski ini yang pertama, saya belajar banyak soal keamanan.
Mungkin tampak sepele dan santai. Kuda berjalan pelan, serta ada petugas yang mendampingi. Kita tinggal duduk tenang dan menikmati. Namun, entah kenapa, bayangan akan amukan kuda yang beberapa kali pernah saya lihat di unggahan video media sosial dan televisi, membuat kewaspadaan itu meningkat. Bukan menakut-nakuti, tapi peluang hal yang sama terjadi pada saya tetap ada, bukan? Apalagi ada anak-anak yang turut naik. Tentu lebih harus berhati-hati lagi.
Baca juga: 7 Tips Saat Membawa Anak Ke Bioskop untuk Pertama Kali
Nah, bagi teman-teman yang mungkin juga belum terlalu berpengalaman menunggangi kuda, beberapa tips aman berikut bisa dijadikan pegangan agar kejadian kuda mengamuk karena tidak nyaman dengan kehadiran kita disekitarnya atau di punggungnya bisa dihindari.
Oiya, beberapa dari tips ini buah dari obrolan panjang saya dengan mamang-mamang pendamping. Alhamdulillah ya, dapat ilmu baru.
-
Perhatikan Kondisi Kuda
Kalau poin pertama ini, jelas murni dari saya. Apa pun yang akan disentuh, apalagi terkait makhluk hidup lain yang akan berinteraksi dengan anak-anak, pasti harus lolos dari kriteria "standar" saya. Maklum, sejak jadi ibu, pikiran jauh lebih panjang. Sebaiknya pilihlah kuda yang bersih, terawat, segar, tenang dan sehat. Ukurannya jangan terlalu kecil, apabila yang menunggangi orang dewasa. Kan kasihan. Hindari kuda yang tampak letih, kurus atau gerak-geriknya mencurigakan padahal ada petugas di sampingnya. Cari aman saja.
-
Bila Butuh Bantuan Saat Naik, Mintalah
Ternyata, naik ke atas punggung kuda itu tidak mudah, Bestie. Bertumpu hanya pada sebaris besi sebagai pijakan, lalu menaikkan seluruh tubuh ke atas, sangat sulit dilakukan oleh pemula seperti saya. Nah, dari pada memaksakan diri dan membuat tubuh kuda berat sebelah gara-gara kesulitan menopang pijakan kita yang tak seimbang, mending mintalah kursi, tangga atau sejenisnya. Ini demi kenyamanan kita yang bisa saja terjatuh, kram (karena saya sempat kram saat kaki naik terlalu tinggi, entah kenapa), serta kenyamanan kuda itu sendiri.
-
Pastikan Posisi Duduk Pas
Di punggung kuda sebenarnya sudah ada dudukan khusus yang sepertinya hanya muat untuk satu orang. Bila memang porsinya satu orang, tak perlu memaksa naik berdua. Kecuali dengan anak yang masih belum bisa duduk aman sendiri, alias butuh pendamping, ini tidak masalah. Saya kembali membayangkan ketidaknyamanan kita selama duduk dan juga kenyamanan kudanya. Segala yang terpasang di tubuh kuda, kalau tidak pas atau ada bagian yang menekan padahal seharusnya tidak, pasti akan menyiksanya. Betul, kan?
Ditambah lagi saat nanti kuda berjalan, ada irama gerakan yang semakin menyulitkan orang-orang yang belum pernah naik kuda. Macam saya kemarin. Kalau duduk saja tidak pas, risiko jatuh atau cedera pasti ada.
-
Tubuh Mengikuti Gerakan
Kesulitan selanjutnya yang saya alami adalah mempertahankan posisi duduk lurus saat kuda berjalan. Mungkin karena berbagi tempat duduk juga dengan anak, saya nyaris tumbang ke samping di beberapa langkah awal kuda berjalan. Kebetulan, jalan yang dilalui tidak mulus, menurun, menanjak dan di permukaan yang tidak rata plus penuh batu.
Tapi, lama kelamaan, saya menemukan cara terbaik untuk mengatasi ini, yaitu mengikuti irama gerakan langkah kuda. Pantas saja saat menyaksikan orang-orang berkuda, tubuhnya seperti sedikit maju-mundur. Inilah triknya agar tetap stabil. Jadi tubuh jangan ditahan untuk tetap diam. Gerakkan saja sesuai gerakan kudanya. Dan ini juga yang mungkin menjadi alasan kenapa berkuda disebut sebagai olahraga, karena ternyata cukup melelahkan bagi saya yang memang tidak pernah berolah raga.
-
Hindari Menyentuh Bagian Belakang dan Kaki Kuda
Catat ini, ya. Karena saya mungkin akan ditendang kuda yang baru saja dengan ramah mengantar saja berkeliling kalau tidak segera diberi tahu mamang-mamang yang mendampingi. Bermaksud mengucapkan terima kasih, saya mengelus bagian perut agak ke arah ekornya. Berharap itu bisa membuat Si Kuda merasa disayang.
Tidak menyangka, menyentuh bagian tersebut sangat berbahaya! Bagian perut ke bawah hingga ekor, serta bagian kaki, jangan sekali-kali disentuh. Kuda tidak nyaman dengan itu dan pasti cenderung akan menendang. Wah, jangan sampai berakhir di rumah sakit gara-gara salah pegang.
Lalu, bagian apa yang paling menyamankan bagi kuda untuk dipegang oleh manusia? Bagian rambutnya. Cukup dielus-elus saja rambut panjangnya, itulah yang kuda suka. Terima kasih, Mamang. Sudah memberi informasi penting ini.
-
Jangan "Memaksa" Kuda
Saya akan sedikit bercerita agar maksud "memaksa" di sini bisa tersampaikan. Jadi, di lokasi saya menaiki kuda, ada spot lapangan rumput untuk berfoto. Saya pikir, kuda yang saya naiki akan tenang saja memakan rumput yang ada di depan matanya selama kami berfoto. Ternyata salah. Baru dua jepretan foto, kuda saya sudah bergerak-gerak terus sampai mamang yang memegangi tidak bisa manahan. Dia inginnya tetap jalan, tidak mau berhenti di situ.
Agak sedih sih sebenarnya, karena ingin berfoto lebih banyak lagi. Tapi ya sudah, dari pada kuda makin berontak dan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, saya akhirnya membiarkan saja kuda tersebut berjalan kembali. Tampak Mamang pendamping juga lega.
Jadi, lebih baik tidak memaksakan kuda untuk menuntaskan apa yang kita inginkan. Itu maksudnya. Toh dengan kuda yang sudah tenang mengantar kita berkeliling, sudah cukup memberikan pengalaman menarik. Sekali lagi, mending cari aman saja.
Mungkin ada yang menilai bahwa saya terlalu lebay. Padahal selama ini berkuda tampak tidak berbahaya. Apalagi berkuda di tempat wisata, selalu tenang dan nyaris tak ada masalah. Ada pendampingnya pula.
Baca juga: Tips Liburan Keluarga Nyaman dengan 2 Anak Kecil
Ya, saya pun tidak menyalahkan pendapat tersebut. Namun tetap saja, kuda adalah makhluk hidup yang bisa saja merasa terancam, tidak nyaman atau rasa-rasa lainnya yang membuatnya bisa mengamuk karena kehadiran kita yang dianggap menggangu. Alangkah lebih baik bila kita juga memperhatikan kondisi kuda demi kemanan kita juga.
Semoga bermanfaat.
Ternyata berkuda itu seru! Saya pasti akan mengulanginya lagi bila ada kesempatan di lain waktu.
Baru tau juga kalau tidak boleh nyentuh bagian perut ke belakang. Meski sering liat kalau pemilik kuda mengelus hanya di rambut kuda. Tp ga ngeh kalau itu cara mengucapkan terima kasih yg bener ke kuda.
ReplyDeleteIya aku pun baru tau kalau menyentuh bagian itu bikin kuda nggak nyaman. Untuuuung aja segera dibilangin mamangnya
DeleteDulu suka naik kuda di daerah taman sari bandung waktu masih kecil. Saat anak2 masih kecil takut gara2 kudanya mabur terus gak berani lagi
ReplyDeleteSerem banget pasti ituuuuu
DeleteNamanya hewan, nggak bisa kita pastikan akan selalu tenang ya, Mbak. Mesti waspada banget banget
Pengalaman berkuda sejak 10 tahun lalu di daerah pegunungan. Pengin merasakan kaya apa sih naik kuda. Lah.....cem kaya jatuh saya Mbak Nov, wuakakakak. Bener sekali kalau badan tegang tidak mengikuti gerakan kuda, alamaaaaaaaaak!
ReplyDeleteTooosss sama lah kita berarti Mbaaaak
DeleteBerasa mau tumbang ke samping gitu kan ya. Semakin berusaha tangguh mempertahankan posisi, eh malah makin miring wkwkwk
Ternyata mesti goyang-goyang juga biar aman 😅
Mbaaa, sama ih, aku juga pas naik kuda trakhir kali, itu kram kaki 😂😂. Sampe ga bisa turun. Mana kudanya tinggi bangeeet.
ReplyDeleteJujur takut dan ga nyaman. Aku ngerasa kayak mau jatuh. Makanya sampe skr ga pernah mau naik lagi. Mungkin blm biasa juga. Jalan aja udh serem, apa kabar kudanya lari 🤣🤣
Tapi makasih buat tips nya. Mungkin next kalo memberanikan diri lagi, aku bakal ikutin. Ttg ga boleh menyentuh bagian belakang dan kaki, itu penting. Aku kayaknya pernah megang 😂
Berarti bukan aku aja yang kram pas naik kuda 😂
DeletePadahal naik, duduk, turun doang, tapi kok bisa ya kita kram Mbak wkwkwk
Sama-sama, Mbak. Makasih juga sudah mampir baca-baca.
Semoga next time keberaniannya muncul lagi yaaa