Mereka semakin besar. Akan tiba masanya saya tak bisa sebebas itu melebarkan kedua tangan dan menanti mereka berlari memeluk bundanya. Mungkin nanti, dekapan hanya ada di momen-momen tertentu saja. Dan sekarang, tak akan saya siakan waktu untuk menciptakan sebanyak mungkin kebersamaan dan memeluk erat tubuh mungil mereka.
Dulu, saat anak-anak masih terlalu kecil dan tak bisa lepas sedetik pun dari saya, batin ini terus mempertayakan, kapan mereka akan tumbuh besar dan mandiri. Tapi ketika apa yang saya batinkan itu perlahan terwujud, ada kekhawatiran yang muncul tanpa diduga. Justru saya yang tidak siap bila anak-anak punya kehidupan sendiri. Lebih memilih menghabiskan akhir pekan bersama teman-teman, atau lebih jauhnya, mereka akan merantau dan membangun keluarga baru yang tak akan mungkin saya campuri urusannya.
Saya kira akan lebih bebas dan lepas, nyatanya ada kekosongan entah di diri bagian mana. Apa yang saya tonton di drama Korea Reply 1988 benar adanya. Ada satu scene yang mengatakan bahwa akan tiba waktunya anak menjadi tamu di rumah sendiri.
Quality Time Mesti Diprioritaskan
Sekarang, yang punya tugas harian bukan cuma saya, tapi juga anak-anak. Ini memangkas waktu saya bersama mereka. Mulai dari bersekolah, seru-seruan bersama teman, hingga sibuk dengan gadgetnya di waktu yang sudah kami disepakati, yaitu 2 jam dalam sehari. Saya pun mencari aktivitas supaya tidak kebingungan sendiri, seperti menulis lebih banyak kata, membuat konten media sosial, membaca buku, atau menonton film.
Otomatis, saya dan anak-anak mulai intens menjalani aktivitas masing-masing. Mereka tidak "nempel" lagi sepanjang waktu dengan saya.
Baca juga: 5 Kebiasaan Sederhana Bersama Anak dengan Segudang Manfaat
Seperti yang saya singgung di awal tadi, mulai ada jarak yang membuat saya merasa hampa. Si Abang kini malu dipeluk, apalagi dicium di depan teman-temannya. Hanya bisa di rumah saja. Itu pun kadang ia terlihat terganggu kalau lagi sibuk melakukan sesuatu. Untung ada adiknya yang masih TK dan bersedia dipeluk sepuas saya. Besar kemungkinan, 2 tahun lagi, dia juga menghindar seperti kakaknya. Karena memang jarak usia mereka hanya 2 tahun. Dekapan itu akan menjadi hal mewah yang pasti saya rindukan.
Lagi pula, manusia memang butuh pelukan, lo. Apalagi anak-anak yang belum matang secara emosional. Seorang penulis sekaligus terapis, Virginia Satir, mengungkapkan dalam tulisannya bahwa seseorang butuh 4 pelukan setiap hari untuk bertahan hidup, 8 pelukan untuk pemeliharaan, dan 12 pelukan untuk pertumbuhan. Sebuah penelitian di tahun 2020 pun membuktikan bahwa anak yang menerima pelukan dari orang tuanya akan membantu untuk menjadikan mereka lebih tangguh di sepanjang hidupnya (Sumber: haibunda.com).
Namun, terlalu sempit bila mengartikan dekapan hanya sebatas pelukan. Suasana kebersamaan dengan orang tercinta, pasti mendekap memori kehangatan yang tak akan pernah dilupa.
Pasti akan selalu ada yang setara dengan pelukan dalam sebuah quality time. Seperti kata Direktur Psikologi di Rumah Sakit Anak New Orlens, Diane Franz, PhD, beberapa anak bisa saja tidak menyukai pelukan, macam anak pertama saya. Tapi, itu bisa digantikan dengan bentuk lain, misal tos atau pujian (Sumber: haibunda.com).
Maka dari itu, demi memberikan dan menciptakan ruang untuk sebuah dekapan, pelukan, atau apa pun yang setara dengan itu, saya berupaya memperbanyak waktu berkualitas bersama keluarga kecil kami. Secara raga, kami memang bertemu setiap hari. Malah saya selalu di rumah. Tapi, bukan berarti sepanjang hari itu menjadi waktu berkualitas untuk kebersamaan.
Dalam ilmu kesehatan, quality time diakui begitu berperan dalam membangun hubungan.
Mengutip dari Halodoc, quality time ini merupakan istilah untuk menggambarkan waktu yang kita habiskan bersama orang tercinta. Bukan hanya sekadar kehadiran fisik, tetapi juga melibatkan interaksi positif dan komunikasi. Di mana ini akan menciptakan kesempatan untuk mempererat hubungan, membangun ikatan emosional, dan menciptakan kenangan berharga.
Namanya saja usaha, berbagai jalan saya dan suami upayakan untuk membuka kesempatan quality time bersama anak-anak. Suami pun sadar betul bahwa waktu tak akan bisa terulang. Selagi anak-anak masih mau diajak ngobrol, jalan-jalan, dan melakukan banyak hal bersama orang tuanya, maka harus dimanfaatkan selagi bisa.
Ini beberapa quality time ala kami. Tak perlu selalu ke mana-mana. Dekat-dekat saja atau hanya di rumah saja, sudah cukup untuk mendekap satu sama lain dengan cara yang tepat. Sesekali, baru menjejak ke tempat yang lebih jauh demi mengukir pengalaman indah lainnya.
🌸 Ngobrol
Paling simpel. Biasanya sebelum tidur adalah waktu emas kami untuk membicarakan apa pun. Tidak ada gadget atau mainan yang mengalihkan perhatian. Tidak perlu membahas yang berat-berat, malah yang receh lebih asyik. Misalnya cerita saya masak keasinan, tadi anak-anak di sekolah jajan apa, atau permainan "Siapa yang paling cepat pegang jempol Ayah, dapat hadiah!" Hadiahnya paling dipeluk atau dicium. Itu saja anak-anak sudah kegirangan dan buru-buru menangkap jempol ayahnya yang digerakkan ke sana ke mari.
🌸 Makan Bersama di Rumah
Beda atmosfernya dengan makan di luar. Makan di rumah, terasa lebih dekat dan hangat. Meski rumah kami tidak luas, tidak bisa makan barengan di satu meja, kami tetap bisa makan bersama di satu waktu dengan duduk berdekatan. Biasanya pasti sambil ngobrol juga. Bisa dikatakan ini waktu emas kedua untuk saling berbagi cerita.
🌸 Nonton Film
Filmya film anak-anak, bukan film selera saya dan suami. Jangan salah, banyak kok film anak-anak yang menarik, lucu, bahkan membangkitkan nostalgia karena film tersebut sudah ada sejak saya masih kecil.
Bukan hanya diam saja selama menonton, tapi ada-ada saja yang dibahas. Rupa karakternya, tingkah laku anehnya, atau kekuatan yang tidak masuk akal. Paling seru melihat anak pertama saya dengan ayahnya yang sudah satu frekuensi. Membahas film Pokemon atau Boboiboy bisa lama sekali, bahkan bersambung terus ke hari-hari berikutnya. Kalau saya, masih yang ringan-ringan saja dengan anak kedua, seperti film Pocoyo, Numberblock, dan Pororo.
🌸 Bermain
Dunianya anak-anak yang satu ini tak boleh terlewat. Tidak melulu membelikan mainan, tapi saya dan suami juga ikutan main bersama mereka. Suami sih yang paling jago soal ini, karena dia juga hobi beli dan koleksi mainan. Misalnya membuat kreasi dari lego, main pesan-pesan makanan, atau sengaja membeli mainan yang bisa dimainkan bersama seperti ular tangga, ludo, dan uno.
🌸 Olahraga
Saya kebanyakan duduknya kalau untuk aktivitas yang satu ini, hehe. Pernah dua kali ikut main sepatu roda, besoknya langsung pegal dan memar karena keseringan jatuh. Makanya, tugas saya adalah memantau sambil teriak-teriak jangan kekencangan main sepeda atau larinya. Lagi-lagi, suami yang lebih banyak menggerakkan fisiknya untuk ikut kejar-kejaran. Kami bisanya ke taman terdekat di Minggu pagi atau ke lapangan. Habis itu, bisa sekalin mencari sarapan.
🌸 Jalan-jalan dan Liburan
Ini yang perlu diagendakan dan butuh waktu untuk menabung. Kami memang belum jadi keluarga sultan, tapi jalan-jalan dan liburan, semaksimal mungkin akan diwujudkan. Bagi saya, ini bukan buang-buang uang, karena tujuannya adalah menciptakan kenangan. Saya saja sampai sekarang masih ingat momen jalan-jalan bersama orang tua semasa kecil. Tentu anak-anak saya juga sama. Mungkin kami akan tertawa dan mengeluarkan air mata ketika melihat foto-fotonya puluhan tahun nanti.
Kalau jalan-jalan, bisa di akhir pekan. Biasanya ke mall atau objek wisata yang tak terlalu jauh. Masih sekitaran Jakarta. Sedangkan liburan, butuh beberapa hari dan pastinya akan menginap. Tidak yang sering, karena persiapannya lebih banyak. Syaratnya, gadget dan apa pun yang mengganggu, tak boleh mencuri kebersamaan kami. Wah, kalau sudah liburan, paling bahagia saat melihat raut wajah anak-anak yang selalu antusias dan bersemangat. Kami fokus untuk bersama, tak henti bercerita dan bercanda, hingga rasanya ingin terus mengulang kehangatan yang serupa
Pernah pula saya baca bahwa di usia anak-anak saya sekarang, yaitu 5 tahun dan 7 tahun, memang waktu yang tepat untuk lebih banyak berinteraksi. Karena mereka sudah merespon setiap kasih sayang, perhatian, dan kehangatan yang diberikan oleh orang sekitarnya.
Melansir dari Kompas, Rini Hildayani, psikolog anak Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, mengungkapkan bahwa secara alamiah anak akan lebih mengenali orang yang berinteraksi lebih baik dengannya, di mana kedekatan ini dinamakan dengan attachment.
- Usia baru lahir hingga 6 minggu merupakan fase preattachment. Anak belum bisa mengetahui siapa orang yang dekat dengannya.
- Usia 6 minggu hingga 6 atau 8 bulan merupakan fase attachment in the making. Anak mulai dapat membedakan orang yang dekat dengannya.
- Usia 6 atau 8 bulan hingga 18 atau 24 bulan merupakan fase clear-cut attachment. Anak sudah mampu membedakan dengan jelas orang yang dekat dengannya.
- Usia 18 atau 24 bulan ke atas, fase formation of reciprocal relationship. Anak dapat memberikan aksi timbal balik dari kedekatannya dengan seseorang.
Pantas saja, saya hanya butuh pemancing, anak-anak akan jauh lebih aktif berbicara, bergerak, menunjukkan kasih sayang, hingga tak ragu mengatakan Aku sayang Bunda, Aku sayang Ayah, dalam setiap kebersamaan kami. Betul apa yang dikatakan Papa saya. Rumah akan selalu ramai bila ada anak-anak.
Meski secara teori, quality time termasuk dalam salah satu love language, tapi menurut saya, semua orang akan membutuhkannya untuk mewujudkan bentuk love language yang lain. Saya memiliki love language act of service yang membutuhkan tindakan. Anak pertama saya pemilik love language words of affirmation berupa kata-kata yang positif. Sedangkan suami dan anak kedua kami, punya love language physical touch. Semuanya tak akan bisa diwujudkan bila tak meluangkan waktu untuk bersama. Quality time itulah wadahnya.
So, sesibuk apa pun, sebanyak apa pun tugas yang mesti diselesaikan, quality time tetap menjadi prioritas yang tak boleh diabaikan, apalagi ditinggalkan. Karena kalau sudah menjadi prioritas, pasti akan disempatkan. Kalau kata-kata di media sosial "Tidak ada orang yang benar-benar sibuk, itu hanya masalah prioritas". Kadang konten medsos ini bijak juga, ya.
Kekuatan Aroma yang Mendekatkan
Mendengar ini dari Si Bungsu yang masih hobi nemplok kalau lagi santai, auto bikin semangat mandi dan pakai wewangian. Saya pun menambahnya dengan handbody dan parfum biar wanginya lebih tahan lama. Ya, meski di rumah, enggak ke mana-mana. Sukses lo bikin mereka mendekat dan bersandar. Karena penasaran, kadang kakaknya juga ikut mandekat. Minimal bersandar.
Tapi, bicara soal aroma, terkhusus yang melekat di badan, memang terbukti punya kekuatan magnet tersendiri Kalau orang sudah wangi, kayak ada nilai plus-nya. Iya, kan? Malah bisa jadi pengenal. Tercium aroma lavender misalnya, oh, berarti si A yang lewat. Makanya sejak dari remaja, saya wajib pakai parfum biar pede. Kalau lupa, bisa galau seharian. Benar, bukan lebay. Malah bakal rela balik lagi ke rumah untuk menyemprotkan parfum bila belum berjalan terlalu jauh Begitu pentingnya parfum bagi saya.
Karena penampilan bukan hanya soal apa yang dilihat, tapi juga aroma apa yang disertakan. Pendapat saya begitu.
Berhubung sekarang sudah banyak sumber informasi mengenai bagaimana memilih parfum yang tepat, saya tak lagi "asal wangi" saat membeli. Kenapa? Karena banyak faktor yang mesti diperhatikan. Berikut beberapa yang saya garis bawahi.
✅ Pertama, parfum memiliki tiga tingkatan aroma, yaitu atas, tengah, dan dasar
Jadi, yang terhirup pertama kali itu adalah aroma tingkat atas atau top notes, sedangkan beberapa waktu setelahnya, baru muncul secara bertahap aroma tingkat tengah dan dasar. Makanya, lebih baik menunggu semprotan parfum mencapai aroma tengah dan bawah dengan memberi sedikit waktu.
- 15 menit pertama, aroma tingkat atas yang lebih kuat.
- 15 menit berikutnya, baru muncul aroma tingkat tengah. Sudah bisa dijadikan patokan untuk memilih parfum yang disuka.
- Sekitar sekitar 30-60 menit setelah pemakaian, aroma tingkat bawah atau dasarlah yang keluar. Bisa juga menjadi bahan pertimbangan dalam memilih karena ini yang bertahan paling lama setelahnya.
Kalau suka dengan aroma tingkat tengah dan bawah, baru bungkus!
✅ Kedua, memperhatikan jenis kulit
Ada yang menarik saat membaca artikel mengenai parfum unggahan Kompas. Seorang pakar wewangian membagikan pengalamannya selama lebih dari 20 tahun untuk menyeprotkan parfum ke banyak orang dan mencium aroma tersebut sesudahnya. Ternyata, parfum akan memberi aroma tertentu pada jenis kulit tertentu. pH kulit, hormon, bahkan pola makan bisa sangat memengaruhi.
Misal untuk jenis kulit berminyak, aroma top notes akan ditahan lebih lama dan mesti hati-hati karena unsur-unsur tertentu dalam parfum dapat menjadi berlebihan. Sedangkan kulit kering sebaliknya. Membutuhkan aroma yang lebih kuat karena aroma parfum yang lembut akan mudah hilang saat disemprotkan. Nah, kulit saya adalah jenis yang kering ini. Makanya parfum dengan note kuat lebih cocok. Tapi tidak berlebihan juga, ya. Mesti tetap nyaman di indera penciuman.
Kedua poin tersebut yang secara teori saya ketahui. Dan memang sangat membantu. Namun, tentu saja ada pertimbangan lain yang lebih personal.
✅ Ketiga, menyertakan selera anak-anak dan suami
Jangan samakan dengan saat masih gadis. Saya hanya memikirkan selera sendiri ketika membeli parfum. Terserah orang lain suka atau tidak, yang penting saya suka. Kan saya yang mencium aromanya sepanjang waktu.
Sekarang, mana bisa. Saya sangat berharap keluarga kecil ini bisa menikmati wewangian yang saya pakai. Apalagi sudah dibilang kalau lebih suka peluk bundanya yang wangi. Jadi, ketika membeli parfum, biasanya sekalian di saat momen jalan-jalan. Bisa meminta pendapat. Semuanya bilang wangi, saya akan pilih yang itu. Ini jauh lebih penting bagi saya karena yang paling sering menghirup aroma parfum yang saya pakai yang mereka ini. Tentunya setelah saya.
Sebagai lelaki, aroma segar menjadi idola. Mereka semua lelaki, cuma saya yang paling cantik. Makanya, yang segar-segar tapi masih ada manis-manisnya, menjadi gabungan dari selera kami. Inilah yang menjadi favorit.
✅ Keempat, kalau ada parfum yang berkualitas dan harganya terjangkau, kenapa tidak?
Intinya, parfum harga terjangkau yang kualitasnya tak kalah dari parfum branded. Wanginya tahan lama, racikan wanginya juga berkelas. Makanya, kalau ada parfum dengan harga ramah dan aromanya enggak kaleng-kaleng, serta tahan lama pula, kenapa tidak memilih yang itu? Malah dobel untung. Lebih hemat, parfum yang jempolan juga dapat. Apalagi kalau ketemunya brand lokal, bisa sekalian mendukung produk dalam negeri tercinta.
Kalau keempat poin tersebut terpenuhi, itulah parfum yang memikat hati saya. Dan bahagianya, parfum tea series terbaru dari HINT, yaitu varian Mintea, menjadi yang saya semprot-semprotkan beberapa waktu belakangan. Aromanya penuh kejutan! Bayangkan, aroma teh yang hangat, bisa dibuat segar oleh HINT. Ini mah kesegaran yang penuh kehangatan namanya.
Kesegaran dan Kehangatan HINT Mintea Eau De Parfum Temani Kebersamaan Kami
HINT baru saja menghadirkan aroma tea series yang memanjakan indera penciuman. Launching-nya awal September 2024 ini. Ada varian Zenca dan Mintea. Sama-sama memberi aroma teh, tapi dibuat berbeda dengan daya tarik masing-masingnya. Pilihan saya, varian Mintea yang segar sekaligus tetap ada kehangatan teh yang menyertai.
Bicara soal teh, kekuatannya memang terbukti ampuh untuk menenangkan. Sadar atau tidak, teh hangat saja seakan menjadi obat darurat segala keluhan kesehatan. Misal tidak enak badan, langsung kepikiran minum teh. Pusing pas upacara, dikasihnya juga teh hangat. Pas menggigil kedinginan apalagi, saya sih langsung menyeduh teh tanpa tunggu-tunggu.
Tapi, bukan berarti tidak bisa dibuat segar. Es teh sudah yang paling benar untuk melepas dahaga di siang bolong. Ketika makan yang pedas-pedas, arah selera saya selalu condong ke segelas teh dingin. Bisa dikombinasikan pula dengan banyak bahan lainnya. Dicampur lemon, mantap. Ditambah susu, sedap. Enggak akan habis-habis kalau membahas tentang teh dan sisi menariknya sehingga digemari di seluruh dunia.
Baiklah, kembali lagi ke HINT Mintea Eau De Parfum yang berhasil bikin anak-anak bilang kalau saya wangi. Surprised banget pas pertama kali pakai. Setiap tingkatan aromanya penuh kejutan dan semuanya enak. Pas baru disemprotkan, mint dan tehnya kuat sekali. Setelah beberapa lama, terhirup semakin lembut namun tetap segar, serta menyamankan.
🌸 Aroma Tingkat Atas: Tea dan Bergamot
Aroma segar di top notes atau tingkat atas, cocok sekali dipakai setelah mandi biar segarnya maksimal. Wangi tehnya jelas, serta bergamot yang segar, ada mint-mint-nya, dan sedikit manis juga menyatu. Karena aroma identik maskulin ini, buat suami juga cocok. Soalnya kalau aroma lembut dan feminin, dia kurang berminat, hehe.
🌸 Aroma Tingkat Tengah: Bigarade dan Sage
Setelah beberapa menit pakai, HINT Mintea memberi aroma bigarade dan sage. Segarnya setingkat lebih lembut dan ditambah dengan aroma sage yang hangat. Dari tiga tingkatan aroma HINT Mintea, middle notes ini yang paling saya suka. Sesuai kan dengan tip memilih parfum yang cocok, yaitu lebih baik menyamakan selera dengan aroma tingkat tengah.
🌸 Aroma Tingkat Dasar: Sandalwood, Musky, Wood
Terakhir, base notes atau aroma dasar yang paling lama merebak setelah disemprotkan, bagi saya lebih hangat dan menenangkan lagi. Kalau sudah ada aroma kayu-kayuan, ketenangan dalam dan naturalnya yang menonjol. Sandalwood atau kayu cendana dan musky, membuat aromanya semakin manis, powdery dan ada juga yang mendeskripsikannya dengan aroma huggable. Sudah makin jelas kan kenapa HINT Mintea cocok untuk ber-quality time bersama orang terkasih? Wanginya huggable!
Demi menghasilkan aroma segar sekaligus hangat dari teh tersebut, HINT Mintea mengajak perfumer asal Prancis bernama Guillaume Flavigny. Guillaume memilih daun teh asal Maroko sebagai base scent untuk Mintea dengan tambahan Bergamot yang membuat aromanya lebih kaya.
Eits, tapi bukan hanya jatuh hati dengan setiap tingkat aromanya. HINT Mintea juga menggunakan MoodBoosterScent Technology yang dapat meningkatkan energi dan suasana hati pengguna. Teknologi Moodbooster dapat meng-utilize semua tingkatan aroma yang terdapat di dalam parfum sehingga membuat perasaan lebih senang dan mood akan lebih stabil. Catat, ya. Emak-emak yang mood booster banget seperti saya, pertimbangkan deh pakai parfum dengan teknologi ini.
Fix, ini yang saya sebut sebagai parfum berkualitas dan modern dengan proses pembuatannya yang tidak main-main. Untuk mendapatkan aroma HINT Mintea, melibatkan pakar profesional dan teknologi.
Eau De Parfum yang melekat pada penamaannya juga ada artinya. Eau de Parfum atau disingkat ADP ini merupakan wewangian yang memiliki konsentrasi essential oil sebesar 15-20%. Jumlah konsentrasi yang akan menghasilkan aroma lebih tajam dan lebih tahan lama bila dibandingkan dengan Eau de Toilette (EDT) dengan tingkat konsentrasi essential oil yang lebih rendah.
Ini yang membuat aroma HINT Mintea bisa awet sekitar 4-5 jam setelah disemprotkan. Pengalaman saya setelah pakai, memang selama itu durasi wanginya. Malah kalau disemprotkan ke pakaian, bisa awet sampai besoknya. Karena pas jemput anak-anak, saya suka buru-buru dan pakai parfumnya baru ingat setelah ganti baju. Seringnya sih seprot ke jilbab. Jilbabnya pun biasanya dipakai beberapa kali, enggak mungkin setiap dipakai 10 menit langsung cuci. Makanya saya membuktikan kalau di pakaian, HINT Mintea awel berkali lipat lebih lama.
Recommended banget untuk parfum seharga 200 ribuan. Brand lokal lagi. Belinya pun praktis, bisa melalui official website hintofyou.com atau HINT Official Store di Shopee.
Pastikan memakai parfum beberapa semprotan di area denyut nadi, seperti di belakang telinga dan pergelangan tangan, ya. Soalnya di titik ini, kulit lebih tipis dan lebih dekat dengan pembuluh darah, sehingga menghasilkan panas yang lebih tinggi. Kondisi tepat untuk menyebarkan aroma parfum. Dapat juga disemprotkan ke pakaian dengan jarak 15-20 cm. Cara-cara ini akan membuat aroma parfum lebih awet.
Sudah deg-degan takut perih, eh, ternyata tidak terasa apa-apa. Lukanya pun tidak infeksi dan mengering dengan baik setelahnya. Wah, secara tidak langsung, saya menyimpulkan bahwa kandungan HINT Mintea tidak perlu ditakutkan bikin iritasi kulit. Bahkan di luka saja aman.
Untuk kemasan, HINT Mintea masih sama dengan varian yang terdahulunya. Elegan dengan kaca transparan, font embossed tanpa banyak elemen tambahan, alias minimalis, serta tutup bulatnya yang melengkapi dan pas. Warna birunya juga menggambarkan kesegaran aroma Mintea. Ukurannya masih oke untuk dibawa travelling, yaitu 50 ml. Dilengkapi dengan hardbox, membuat pengemasannya semakin eksklusif. Dijadikan kado, parfum HintOfYou bagus banget sih.
Sejauh ini, saya masih nyaman memakai HINT Mintea. Baik di saat kebersamaan di rumah, apalagi kalau mau ke luar rumah. Percaya diri bukan hanya saat berpapasan atau bertemu kenalan dan orang luar, tapi akan jauh lebih dibutuhkan saat berdekatan dengan orang tercinta.
Baca juga: 7 Tips Saat Membawa Anak Ke Bioskop untuk Pertama Kali
Selagi masih ada kesempatan, bahkan dalam kesibukan yang dirasa tak ada ujungnya, quality time perlu diupayakan. Manusia butuh tempat bersandar dan tujuan pulang. Rumah bukan hanya soal wujud fisik, tapi dekapan mereka yang kita kasihi, percaya, dan terikat secara emosional, jauh lebih nyata dan berdampak.
Bagi saya sekarang, quality time bersama anak-anaklah yang dibangun. Tidak mungkin ikatan itu terjalin kuat dalam waktu singkat. Dekapan hangat yang tercipta dalam setiap kebersamaan yang diusahakan sesering mungkin itu, akan tertanam, meresap hingga ke alam bawah sadar mereka. Sehingga yang menjadi rumah kepulangan, tetap orang tua, bunda dan ayahnya. Baik saat berduka, maupun bahagia.
Karena gelar sebagai orang tua kekal adanya. Bahkan ketika raga tak lagi bisa saling bersua.
Semoga bermanfaat.
Referensi
Anak Kecil Butuh Banyak Pelukan, Ini Jumlah Minimal dalam Sehari agar Nilai Akademis Lebih Baik. Tautan: https://www.haibunda.com/parenting/20240715104655-62-342250/anak-kecil-butuh-banyak-pelukan-ini-jumlah-minimal-dalam-sehari-agar-nilai-akademis-lebih-baik
Menjalin Kedekatan dengan Anak Meski Sibuk Bekerja. Tautan: https://megapolitan.kompas.com/read/2013/03/26/15483777/~Psikologi
5 Manfaat Quality Time bersama Keluarga Tercinta. Tautan: https://www.halodoc.com/artikel/5-manfaat-quality-time-bersama-keluarga-tercinta
Jenis Kulit Dapat Pengaruhi Aroma Parfum, Ini Faktanya. Tautan: https://lifestyle.kompas.com/read/2022/12/22/151900120/jenis-kulit-dapat-pengaruhi-aroma-parfum-ini-faktanya
No comments
Sebelum komentar, login ke akun Google dulu ya teman-teman. Jangan ada "unknown" diantara kita. Pastikan ada namanya, biar bisa saling kenal :)