Mengingat kepraktiksan dan potensi dari bisnis digital, tidak heran bila bidang ini semakin dilirik. Saya yang ibu rumah tangga saja, menyesal kenapa tidak dari tahun lalu fokus menjual produk digital, padahal sudah menulis beberapa e-book saat itu. Tak apa terlambat. Alhamdulillah bersyukur akhirnya bisa fokus juga membangun aset produk digital dan mulai merasakan penghasilan dengan nominal jutaan dalam jangka waktu 2 bulan. Menarik, kan?
Makanya, banyak yang bertanya, gimana sih caranya bikin produk digital? Mulai dari bikin e-book, bikin worksheet, game interaktif, dan sebagainya. Padahal, langkah pertama yang harus dilakukan bukan membuat produk digitalnya, melainkan menentukan niche-nya.
Apa itu niche? Kenapa kita penting menentukannya dulu sebelum membuat produk digital? Bagaimana bila kita tidak punya niche? Baca artikel ini sampai habis, ya.
Apa itu Niche?
Sederhananya, niche adalah fokus yang kita pilih untuk tujuan tertentu. Dalam hal ini, tujuan kita tentu untuk menjual produk digital. Tapi, niche bukan hanya sekadar fokus, karena banyak hal yang mesti dipertimbangkan agar memilih yang tepat. Jangan sampai ikut-ikutan yang viral, padahal itu bukan niche yang cocok untuk kita.
Beberapa contoh niche yang familiar kita lihat adalah kesehatan, keuangan, parenting, hingga yang lebih spesifik misalnya AI, bertanam sayur hidroponik, atau masakan keluarga dengan harga di bawah 100 ribu per hari. Semakin spesifik niche, semakin menyasar target pasar yang spesifik pula. Sehingga akan lebih tepat sasaran, Namun, perlu diperhatikan pula apakah niche yang spesifik tersebut potensial untuk keberlanjutan penjualan produk digital kita nantinya.
Niche ibarat GPS yang mengarahkan kita untuk melangkah dan mengambil keputusan.
Niche dapat memberi arah mulai dari menentukan produk digital, strategi promosi, hingga eksekusi kontennya. Bila tidak punya niche, kita pasti kebingungan membuat produk digitalnya. Kita membuatnya untuk siapa? Masalah apa yang dapat diselesaikan dengan produk digital kita?
Intinya, jelas niche-nya, jelas target audiensnya, jelas masalahnya, jelas pula produk digital yang dapat kita buat untuk mengatasi permasalahan mereka.
Ingat, dalam berbisnis atau berjualan, kita tidak bisa menyasar semua orang. Harus spesifik agar tepat sasaran. Permasalahan setiap orang berbeda, sehingga yang mereka butuhkan juga berbeda. Karena yang dibutuhkan calon pembeli adalah manfaat dari produk digital yang kita tawarkan. Kalau tidak sesuai dengan masalahnya atau cenderung hanya bersifat umum saja, untuk apa dibeli? Betul, kan?
3 Pertimbangan Dasar untuk Memilih Niche yang Tepat
Sebenarnya, ada beragam cara dan pertimbangan yang dapat dijadikan acuan dalam menentukan niche yang tepat. Tapi, terlalu panjang bila dituliskan semua di sini. Jadi, yang akan saya bahas adalah yang paling dasar dengan 3 pertimbangan. Walaupun dasar, ini sudah cukup untuk memilih niche.
Dari gambar di atas, tampak ada irisan di tengah antara interest, experience/skill, dan juga audience needs. Itulah niche. Apa satu topik yang mencakup ketiganya.
✅ Interest
Merupakan hal atau aktivitas yang menarik dan kita sukai. Istilahnya adalah passion. Cobalah menuliskan hal atau aktivitas apa saja yang membuat kita bergairah atau bersemangat untuk melakukannya, bahkan bisa membuat lupa waktu. Misalnya memasak, desain, berbagi konten tentang parenting, menulis, merajut, atau foto-foto.
Intinya, kita SUKA. Ini akan menjadi modal utama untuk konsisten dan bertahan saat tantangan datang.
✅ Experience/Skill
Pengalaman atau kemampuan yang kita miliki. Bisa jadi banyak hal yang kita sukai. Tapi, belum tentu kita memiliki pengalaman dan keahlian di semua hal tersebut. Misalnya saya suka foto-foto, tapi foto yang saya hasilkan tidak bagus. Mending saya memilih niche ibu rumah tangga produktif karena saya memiliki pengalamannya. Di sini, sudah mulai mengerucut bidang apa yang tepat untuk menjadi niche kita.
✅ Audience needs
Dari apa yang kita suka dan kita bisa, saatnya menyaring kembali dengan kebutuhan audiens. Apakah orang-orang membutuhkanya? Apakah ada masalah yang dapat diselesaikan? Misal teman-teman suka sekali mengoleksi perangko dan ahli dalam menilai perangko yang mahal, langka, serta hafal asalnya, sejarahnya, atau informasi lainnya. Tapi, setelah diriset, audiens sekarang kurang membutuhkan itu, Ada, paling hanya sedikit dan rasanya kurang potensial.
Mending cari hal yang disuka dan dibisa lainnya. Seperti suka merajut, walau identik dengan aktivitas ibu-ibu, nyatanya sekarang merajut juga disukai oleh banyak anak muda. Malah sudah banyak yang mendapatkan penghasilan dari sini dengan menjual hasil inovasi rajutannya. Maka ini bisa menjadi pilihan niche yang lebih bijak.
Ketiga hal tersebut dapat menjadi acuan dasar untuk menentukan niche yang tepat. Bila teman-teman ingin mempelajari niche lebih dalam, pertimbangan lainnya yang juga tak kalah penting untuk dipikirkan, serta segmentasi target audiens/target pasar, silakan baca e-book Tentukan Niche-mu melalui tautan ini: https://lynk.id/novarty/mv3180wd3xw1
Jadi, jangan buru-buru memikirkan cara membuat produk digitalnya. Tentukan dulu niche-nya, sehingga kita bisa tahu target audiens yang dituju, permasalahan mereka, dan solusi yang dibutuhkan.
- Kalau target audiensnya orang tua dengan anak usia balita, maka produk digitalnya bisa berupa e-book resep MPASI, worksheet anak untuk belajar mengenal angka dan huruf, atau kelas-kelas parenting terkait tumbuh kembang anak.
- Kalau target audiensnya ibu rumah tangga yang ingin berpenghasilan, yang dibutuhkan adalah kelas online untuk mengembangkan diri, e-book manajemen waktu, atau planner produktivitas di rumah selama 1 bulan.
Semoga bermanfaat.
No comments
Sebelum komentar, login ke akun Google dulu ya teman-teman. Jangan ada "unknown" diantara kita. Pastikan ada namanya, biar bisa saling kenal :)