Bencana banjir di Sumatera bagian atas, yaitu Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, masih membutuhkan perhatian ekstra dari berbagai pihak. Per hari ini, 4 Desember 2025, data BNPB menyatakan 836 korban meninggal dunia dan 518 korban hilang (sumber: Detik). Jangan ditanya lagi kondisi lokasinya, luluh lantak. Keadaan pasca banjir butuh penanganan dan bantuan dari segala pihak SEGERA.
Seketika setelah banjir besar melanda banyak titik, debit air yang menyapu rumah-rumah warga, menghanyutkan segala harta benda, hingga nyawa yang bahkan sampai detik ini masih ada yang dalam upaya pencarian, menjadi momok utama yang menggetarkan hati. Kini, setelah air perlahan surut (meski masih ada yang masih terendam banjir, seperti Langkat), kelaparan, tak tersedianya kebutuhan sehari-hari, hingga tempat pengungsian yang tak layak, justru menjadi masalah yang tak kalah mengkhawatirkan.
Baca juga: 7 Tips Gaya Hidup Minim Sampah Makanan Dalam Skala Rumah Tangga
Bagaimanapun, yang bertahan harus melanjutkan hidup. Bantuan tentu sudah banyak terkumpul. Donasi miliaran, sembako, pakaian, keperluan bayi, dan banyak lagi. Namun, terputusnya akses mengakibatkan penyaluran bantuan ini terhambat. Semoga bisa diupayakan melalui jalur yang lain, seperti udara. Sekali lagi, mesti SEGERA.
Saya mendengar langsung cerita teman-teman yang kebetulan menjadi korban. Di Medan misalnya, rumah memang selamat dari banjir, namun terisolir beberapa hari karena daerah sekelilingnya terendam. Listrik mati, sinyal pun tak ada, yang membuat komunikasi otomatis terputus. Begitu pula cerita dari teman sesama bloger yang menjadi saksi sekaligus korban, merasakan sendiri luar biasanya banjir yang menghantam kali ini.
Berikut beberapa sharing informasi teman-teman di komunitas Bloggercrony yang berkenan berbagi cerita. Entah sejauh mana artikel ini akan terbaca, setidaknya bisa menggambarkan bagaimana mencekamnya bencana banjir Sumatera.
Bencana Bertubi-tubi di Aceh
"Di tempat tinggal saya, Aceh Besar, listrik, jaringan komunikasi, dan air sudah mati selama 4 hari. Kami belum bisa menghubungi keluarga yang juga terdampak banjir. Keponakan saya terpisah dari orang tuanya dan tidak tahu bagaimana kondisinya sekarang, apakah sudah berkumpul atau belum. Sampai sekarang belum bisa terhubung," ungkap Ibu Balqis.
Untuk sembako, dipasok dari Medan. Tapi, kondisi saat ini, di mana banyak jalan terputus dan jembatan rusak, kendaraan pengirim bantuan tidak bisa lewat. Begitu pula yang dari Banda Aceh, juga belum bisa melintas. Jalan-jalan alternatif pun sama, belum dilalui. Makanya bantuan masih belum datang.
Informasi yang nyaris sama dengan Ibu Balqis, Kak Rais, rekan salah satu member Bloggercrony, memberikan gambaran kondisi banjir Aceh yang sangat mengkhawatirkan. Hampir di semua kabupaten, listrik mati. "Kondisi di Aceh itu sebenarnya jauh lebih parah, banyak yang tak tersampaikan karena belum bisa mengirimkan dokumentasi. Hanya disampaikan melalui mulut ke mulut," ungkapnya. Aceh Tengah masih terisolir, jalur darat terputus. Warga bertahan selama satu minggu dengan stok makanan yang sangat terbatas, malam pun kedinginan.
Langkat Belum Menerima Bantuan
Baru tadi siang saya melihat di berita betapa sulitnya daerah terisolir di Sumatera Utara untuk mencari makanan. Salah satunya di Tapanuli Tengah. Bertahan selama 9 hari tanpa tersentuh bantuan, memaksa warga desa berjalan kaki puluhan kilometer melewati longsoran tanah selama 4 jam, menuju desa terdekat di Tapanuli Utara, di mana mobil bantuan sudah bisa masuk.
Sumatera Barat Longsor dan Banjir Bandang
Daerah Lubuk Minturun terkena longsor dan banjir bandang. Indahnya sungai di sana, saya masih ingat betul, kini hancur terendam lumpur. Belum lagi banjir dan longsor di Padang Panjang, Kabupaten Agam, Silaing, Solok, Pariaman, Malalak, dan lainnya. Tim Ibu Balqis di Padang, memberikan informasi bahwa hujan yang tak kunjung berhenti juga membuat akses ke bandara Minangkabau tak bisa dilewati. Akses ke beberapa daerah pun banyak yang terputus.
Di Kabupaten dan Kota Solok, berdasarkan informasi dari teman SMA saya, mengalami krisis air bersih. Salah satunya di Jorong Padang Belimbing, masyarakat membutuhkan makanan, selimut, pakaian, dan kebutuhan dasar lainnya.
Wilayah-wilayah di Sumatera Barat yang cenderung lebih tinggi atau malah berada di dataran tinggi, tetap banyak yang terkena banjir. Ini dikarena air besar datang dari atas dan aliran sungai-sungai meluap. Setelah banjir, Pantai Padang berubah cokelat dipenuhi kayu-kayu yang hanyut. Ini banjir terparah dan paling luas yang saya tahu pernah terjadi di ranah Minang.
Baca juga: Lindungi Bumi dengan Tumbuhkan Rasa Peduli
Rasanya tidak masuk akal bila menilai bencana banjir Sumatera tidak mencekam. Ini hanya segelintir dari duka yang tersampaikan. Di lapangan, duka masyarakat yang terdampak jauh lebih banyak dan berat. Bapak yang berjalan berhari-hari mencari istri dan anaknya, terjebak di hutan ketika menyelamatkan diri ketika air naik, serta warga yang terpaksa menjarah saking tak kuatnya menahan lapar.
Kita tidak perlu terlalu fokus dulu pada politik, respon pemerintah, kebijakan, atau saling menyalahkan satu sama lain. Belum lagi isu pembabatan hutan yang semakin banyak di bahas, di mana diyakini sebagai penyebab utamanya. Di momen mendesak saat ini, lebih bijak untuk melakukan apa yang dibisa sesuai kemampuan diri, untuk membantu saudara-saudara kita yang kini tengah berjuang hidup di tengah porak-porandanya tempat tinggal mereka.
Seperti JNE yang memberikan fasilitas pengiriman bantuan gratis atau Telkomsel yang menggratiskan kuota internet, kita pun bisa menyalurkan bantuan sesuai cara masing-masing. Suka menulis, menulislah. Aktif ngonten, buatlah konten ajakan untuk membantu. Bila ada rezeki lebih, berdonasi semampunya. Bahkan ibu-ibu pun sudah ada yang memberikan bantuan ASI dan membuka dapur darurat untuk MPASI.
Tambahan informasi, bagi teman-teman yang ingin mendonasikan sebagian rezekinya untuk membantu korban bencana banjir di Sumatera, bisa melalui Bloggercrony Community dalam program #BloggerCareSumatera, untuk disalurkan melalui mitra Bloggercrony di lokasi bencana dan/atau blogger yang terdampak bencana. Berikut rekening donasinya.
BANK MANDIRI
Atas nama PERKUMPULOAN KOMUNITAS BLOGGERCRONY
Nomor rekening: 1010013224892
*Tambahkan kode 12 pada nominal donasi, misal Rp100.012
Saya, melalui tulisan ini, menggaungkan doa agar kondisi di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat segera pulih. Baik yang tampak secara fisik, maupun yang tidak, yang terliput, maupun yang belum tersampaikan. Sekaligus menaruh harapan besar agar bantuan terdistribusikan dengan lebih cepat dan merata, serta bersih dari kepentingan terselubung para oknum yang minim empati. Aamiin.
Sumatera kuat, bertahanlah, bangkitlah.











No comments
Sebelum komentar, login ke akun Google dulu ya teman-teman. Jangan ada "unknown" diantara kita. Pastikan ada namanya, biar bisa saling kenal :)