Mengobati Mata Merah, Bengkak dan Belekan pada Anak

No comments
Infeksi mata karena bakteri

Pagi itu tidak seperti biasa, mata anakku Byan mengeluarkan lebih banyak kotoran dan sedikit menempelkan kelopak atas dan bawah matanya. Setelah dibersihkan dan berhasil dibuka, ternyata bagian putih matanya sedikit memerah. Tapi saat ditanya, dia tidak merasakan sakit atau perih sama sekali. Terlihat juga dari aktifitas kesehariannya yang tidak terganggu dengan masalah mata itu.

Oke, baiklah. Aku mencoba tidak perlu terlalu khawatir.

Tiap beberapa menit sekali aku harus membersihkan kotoran matanya yang selalu saja keluar dan tentunya tidak enak dipandang. Namun tetap saja setiap kali ditanya apakah merasa sakit, gatal atau perih, dia tetap menggeleng.

Singkat cerita, esok harinya kondisi mata Byan malah semakin parah. Kotoran mata semakin banyak dan tebal saat bangun tidur serta warna kemerahan yang awalnya hanya terlihat samar mulai melebar dan semakin jelas. Anehnya, dia masih tetap tidak terganggu dengan kondisi matanya dan bermain seperti biasa.

Aku mulai was-was.

Kebetulan sorenya dihari yang sama, kami sekeluarga liburan kecil-kecilan dan menginap di salah satu hotel dengan fasilitas kolam renang yang sangat sayang untuk dilewatkan begitu saja dengan cuaca cerah yang sangat mendukung. Awalnya aku tidak menyangka kalau keseruan kami ini akan berdampak buruk terhadap kondisi mata Byan. Matanya semakin memerah dan terlihat sedikit bengkak sesaat setelah bersih-bersih usai berenang. Ajaibnya, dengan kondisi yang seperti itu, Byan masih terlihat enjoy berlari kesana kemari.

Aku mulai cemas.

Akhirnya, besok pagi saat bangun tidurlah puncak dari semua ini. Mata Byan benar-benar dipenuhi kotoran yang mengering dan tidak bisa dibuka sama sekali. Aku harus membersihkan seluruh kotoran itu dengan tisu yang dibasahi air hangat agar matanya bisa terbuka kembali. Dan saat dibuka pun, seluruh mata sudah benar-benar merah dan semakin membengkak. Bahkan yang awalnya hanya terjadi pada mata sebelah kiri, kini sudah menular ke mata sebelah kanan.

Kali ini Byan sudah merasa tidak nyaman, dia sering mengucek-ngucek mata walaupun masih bertahan dengan jawaban "tidak apa-apa".

Baca juga
Perbaiki Nafsu Makan Anak dengan Vege Blend 21 Junior
Pastikan 6 Hal Ini saat Membawa Anak Travelling
Mempersiapkan Mental Anak agar Terhindar dari Depresi
W Sitting pada Anak Berbahaya, Benarkah?
Yuk Berkenalan dengan Vaksin Japanese Encephalitis (JE)

Tanpa menunggu lebih lama lagi dan takut semakin parah, aku mengirimkan foto mata Byan kepada adikku yang kebetulan seorang dokter melalui WhatsApp.

__________________________________________

"Kotorannya warna apa?"
"Kuning kehijauan."
"Infeksi karena bakteri itu. Kasih aja Chloramphenicol 0,5".

__________________________________________


Seperti biasa, setiap kali anak terserang penyakit pasti baperan ibunya kumat. "Apa iya Byan sejorok itu?". Padahal selama ini aku selalu berusaha menciptakan lingkungan yang higienis untuk anak-anak. Penasaran, aku langsung mencari tahu mengenai serangan bakteri pada mata ini.

Infeksi pada mata akibat bakteri dapat ditandai dengan munculnya gejala berupa mata merah, berair, dan mengeluarkan nanah berwarna kuning atau hijau (belekan). Jika Anda mengalami kondisi tersebut, maka disarankan untuk menggunakan obat sakit mata yang mengandung antibiotik. Beberapa jenis antibiotik yang sering digunakan untuk mengobati infeksi pada mata adalah chloramphenicolgentamicintobramycinciprofloxacinlevoflxacinbacitracinneomycin, dan polymyxinObat sakit mata yang mengandung antibiotik hanya efekfif bekerja untuk membunuh bakteri, obat ini tidak efektif untuk mengobati infeksi mata yang disebabkan oleh virus atau jamur - dikutip dari alodokter.com

Oke fix semuanya sesuai dengan apa yang terjadi pada mata Byan dan nama obat yang disarankan adikku pun termasuk ke dalam salah satu antibiotik yang tertulis.

Kebetulan di perjalanan pulang, kami melewati toko obat Century. Saat masuk, aku langsung meminta obat Chloramphenicol 0,5. Namun setelah petugas mencari, ternyata obat yang dimaksud tidak dijual disana karena itu merupakan obat generik yang jarang masuk. Solusinya, ada merek obat lain yang mengandung Chloramphenicol 0,5 dengan merek Cendofenicol. Awalnya aku sedikit ragu, takut ada tambahan zat lain yang berbahaya untuk anak-anak. Apalagi mata, rawan kalau sampai salah kasih obat. Tapi setelah diyakinkan oleh petugas berkali-kali bahwa tidak ada tambahan zat lain, akhirnya aku setuju memilih Cendofenicol ini.

__________________________________________

"Anaknya umur berapa, Bu?"
"3 tahun".
"Biasanya kalau masih kecil begini pakai yang Cendofenicol 0,25 aja. Lebih rendah kandungannya. Soalnya masih anak-anak. Baru 3 tahun lagi."

__________________________________________

Jeng jeng. Seketika aku galau. Aku tanya lagi ke adikku mana yang lebih bagus 0,5 atau 0,25 saja.

"Takutnya kalau pakai yang 0,25 nggak ngefek. Tapi kalau ngefek ya lebih bagus sih soalnya kandungannya kan lebih kecil".

Dan ternyata untuk obat generiknya memang tidak tersedia ukuran 0,25, yang paling rendah adalah 0,5. Makanya adikku belum pernah meresepkan Chloramphenicol 0,25 untuk pasien. Tapi jika memang yang 0,25 ini tidak berpengaruh apa-apa, aku disarankan untuk membeli yang 0,5 saja.

Keputusannya, aku coba dulu saja yang Chloramphenicol 0,25. Sebagai informasi, harganya tidak terlalu mahal kok, kalau tidak salah hanya sekitar 30ribuan saja.

Cendofenicol 0,25%
Cendofenicol merupakan tetes mata steril isotonis pH netral. Cendofenicol mengandung Chloramphenicol 2,5 mg disetiap ml larutannya. Digunakan untuk pengobatan konjungtivitas bakteri yang disebabkan oleh Eschericia coli, Haemophilus influenzae, Staphylococcus aureus dan Streptococcus haemolyticus. Hanya untuk pemakaian luar.

Komposisi Cendofenicol 0,25%
Cara penggunaanya adalah 1-2 tetes 3 kali sehari untuk anak-anak dan dewasa. Obat tetes mata ini hanya boleh digunakan 30 hari setelah kemasan dibuka dan disimpan pada suhu 2-8°C dengan wadah tertutup rapat serta hindari  kontaminasi.

Aturan pakai Cendofenicol 0,25%
Sesampainya di rumah, aku meneteskan 1 tetes saja ke mata Byan sebagai pengobatan awal. Kalau satu tetes ini tidak berpengaruh, mungkin nanti saat pemberian yang kedua akan aku naikkan menjadi dua tetes.

Karena kelelahan, setelah ditetesi obat Byan tertidur dan terbangun kembali dua jam kemudian. Ternyata kotoran matanya berkurang jauh, loh. Aku takjub dan bahagia karena ternyata obat ini manjur dan cocok untuk masalah mata Byan. Jadi untuk selanjutnya dengan total pemberian 6 kali, aku hanya meneteskan 1 tetes saja di masing-masing mata Byan. Alhamdulillah sembuh.

Walaupun sebenarnya masih ada kotoran mata yang kekuningan dan mengeras saat Byan bangun tidur di hari ketiga setelah pemberian obat, tapi aku memilih untuk stop saja. Soalnya mata Byan benar-benar sudah bening lagi dan tidak ada masalah yang berarti. Untungnya keputusanku ini tepat karena esoknya saat bangun tidur pagi, mata Byan tidak mengeluarkan kotoran hijau kekuningan lagi. Kalaupun ada paling hanya setitik, dan itu wajar lah ya.

Semoga pengalamanku ini bisa membantu :)


No comments

Sebelum komentar, login ke akun Google dulu ya teman-teman. Jangan ada "unknown" diantara kita. Pastikan ada namanya, biar bisa saling kenal :)