Serunya Berpetualang Ke Ranah Minang dengan LET'S READ, Ajarkan Budaya Membaca dan Budaya Daerah pada Anak dalam Satu Langkah

2 comments

Banyak kebiasaan baik yang harus diajarkan kepada anak, salah satunya adalah membaca. Tersedianya banyak media baca khusus anak dipasaran membuktikan bahwa kebiasaan membaca ini memang penting dilakukan sejak dini. Bagaimamana tidak, dengan membaca inilah banyak ilmu baru yang didapat. Misalnya saja tanpa harus jauh-jauh datang ke Eropa, seseorang tetap bisa mempelajari budaya masyarakatnya hanya dengan membaca. Seolah mengelilingi dunia bisa dilakukan tanpa harus berpindah tempat.

Membanding-bandingkan Anak, Perilaku Toxic Parent yang Mengancam Kesehatan Psikologi Anak

2 comments
Foto : freepik.com by user peoplecreations

"Kamu kok kerjaannya malas-malasan doang sih? Lihat tuh Ani, anak teman Mama. Rajin bersihin kamar, bantu masak dan belajar. Jago main piano lagi. Makanya dia pintar, juara kelas terus. Bisa bikin bangga orang tuanya. Kamu gimana bisa bikin bangga Mama kalau cuma tidur-tiduran setiap hari begini!"

Layaknya manusia biasa, anak juga melakukan kesalahan. Apalagi anak yang masih dalam tahap belajar dan belum berusia matang. Banyak ketidaktahuan atau pengambilan keputusan tidak tepat yang membuat anak akhirnya melakukan hal negatif. Orang tua yang memiliki tanggung jawab penuh untuk mendidik anak, semestinya bisa mengatasi hal ini dengan lebih bijak. Hindari perilaku toxic parent yang bisa mengganggu tumbuh kembang anak dan berpengaruh buruk pada masa depannya. Salah satu perilaku toxic parent itu adalah membanding-bandingkan anak dengan anak lainnya.

Kumpulan Resep Olahan Daging Sapi untuk MPASI

4 comments
Source : freepik.com 
Daging sapi merupakan sumber protein yang banyak digemari ibu-ibu untuk menjadi bahan pembuat makanan pendamping ASI (MPASI). Rasanya enak dan tidak memicu timbulnya alergi, jadi aman untuk dikonsumsi sejak awal mula pengenalan makanan padat untuk bayi. Daging sapi dengan kandungan proteinnya yang tinggi sangat baik untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak.

Kumpulan Resep Bubur MPASI

No comments
Source : freepik.com

Usia 6 bulan adalah waktu yang dianjurkan untuk mengenalkan makanan padat kepada anak. Tahap memperkenalkan ini harus dimulai dengan makanan yang dihaluskan atau disebut juga dengan bubur. Kandungannya juga harus tetap lengkap layaknya makanan sehat, seperti karbohidrat, protein serta buah dan sayur. Berikut kumpulan resep bubur MPASI yang aku dokumentasikan berdasarkan pengalaman saat membuatkannya dulu untuk anak-anak saat memulai mengkonsumsi makanan padat.

Kumpulan Resep Puree untuk MPASI

No comments
Source : freepik.com
Puree adalah makanan yang dilumatkan baik itu dengan cara diblender, disaring, ditekan dengan sendok atau garpu dan sebagainya. Puree ini sangat cocok untuk dijadikan MPASI awal bayi karena teksturnya yang lembut dan halus. Puree dibuat dari buah, umbi-umbian atau sayuran. Berikut 7 resep puree yang pernah dan sering aku buatkan untuk bayi pada awal MPASI.

Anak Sering Bertanya? Jangan Pusing, Hadapi dengan Cara Ini

4 comments
Source : freepik.com by user master1305
Anak pertamaku sudah mulai mengajukan berbagai pertanyaan semenjak usianya memasuki 2 tahun. Setelah berusia 3 tahun, hujanan pertanyaan semakin banyak dilontarkannya dari hari ke hari. Ada yang bisa dengan mudah dijawab, tapi tidak sedikit pula yang membutuhkan kesabaran dan pemilihan kosa kata rumit agar ia mendapatkan jawaban yang bisa dimengerti. Jika tidak, pertanyaan yang sama akan selalu diulang sampai jawaban yang ia cari berhasil didapatkan. 

6 Alasan Kenapa Harus Ada Aplikasi Ojek Online Di Gawai Kamu

4 comments
Source : freepik.com by user h9images
Masyarakat mungkin sudah sangat familiar dengan aplikasi ojek online yang banyak diiklankan diberbagai media massa dan media sosial. Penggunanya sangat banyak, mulai dari pekerja kantoran, pedagang, hingga ibu rumah tangga. Apakah aplikasi ini benar-benar banyak membantu? Bagiku, IYA. Terutama dalam pandemi seperti sekarang yang menghambat banyak aktifitas. Meski tidak digunakan sepanjang waktu, namun dibeberapa kondisi selalu berhasil mengatasi masalah yang belum tentu cepat terselesaikan tanpa bantuan aplikasi ini.

Kepala Anak Terbentur, Orang Tua Harus Apa?

2 comments
Source : freepik.com by nndanco
Ketika anak sudah bisa bergerak dan berpindah posisi, orang tua sering kali dibuat was-was. Koordinasi dan keseimbangan tubuh yang belum matang meningkatkan risiko anak terjatuh dan dapat menciderai tubuhnya. Kepala, bagian vital yang harus terlindungi dengan baik ini kerap menjadi korban saat anak beraktifitas, baik itu karena terjatuh dari tempat tinggi, terbentur, tersandung, terjengkang atau sebagainya. Padahal tengkorak anak-anak, terutama bayi, masih belum terbentuk dengan sempurna.


____________

Saat kepala anak terbentur, orang tua harus melakukan pertolongan pertama terlebih dahulu dan memperhatikan reaksi anak setelah terbentur. Penelitian tahun 2015 menyimpulkan bahwa cidera kepala yang berkaitan dengan jatuh pada anak biasanya tidak menyebabkan masalah serius (id.theasianparents.com). Namun terkadang ada beberapa kasus yang harus mendapatkan penanganan dokter.

____________

Lalu orang tua harus berbuat apa saat mendapati anak terjatuh dan menyebabkan kepalanya terbentur? 

1 Jangan Panik!
Demi menghindari penanganan tidak tepat yang dilakukan orang tua karena kepanikan berlebih, sebaiknya hal pertama yang harus dikontrol adalah emosi dan ketakutan orang tua itu sendiri. Jangan sampai respon berlebihan orang tua menjadikan cidera anak tidak tertangani dengan tepat.

Tenangkan Anak
Biasanya anak akan terkejut saat terjatuh. Rasa sakitnya juga akan membuat anak panik dan tangisannya semakin pecah. Gendong anak secara perlahan dan peluk lembut. Biarkan anak tenang terlebih dahulu agar orang tua dapat melakukan pertolongan pertama dengan lebih leluasa.

Pertolongan Pertama
Perhatikan reaksi anak sesaat setelah kepalanya terbentur. Ada 2 kondisi yang bisa dijadiakan acuan orang tua, yaitu cidera berat yang butuh bantuan dokter dan cidera ringan yang bisa ditangani secara mandiri.

🌸 Cidera Kepala yang Butuh Penanganan Dokter
Biasanya anak yang merasa kesakitan akan segera menangis. Jika kepala anak terbentur dan tidak ada suara tangisan terdengar, yang disertai dengan menurunnya kesadaran anak, pingsan lemas atau muntah, maka anak harus segera mendapatkan penanganan dokter. Selain itu perhatikan juga apakah ada luka terbuka atau pendarahan yang tidak berhenti. Terbenturnya kepala anak yang berusia dibawah 2 tahun juga sebaiknya dikonsultasikan ke dokter.

🌸 Cidera Kepala yang Bisa Ditangani Secara Mandiri
Jika anak masih bisa diajak berkomunikasi dan tetap sadar setelah kepalanya terbentur, kemungkinan besar anak hanya mengalami cidera ringan. Lakukanlah beberapa penanganan mandiri berikut.
  1. Jika bengkak/benjol, kompres dengan es batu yang dibungkus kain selama 20 menit. Jangan langsung menempelkan batu es karena dapat merusak kulit anak. Ulangi setiap 3 atau 4 jam sekali.
  2. Ajak anak beristirahat dan tidur beberapa saat untuk pemulihan.
  3. Bila perlu beri paracetamol jika anak rewel dan kesakitan dikarenakan benturan kepalanya. Pastikan dosisnya sesuai usia.
  4. Pantau terus kondisi anak hingga 24 jam kedepan. Jika anak sudah bisa beraktivitas kembali seperti biasa, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Namun jika anak muntah, kebingungan, kejang, pucat, pupil mata membesar atau tidak sadarkan diri, segera bawa ke dokter. Mungkin sesaat setelah terbentur belum menunjukkan gejala ini, namun bisa saja setelah beberapa menit atau jam berikutnya efek benturan baru terlihat. 


Baca juga : Jangan Biarkan Anak Bermain Tanpa Pengawasan Di 8 Area Rumah Ini

Orang tua wajib mengupayakan semaksimal mungkin agar anak terhindar dari cidera kepala akibat terbentur atau terjatuh saat bermain dan melakukan kegiatan lain. Beberapa diantaranya bisa dilakukan dengan memperhatikan hal berikut.


Perhatikan Sudut Runcing
Sudut meja, rak, lemari, dipan tempat tidur, kotak penyimpanan atau benda lain yang berbentuk lancip dan runcing bisa saja mencelakai anak, apalagi jika kepala yang terbentur disudut tersebut. Berikan pengaman berupa gabus, kain, kertas, atau apapun yang bisa mengurangi tingkat keruncingannya. 

Perhatikan Kondisi Lantai
Pastikan lantai rumah aman untuk dilalui anak, tidak licin atau banyak rintangan sehingga membuat anak rentan terjatuh. Jangan biarkan ada air yang tumpah, benda atau sekat yang menyebabkan anak mudah tersandung atau ubin pecah yang bisa melukai anak.

Perhatikan Area Bermain Anak
Tempat yang terlihat aman belum tentu tidak berisiko. Contohnya playground yang memang dikhususkan untuk anak, bisa saja membuat anak terjatuh dan kepalanya terbentur. Misalnya permainan memasuki lorong yang harus membungkukkan badan, jika tanpa sadar anak berdiri dan kepalanya terbentur ke bagian atas lorong tentu saja dapat menciderai kepala. Orang tua harus bisa memilah permainan yang tepat dan aman untuk anak serta jangan luput mengawasinya.

Perhatikan Tata Letak Interior Rumah
Pemasangan beberapa interior tidak bisa sembarang jika memiliki anak kecil di rumah. Contohnya pemasangan rak tempel yang terlalu rendah sehingga berisiko mencelakai kepala anak atau posisi meja yang tidak tepat sehingga menghalangi anak bermain. Interior yang tingginya menyamai tinggi tubuh anak sebaiknya benar-benar diperhatikan tata letaknya. Bisa saja anak terlalu asik berlarian sehingga tanpa sadar menabrak interior tersebut tepat dibagian kepala. 

Gunakan Pelindung Kepala saat Diperlukan
Beberapa aktifitas memerlukan alat pelindung diri agar tetap aman, misalnya ketika bermain sepeda, sepatu roda, papan seluncur, atau kegiatan olahraga lain. Pastikan anak selalu menggunakan pelindung kepala agar tetap aman.

Keamanan saat Berkendara
Jika menggunakan sepeda motor, selalu pakaian helm dan dudukkan anak dengan posisi yang aman sedekat apapun jaraknya. Saat berkendara dengan mobil, dudukkan anak dibangku belakang dan kenakan sabuk pengaman agar risiko kepala anak terbentur dapat diminimalisir. 



Itulah beberapa hal yang harus diketahui dan diwaspadai orang tua jika kepala anak terbentur. Anak belum sepenuhnya mengerti akan bahaya yang mengancam ketika melakukan sesuatu. Anak juga belum terlalu akurat untuk memperhitungkan ketepatan gerakannya sehingga lebih sering terjatuh atau menabrak benda disekitarnya. Tugas orang tualah untuk menciptakan suasana  lingkungan yang aman bagi anak agar tetap bebas bereksplorasi.

Semoga bermanfaat :)

Referensi:
alodokter.com
id.theasianparent.com