Anak Sering Muntah, Kapan Normalnya?

6 comments

Sejak bayi, anak pertama saya sering sekali muntah. Puncaknya setelah memasuki masa MPASI. Bila kebanyakan anak bisa makan dengan lahap, lain halnya dengan anak saya. Nyaris setiap kali berusaha menelan makanan, walau sudah saya bikin sehalus mungkin, tetap saja keluar lagi.


Anak sering muntah


Saya tahu sekali bahwa ini bukan GTM. Tidak mungkin GTM berlangsung sampai bertahun-tahun tanpa henti. Feeling saya kuat sekali bahwa ada hal lain yang menyebabkan anak saya muntah. 


Sudah beberapa dokter saya kunjungi. Tetap saja hasilnya nihil. Tes alergi pun menunjukkan bahwa tidak ada alergi apa-apa. Lalu kenapa? Kenapa anak saya tidak bisa makan dengan normal? Mengunyah dan menelan tanpa harus muntah. Jawaban yang tidak pernah saya temukan sampai detik ini, di usianya yang sudah melebihi 5 tahun. Jadi bila ada yang bertanya penyebabnya, saya pun tidak tahu.


Baca juga: Saya Belajar Dari Anak tentang Hal Penting Ini


Bila diingat ke belakang, itulah masa-masa berat saya sebagai orang tua. Saya nyaris gila menghadapi hari. Bingung hendak memasak apa. Saya bisa memasak 5 sampai 6 menu makan berbeda dalam sehari demi bisa masuk ke perut anak. Belum lagi menerima komentar negatif dari sekitar. Dibilang tidak kreatif lah, tidak telaten lah, dan tak jarang membandingkan dengan anak mereka yang bertubuh gempal. 


Sedih lah pokoknya.



Akhirnya Muntah Itu Hilang

Bagi teman-teman yang mengikuti tulisan di blog saya, beberapa tahun lalu, lumayan banyak artikel yang membahas tentang makan anak, GTM, vitamin anak, nutrisi anak hingga mommy shaming. Semuanya saling terkait. Dan memang selebar itu dampaknya saat anak saya masih sering muntah. Tulisan-tulisan curhat ini juga menandakan bahwa begitu lama saya menghadapinya.


Bayangkan saja, ibu baru dan mengasuh anak pertama sendiri tanpa bantuan siapa-siapa, lalu dihadapkan dengan masalah muntah berkepanjangan, wajar bila saya stres dan sering menangis. Setiap kali mendekati jam makan, perasaan saya mulai tidak enak. Emosi pun kerap kehilangan kendali dan ujungnya memarahi anak. 


Tapi alhamdulillah itu sudah berlalu. Sekarang anak saya sudah bisa makan dengan lahap dan tidak muntah lagi. Berat badannya naik dengan cepat. Bak pelangi setelah badai, serasa beban di pundak saya hilang seketika.


Lalu kapan anak saya benar-benar berhenti muntah?


Ini bukan seperti membalikkan telapak tangan. Tiba-tiba dalam satu hari semuanya berubah. Tidak. Tapi ada prosesnya. 


Usia 3 tahun

Bagai keajaiban. Entah kebetulan atau tidak, masalah muntah mulai ada pengurangan ketika anak saya berkunjung ke dokter gigi. Saat konsultasi, dokter memberi penjelasan bahwa salah satu penyebab anak sulit makan adalah pemberian makanan/minuman yang manis. 

Penjelasan detailnya sudah pernah saya tulis di sini ya 3 Tahun Anakku Susah Makan, Ternyata Inilah Penyebabnya


Akhirnya saya coba stop susu bubuk dan beralih ke UHT saja. Saya juga bertahan tidak memberi cemilan manis dulu. Eh, ternyata benar, nafsu makan membaik dan lebih jarang muntah. 


Walau hanya ada sedikit peningkatan, tapi di usia inilah frekuensi muntah mulai berkurang. Memang masih muntah, tapi makanan yang bisa ditelan sudah mulai banyak. Bahkan kalau makanannya enak sekali, bisa menghabiskan satu porsi.  


Usia 4 tahun

Semakin membaik dong tentunya. Frekuensi muntah lebih berkurang lagi. Meski ingin muntah, bisa ia tahan. Makanan berserat masih saya potong kecil-kecil agar lebih mudah ditelan.


Saya begitu yakin salah satu akar masalah muntah ini adalah kemampuan menelan yang masih belum sempurna. Terlihat dari sulitnya anak saya menelan makanan dan selalu muntah saat berusaha menelan. Bukan memuntahkan apa yang sudah masuk ke lambungnya. 


Pokonya, di usia 4 tahun, saya sudah mulai santai menyuapi makan. Dalam sebulan, paling hanya muntah satu atau dua kali saja. Bahkan ada yang tidak muntah sama sekali. Kemajuan pesat banget, 'kan? 


Usia 5 Tahun

Melewati 5 tahun, anak saya tidak pernah muntah lagi saat makan. Yey! Kemampuan menelannya sudah normal. Walau ada potongan ayam atau daging yang agak besar, sudah bisa dikunyah dan ditelan dengan baik. Semua tekstur makanan bisa ditelannya dengan baik. 


Kini ia makan sangat lahap. Sudah saya beri kembali susu bubuk rasa cokelat untuk melengkapi kebutuhan nutrisinya. Alhamdulillah tidak memengaruhi nafsu makannya dan berat badannya pun naik signifikan. 


Kesimpulannya, anak saya benar-benar bisa makan dengam normal ketika usianya 5 tahun


***


Pengalaman saya menghadapi anak pertama yang sering muntah menemukan ujungnya setelah 5 tahun. Betapa bahagia dan bangganya saya bisa bertahan selama itu di masa sulit. Memang poinnya hanya susah makan, tapi sebagai ibu, melihat anak sendiri tidak makan adalah cobaan besar. Tiga hari anak GTM saja bikin stres, apalagi saya yang menghadapinya selama bertahun-tahun?


Baca juga: Menghitung Tinggi Badan, Berat Badan dan Lingkar Kepala Normal Anak dalam Masa Pertumbuhan


Next, akan saya share tips bagaimana menghadapi anak yang sering muntah dan menjaga pemenuhan nutrisinya. Karena alhamdulillah, walau lebih banyak yang keluar dari yang masuk, grafik pertumbuhan anak saya masih normal. Dan ini juga disimpulkan oleh setiap dokter yang saya kunjungi


Ditunggu ya curhatan bermanfaat selanjutnya.


Boleh sekali bila ingin bertanya atau berbagi pengalaman di kolom komentar agar kita bisa saling menguatkan dan menemukan solusi. 

6 comments

  1. Terimakasih mba shareng nya,,
    Maaf sekali lagi saya bertanya , apa kah saat minum susu juga muntah.?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mbak. Cuma nggak sesering kalau makan makanan padat

      Delete
    2. Anak ke dua nya mba gmn...apakah juga sering muntah seperti Kaka nya ?

      Delete
  2. Adek nya dari bayi gak pernah sma sekali kah muntah....
    Kalo Anak saya no 2 muntah/gumoh sampe umur 9 bln kalo gak salah..gak bnyak cuman kalo habis nyusu pasti gumoh..
    Kalo anak saya yg no 3 ini umur jln 5 bulan juga sma, suka gumoh juga setiap habis nyusu..huhu oh iya mba maaf ya nama akun ku msh unknown,soal nya aku kurang paham,gmn cara nya munculin mana akun saya hihi, kenalkan mba nama saya Novi dari Kalimantan ...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai, Mbak Novi. Kalau sepengetahuanku, gumoh sedikit tidak masalah. Yang mengkhawatirkan itu kalau sampai muntah menyembur, banyak dan sering.
      Anak keduaku kalau gumoh juga pernah sih waktu bayi.

      Delete

Sebelum komentar, login ke akun Google dulu ya teman-teman. Jangan ada "unknown" diantara kita. Pastikan ada namanya, biar bisa saling kenal :)