Paket Internet Cepat untuk Gaya Parenting Keluarga yang TEPAT

4 comments

"Besok anakku masuk ke SD Negeri dekat sini saja."

Pilihan yang ternyata bukan menjadi opsi semua orang tua di kota besar, terutama Jakarta. Sekolah di sini sangat banyak dan beragam. Bukan hanya sekolah yang dikelola pemerintah, namun sekolah swasta juga seolah berpacu untuk mencetak generasi terbaik. Jujur, saya pun sempat bingung sebelum berani memutuskan.


IndiHome untuk parenting

Anak pertama kami tahun ini akan memasuki jenjang Sekolah Dasar. Saya dan suami sudah sepakat untuk memilih Sekolah Negeri, tentunya dengan sederet pertimbangan yang matang. Mulai dari nilai-nilai yang ingin kami tanamkan, kualitas sekolah, hingga hal penting lainnya seperti lokasi dan sharing positif dari orang tua yang sudah lebih dulu memasukkan anak-anak mereka ke sana. Intinya, saya mempelajari sebanyak mungkin referensi agar tidak salah memilih. 


Cerita singkat saya ini bukan ingin membandingkan mana sekolah yang terbaik atau tidak, namun yang terpenting adalah sekolah mana yang paling TEPAT. Kita sebagai orang tua tentu mengetahui pola pengasuhan seperti apa yang paling cocok untuk anak-anak kita. Karena masing-masing keluarga, memiliki gaya parenting-nya masing-masing. Yang jelas, apa pun pilihan dan keputusan, pasti itu yang terbaik untuk anak dan keluarga kita.


Kita yang paling tahu karena kita yang menjalani. Betul, kan?



Pola Asuh itu Unik, Tidak Harus Sama

Setiap keluarga punya pola asuh masing-masing

Sejak hamil anak pertama, serbuan masukan dan saran sudah berdatangan. Lebih-lebih lagi saat anaknya sudah lahir. Mulai dari bagaimana memandikan, mengganti popok, cara menyusui hingga metode menggendong pun tak luput dari perhatian orang sekitar.


Semakin bertambah usia anak, saya semakin sadar bahwa sekadar mendengarkan, lalu langsung membenarkan, bukanlah hal yang tepat. Saya percaya, setiap pengalaman yang diceritakan ke saya, atau solusi yang semangat dibagikan ibu-ibu ketika melihat perkembangan anak saya yang tidak sesuai dengan standar mereka, pasti bertujuan baik. Tapi, belum tentu keberhasilan dari teori itu juga akan terjadi pada saya dan anak-anak. 


Karena anak itu unik, orang tua pun juga memiliki sudut pandang dan pemikiran yang berbeda untuk membesarkan anak-anak mereka. 
  

Saya tidak bisa menjadi Si Paling Benar dan memaksakan pola asuh dalam keluarga saya pada keluarga lainnya, sekalipun pada saudara atau teman terdekat. Begitu pula dengan masukan atau solusi yang saya terima dari orang tua lain, bila ternyata tidak cocok dengan kondisi anak dan keluarga saya, tidak akan mungkin juga saya terapkan. Sesimpel itu. 


Misalnya tentang pilihan sekolah negeri tadi. Saya ingin anak-anak mengenal berbagai macam budaya, kehidupan sosial dan sebanyak mungkin keberagaman agar dapat mempelajari bagaimana bertenggang rasa dan saling menghormati. Tapi, bila ada ibu lain memiliki pemikiran berbeda dan pilihan yang juga berbeda, apakah saya harus kesal atau memaksakan? Tentu tidak, bukan? 


Baca juga: Cara Menghadapi Perundungan Di Sekolah, Anak dan Orang Tua Wajib Tahu!


Perbedaan ini jelas sangat banyak. Tidak hanya dalam hal besar seperti pendidikan, bahkan untuk hal kecil saja, orang tua bisa memilih gaya parenting yang berkebalikan. Misalnya pemberian gadget, pakaian, atau yang paling tampak sepele adalah ada yang anaknya boleh makan ciki dan ada yang tidak.


Yang bisa dilakukan orang tua dan sesama orang tua adalah saling menghormati perbedaan ini. Ingat, dalam kondisi normal, tidak ada parenting style yang salah atau benar, tapi mana yang paling tepat. 



Manfaatkan Digitalisasi untuk Upgrade Pengetahuan Parenting

Internet untuk menggali informasi parenting

Membahas soal parenting, saya ingat kata-kata Frederick Douglass, "Lebih mudah membangun anak-anak yang kuat dari pada memperbaiki pria yang rusak.” Bagaimana besar dan panjangnya benefit membentuk anak menjadi sosok yang baik sedini mungkin. Setidaknya, upaya maksimal yang ditanamkan dari kecil, masa-masa di mana mereka masih sering bersama saya, belum menjadi ABG yang nanti akan lebih banyak menghabiskan waktu bersama teman-temannya, dapat menjadi pegangan untuk menjalani kehidupannya nanti. 


Seperti harapan klasik orang tua, saya hanya ingin anak saya sukses dan bahagia, baik itu dalam hal duniawi maupun akhiratnya. Tapi, apakah cukup kalau hanya mengandalkan pengetahuan saya yang tidak pernah sekalipun membesarkan anak sebelumnya? Tidak ada jalur pendidikan yang mengajari soal pengasuhan. Jalan satu-satunya adalah belajar. Ya, menjadi orang tua adalah proses yang panjang untuk belajar. Bukan hanya sebatas tentang anak, tapi parenting itu juga mencakup ibu dan juga ayahnya.


Saya menyadari bahwa waktu saya sangat terbatas untuk bertatap muka dengan ahli parenting ketika ada masalah dengan anak-anak. Saya pun belum punya banyak kesempatan untuk membaca berbagai buku bertema orang tua dan anak. Serta tidak ketinggalan juga alasan kegalauan saya ketika menyaksikan pola asuh keluarga lain yang ternyata berbeda dari yang saya terapkan. Saya selalu takut kalau saya keliru karena ketidaktahuan.


Bersyukur sekali rasanya menjadi ibu disaat digitalisasi sudah menjadi gaya hidup. Difasilitasi Paket Internet Cepat unlimited dari IndiHome yang selalu aktif 24 jam di rumah, saya bisa dengan mudah mengambil sebuah kesimpulan dari banyak referensi. Media digital menyempurnakan apa yang saya dapatkan di dunia nyata. Bahkan banyak para ahli yang secara cuma-cuma membagi ilmu mereka di berbagai platform. Sehingga orang tua dapat terus meng-upgrade dirinya dengan pengetahuan yang pasti dan jelas.


Pengalaman saya memanfaatkan internet

Saya pernah menuliskan salah satu pengalaman saya di blog ini mengenai usia tepat mengajarkan anak berpuasa. Banyak anak yang sudah berpuasa di usia yang lebih muda dari anak saya. Takutnya, saya yang terlambat. Langsung lah searching artikel dari sumber terpercaya mengenai ini. Hingga akhirnya sampai pada kesimpulan yang sesuai dengan kebutuhan pola asuh saya. Sebegitu membantunya informasi digital bagi saya yang masih minim ilmu ini.

Oiya, artikelnya bisa dibaca di sini 👇

Berapa Usia Ideal Anak Diajarkan Berpuasa?


Sebagai salah satu yang merasakan betul manfaat perkembangan digital dalam menentukan gaya parenting yang tepat untuk keluarga, saya juga sangat ingin seluruh orang tua bisa mengembangkan dirinya dalam pengasuhan dengan cara yang lebih praktis, namun tepat sasaran. Tidak sulit kok, cukup mengalihkan scrolling kita di media sosial ke akun-akun khusus parenting, membaca artikel di website bertema serupa, atau sesekali membaca blog pengalaman nyata para ibu lain untuk diambil baik-baiknya sebagai bahan masukan. Bahkan kalau ingin  kosultasi langsung dengan dokter, banyak portal atau aplikasi yang memungkinkan untuk berkomunikasi secara daring.


Yakin mau melewatkan itu semua? Rasanya sayang sekali bila orang tua masih bingung mau belajar di mana untuk memberi yang terbaik dan paling tepat untuk anak, serta diri orang tua itu sendiri.



Paket Internet Cepat IndiHome Bisa Diandalkan Kapan Saja

Paket Internet Cepat IndiHome

Telkom Indonesia terus memperluas jaringan internet IndiHome hingga ke pelosok negeri. Layanan internet rumah yang saya andalkan dalam banyak hal, termasuk dalam mengasuh anak-anak beberapa tahun terakhir. Senang rasanya sebentar lagi juga akan dinikmati lebih banyak orang tua di Indonesia. Karena targetnya di 2023 ini, akan ada 600 ribu sampai 1 juta pelanggan baru yang meramaikan digitalisasi. Saya bisa membayangkan, banyak dari pelanggan baru tersebut yang turut berhasil menemukan gaya parenting keluarganya sendiri berkat paket internet cepat dari IndiHome.


Pernah di beberapa momen mendesak, saya sangat terbantu dengan kecepatan dan kestabilan IndiHome. Salah satunya dan ini sangat sering terjadi dulu, anak pertama saya muntah-muntah dan sulit sekali makan. Hampir setiap hari saya mencari ide MPASI di internet dengan double protein hewani sebagai booster berat badannya. Bahkan istilah protein hewani  saja saya ketahui karena baca-baca artikel online dan media sosial. Ah, rasanya saya mesti berterima kasih dengan kemudahan akses di dunia digital akan grafik tumbuh kembang normal yang berhasil dicapai anak saya saat itu 


Nyatanya, berdasarkan data yang dimiliki IndiHome, penggunaan internet memang sudah menjadi gaya hidup masyarakat kita. Dalam sehari saja, tercatat pemakaian internet dengan jaringan fiber optic mencapai 60 terabita (TB) atau 60 juta gigabita (GB) setiap hari dengan perangkat yang terhubung sebanyak 183 juta. Ternyata ini tidak berubah setelah pandemi Covid-19 mereda. 


Saya pun mengakui bahwa sejak mulai dialihkannya banyak aktivitas ke ranah digital, banyak pula yang menjadikannya semakin praktis. Makanya, tidak heran kalau internet semakin dibutuhkan. Bukan hanya oleh sektor besar, tapi juga untuk pemakaian pribadi. Pak Jokowi saja sampai memberi arahan untuk memberikan kesetaraan akses digital dalam KTT G20 di Bali kemarin. IndiHome pun menjawab dengan fokusnya Kawasan Timur Indonesia (KTI), Kalimantan, Sumatera, dan Jawa Barat sebagai target perluasan. Saking krusialnya kebutuhan akses digital saat ini. 


Infrastruktur ini pun diimbangi dengan beragamnya pilihan Paket Internet Cepat IndiHome yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Berlangsung pula program New High Speed Same Price (New HSSP) dengan menaikkan kecepatan pelanggan existing berdasarkan harga yang dibayarkan pelanggan, yaitu menjadi di atas 40 megabita per second (Mbps) sampai 300 Mbps. Mau mencari info dadakan ketika anak sedang sakit atau solusi dari masalah pengasuhan segera, kini menjadi lebih cepat dan mudah kapan saja diperlukan.


Promo IndiHome
Promo berlaku hingga 30 Juni 2023, langsung cek di indihome.co.id ya

Belum cukup sampai di situ. Kini Telkom Indonesia sebagai induk usaha dan IndiHome terus berkoordinasi untuk melakukan merger dengan Telkomsel. Ke depannya, pelanggan dapat secara leluasa menikmati layanan internet bukan hanya melalui jaringan fixed, tapi juga jaringan mobile yang terintegrasi. Wah, semakin tidak sabar menunggu gebrakan ini!


So, bagi orang tua yang berniat mencari support system-nya dengan menghadirkan kemudahan akses digital, Paket Internet Cepat dari IndiHome bisa menjadi pilihan. Disamping kenyataan bahwa IndiHome masih menjadi provider yang paling banyak digunakan saat ini (sumber: APJII, 2022), kestabilan dan kecepatannya sudah saya buktikan sendiri dan betapa banyaknya membantu saya dalam menemukan berbagai referensi terkait parenting


Tidak berlebihan bila saya menyebutnya sebagai salah satu support system selama menjadi ibu. Karena banyak dari pilihan tepat akan gaya parenting di keluarga saya, bersumber dari penyimpulan sumber-sumber yang saya dapatkan dari sana.



Jadilah Orang Tua Bijak: Bukan Meniru, Tapi Menyaring

Jadi orang tua bijak dengan memilah dan memilih

Baru saja kemarin ini viral tentang anak berusia 9 bulan yang diberi kopi oleh ibunya, hingga menimbulkan berbagai kecaman. Kemudian dilanjutkan lagi dengan aksi serupa oleh seorang public figure. Padahal, memberi kopi pada anak, apalagi yang usianya masih hitungan bulan, sangat tidak disarankan. Malah punya risiko yang tentunya sangat tidak kita ingini terjadi.


Baik di kehidupan nyata maupun dunia digital, tidak semua yang dilihat, didengar dan dirasa itu bisa ditelan mentah-mentah. Terutama yang berkaitan dengan tumbuh kembang anak-anak kita, mesti bijak dalam mengelolanya. Lalu, apa saja sih yang bisa kita lakukan?


  • Fokus pada Kondisi Masing-Masing

Ini yang kerap kali dilupakan ibu-ibu ketika panik akan masalah yang dijumpai soal anak. Saya pun juga sering begini. Sehingga dengan mudah meniru apa yang dilakukan orang tua lain dengan iming-iming keberhasilan yang sama. Padahal, bukan begitu konsepnya. Meniru saja tanpa fokus akan kondisi anak dan kita sendiri sebagai orang tua, bukan lah hal yang patut dibenarkan. Tetap terapkan yang "tepat", bukan yang "sama".

  • Lebih Banyak Tahu, Lebih Baik

Ya, semakin banyak belajar dan mengetahui variasi ilmu parenting, maka semakin banyak pula bahan untuk mengambil kesimpulan yang pas untuk diterapkan di keluarga. Saring mana yang kira-kira sesuai. Setiap anak itu unik, orang tua pun unik, bahkan sudut pandang pakar pun bisa berbeda satu sama lain. Jadi tidak heran bila banyak sekali teori dan pengalaman pengasuhan yang berseliweran di sekitar kita. Jangan sungkan, apalagi malas untuk mempelajari hal tersebut. Kalau bukan dari sumber-sumber ini, kita mau belajar di mana lagi?

  • Cari Tepat Diskusi yang Cocok

Mencari teman diskusi pun kudu yang cocok. Suami tetap menjadi prioritas utama sebagai partner mengasuh anak. Bila tidak memungkinkan, single mom misalnya, bisa mempertimbangkan orang tua, saudara, sesama ibu atau dokter anak dan ahli parenting yang terbukti dapat memberi masukan yang paling tepat dan mengerti kondisi kita. Karena dengan berdiskusi, keputusan yang diambil akan lebih objektif.


Baca juga: Ibu Kehilangan Jati Diri, Bisakah Diatasi?


Ketika orang tua bisa menerapkan pola asuh yang tepat dalam keluarga, bukan hanya anak yang akan menggenggam masa depannya, tetapi orang tua pun akan lebih menikmati perannya. Selagi mau belajar dan melengkapinya dengan informasi tak berbatas yang diberikan kemajuan digital, apalagi ditambah dengan paket internet cepat dari IndiHome yang siap sedia membantu kapan saja, bukannya tidak mungkin generasi didikan kita akan memajukan negeri ini lebih pesat dari yang kita duga.

Semoga, amiin.


Happy parenting, orang tua pembelajar!

4 comments

  1. Saya pernah menggunakan indihome dan memang bagus dalam menopang kebutuhan informasi sehari-hari di rumah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya betul, Kak. Aku pun sudah pakai IndiHome sejak kuliah dulu. Sampai sekarang masih terbantu banget sama internetnya.

      Delete
  2. Menentukan sekolah untuk si buah hati memang gampang-gampang susah, butuh diskusi serius dengan pasangan agar rencana menyekolahkan anak semakin matang untuk mencari sekolah yang sesuai dengan kebutuhan anak kita

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya betul, Kak. Mesti jelas kualitas sekolahnya dan harus sesuai juga dengan gaya parenting keluarga.

      Delete

Sebelum komentar, login ke akun Google dulu ya teman-teman. Jangan ada "unknown" diantara kita. Pastikan ada namanya, biar bisa saling kenal :)