Kenali Penyebab Sandwich Generation dan Dampak Ke Keluarga

No comments

Banyak orang Indonesia yang mewarisi kondisi sandwich generation. Bahkan teman-teman dari lingkungan pertemanan terdekat saya pun ada. FYI, sandwich generation ini adalah kondisi ketika seseorang harus menanggung biaya hidup tiga generasi, yaitu dirinya sendiri, orang tua, dan adik atau anaknya. Sandwich generation bisa disebabkan oleh beberapa faktor dan harus diatasi supaya tidak jadi estafet ke anak-anak kita atau generasi selanjutnya.


Penyebab Sandwich Generation

Beban keuangan yang dialami oleh para sandwich generation tentu berat. Boro-boro mengumpulkan kekayaan atau mengejar target finansial, mereka harus rela membagi penghasilannya demi menghidupi orang tua dan adiknya. Kondisi ini nyatanya bisa menjadi penghambat dalam mencapai kesuksesan atau financial freedom


Baca juga: Mengajukan Pinjaman Tanpa Jaminan untuk Renovasi Rumah


Jika teman-teman termasuk sandwich generation, berupayalah agar bisa keluar dari rantai tersebut. Caranya, dapat dimulai dengan mengelola keuangan secara bijak. Nah, untuk memudahkan mengatur keuangan ini, kita sangat bisa memanfaatkan rekening bank. Optimis, seorang sandwich generation masih punya kesempatan untuk meraih kesuksesan finansial, asalkan memiliki habit yang baik dalam mengatur keuangan.


Sebelumnya, untuk bisa memutus rantai himpitan finansial ini, lebih baik bila kita tahu dulu, mengapa kondisi sandwich generation bisa terjadi? Apa penyebabnya dan dampaknya bagi keluarga?



Penyebab Sandwich Generation

Menggunungnya tanggungan keuangan yang diemban para sandwich generation, membuat mereka sulit meningkatkan kekayaan. Seperti perumpamaan roti sandwich, mereka berada di lapisan tengah dan terjepit oleh tanggungan finansial generasi di atas dan di bawahnya sekaligus. Seringkali kondisi tersebut membuat mereka stres dan kehilangan kesempatan memperbaiki hidup.


Bagi yang berada di posisi ini, pasti tahu betul bagaimana rasanya. Yuk, jangan sampai mengulangi kesalahan yang sama dan membuat anak-anak kita menjadi sandwich generation berikutnya. Perlu diketahui, inilah beberapa penyebab sandwich generation yang perlu kita hindari.


  • Tidak Punya Rencana Keuangan Jangka Panjang

Penyebab utama sandwich generation adalah kurangnya persiapan finansial jangka panjang. Orang tua yang mewariskan sandwich generation umumnya tidak melek finansial sehingga kurang pandai merencanakan keuangan. Saat masih muda ataudalam  usia produktif, mereka tidak mengumpulkan aset kekayaan untuk biaya hidup di hari tua, tidak punya strategi tabungan, dana darurat, dan investasi untuk kebutuhan setelah pensiun.


Pada akhirnya, anak pun harus terbebani menanggung biaya hidup orang tua. Belum lagi jika ada tanggungan utang yang belum dilunasi. Itulah alasan kenapa penting bagi kita untuk merencanakan keuangan jangka panjang. Financial planning perlu dilakukan sedini mungkin saat kita masih aktif bekerja atau memiliki penghasilan.


  • Perubahan Ekonomi

Kondisi sandwich generation juga bisa disebabkan oleh perubahan ekonomi global. Seperti yang terjadi beberapa waktu belakangan di mana musibah pandemi Covid-19, membuat perputaran ekonomi menjadi tidak stabil. Terjadinya inflasi, stagnasi upah, gelombang layoff karyawan, dan sulitnya mencari pekerjaan membuat banyak orang mengalami masalah finansial.


Kondisi darurat yang tak terprediksi dan terjadi tiba-tiba, pasti cukup mengganggu keuangan banyak orang. Mereka terpaksa harus memakai dana darurat, menghabiskan tabungan, hingga berhutang untuk memenuhi biaya hidup. Berbagai tekanan ekonomi tersebutlah yang turut melahirkan sandwich generation.


  • Perubahan Dinamika Keluarga

Perubahan dinamika keluarga juga berperan dalam munculnya sandwich generation. Perubahan dinamika keluarga bisa disebabkan oleh kondisi-kondisi yang lagi-lagi tidak terprediksi, seperti terkena PHK, jatuh sakit, dan keluarga ada yang meninggal dunia. Yang semula memiliki penghasilan pasti setiap bulannya, kemudian menjadi kekurangan pendapatan atau bahkan tidak ada pemasukan sama sekali. Kondisi tersebut tentunya akan membuat keuangan keluarga berantakan dan menciptakan sandwich generation baru.


  • Mindset Keuangan dan Budaya Parenting yang Tidak Tepat

Apakah teman-teman pernah mendengar pepatah “Semakin banyak anak, semakin banyak rejeki” dan “anak adalah investasi”? Kedua pepatah tersebut sering dipahami secara salah, lo. Akibatnya banyak orang tua menerapkan budaya parenting yang kurang tepat dan memiliki mindset keuangan yang keliru.


Tidak bisa dipungkiri bahwa masih ada orang tua yang menganggap bahwa memiliki banyak anak maka uang yang didapat pun semakin banyak. Namun, mereka lupa memperhitungkan beban keuangan ketika memiliki banyak anak tersebut. Selain itu, sebagian orang tua juga menganggap anak adalah investasi. Saat sudah tua, mereka dapat mengandalkan anak-anaknya untuk membiayai hidup. Kultur dan mindset yang tidak tepat tersebutlah yang menjadi penyebab lain dari lahirnya sandwich generation.



Dampak Sandwich Generation

Dampak Sandwich Generation

Dampak sandwich generation jangan dianggap sepele. Tidak hanya membuat anak kewalahan secara finansial, namun juga berdampak pada kesehatan mentalnya. Berikut ini sejumlah dampak negatif dari kondisi sandwich generation.

1. Beban Finansial

Kondisi sandwich generation sudah pasti mengakibatkan beban finansial yang berat bagi anak. Selain memenuhi kebutuhan keluarganya sendiri, juga dituntut untuk menanggung hidup orang tua dan adiknya. Meski sudah bekerja dan memiliki penghasilan, banyaknya tanggungan membuat finansial mereka jadi terbatas hingga kekurangan.

2. Sakit dan Stres

Generasi sandwich sering kali memiliki tingkat stres yang tinggi. Bagaimana tidak stres, mereka harus memikirkan hidup dua generasi lainnya. Menghidupi keluarga sendiri saja sudah cukup menguras pikiran. Belum lagi jika orang tua memiliki banyak utang yang harus dilunasi. Jika tidak mendapat dukungan secara psikologis, bisa-bisa seorang sandwich generation mengalami depresi.


Banyak yang akhirnya harus bekerja ekstra demi mendapat penghasilan lebih. Ujungnya, mereka tidak punya waktu untuk rehat dan pastinya berpotensi mengganggu kesehatan mental. Selain itu, bekerja secara berlebihan hingga mengabaikan waktu, berisiko pula menyebabkan masalah kesehatan.

3. Menurunnya Kualitas Hidup

Kondisi sandwich generation juga menyebabkan kualitas hidup seseorang menurun, tidak bisa fokus memikirkan dirinya sendiri. Tidak lagi mengenal work life balance karena harus bekerja ekstra untuk memenuhi kebutuhan finansial. Kondisi tersebut pasti menghambat kesempatan mereka untuk upgrade diri dan menjalin hubungan sosial.


Bagaimana? Setelah mengetahui atau merasakan beratnya beban menjadi sandwich generation, pastinya kita tidak ingin anak atau generasi selanjutnya mengalami penderitaan yang sama, bukan? Cukup berhenti di kita saja dan mari segera putuskan rantai sandwich generation ini.



Menggunakan Rekening Online untuk Memudahkan Mengatur Keuangan

Sekali lagi, jangan sampai kondisi sandwich generation juga terjadi pada anak-anak kita agar mereka bisa fokus memperbaiki kehidupannya sendiri. Amit-amit, jangan sampai. Makanya, untuk terlepas dari himpitan finansial, kita harus berupaya maksimal mulai dari sekarang, untuk mengelola keuangan secara lebih bijak dan cerdas. Salah satu yang patut dicoba dalam memudahkan upaya mengatur keuangan ini, kita perlu membuka rekening bank.


Baca juga: Tips Belanja Online Aman agar Tidak Terjebak Penipuan


Untungnya, saat ini perbankan sudah menyediakan layanan rekening online. Semua prosesnya bisa jauh lebih praktis. Dengan adanya rekening online ini, kita bisa mengontrol dan memantau keuangan secara lebih mudah. Rekening online biasanya juga dilengkapi dengan aplikasi mobile banking yang semakin memudahkan kita melakukan berbagai transaksi perbankan, termasuk cek rekening bank, memantau tagihan kredit, dan sebagainya.


Salah satu rekening bank terbaik yang bisa jadi pilihan adalah PermataME. PermataME ini merupakan rekening online yang disediakan oleh PermataBank. Informasi lengkapnya, sejumlah kelebihan yang ditawarkan oleh produk tabungan ini bisa dibaca di laman https://www.permatabank.com/id/tabungan-retail/permatame.


Ayo, semangat mengelola keuangan dengan bijak, demi memutus rantai sandwich generation. Stop di kita!


Semoga bermanfaat.

No comments

Sebelum komentar, login ke akun Google dulu ya teman-teman. Jangan ada "unknown" diantara kita. Pastikan ada namanya, biar bisa saling kenal :)