Saat berusia 4 tahun, anak pertama saya pernah berada di masa sering berbicara
gagap, terutama pada huruf yang berawalan i. Tidak selalu, kadang
lancar, tapi tak jarang pula tersendat dan diulang-ulang. Padahal sebelumnya
dia lancar berbicara, walau sesekali sedikit kesulitan karena masih minim
memori kata. Tentu saja ini membuat saya khawatir.
Bahkan untuk membagikan cerita ini tepat di saat masalah gagap terjadi, saya
tidak berani. Takut kalau terus berlanjut dan saya tidak bisa mengatasi dengan
stimulasi yang saya terapkan. Alhamdulillah, kini Si Sulung sudah lancar
berbicara normal. Ternyata gagap yang dialaminya murni karena masih belajar
bicara, bukan karena adanya gangguan kesehatan.
Sebelumnya, mari kita bahas sedikit mengenai gagap pada anak dari beberapa referensi tepercaya yang saya baca dan paling relate. Ada bagian
menenangkan, tapi ada juga yang berhasil membuat rasa cemas saya melesat.
Penyebab Gagap pada Anak
Mengutip dari hallosehat.com, di mana ini yang paling sesuai dengan usia anak saya yang masih 4 tahun,
gagap diartikan sebagai hambatan bicara yang umum terjadi pada anak-anak,
terutama yang berusia 2 sampai 5 tahun. Sekitar 5% dari semua anak cenderung
mengalami gagap di beberapa titik dalam perkembangan mereka, biasanya selama
tahun-tahun prasekolah. Sebagian besar gagap ini akan menghilang dengan
sendirinya. Tapi sayangnya di beberapa anak, gagap bisa terus berlanjut
hingga dewasa dan dapat menimbulkan masalah psikologis.
Penyebab pastinya belum diketahui karena sangat banyak faktor yang dapat
memengaruhi kemampuan berbicara anak. Namun, ada beberapa faktor yang
diyakini berpotensi membuat anak mengalami gagap.
- Anak baru belajar tata bahasa yang lebih rumit atau merangkai kalimat yang jauh lebih panjang.
- Terlalu gembira, lelah, dipaksa berbicara, atau mendadak harus bicara.
- Punya riwayat gagap dalam keluarga, anak memiliki kecenderungan untuk mewarisinya.
- Di beberapa sumber juga disebutkan gagap dapat terjadi karena trauma, gangguan pada otak, atau kelainan motorik.
- Anak laki-laki lebih sering mengalami gagap dari pada anak perempuan.
Tentu saja saya sangat berharap kalau anak saya masuk ke dalam golongan
umum, yang nantinya gagap itu akan hilang sendiri. Walau rasa takut dan
khawatir tetap ada, saya selalu meyakini dalam diri bahwa masalah ini
disebabkan oleh proses belajar berbicara. Mungkin anak saya butuh
menyinkronkan otak dan otot mulutnya agar dapat mengeluarkan kata-kata
dengan lancar. Positif thinking saja dulu, toh usianya masih
dalam batas wajar, belum lebih dari 5 tahun.
Makanya saya berusaha menerapkan beberapa upaya berikut untuk perlahan
mengurangi gagapnya. It's work!
4 Stimulasi untuk Mengatasi Gagap pada Anak yang Saya Terapkan
Sebenarnya saya orang yang panikan. Ada sedikit saja sesuatu yang terjadi
dengan anak, pasti inginnya buru-buru ke dokter. Tidak salah sih
sebenarnya, karena diagnosa dari ahlinya tentu lebih tepat. Namun berhubung
hasil diskusi saya dengan suami waktu itu memutuskan untuk memberi stimulasi
dulu, mumpung dari referensi yang kami baca pun masih dianggap wajar, akhirnya
beberapa cara berikut dilakukan untuk perlahan mengurangi gagap saat anak
bicara.
Memang tidak langsung menunjukkan hasil, karena seingat saya butuh beberapa
bulan menerapkan ini hingga gagapnya berkurang dan hilang.
🌸 Minta Anak Berbicara Lebih Pelan
Pendapat ahli yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi gagap
pada anak adalah rasa antusias yang tinggi saat bicara, nyata adanya.
Biasanya, anak saya akan lebih gagap ketika ia terburu-buru mengungkapkan
sesuatu. Maka dari itu, setiap kali rasa kesulitan bicaranya mulai tampak
menyulitkan, saya memintanya untuk berhenti sejenak, lalu mengulang kembali
kata demi kata. Tidak apa bicaranya pelan, yang penting tidak tersendat.
🌸 Bantu Luruskan
"I-i-i-i-itu kan punya aku!" Gagap yang terjadi pada saat anak mengungkapkan
kata itu, akan segera saya luruskan dengan mengatakannya secara pelan,
"Ituuuu." Saya berharap anak merasa mendapat bantuan ketika mengalami
kesulitan bicara, serta mencontohkan bahwa bicara dengan pelan bisa membuatnya bicara lebih lancar. Jangan sekali-kali menertawakan, ya. Karena ini akan
membuat anak enggan bicara dan kita akan semakin sulit
menstimulasinya.
🌸 Bernyanyi Bersama
Saya sering mengamati kapan saja anak saya bicara gagap, dan kapan ia lancar
mengeja kata. Ketika bernyanyi, ia tidak pernah sekalipun kesulitan, lancar
saja mengatakan liriknya dengan tuntas dalam irama. Dari sinilah saya
menyimpulkan bahwa menyanyi akan merangsang motorik berbicaranya bila sering
dilakukan. Jadi, setiap hari saya berupaya mengajak anak bernyanyi di sela-sela
waktu mainnya. Meski terkadang diabaikan, saya terus berusaha bernyanyi
semakin banyak sampai anak tak sadar ikut bernyanyi.
🌸 Ajak Anak Aktif Berbicara
Selain meningkatkan ikatan dengan anak, mengajak anak ngobrol juga bisa
membuatnya lebih aktif dan terbiasa berbicara. Bila memang gagap disebabkan
oleh masa adaptasi anak yang sedang berusaha menyusun kalimat lebih panjang
dan rumit, maka cara ini akan efektif sebagai stimulasinya. Tanyakan saja
segala hal, di sepanjang ada kesempatan. Misalnya sesimpel anak lagi main
apa, tadi nonton video apa di gadget, nanti sore mau ngemil apa, kenapa suka
memakai baju favoritnya, dan sebagainya. Kalau saya, paling suka mengajak
anak cerita-cerita panjang pas mau tidur, karena responnya lebih baik dan
konsentrasinya tidak bercabang.
Intinya, semua stimulasi ini dimaksudkan agar anak dapat mengontrol
kecepatan bicaranya, serta membiasakan ia berbicara agar dapat segera
lancar. Yang pasti, dengan dukungan orang tua yang selalu mendampingi di setiap tahap tumbuh kembang anak, akan memberi banyak pengaruh positif
sehingga andai ada masalah yang terjadi bisa diketahui dan diatasi secepat
mungkin. Soalnya sependek yang saya tahu, kekuatan stimulasi itu luar biasa
selama tidak terlambat.
Semoga bermanfaat.
Referensi
Penyebab Anak Bicara Gagap, dan Cara Mengatasinya.
Tautan: https://hellosehat.com/parenting/kesehatan-anak/penyakit-pada-anak/penyebab-anak-gagap-dan-cara-mengatasi/
No comments
Sebelum komentar, login ke akun Google dulu ya teman-teman. Jangan ada "unknown" diantara kita. Pastikan ada namanya, biar bisa saling kenal :)