Treatment CRT (Collagen Rejuvenation Therapy) Kedua di ERHA Ultimate Acne Center, Kawah Scar Makin Naik

No comments

Senang sekali akhirnya bisa kembali treatment CRT (Collagen Rejuvenation Therapy) di ERHA setelah sekian lama berjeda dengan treatment yang pertama. Sebenarnya sudah dikatakan oleh dokter kalau CRT tidak bisa dilakukan sekali saja, apalagi untuk scar yang banyak dan dalam seperti di wajah saya, butuh beberapa kali agar hasilnya maksimal. Sabtu kemarin, kesampaian juga untuk kali kedua. Yeay!


Treatment CRT (Collagen Rejuvenation Therapy) Kedua di ERHA Ultimate Acne Cure

Masih dalam progam ERHA Ultimate Acne Center yang menawarkan 6 personalized program untuk jerawat maupun bekasnya. Tentunya ditentukan setelah datang ke klinik ERHA dan melakukan pengecekan kondisi kulit dengan ahlinya.

  • No Acne No Cry untuk mengatasi jerawat aktif.
  • Comedoless and Poreless Program untuk membasmi masalah komedo .
  • Acne Finale-Ultimate Program khusus untuk semua bekas jerawat kemerahan, kehitaman, maupun scars.

Spesialnya lagi, tersedia tiga plan yang juga bisa disesuaikan, yaitu Advance Plan, Basic Plan, dan Product Plan. Sama dengan yang lalu, saya tetap sesuai dengan Basic Plan, yaitu 1 kali konsultasi, 1 jenis acne treatment dan 1 personalised product


Baca juga: Perdana Cobain Treatment CRT (Collagen Rejuvenation Therapy) untuk Atasi Scar di ERHA Ultimate Acne Cure


Adakah perubahan yang terjadi setelah treatment CRT yang kedua? Tentunya ada, dong. Malah jadi tidak sabar kalau ada rezeki untuk bisa segera treatment lagi saking puasnya. Ya, saya sesuka itu dengan hasilnya. Walaupun perlahan, tapi ada progres. Maklum, scar sangat susah hilang. Tidak bisa hanya dengan mengandalkan pemakaian krim saja.


Lebih jelasnya, berikut cerita lengkap saya untuk CRT kedua ini.



Treatment CRT Kedua di ERHA Apothecary Gandaria City

Treatment CRT Kedua di ERHA Apothecary Gandaria City

Masih di lokasi yang sama karena dekat dari rumah dan bisa sambil nge-mall juga, hehe. ERHA Apothecary Gandaria City lantai LG. Meski namanya apothecary, tapi di sini bisa treatment juga. Termasuk CRT yang saya lakukan. 


Berhubung hari Sabtu, saya memilih datang sebelum jam makan siang, yaitu jam 11. Benar saja, masih sepi dan hanya ada beberapa pengunjung. Soalnya kalau weekend biasanya lebih ramai dari hari biasa. Makanya saya langsung ke meja pendaftaran, melakukan registrasi sebelum terbentuk antrian. Petugasnya yang berpakaian seragam rapi dan lengkap dengan masker, menginformasikan bahwa dokter yang sudah hadir adalah dr. Ike Yurissa. Saya pribadi sih tidak masalah siapa pun dokternya karena semua sama-sama ahli. Makanya langsung setuju. Kemudian, saya diminta untuk menunggu.


Proses registrasi

Selama menunggu, tidak bosan sama sekali karena disediakan sofa nyaman untuk duduk sambil membaca majalah, serta ada air mineral juga kalau merasa haus. Kebetulan sekali saat treatment, saya lagi batuk, jadi sangat terbantu dengan disediakannya minuman ini. 


Disediakan sofa nyaman untuk menunggu

Melihat-lihat produk ERHA
Melihat-lihat produk ERHA sambil menunggu

Saya juga sempat melihat-lihat beragam produk ERHA yang terpajang di rak. Rasanya ingin dibeli semua karena sejauh ini saya cocok dengan produk-produk dari ERHA. Semoga ada rezeki, aamiin. Malah ada juga yang tampak begitu unik, yaitu kolaborasi ERHA dengan Teh Botol. Tahu kan Teh Botol Sosro? Ternyata sangat bisa dikolaborasikan jadi produk skincare. Menarik.


Sesi Konsultasi dengan Dokter

Sesi Konsultasi dengan Dokter

Tidak lama, saya dipanggil untuk masuk ke ruang konsultasi. Di sana sudah duduk dr. Ike yang langsung menyapa dengan sangat ramah dan semangat. Keluhan kulit wajah saya ditanyai dan produk apa saja yang digunakan selama ini. Wajah juga dilihat dengan seksama menggunakan lampu khusus yang terang benderang. Semua "dosa-dosa" bakal terkuak, termasuk jerawat kecil-kecil yang ternyata juga memenuhi wajah saya. Pantas saja kasar sekali saat disentuh. 


Saya menceritakan bahwa 2 minggu belakangan banyak begadang dan mengenyampingkan urusan wajah sementara karena sekeluarga sakit semua. Anak-anak sakit bikin saya begadang nyaris setiap hari. Cuci muka pakai sabun juga terlupa. Paling hanya wudhu saja. Begitu pula sunscreen, juga tak sempat lagi memakainya. Makanya pas sekali saat datang konsultasi ini, wajah saya lagi tak sehat.


Untungnya, jerawat saya tidak lagi separah saat masih remaja dulu. Jadi yang difokuskan untuk treatment masih soal scar atau bopeng. dr. Ike mengecek database dan menemukan bahwa saya sudah pernah melakukan treatment khusus scar sebelumnya, yaitu CRT. Jadi kali ini pun yang direkomendasikan tetap treatment yang sama. Karena sudah tahu dari penjelasan saat treatment pertama dulu, saya pun setuju. Memang untuk scar, CRT ini yang paling pas mengatasinya.


CRT (Collagen Rejuvenation Therapy) dikhususkan untuk memperkecil pori dan memperbaiki struktur kulit yang tidak rata akibat scar. Terapi menggunakan teknologi Electroporation Needle System (Auto Microneedle dan Electroporation) yang berfungsi untuk merangsang pembentukan kolagen dan elastin untuk memperbaiki tekstur kulit dan depressed scar (bopeng). Efektif mengatasi acne scar tingkat ringan sampai menengah.


Dalam bahasa yang lebih sederhana, wajah kita akan dilukai dengan jarum-jarum kecil untuk memasukkan serum khusus yang nantinya dapat membentuk jaringan kulit baru, sehingga kawah scar akan terangkat. Saya diingatkan kembali bahwa CRT butuh beberapa kali dilakukan dan hasilnya akan berbeda bagi setiap orang tergantung usia dan kondisi kulitnya. 


Sekarang saya lebih santai saat mendengar wajah akan ditusuk-tusuk dengan jarum kecil, karena sudah tahu bagaimana rasanya. Dulu pas pertama, wah, deg-degannya minta ampun. Terbayang bakal sakit banget, eh, ternyata tidak sesakit itu. Kan wajah dibius dulu. 


Saya pun sempat curhat kalau besok akan ada acara yang mesti dihadiri, kalau bisa jangan merah-merah banget hasilnya. Tapi ya namanya wajah dilukai, merah sudah pasti terjadi. Hanya bisa sedikit dikurangi kata dr. Ike, yaitu dengan mengurangi goresan yang terjadi, lebih banyak bagian yang ditusuk-tusuk saja. Alhamdulillah masih bisa diupayakan. Walaupun nanti pasti merah, setidaknya jangan terlalu merah pekat dan merahnya bisa hilang lebih cepat.


Tidak terlalu lama dan panjang sesi konsultasi dengan dr. Ike. Saya sudah pernah treatment CRT, dan sudah tahu apa yang akan dikerjakan nanti, serta bagaimana efeknya pasca treatment. Saya pun langsung dipersilakan masuk ke ruang treatment.


Tahapan Treatment CRT 

Tahu apa yang paling dinantikan saat masuk ruang treatment ERHA? Tidur! Saking nyamannya. Bahkan kali ini dikasih selimut tebal. Astaga, pas sekali saya lagi ngantuk-ngantuknya, diberi fasilitas bobok nyenyak. Setelah meletakkan barang di keranjang yang disediakan, saya langsung rebahan, enggak pakai lama. 


Apa saja proses treatment-nya? Berikut step by step mulai dari pertama hingga nanti saya keluar dari ruangan. 


  • Membersihkan Wajah

Membersihkan wajah

Kakak perawatnya sudah stand by di ruang treatment sejak saya masuk. Pembersihan wajah bisa langsung dimulai. Wajah saya dibasahi dengan spons, lalu diberi sabun, dan dibersihkan kembali dengan spons. Dengan wajah yang bersih, serum atau obat yang dioleskan akan bekerja dengan lebih baik.


  • Mengoleskan Obat Bius Lokal

Mengoleskan Obat Bius Lokal

Inilah tiang pertahanan wajah saya nanti saat treatament CRT dilakukan. Obat bius dioleskan tebal ke seluruh wajah dengan merata. Obatnya seperti krim putih, jadi mengoleskannya hanya menggunakan kuas biasa. Tentunya menghindari daerah mata dan bibir. Saya diminta menunggu selama 30 menit agar obat bius meresap dan bekerja maksimal. Ya sudah, saya tinggal tidur dengan lampu yang sengaja dinyalakan remang-remang, plus gorden yang menutup rapat sekeliling sehingga privasi sangat terjaga. 


  • Sterilisasi Wajah

Sterilisasi Wajah

Karena akan ada luka, penting sekali mendahuluinya dengan steril wajah agar tidak terjadi infeksi. Kalau dilihat sekilas, obatnya seperti obat merah yang dioleskan menyeluruh. Sebaiknya tidak memegang wajah lagi dengan tangan sendiri karena takutnya tidak higienis.


  • Treatment CRT

Treatment CRT

Inilah inti dari treatment. dr. Ike masuk ke ruang treatment dan memastikan bahwa wajah saya sudah siap. Alat seperti stik dinyalakan, kakak perawat menuangkan serum, lalu jarum diujung alat mulai situsukkan ke wajah dengan serum yang seolah seperti pelumas. Saya pun juga baru tahu kalau ternyata bukan hanya menusukkan jarum dengan panjang tertentu saja, tapi juga dialiri listrik selama treatment. Pantas saja ada sensasi menyetrum juga. 


Selama alat diputarkan sedikit demi sedikit ke seluruh area wajah, dr. Ike sangat peka setiap kali saya mengernyit, pasti langsung ditanyakan apakah terlalu sakik. Kalau sakit, jarumnya diatur kembali agar tidak terlalu dalam menusuk. Secara keseluruhan, yang paling sakit sih yang bagian dagingnya tipis, seperti dahi dan tonjolan tulang pipi. Selebihnya hanya cekit-cekit saja.


  • Pengompresan

Pengompresan

Bagian ini kembali dilakukan oleh kakak perawat. dr. Ike sudah meninggalkan ruang treatment karena bagiannya sudah selesai. Agar wajah kembali rileks, tisu yang sudah dibasahkan dengan larutan khusus yang dingin ditempelkan. Kalau tidak salah saya sempat menanyakan di treatment CRT pertama kalau cairan tersebut adalah NaCl. Tidak terlalu lama, hanya beberapa menit saja. Kemudian kompres diangkat dan wajah dibersihkan. Rasanya lebih segar dan dingin. 


  • Pengolesan Anti Iritasi

Pengolesan Anti Iritasi

Terakhir, wajah diberikan anti iritasi agar luka-luka yang timbul saat terkena jarum tidak infeksi. Lagi pula setelah ini saya juga akan keluar ruang treatment dan tersapu debu-debu kembali di jalan pulang. Rasanya lebih tenang dan aman juga bagi wajah bila sudah diberi anti iritasi. Tidak perih sama sekali. Entah karena obat bius masih bekerja, atau memang obat ini tidak bikin perih. Agak lengket di awal, tapi lama-lama menyerap.


Treatment CRT kedua saya selesai! Walau langkahnya cukup banyak, tapi yang paling lama cuma menunggu setelah pengolesan obat bius, yaitu 30 menit, dan treatment CRT itu sendiri. Karena bisa tidur saat menunggu, tidak begitu terasa lamanya. dr. Ike pun melakukan treatment dengan sangat baik, jadi sakitnya tidak terlalu mengganggu.


Kondisi Wajah Pas Setelah Treatment CRT

Kondisi Wajah Pas Setelah Treatment CRT

Rasanya perlu dibahas juga kondisi wajah sesaat setelah treatment agar teman-teman yang punya rencana CRT tidak kaget. Pertama, wajah akan merah seperti udang rebus. Kedua, kemungkinan akan ada luka-luka kecil di beberapa bagian. Di treatment ini, wajah saya yang luka hanya sedikit di dahi saja. Sabar-sabarkan melihat wajah setelah treatment ini karena rupanya enggak banget. Saya sampai meminta masker supaya bisa menutupi, walau jidat yang merah tetap juga terlihat. Namanya juga usaha kan?


Tapi jangan khawatir, semua itu akan hilang dan wajah pasti mulai membaik setelah dua hari, dan pulih total di hari kelima. Di wajah saya begitu. Nanti di bagian akhir akan saya bahas lebih detail before-after dan proses penyembuhannya. 



Pembayaran dan Pengambilan Krim yang Dibawa Pulang

Pembayaran dan Pengambilan Krim yang Dibawa Pulang

Waktunya bayar! Kira-kira berapa total harga yang harus saya bayar?

Kembali ke meja registrasi yang juga merangkap kasir, saya diinformasikan biaya untuk keseluruhan kunjungan kali ini. Terdapat biaya konsultasi dengan dokter, treatment CRT, dan krim yang diresepkan. Semuanya Rp 2.779.000. Berikut rinciannya.

- Konsultasi dokter Rp 200.000

- Treatment CRT full face Rp 2.200.000

- 3 krim racikan dan 1 sabun cuci wajah Rp 379.000


Setelah pembayaran selesai, untuk krimnya, saya diminta menunggu sekitar 15 menit selama proses peracikannya. Sekadar informasi, setiap krim racikan ERHA, pasti ada keterangan nama apoteker yang meraciknya saat itu. Bisa dilihat di stiker yang ditempel dalam kemasan. Kecuali obat cuci wajah saya yang kali ini bukan racikan langsung, tapi produk yang sudah dalam kemasan.


Sebenarnya sebelum treatment, dr. Ike sudah menjelaskan krim apa saja yang nantinya akan saya bawa pulang, beserta ketentuan pakainya. Hari pertama sampai hari kelima, saya hanya boleh pakai sabun pencuci wajah dan pelembap saja, pagi, siang, dan malam. Barulah setelah hari keenam, semua krim dipakai sebagai perawatan normal.


Sama satu hal lagi yang penting diingat juga bagi teman-teman yang melakukan treatment CRT, selama proses pemulihan, yaitu 5 hari setelah treatment, hindari melakukan aktivitas yang mengeluarkan banyak keringat, berpanas-panasan, serta menggunakan make up. Cukup pakai pelembap yang diresepkan saja.



Proses Pemulihan dan Hasil Treatment CRT Kedua di ERHA

Treatment CRT Kedua di ERHA

Seperti yang sudah saya ceritakan sedikit tadi, pas setelah treatment selesai, wajah saya sangat merah dan semakin bertekstur. Scar tampak lebih jelas dan pori-pori juga membesar. Seperti yang ada difoto sebelumnya. Jelek banget kan?


Sesampai di rumah, saya wudhu dan membasuh muka. Rasanya masih aman-aman saja. Tapi begitu efek obat bius habis, kira-kira satu atau dua jam kemudian, wajah saya mulai perih. Perihnya bikin gatal, jadi dua kali saya tidak sengaja menggaruk dan menggesekkan dengan lengan baju. Makin perih, Bestie! Jadi kalau bisa teman-teman jangan sampai reflek melakukan hal serupa, ya. 


Besoknya, wajah saya masih merah. Menghadiri acara pun terpaksa dengan wajah yang masih merah hebat. Tapi siangnya, merah ini mulai berkurang, dan semakin samar hingga malam harinya. Perih pun sudah hampir tak terasa di hari kedua ini. 


Lanjut hari ketiga, merahnya tinggal sedikit sekali. Malah kalau tidak diperhatikan betul-betul di cermin, sudah tidak terlihat lagi. Sampai benar-benar hilang di hari keempat. Hanya saja, ada sedikit pengelupasan di hari keempat sampai keenam. Tidak banyak dan akan hilang setiap kali krim pelembab dioleskan. 


Scarnya? Saya bahagia banget karena lebih berkurang dari sebelumnya. Yang kawahnya dalam, sudah semakin naik. Di bagian pipi, bopeng-bopengnya melandai. Pori-pori wajah juga mengecil, tampak jelas perubahannya di bagian kening, hidung, dan pipi depan. Apalagi dr. Ike juga meresepkan krim yang mengandung obat jerawat, jadinya beberapa jerawat yang bengkak sebelum treatment, mulai mengering.


Bisa dilihat di foto, ya. Lebih cerahan juga ternyata. Wajah saya jauh membaik. Makanya saya tidak sabar ingin segera treatment CRT selanjutnya karena benar-benar secocok itu!


Baca juga: Pengalaman Mengatasi Jerawat dan Scars dengan ERHA Ultimate Acne Cure, 2 Minggu Sudah Terlihat Hasilnya!


Belum seminggu sejak treatment, hasilnya sangat menggembirakan. Lebih cepat dari waktu saya treatment CRT pertama kali. Tidak pernah kecewa melakukan perawatan wajah di ERHA. Terutama bagi yang berjerawat, sudah ada ERHA Ultimate Acne Center yang sangat bisa disesuaikan dengan kondisi wajah masing-masing (soalnya permasalahan jerawat ini kompleks sekali), serta bisa juga memilih rencana yang sesuai budget


Bila teman-teman tertarik juga mencoba dan ingin tahu lebih banyak mengenai treatment CRT atau program ERHA Ultimate Acne Center, silakan kunjungi website official ERHA di https://acnecure.erhaultimate.co.id/ atau media sosial Instagram ERHA di @erha.dermatology.


Semoga bermanfaat

Doakan saya bisa treatment CRT yang ketiga. Nanti pasti akan saya tulis lagi di blog ini. 

No comments

Sebelum komentar, login ke akun Google dulu ya teman-teman. Jangan ada "unknown" diantara kita. Pastikan ada namanya, biar bisa saling kenal :)