Saya bersyukur sekali sudah mengajari anak-anak mengaji sedari dini di
rumah. Walau saat ini belum terlalu lancar, terutama anak kedua saya yang
masih berusia 6 tahun. Saya ingin anak-anak bisa rutin mengaji setiap hari, setidaknya satu kali selepas Magrib. Seperti apa yang diajarkan Mama saya
dulu. Karena saya percaya, rumah yang selalu dihiasi dengan lantunan ayat suci
Al-Qur'an, akan membawa keberkahan dan ketenangan tersendiri bagi penghuninya.
Pahalanya jangan ditanya, dihitung per huruf! Subhanallah.
Selain itu, anak-anak juga bisa lebih cepat mengikuti pelajaran huruf hijaiyah
saat TK dan cukup membantu untuk belajar Bahasa Arab, Imla, atau mata
pelajaran Islam lainnya ketika SD. Dulu tidak pernah menyangka akan
memasukkan mereka ke sekolah Islam swasta, karena memang niat awalnya adalah
masuk SD Negeri dan sorenya belajar di TPA/MDA. Tapi, karena anak
pertama saya belum genap berusia 7 tahun, hanya kurang 2 bulan saja, sangat
kecil kemungkinan diterima di SD Negeri. Akhirnya, dari pada menunggu 1
tahun lagi, ya sudah, saya daftarkan ke sekolah Islam biar sekalian belajar
ilmu Islam sebagai dasar kehidupan mereka.
Alhamdulillah dengan apa yang saya upayakan untuk mengajari anak-anak mengaji
di rumah sejak kecil, cukup membantu mereka mendapatkan nilai yang baik di
mata pelajaran Islam, yang berisikan materi-materi berbahasa Arab dan
ayat-ayat Al-Qur'an.
Intinya, saya sebagai ibu, pasti sangat bahagia dan bangga bila anak-anak tidak
hanya pintar dalam mata pelajaran umum, tapi juga memiliki pondasi agama yang
mumpuni sebagai pegangan hidup mereka. Salah satunya adalah membaca Al-Qur'an.
Orang tua mana sih yang hatinya enggak adem melihat anak rajin mengaji?
7 Tips Sukses yang Saya Terapkan Selama Mengajari Anak Mengaji di Rumah
Nah, untuk sesama orang tua, kita bisa kok mengajari anak-anak mengaji sejak
dini di rumah. Ini 5 tips yang sukses saya terapkan ke anak-anak selama
mengajari mereka mengaji. Mana tahu dengan upaya ini, dapat membangun
kecintaan anak pada Al-Qur'an hingga mereka dewasa nanti.
1. Mulai Perkenalkan Huruf Hijaiyah Sejak Dini
Percaya nggak, saya sudah memperkenalkan anak-anak dengan huruf Hijaiyah
sejak usia 1 tahun! Pastinya dengan cara yang sesuai dengan usia mereka.
Misalnya membelikan buku-buku anak bertuliskan huruf Hijaiyah,
memberikan mainan puzzle dengan huruf Hijaiyah yang bisa disusun, dan menempelkan poster huruf Hijaiyah di dinding. Sampai mereka TK dan hafal, baru
poster saya lepas. Memutar video bertema huruf Hijaiyah juga cukup berhasil,
karena anak-anak jadi lebih cepat hafal berkat visualnya yang menarik
2. Jelaskan tentang Agama Islam
Saat anak-anak sudah bisa diajak ngobrol, saya mulai memperkenalkan agama
Islam pada mereka. Ini akan menjadi dasar bagi mereka, kenapa sih kita harus mengaji? Saya jelaskan tentang Allah SWT, Nabi Muhammad SAW, Rukun Islam, dan Rukun
Iman. Jujur, saya cukup kewalahan karena sulit menjelaskan dalam bahasa yang dapat mereka pahami. Tapi, tak ada yang sia-sia. Lambat laun, mereka mengerti bahwa
mengaji dapat memberikan pahala, ilmu, ketenangan, dan keberkahan. Sekali
lagi, pastikan sesuai dengan kemampuan berbahasa anak-anak, ya.
3. Memberi Contoh
Anak adalah peniru ulung. Apa yang dilakukan orang tuanya, akan menjadi contoh
yang akan ditirunya. Bila ingin anak mencintai aktivitas mengaji, maka beri
contoh kepada mereka. Berhubung saya ingin anak menjadikan mengaji sebagai
kebiasaan selepas salat Magrib, maka saya mengusahakan mengaji setiap hari di
waktu ini. Ajaibnya,
anak-anak seringkali mendekat, melihat, dan mendengarkan saya mengaji. Tak
perlu banyak, mengaji satu atau dua halaman saja tidak apa.
4. Membiasakan Membaca Ayat Pendek dan Doa-doa
Al-Qur'an menggunakan Bahasa Arab. Jadi, dengan sering-sering membacakan ayat
pendek dan doa-doa harian dalam keseharian anak, maka akan membiasakan
pendengaran mereka akan bahasa ini. Malah anak-anak jadi penasaran,
tertarik mengetahui huruf-huruf Hijaiyah. Tanpa disuruh belajar pun, mereka semangat
sendiri melihat di poster. Biasanya ketika anak memiliki keinginan kuat yang datang dari diri mereka sendiri, hasilnya pasti lebih maksimal.
5. Jadwalkan Sesi Mengaji
Kalau saya, dari pada memilih waktu random untuk belajar mengaji, lebih baik
menjadwalkannya di satu waktu. Ini akan menjadi kebiasaan yang tertanam
di diri anak. Kalau sudah melihat saya mengaji habis salat Magrib, otomatis anak-anak sudah tahu
dengan jadwal mengaji mereka setelah saya. Malah kalau saya lagi capek dan
ingin melewatkan saja, mereka yang ingat dan meminta membaca Iqra'. Jadwal ini
sangat bisa disesuaikan dengan kondisi masing-masing, tidak harus selesai salat Magrib.
6. Ciptakan Suasana yang Mendukung
Seperti aktivitas belajar mengajar pada umumnya, suasana yang nyaman dan
mendukung sangat dibutuhkan agar apa yang dipelajari dapat dicerna dengan baik
oleh anak. Sebisa mungkin suasana harus tenang, TV dimatikan dulu. Gunakan
meja kayu rendah agar posisi duduk nyaman, serta gunakan alat penujuk seperti pensil,
sumpit, atau mau dibeli juga boleh. Supaya anak tidak bingung kita menunjuk
huruf yang mana. Bila ingin lebih menarik lagi, ajak anak salat Magrib dulu
dengan sarung dan peci. Kadang apa yang mereka kenakan dan berbeda dengan
pakaian sehari-hari, membuat semangat meningkat.
7. Beri Penghargaan
![]() |
| Penghargaan sederhana ketika anak saya menamatkan Iqra' 1 dan 2 |
Siapa pun itu, pasti senang bila usahanya dihargai. Kita yang dewasa saja
senang, apalagi anak-anak? Makanya, penting sekali memberikan penghargaan
ketika anak berhasil menyelesaikan tingkatan tertentu dalam belajar mengaji.
Tidak perlu yang besar atau mahal, yang sederhana saja sudah cukup. Misalnya
saat berhasil menghafal huruf Hijaiyah, dibuatkan camilan kesukaannya, atau
ketika menamatkan Iqra' 1, diberi stiker khusus seperti bintang
berwarna-warni. Saya malah bikin sendiri saja dari kertas, lalu ditempel
dengan lem di dinding. Itu saja anak saya sudah lompat-lompat kegirangan.
Baca juga: Apakah Masuk SD Harus Bisa Baca?
Tips ini bisa dipraktikkan juga di rumah. Mana tahu cocok dan anak-anak
kita segera bisa mengaji dengan lancar. Tapi, perlu digarisbawahi, respon dan
progres masing-masing anak pasti berbeda. Anak pertama dan kedua saya saja
terkadang butuh strategi yang berbeda. Contohnya, anak pertama saya dengan
mudah menghafal huruf Hijaiyah hanya dengan membaca Iqra', anak kedua
saya yang visualnya lebih kuat butuh poster bergambar dan warna-warni agar
lebih mudah mengingat.
Satu lagi, konsistensi kita sebagai orang tua yang mengajari di rumah juga
sangat menentukan. Soalnya sering kejadian, kalau terlalu lama jeda tidak
membaca Iqra', saat pulang kampung misalnya, malah mudur lagi baca Iqra'-nya.
Meski butuh perjuangan, hasilnya pas mendengar anak-anak bisa mengaji,
masyaAllah rasanya luar biasa.
Tumbuhkan Minat Mengaji Anak dengan Metode Belajar yang Menarik di TPQ Online Albata
Gimana kalau orang tua bekerja dan baru pulang malam? Gimana kalau sudah dicoba segala secara, anak masih ogah-ogahan belajar mengaji? Padahal kemampuan ini sangat dibutuhkan dalam perjalanan religi anak ke depannya. Malah sangat perlu dan wajib bisa.
Kurangnya minat anak untuk belajar mengaji bisa disebabkan oleh berbagai
faktor. Misalnya lebih tertarik dengan aktivitas bermainnya, pengaruh
gadget, caranya kurang pas dengan anak, lingkungan tidak mendukung, dan
sebagainya. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua. Tapi
tenang, karena di zaman serba digital sekarang, anak-anak tetap bisa
menumbuhkan minat mengajinya dari rumah.
TPQ Online Albata bisa jadi rekomendasi tempat
mengaji online anak yang dapat menjaga semangat sekaligus sebagai teman belajar mengaji mereka.
Di sini, anak dirangkul untuk membangun rutinitas membaca Al-Qur’an yang
menyenangkan dan interaktif melalui suasana belajar yang positif, menggunakan media yang kreatif, jadwal yang konsisten, serta tak meninggalkan
kebersamaan keluarga dan pemberian apresiasi.
Dengan pendekatan yang konsisten dan penuh kasih dari TPQ Online Albata, mengaji akan dikenal anak bukan hanya sebagai rutinitas, tetapi juga sebagai bekal agama yang akan membersamai di sepanjang hidupnya.
Bersama ustadzah profesional, TPQ Albata Online membuka kesempatan belajar
mengaji untuk anak mulai dari usia 3 hingga 13 tahun. Metode
Fun Learning interaktif yang digunakan, akan membuat anak dapat
mempelajari Al-Qur’an dengan cara menarik dan mudah dipahami. Jadi, tak ada
keterpaksaan atau orang tua yang marah-marah karena sulit mengontrol emosi.
Ini pengalaman saya banget soalnya. Kalau anak-anak trauma, kan malah jadi
tambah susah.
Berhubung kuotanya terbatas, supaya tidak terlalu ramai dan dapat fokus mengajari
anak-anak kita mengaji, kalau tertarik, segera pelajari informasi lebih
lanjutnya di website resmi albata.id atau akun Instagram
official Albata di @albata.id, ya.
Kalau bukan kita sebagai orang tua yang mendekatkan anak-anak dengan kecintaan membaca Al-Qur'an, siapa lagi?
Semoga bermanfaat.









No comments
Sebelum komentar, login ke akun Google dulu ya teman-teman. Jangan ada "unknown" diantara kita. Pastikan ada namanya, biar bisa saling kenal :)