6 Masalah Orang Tua Baru Usai Kelahiran Anak Pertama dan SOLUSINYA

6 comments
Source : freepik.com by onlyyouqj 

Flash back ke akhir tahun 2016 lalu saat melahirkan anak pertama, rasanya banyak sekali pengalaman berharga yang mungkin tidak akan pernah aku dapatkan dari jenjang pendidikan manapun. Tidak semua orang tua bisa bersikap biasa setelah kelahiran anak pertama mereka. Bukannya tidak bahagia, tapi segala hal yang berubah secara mendadak sering kali membuat orang tua merasa tertekan bahkan berujung stres.

Menjadi orang tua tidak semudah yang terlihat.

Meskipun sebagian besar keluhan dirasakan oleh ibu, tapi tidak jarang pula sang ayah juga merasakan tekanan yang tak kalah hebat. Tanggung jawab dunia akhirat bertambah satu jiwa lagi. Sedikit banyaknya, pasti akan mempengaruhi psikologi ayah. 

***

Apa saja masalah umum yang dihadapi orang tua baru setelah kelahiran anak pertama?
Lalu bagaimana solusinya?

Memiliki pengalaman mengurus anak pertama sangat membantuku dalam menangani anak kedua. Masalah yang dulu hadir sesaat setelah kelahiran anak pertama, bisa aku hadapi dengan lebih rileks setelah kelahiran kedua. Aku jauh lebih mahir dan banyak mengerti tentang kehidupan bayi. Apa sebaiknya dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan. Beberapa solusi dan penanganan pertama jika terjadi sesuatu pada bayi juga sudah aku kuasai. Intinya, aku tidak mudah panik lagi saat bayi mulai rewel atau menunjukkan sikap tak biasa lainnya. 

Meski terasa berat, anak tetaplah hal membahagiakan yang wajib disyukuri. Jangan sampai ketidakmampuan orang tua dalam beradaptasi dengan kehidupan baru mereka sebagai new parents membawa dampak buruk, baik bagi bayi maupun orang tua itu sendiri. Jika dihadapi dengan bijak, semuanya bisa teratasi. 

Sekedar berbagi pengalaman, inilah beberapa hal yang aku hadapi dan memang umum terjadi pada banyak orang tua setelah kelahiran pertama beserta solusinya.


1 Kelelahan Begadang

Bayi belum bisa membedakan malam dan siang. Jam tidurnya yang belum teratur pasti membuat orang tua begadang semalaman. Menyusui, menggendong, menyendawakan atau mengganti popok, tetap dilakukan meskipun waktu sudah melewati jam tidur yang seharusnya. 
Perubahan besar ini tentunya membuat orang tua kewalahan. Sebelumnya bisa tidur malam dengan leluasa dan pulas hingga pagi, sekarang harus beradaptasi dan menyesuaikan jam tidur dengan aktifitas bayi yang belum terjadwal. Jika tidak disiasati dengan benar, bisa saja kekurangan tidur menjadi pemicu timbulnya masalah kesehatan fisik dan psikologis orang tua. 

Solusi
Manfaatkan waktu kapan saja untuk tidur. Ikutlah tidur bersama bayi disiang hari. Cara ini paling ampuh untuk mengganti jam tidur malam yang terlewati. Bayi masih banyak tidur sepanjang hari, malah lebih banyak tidur dari pada terjaga. Jadi, meskipun ikut tidur siang beberapa jam, masih banyak sisa waktu untuk mengerjakan yang lain. Selain itu, penting juga menjaga asupan makanan dan konsumsi multivitamin yang aman untuk ibu menyusui bila perlu. Begadang sangat mempengaruhi kondisi tubuh. Apalagi ibu menyusui membutuhkan nutrisi yang lebih agar ASI yang diproduksi berkualitas. Jangan sampai penyakit musiman dengan mudah menyerang dan semakin mempersulit keadaan.

Baca juga : Hal Kecil Berdampak Besar yang Sering Merubah Mood Ibu



Belum Mahir Mengurus Bayi

Namanya saja orang tua baru, merasa canggung itu biasa. Beruntung jika punya pengalaman mengurus bayi sebelumnya. Jika tidak, maka ini adalah pengalaman pertama yang mungkin akan banyak mengalami trial-error. Meskipun ilmu teori mudah didapat diera teknologi canggih saat ini, tapi tidak semua masalah yang terjadi bisa diatasi dengan hal serupa. Melihat video tata cara membedong yang terlihat simple, ternyata saat dipraktekkan sendiri malah gagal. Bisa saja orang tua merasa kebingungan saat anaknya sering rewel, muntah atau gumoh, terlewat jadwal imunisasi, takut memandikan atau banyak lagi masalah lain. 

Solusi
Orang tua wajib belajar. Menjadi orang tua adalah proses belajar yang sangat panjang. Jangan pernah bosan mencari informasi yang akurat dan terpercaya dari ahlinya. Meskipun setiap anak berbeda, tapi dengan memiliki dasar ilmu parenting, orang tua dapat menyaring informasi dan memilih solusi yang tepat jika menemukan masalah. Sharing pengalaman bersama orang tua lain atau nenek dan kakek juga dapat membantu. Terkadang pengalaman nyata dari orang lain dapat diandalkan. Tapi saran yang diterima perlu dipilah, belum tentu semua pengalaman itu baik untuk dicontoh. Inilah gunanya mencari informasi yang jelas sumbernya dan teruji kebenarannya agar tidak mudah mengikuti sesuatu yang belum tentu benar.

Baca juga : Menghitung Tinggi Badan, Berat Badan dan Lingkar Kepala Normal Anak dalam Masa Pertumbuhan



ASI Tidak Keluar

Pengalaman pertama menyusui memang penuh drama. Kebanyakan ibu mengeluh tidak dapat mengeluarkan ASI dihari-hari pertama kehidupan bayinya. Rasa iba melihat anak menangis dan dilema untuk memberikan susu formula sering membuat orang tua bingung. Berbagai cara juga telah dilakukan, menyusui langsung, memompa, memijat, meminum obat pelancar ASI serta mengkonsumsi berbagai makanan yang dipercaya dapat meningkatkan produksi ASI. Namun ternyata ASI yang ditunggu belum juga keluar.

Solusi
Dilansir dari alodokter.com "Pada dasarnya bayi masih memiliki cadangan cairan yang cukup untuk tubuhnya selama 48 jam pertama. Beberapa pihak berpendapat bayi bisa bertahan dalam waktu 72 jam tanpa ASI." - dr. Devika Y.
Sebisa mungkin terus susui bayi karena air liur bayi dapat merangsang produksi ASI. Ibu juga harus optimis dan yakin bisa memberikan ASI yang cukup. Tidak perlu terlalu terburu-buru menyimpulkan bahwa ASI tidak bisa keluar dan langsung memberikan susu formula di hari pertama kelahiran bayi. Bisa jadi tubuh ibu baru butuh waktu untuk memproduksi ASI. Mengkonsumsi vitamin yang aman atau makanan pelancar ASI juga dapat dilakukan.
Jika sampai hari ke-3 setelah kelahiran ASI juga belum keluar sama sekali, sebaiknya pertimbangkan untuk segera memberi susu formula, sembari terus berusaha memancing ASI keluar. Namun jika hingga berbulan-bulan belum juga berhasil, berarti otomatis susu formula anak akan terus dilanjutkan. Jangan berkecil hati karena tidak ada yang salah dengan hal ini.

Baca juga : Cara dan Tips Mengobati Puting Lecet pada Ibu Menyusui



Panikan

Menjalankan peran baru berarti mengalami semuanya serba pertama kali. Menggendong bayi untuk pertama kali, memandikan bayi yang pertama kali, dan menghadapi tingkah laku bayi juga pertama kali. Orang tua akan merasakan panik berlebih jika melihat gelagat bayi yang dirasa tidak wajar sekecil apapun tu. Rasanya ingin segera menemui dokter karena takut terjadi hal yang berbahaya pada si kecil. Padahal sebenarnya hal tersebut masih normal dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan. 

Solusi
Wajar jika orang tua baru mengalami panik berlebih terhadap bayinya. Mencari informasi sebanyak-banyaknya dari sumber terpercaya bukan hanya bermanfaat untuk menambah ilmu mengenai cara mengurus bayi, tapi juga mengurangi rasa panik berlebih yang sering datang. Jangan malu bertanya kepada orang tua lain yang lebih berpengalaman atau berkonsultasilah kepada ahlinya untuk mendapatkan keterangan pasti. Sekali lagi, memilah dengan bijak seluruh informasi yang didapat penting dilakukan agar tidak mudah terpengaruh oleh artikel atau saran-saran menakutkan yang semakin membuat panik.

Baca juga : Tips dan Tata Cara Memandikan Bayi



Baby Blues Syndrome

Baby blues adalah gangguan suasana hati yang umumnya dirasakan ibu setelah melahirkan. Ibu merasa gelisah, cemas, marah, kesal, lelah, sedih bahkan menangis tanpa sebab atau tidak dapat berkonsentrasi. Biasanya Baby blues terjadi karena sulitnya melalui masa adaptasi dengan tanggung jawab baru sebagai orang tua yang dirasa sangat melelahkan. Dibeberapa sumber juga ada yang berpendapat bahwa menurunnya hormon estrogen dan progesteron secara drastis pasca melahirkan juga dapat menyebabkan mood swing atau mudah berubahnya suasana hati ibu. Jika tidak segera ditangani, Baby blues bisa saja berdampak buruk terhadap ibu dan bayi serta ikatan antara keduanya. 

Solusi
Jika berhubungan dengan buruknya suasana hati, maka hal paling benar yang harus dilakukan adalah mencari cara untuk memperbaikinya. Bila mengantuk karena begadang bisa menjadi pemicu, usahakanlah tidur siang bersama bayi. Pastikan juga makan tepat waktu dengan makanan bergizi. Jika kondisi tubuh fit, pasti suasana hati turut membaik. Jangan malu atau takut bercerita kepada suami dan orang terdekat akan ketidaknyamanan yang dirasakan. Mintalah bantuan mereka untuk menjaga bayi sejenak agar ibu bisa memiliki waktu menenangkan diri dengan melakukan hal yang disenangi. Dengan adanya pertolongan atau kerjasama dari orang lain, beban ibu akan terasa lebih ringan. Hingga pada akhirnya Baby blues akan terlalui dengan sendirinya. Tapi jika Baby blues ini tidak kunjung membaik hingga berbulan-bulan, segeralah menghubungi dokter karena ditakutkan terjadinya depresi pasca melahirkan yang dapat membahayakan ibu dan bayi.




Tekanan dari Orang Lain

Kok anaknya kurus sih? Ibunya harus telaten dong!
Anaknya belum bisa jalan juga? Anakku saja belum 1 tahun sudah bisa jalan. Makanya ibunya harus rajin menstimulasi anak.
Lahirannya kenapa sesar? Nggak mau sakit ya?
Anaknya kok dikasih sufor? Nggak mau ngasih ASI ya?
Menjadi ibu sering kali mendapat komentar dari banyak pihak baik itu komentar menyenangkan ataupun komentar menyakitkan. Yang sering menjadi masalah adalah omongan pedas orang lain mengenai cara mengasuh, mendidik atau mommy shaming yang membuat hati ibu terluka. Mirisnya, hal ini paling banyak dilakukan oleh orang terdekat atau sesama ibu. Bisa saja ibu akan merasa depresi, menyalahkan diri sendiri, minder dan merasa tidak pantas menjadi ibu karena sering mendengar kata-kata negatif seperti ini.

Solusi
Masing-masing orang tua memiliki cara sendiri untuk mengatur pola asuh anak. Tidak ada yang salah, karena memang masing-masing anak juga tumbuh dan berkembang dengan cara yang berbeda. Biarkan saja orang lain menyampaikan kritikannya. Meskipun sakit, tapi dengan tidak terlalu menanggapi hal tidak penting seperti itu sangat ampuh untuk menjaga perasaan sendiri. Responlah dengan biasa, ambil baiknya dan buang buruknya. Anggap saja orang-orang yang memberikan kritikan pedas tanpa tau apa yang sebenarnya terjadi adalah orang yang sangat peduli dan perhatian kepada kita. Terkadang kita semua perlu untuk bersikap "masa bodoh" demi melindungi diri sendiri.

Baca juga : Stop Mommy Shaming!


***

Itulah beberapa masalah umum orang tua baru yang sering membuat kewalahan. Menjadi orang tua memang butuh pengalaman dan jam terbang agar dapat menjalankan perannya tanpa tekanan dan beban. Trial-error itu biasa. Teruslah belajar agar dapat memberikan yang terbaik untuk sang buah hati. 

Semoga bermanfaat.


6 comments

  1. karena ketidaktauan, dan kurang ilmu, komunikasi sama ibu kandung jarang, hanya eputar persiapan pernikahan. edukasi bagi wanita yang mau menikah penting sekali ttg hal ini. karena gak sedikit kasus babyblues syndrome berujung, parah sekali ( sampai menyangkut soal nyawa)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setujuuu...
      Mirisnya, ibu yang kewalahan dengan status barunya malah sering dibilang kurang iman dan tidak bersyukur. Sedih ya.

      Delete
  2. makasih sharingnya kalau tekanan dari orang sih hrs punya telinga tebal dan masuk kiri keluar kanan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama-sama, Mbak.
      Biasanya kalau sudah sering mendengar akan terbiasa dan kebal.
      Tapi kalau baru-baru sih suka masuk ke hati, hehe.

      Delete
  3. Makasih mbaak tipsnya,,
    Sangat berguna jika punya anak nnt,
    Doakan aku mbak ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama-sama, Mbak.
      Aamiin aamiin YRA, semoga disegerakan dan dilancar semuanya ya Mbak :)

      Delete

Sebelum komentar, login ke akun Google dulu ya teman-teman. Jangan ada "unknown" diantara kita. Pastikan ada namanya, biar bisa saling kenal :)