Gambar: freepik.com |
Allah SWT begitu menyukai hambanya yang memilki harapan dan cita-cita. Kenapa?
Karena dengan bercita-cita inilah seorang hamba akan semakin sering mengingat
nama-Nya dan berdoa kepada-Nya. Serta dengan cita-cita ini pula peluang untuk
meningkatkan kualitas diri semakin terbuka lebar sebagai bentuk rasa syukur
akan nikmat kehidupan yang diberikan Allah kepada seorang manusia.
Gapailah citamu setinggi langit. Sejatinya manusia harus memiliki
harapan dan cita-cita dalam hidup untuk menyemangati dan meningkatkan perilaku
produktif alih-alih berdiam diri tanpa manfaat. Allah menciptakan manusia
sebagai khalifah nomor satu di muka bumi, maka sudah sepantasnya pula manusia
berjuang untuk menjadi yang terbaik dalam batas kemampuannya.
Baca juga:
Ibu Rumah Tangga Kuliah Lagi, Buat Apa?
Diri Sendiri Harus Ditata, Jangan Kambing-hitamkan Keadaan
Cita-cita yang tidak diimbangi dengan usaha hanyalah menjadi sebuah
angan-angan kosong. Semakin lama cita-cita dibiarkan tanpa aksi, rasa optimis
dalam diri akan semakin terkikis.
Dalam surah An-Nisa ayat 119 dituliskan bahwa setan berjanji kepada Allah SWT untuk terus menggoda manusia, salah satunya dengan membuat mereka berangan-angan kosong sehingga lalai terhadap perintah Allah SWT.
Terkadang kondisi hidup sering dijadikan alasan. Tidak ada modal, tidak cukup
ilmu, tidak ada waktu, atau berbagai alasan lain sehingga pada akhirnya tidak
ada satu usahapun yang dilakukan. Padahal berusaha adalah satu-satunya langkah
tepat dalam meraih kehidupan yang lebih baik.
Masih ingat dengan Stephen William Hawking? Seorang Ahli Fisika Teoritis yang terkenal dengan prestasinya dibidang akademik dan sukses menerima berbagai penghargaan. Hawking menderita penyakit neuron motorik yang menyerang sel-sel saraf pengontrol gerakan sehingga membuatnya kesulitan menggerakkan lengan, kaki dan wajah. Namun dengan perjuangannya yang tidak pernah menyerah, Hawking dianggap sebagai salah satu ahli fisika yang paling cemerlang setelah Albert Einstein.
Masih ingat dengan Stephen William Hawking? Seorang Ahli Fisika Teoritis yang terkenal dengan prestasinya dibidang akademik dan sukses menerima berbagai penghargaan. Hawking menderita penyakit neuron motorik yang menyerang sel-sel saraf pengontrol gerakan sehingga membuatnya kesulitan menggerakkan lengan, kaki dan wajah. Namun dengan perjuangannya yang tidak pernah menyerah, Hawking dianggap sebagai salah satu ahli fisika yang paling cemerlang setelah Albert Einstein.
Ini membuktikan apapun keadannya, semua orang memiliki kesempatan yang sama
untuk sukses. Namun kesempatan itu harus diraih, bukan ditunggu. Bukalah mata
dan pikiran bahwa banyak panutan yang bisa dijadiakan contoh dan pemicu
semangat, bahkan dengan berbagai keterbatasan yang dimiliki. Apakah pantas
bagi manusia yang dianugerahi kesempurna oleh Allah SWT masih menyalahkan
keadaan hidupnya sebagai penghambat kesuksesan?
Aldilla Dharma menuliskan dalam bukunya Jangan Takut Gagal!, bahwa tidak ada yang namanya menata masa depan, karena masa depan belum ada wujudnya dan terkesan penuh angan-angan. Lebih masuk akal jika kita menata masa depan dengan menata masa kini. Mulailah dengan menata diri sendiri terlebih dahulu, yang nantinya pasti akan memberi pengaruh positif kepada banyak hal dalam hidup. Dengan menata diri inilah kemerdekaan dalam meraih cita-cita dapat diraih tanpa ketakutan atau rasa pesimis yang selalu fokus dengan kekurangan, bukan kelebihan.
Lalu poin apa saja yang harus ditata sebagai persiapan diri demi terwujudnya cita-cita dan meraih masa depan yang lebih baik?
Aldilla Dharma menuliskan dalam bukunya Jangan Takut Gagal!, bahwa tidak ada yang namanya menata masa depan, karena masa depan belum ada wujudnya dan terkesan penuh angan-angan. Lebih masuk akal jika kita menata masa depan dengan menata masa kini. Mulailah dengan menata diri sendiri terlebih dahulu, yang nantinya pasti akan memberi pengaruh positif kepada banyak hal dalam hidup. Dengan menata diri inilah kemerdekaan dalam meraih cita-cita dapat diraih tanpa ketakutan atau rasa pesimis yang selalu fokus dengan kekurangan, bukan kelebihan.
Lalu poin apa saja yang harus ditata sebagai persiapan diri demi terwujudnya cita-cita dan meraih masa depan yang lebih baik?
1 Hati
2 Kesehatan
3 Cita-cita
4
Komitmen
6 Target
7 Aksi
Hati adalah penggerak jiwa. Optimisme dan kepercayaan diri harus ditumbuhkan
agar semangat untuk tetap berpikir kreatif dan bertindak produktif selalu ada.
Mantapkan hati bahwa tanpa usaha, hidup akan sia-sia. Hadirkan pula Allah SWT
dalam setiap keputusan agar tidak ada larangan Allah yang dilanggar dan selalu
positive thinking terhadap-Nya. Berdoa memohon ridha dan pertolongan
Allah juga tidak boleh putus demi tetap terjaganya suasana hati. Usaha tanpa
doa adalah kesombongan dan doa tanpa usaha adalah kebohongan.
2 Kesehatan
Memantapkan hati untuk meraih sukses harus sejalan dengan upaya menjaga
kesehatan agar segala usaha bisa dilakukan dengan optimal. Jika berhasil
nanti, masa kejayaan yang dirasakan juga akan semakin nikmat bila kondisi
tubuh tetap sehat. Meskipun dituntut lebih giat dalam berusaha, namun
kesehatan tubuh juga harus diprioritaskan.
3 Cita-cita
Tentukan cita-cita yang ingin dicapai agar terarah dalam menyusun rencana dan
strategi. Meskipun tidak ada batasan dalam memilih cita-cita, namun untuk
LANGKAH AWAL tetap harus disesuaikan dengan kemampuan dan keadaan diri.
Meraih cita-cita tidak mungkin membutuhkan waktu singkat. Proses panjang dan
berliku yang akan dilalui nanti pasti sering membuat drop dan memancing
rasa menyerah. Komitmen adalah kunci agar tetap bertahan meskipun
trial-error selalu menjadi tantangan.
5
Mental
Peran kekuatan mental dalam meraih cita-cita tidak dapat disepelekan. Dibalik sebuah kesuksesan terdapat banyak tetesan air mata, keringat bahkan
darah yang tertumpah karena kerasnya perjuangan. Meskipun pada tahap awal
mental sering kali diuji dan terguncang, namun seiring berjalannya waktu
dengan ditemani berbagai tempaan yang membangun, mental akan semakin kuat
dan siap dalam menghadapi berbagai masalah. Tetaplah bertahan dan percaya
akan kekuatan diri.
6 Target
Buatlah target dalam setiap rencana yang akan dijalani. Penetapan batas waktu
jangan terlalu panjang atau terlalu pendek, harus pas sesuai kemampuan. Waktu
yang terlalu panjang akan berdampak pada penundaan pekerjaan, sedangkan waktu
yang terlalu pendek bisa saja membuat diri tertekan.
Agar impian atau cita-cita tidak menjadi sebuah angan-angan kosong, maka perlu
ada aksi yang dilakukan. Jangan menunda dan mulailah sekarang!
Barang siapa yang suka melambat-lambatkan pekerjaannya maka tidak akan
dipercepat hartanya
(HR. Muslim). Kebiasaan menunda akan menurunkan semangat secara perlahan
hingga akhirnya berbagai rencana yang telah tersusun rapi tidak satupun yang
dijalankan. Maka dari itu melakukan aksi sesegera mungkin sesuai target-target
dan jadwal yang dibuat adalah langkah nyata untuk semakin dekat dengan tujuan.
Percayalah, Hasil Tidak Akan Berbohong
Kegagalan dianggap sebagai momok yang menakutkan dalam memulai sebuah usaha,
sehingga untuk bermimpi saja sudah dihantui rasa takut tak beralasan. Padahal
tidak melakukan apa-apa dalam hidup adalah kegagalan sesungguhnya yang begitu
merugikan. Berbeda ceritanya jika gagal dirasa setelah melakukan sesuatu,
pasti akan ada hikmah dan pembelajaran yang bisa dipetik untuk meningkatkan
kualitas diri. Pengalaman inilah yang tidak pernah dimiliki oleh orang-orang
yang hanya bermalas-malasan dan tidak mau berusaha.
Cara dan sikap dalam menjalani proses meraih cita-cita sangat mempengaruhi hasil akhir yang diperoleh. Semakin baik cara dan kesesuaiannya dengan syariat Allah SWT, maka akan semakin berkah pula hasilnya. Tetapi jika cara yang dilakukan hanya mementingkan kehidupan duniawi tanpa mempedulikan baik dan buruknya, tentu saja hasilnya tidak akan menjadi sebuah keberkahan. Mungkin tetap akan membahagiakan, tapi belum tentu menenangkan lahir dan batin.
Begitu pula dengan perjuangan yang dijalani. Semakin keras dan berat cobaannya, jika dihadapi dengan kuat dan sabar, maka hasilnya juga tidak akan main-main. Tidak ada yang tahu usaha keberapa yang akan diijabah Allah SWT. Maka tidak ada salahnya untuk selalu mencoba agar kesuksesan berhasil digenggam.
Oleh karena itu, sebagai umat Islam yang baik, sudah sepatutnya kita memiliki cita-cita sebagai wujud syukur akan kehidupan yang diberikan Allah SWT. Perkuat komitmen serta perbanyaklah usaha dan doa. Tempuhlah jalan yang sesuai ajaran-Nya agar mendapatkan keberkahan yang dipenuhi rasa syukur dalam setiap langkah meraih cita. Hanya dengan menata diri, kemerdekaan dalam menggapai cita-cita dapat terwujud, tanpa adanya belenggu kecemasan untuk memulai dan ketakutan akan kegagalan.
Cara dan sikap dalam menjalani proses meraih cita-cita sangat mempengaruhi hasil akhir yang diperoleh. Semakin baik cara dan kesesuaiannya dengan syariat Allah SWT, maka akan semakin berkah pula hasilnya. Tetapi jika cara yang dilakukan hanya mementingkan kehidupan duniawi tanpa mempedulikan baik dan buruknya, tentu saja hasilnya tidak akan menjadi sebuah keberkahan. Mungkin tetap akan membahagiakan, tapi belum tentu menenangkan lahir dan batin.
Begitu pula dengan perjuangan yang dijalani. Semakin keras dan berat cobaannya, jika dihadapi dengan kuat dan sabar, maka hasilnya juga tidak akan main-main. Tidak ada yang tahu usaha keberapa yang akan diijabah Allah SWT. Maka tidak ada salahnya untuk selalu mencoba agar kesuksesan berhasil digenggam.
Oleh karena itu, sebagai umat Islam yang baik, sudah sepatutnya kita memiliki cita-cita sebagai wujud syukur akan kehidupan yang diberikan Allah SWT. Perkuat komitmen serta perbanyaklah usaha dan doa. Tempuhlah jalan yang sesuai ajaran-Nya agar mendapatkan keberkahan yang dipenuhi rasa syukur dalam setiap langkah meraih cita. Hanya dengan menata diri, kemerdekaan dalam menggapai cita-cita dapat terwujud, tanpa adanya belenggu kecemasan untuk memulai dan ketakutan akan kegagalan.
Semoga bermanfaat.
No comments
Sebelum komentar, login ke akun Google dulu ya teman-teman. Jangan ada "unknown" diantara kita. Pastikan ada namanya, biar bisa saling kenal :)