Tidak Hanya Finansial, Kebahagiaan Masa Tua Juga Ditentukan oleh Perencanaan yang Matang dalam Berbagai Hal

3 comments
Fotò : freepik.com 
Masa tua pasti akan datang. Meski selalu dianggap sebagai masa untuk menikmati hidup, namun jika dijalani dengan cara yang salah, hidup malah tidak akan terasa nikmat. Bersantai sepanjang waktu merupakan cara impian mayoritas orang untuk menghabiskan masa tuanya. Ini dianggap begitu menyenangkan karena tidak perlu lelah bekerja, terikat waktu, dikejar target dan sebagainya, suatu hal yang sangat mahal didapat saat masih berusia produktif.

Apakah kenyataannya memang benar demikian?

Coba bayangkan keadaan ketika anak-anak yang meramaikan rumah saat ini tumbuh dewasa dan sudah memiliki kehidupan masing-masing, kesibukan pekerjaan tidak ada lagi karena sudah memasuki waktu pensiun, teman-teman yang sering bergurau sudah tidak bisa ditemui setiap hari, atau penghasilan setiap bulan yang memanjakan itu tidak bisa diterima lagi, tentu hidup akan terasa jauh berbeda. Rumah menjadi sepi karena hanya tinggal berdua dengan pasangan, kebingungan ingin melakukan apa atau harus mengisi hari dengan apa. Mungkin saja hal yang dianggap lalu ini akan merusak kebahagiaan dalam menjalani hari tua nanti.


Dosen Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Dra. Siti Dharmayanti Bambang Utoyo, M.A, Ph.D, dalam seminar bertajuk “Persiapan Psikologis Memasuki Masa Pensiun”, menjelaskan bagaimana perubahan yang terjadi oleh seorang lansia yang sudah mulai masuk ke masa pensiun ditinjau dari sudut psikologisnya.
____________
Menurut beliau, sebagai persiapan awal, orang yang sudah memasuki usia 25-45 tahun harus sudah memulai berpikir dan merencanakan bagaimana kehidupan di masa pensiunnya nanti. Namun, faktanya banyak orang yang sudah masuk usia 50 tahun baru tersadar sehingga merasa “kaget” karena merasa waktu berjalan sangat cepat sekali hingga tiba di masa pensiun.
____________
Beliau juga menambahkan jika kita tidak mempersiapkan masa pensiun dengan baik, akan berdampak juga pada psikologis kita salah satunya munculnya Post Power Syndrome atau Sindrom Pasca Kuasa.
____________
“Pensiun adalah masa di manater jadi perubahan yang sangat besar dalam diri kita. Jika kita tidak segera mersiapkan diri, yang pertama kita bisa mengalami depresi. Dan yang kedua bagi orang yang memiliki jabatan dapat menimbulkan Sindrom Pasca Kuasa atau Post Power Syndrome.”

- Dikutip dari artikel "Post Power Syndrome, Sindrom Seseorang Ketika Masuk ke Masa Pensiun" yang dimuat dalam situs ui.ac.id

Sekedar berbagi pengalaman, meskipun aku belum memasuki usia tua, keadaan nyaris serupa pernah aku alami saat memutuskan untuk resign dari pekerjaan dan fokus mengasuh anak di rumah. Perubahan ini begitu berat terasa, tidak menyangka sebelumnya bahwa menghabiskan waktu di rumah dengan aktifitas yang monoton sangat membuat tertekan. Padahal masih ada anak yang aku asuh setiap hari, tapi tetap saja hidup tanpa tujuan pribadi itu tidak terasa menyenangkan. Sebelum rasa tersebut membuatku semakin "tidak waras", aku memutuskan untuk menjadi blogger agar ada kegiatan yang bisa dilakukan sebagai sarana pembangun diri dan membuka akses ke dunia luar. Setelah itu, barulah aku bersemangat kembali dan antusias untuk selalu produktif, serta merasa diri lebih berharga.

Menyesuaikan diri dengan perubahan drastis yang terjadi dalam hidup tidaklah mudah. Jika tidak ada persiapan, maka banyak dampak negatif yang dapat membuat hidup tak karuan. Mungkin saja itu akan mengganggu kesehatan fisik dan psikis, merusak hubungan rumah tangga dan sosial atau merugikan orang lain.


***

Waspada Kehidupan Masa Tua yang Monoton!

Foto : freepik.com
Ternyata bersantai sepanjang hari tanpa tujuan tidaklah seindah bayangan. Satu atau dua bulan sih memang membahagiakan, tapi kalau sampai bertahun-tahun mungkin akan berbeda rasanya. Kehidupan masa tua tidak bisa disamakan dengan saat masih muda. Semakin bertambahnya usia, prioritas akan berubah. Kehidupan sosial mengerucut dan menyisakan orang yang itu-itu saja, seperti pasangan, keluarga, dan beberapa teman dekat.

Menghadapi masa tua tanpa rencana apapun sama saja menjerumuskan diri dalam sebuah lubang yang tidak tahu bagaimana caranya untuk keluar. Rutinitas hanya akan berkutat disitu-situ saja.

Tidak adanya rencana, aktifitas atau kegiatan, tentu saja membuat bingung. Kebosanan pasti akan datang jika hanya menjalani hidup tanpa melakukan apa-apa. Perubahan besar dari aktifnya bekerja menjadi di rumah saja tidaklah mudah. Akan ada tekanan besar yang mempengaruhi kesehatan psikologi dan berdampak pada perubahan sikap maupun kondisi fisik, seperti mudah marah, cemas, stres, sakit kepala, vertigo atau magh. Bisa jadi masa tua yang dibayangkan menyenangkan itu akan berubah menjadi masa paling monoton sepanjang hidup.


***

Produktif Tidak Terikat Umur

Foto : freepik.com
Manusia memang memiliki usia produktif, tapi bukan berarti setelah melewati usia tersebut, manusia tidak bisa melakukan aktifitas produktif. Aku pribadi lebih setuju jika produktivitas tidak terikat dengan usia, mungkin intensitasnya saja yang berbeda. Produktif pada masa muda pasti jauh lebih menguras tenaga, penuh tekanan dan bisa dilakukan sepanjang waktu hanya dengan sedikit waktu istirahat. Namun produktif dimasa tua tentu saja tidak bisa dilakukan dengan kondisi yang sama, fisik dan pikiran tidak bisa dipaksakan lagi seperti dulu.

Meskipun begitu, banyak kegiatan produktif yang masih tetap bisa dilakukan dimasa tua tanpa harus memaksakan diri. Alih-alih tidak mengerjakan apa-apa, jauh lebih baik melakukan hal-hal yang dirasa menyenangkan dan tetap betmanfaat. Misalnya menyalurkan hobi yang dulu saat masih bekerja tidak bisa fokus didalamnya,  menulis, mencoba hal baru dalam skala rumah tangga seperti memasak, menanam berbagai macam bunga, membuat kerajinan atau jika memiliki banyak tabungan bisa juga mencoba trip singkat mengunjungi beberapa daerah dan negara impian.

Membayangkan diri yang lemah dan rapuh saat tua hanya akan mengekang langkah dan menurunkan gairah hidup. Semangat untuk beraktifitas, berlaku produktif dan memiliki tujuan harus tetap dimiliki meskipun usia tidak muda lagi. Ini menyangkut dengan kebahagiaan hidup yang dapat menghindari berbagai keluhan yang biasa muncul dalam menjalani hati tua, seperti bosan, kesepian, tidak bersemangat, insecure dan sebagainya.

Tidak membedakan kondisi diri saat tua, dapat memberikan banyak energi positif. Apalagi didukung dengan kemampuan yang dimiliki serta fisik yang masih sehat. Pikirkanlah dan rencanakan kehidupan masa tua agar dapat terisi dengan berbagai kegiatan. Kebahagiaan mungkin saja bisa didapat jika bersantai sepanjang waktu, tapi jika masa tua dapat dijalani dengan penuh semangat dan melakukan banyak hal bermanfaat tentu saja akan jauh lebih berkesan.


***

Penting Rencanakan Masa Tua

Foto : freepik.com
Merencanakan kehidupan saat tua harus dilakukan sebelum memasukinya, agar dapat terpikirkan secara matang dan tidak ada keputusan yang diambil dengan terburu-buru. Beberapa poin penting membutuhkan waktu yang tidak sebentar dalam prosesnya. Berikut empat hal wajib yang harus dipersiapkan agar masa tua dapat dijalani dengan bahagia.

1 Tabungan

Bekal finansial untuk hari tua merupakan hal pertama yang harus diperjuangkan saat masih berusia produktif. Keuangan yang baik dapat dijadikan salah satu pembuktian keberhasilan dimasa muda. Selain itu, banyak keinginan yang bisa terwujud dan kebutuhan yang terpenuhi jika memiliki uang yang cukup. Misalnya saat merencanakan liburan setelah waktu pensiun tiba, biaya berobat jika penyakit melanda atau hanya untuk sekedar memberikan hadiah pada anak cucu. Jangan sampai saat tua nanti malah menyusahkan anak dan keluarga karena tidak memiliki perencanaan keuangan yang baik sejak muda. Sekarang ini banyak penyedia layanan yang membantu mempersiapkan tabungan untuk hari tua atau tabungan pensiun. Mungkin memanfaatkannya bisa menjadi pilihan.

Kegiatan

Kesalahpahaman dalam membayangkan kehidupan hari tua seringkali menjebak banyak orang untuk memilih tidak melakukan apa-apa dan bersantai sepanjang hari. Apalagi para pekerja kantor yang terikat waktu, tentu saja bersantai sepanjang hari adalah kehidupan idaman yang pantas dinikmati selepas pensiun nanti. Padahal, tidak berkegiatan sama sekali hanya terasa menyenangkan dibulan-bulan pertama saja. Selanjutnya bagaimana? Kejenuhan mulai datang.

Rencanakanlah aktifitas atau kegiatan yang akan dikerjakan dalam masa tua. Tidak perlu memaksakan sesuatu yang berat, tapi lebih kepada pengisi rutinitas harian agar tidak terasa membosankan. Tentukan terlebih dahulu jenis kegiatan apa yang kira-kira menyenangkan dan sesuai dengan kondisi dimasa tua, seperti keadaan fisik, modal, ilmu dan sebagainya.

Jika membutuhkan proses panjang seperti membuka toko, berbisnis atau berdagang, mungkin perlu dimulai jauh hari sebelum waktu pensiun tiba. Apabila membutuhkan pengetahuan atau pengalaman yang menunjang, berarti perlu dipelajari dan dilakukan percobaan atau riset khusus sebelumnya. Rencana kegiatan dimasa tua juga sangat erat kaitannya dengan kesiapan finansial dan ilmu/pengalaman. Jadi sebisa mungkin korelasikan ketiganya agar benar-benar bisa terwujud.

Kesehatan

Diusia muda, tubuh terasa selalu sehat. Meskipun sakit atau lelah, dengan minum obat dan istirahat beberapa hari, kondisi fisik akan pulih dengan sendirinya. Namun jangan sampai hal ini membuat abai akan kesehatan. Gaya hidup yang tidak sehat saat muda, efeknya akan mulai terasa ketika usia mulai menua. Makan sembarangan, waktu tidur yang berantakan, kurang olahraga dan banyak hal tidak sehat lain sering tanpa sadar dilakukan. Padahal kesehatan adalah investasi terbesar dan kunci kebahagiaan dalam menjalani masa tua nanti. Dengan tubuh yang sehat, banyak aktifitas produktif yang dilakukan, banyak hal bisa dinikmati serta banyak anggota keluarga yang bisa ditemani. Maka dari itu, jagalah kesehatan sedini mungkin untuk menyambut masa tua yang bahagia.

Lingkungan

Kondisi lingkungan dimasa tua juga bisa dipersiapkan sejak muda, lo. Misalnya lokasi tempat tinggal, dukungan pasangan, anak dan keluarga, atau kehidupan sosial. Persiapan lingkungan ini terkait juga dengan fokus rencana kegiatan yang telah ditetapkan. Contohnya saat merencanakan untuk menjadi travel blogger atau vlogger dengan melakukan travelling ke berbagai daerah domestik atau internasional, tentu saja bergabung dengan komunitas terkait dan membangum relasi dengan teman seprofesi akan sangat membantu. Mendidik anak untuk hidup mandiri tanpa tergantung orang tua juga merupakan bentuk usaha dalam mendapatkan dukungan keluarga. Bayangkan jika anak meminta orang tua untuk merawat anaknya (cucu) selama ia bekerja, tentu akan merusak rencana yang telah dibangun. Jika memungkinkan, ajaklah pasangan sebagai partner perjalanan agar dapat menikmati setiap langkah sebagai kebahagiaan bersama diusia lanjut.

Baca juga : Mengerjakan Pekerjaan Rumah Tangga Juga Ada Ilmunya, lo! Yuk, Simak 8 Tips Berikut

***

Bagaimana Jika Sudah Terlanjur Memasuki Masa Tua, Tapi Belum Punya Rencana?

Foto : freepik.com
Jika tidak mungkin membuat rencana jangka panjang, maka buatlah rencana jangka pendek.

Maksudnya adalah membuat rencana kegiatan yang tidak membutuhkan waktu lama untuk mempersiapkannya. Misalnya melakukan trip liburan singkat bersama pasangan atau teman, menyalurkan hobi memasak, menjahit, membuat kerajinan, bercocok tanam atau menulis, membuka usaha kecil-kecilan dengan memanfaatkan fasilitas yang dimiliki dan sedikit modal.

Ah, sudah tua begini mana bisa mengerjakan hal seperti itu? Lebih baik santai-santai saja, main sama cucu. Jika bersantai memang membuat bahagia, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Tapi sebagian orang mungkin tidak betah jika hanya berdiam saja sepanjang waktu. Maka alternatif dengan melakukan berbagai kegiatan dengan perencanaan singkat bisa menjadi pilihan yang tepat. Buang jauh-jauh anggapan bahwa usia tua tidak dapat berbuat apa-apa.

Tua bukan berarti hidup telah berakhir, karena usia tidak sepatutnya membatasi diri untuk tetap produktif.

Mintalah bantuan atau saran dari keluarga jika ada masalah atau kendala dalam pelaksanaannya. Terkadang kemajuan teknologi membuat sebagian orang tua merasa kebingungan untuk menyesuaikan diri. Orang tua juga bisa mengikuti perkembangan teknologi jika mau mencoba dan berusaha. Meskipun ternyata mengalami kesulitan saat mempelajarinya, meminta bantuan profesional bisa menjadi alternatif. Manfaatkan ilmu, uang, dan kemampuan yang diperoleh semasa muda untuk tetap bahagia dalam menjalani masa tua. Sejatinya kebahagiaan itu tergantung kepada diri sendiri dan usaha yang dilakukan.


***

Itulah sedikit cerita, saran dan masukan mengenai betapa pentingnya mempersiapkan kehidupan hari tua dengan menyusun rencana-rencana matang jauh sebelum masa itu datang. Tidak semua orang betah menjalani hidup tanpa berkegiatan. Sebisa mungkin bahagiakanlah masa tua dengan tetap melakukan hal-hal yang disukai tanpa harus membebani orang lain. Jaga kesehatan, menabunglah dan bangun kehidupan sosial yang baik demi mewujudkan impian yang telah terencana.

Semoga bermanfaat :)


3 comments

  1. Menjadi muda itu adalah takdir, namun produktif di usia muda itu pilihan. Sedikit banyak gambaran rutinitas kehidupan masa tua nampaknya sudah bisa saya ketahui di kala pandemi ini, dirumah aja, aktifitas monoton itu itu aja, menjalani rutinitas seperti itu untuk saya yang masih muda (23) rasanya seperti menyalahi kodrat kehidupan seorang pemuda yang aktif dan energik, uweekeke. Terima kasih informasinya, mudah mudahan masih diberi umur panjang biar bisa bahas lebih lanjut materi tentang masa tua ini bersama keluarga kecil saya, semoga saja.:)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waah masih muda banget, baru 23 tahun ^_^

      Iya, pandemi ini sedikit memberi gambaran ya, hehe.
      Aamiin, semoga bisa memilih rencana yang paling tepat dan bisa menjalani masa tua dengan bahagia :)

      Delete

Sebelum komentar, login ke akun Google dulu ya teman-teman. Jangan ada "unknown" diantara kita. Pastikan ada namanya, biar bisa saling kenal :)