Bolehkah Mengirim Naskah ke Beberapa Penerbit Sekaligus?

8 comments

Sebagai newbie didunia tulis menulis menuntut aku untuk banyak bertanya dan belajar dari apapun dan siapapun. Dengan perjuangan panjang dan berat karena minimnya ilmu dan pengalaman, akhirnya aku sukses mengirimkan naskah ke salah satu penerbit ternama. Yap, baru sampai ke tahap pengiriman, yang mungkin sudah dilalui oleh beratus ribu penulis lainnya. Waktu tunggu yang ternyata sangat lama yaitu sekitar 3-4 bulan akan membuat orang sepertiku yang tidak sabaran ini menjadi geregetan dan tersiksa didera penantian panjang. Rangkaian kata-kata yang masih disusun secara amatir dan dikirim hanya dengan modal keberanian itu sangat memungkinkan untuk ditolak editor. Tapi tidak dipungkiri juga ada harapan besar yang selalu terbayang jika nanti aku akan berjodoh dengan penerbit yang diincar.

Baca juga:

5 Kunci Sukses yang Wajib Dilakukan Si Peraih Sukses
Aku Pilih Menulis sebagai Me Time Terbaik
5 Kebiasaan Ini hanya akan Membuang Waktu Berhargamu
Ketika Roda Kehidupanmu Berada pada Titik Terbawahnya
6 Kriteria Memilih Calon Suami

Boleh nggak sih memgirimkan naskah ke beberapa penerbit sekaligus? Nah loh, jadi kepikiran jalan pintas ini kan. Sempat maju mundur untuk melakukan hal tersebut karena takut mengambil langkah yang salah. Aku coba menanyakan permasalahan ini ke beberapa penulis berpengalaman tapi jawaban mereka bervariasi. Ada yang bilang boleh, ada juga yang menentang. Oke balikkan lagi kepada diri sendiri, apakah hal semacam ini boleh dilakukan? Atau lebih tepatnya pantas untuk dilakukan?

Mengirimkan naskah ke penerbit bisa diibaratkan dengan mengajak pasangan untuk menonton film terbaru dibioskop diakhir minggu. Tapi sayangnya dia belum bisa menjawab karena harus meminta izin dulu kepada atasannya yang kebetulan Sabtu ini memberi instruksi untuk lembur dikantor. Kalau nanti diizinkan untuk pulang lebih awal dari jam yang seharusnya, barulah dia akan menerima ajakan tersebut. Karena kita yang tidak sabar menunggu jawaban, malah sengaja mengajak teman sekantor untuk menemani nonton dengan harapan mendapatkan jawaban pasti dan sesegera mungkin bisa menikmati film tersebut. Beruntung jika saat itu dua-duanya menolak atau salah satu menolak, semuanya akan aman terkendali. Tapi bagaimana jika keduanya meng-iya-kan? Pasangan yang sudah mendapatkan izin dari atasannya akan sangat kecewa dan marah karena kita sudah menonton film tersebut terlebih dahulu tanpa sepengatahuannya dan dengan seenaknya membatalkan permintaan  yang dulu pernah terucap. Kita yang mengajak, malah kita pula yang mengingkarinya.

Begitu juga kejadiannya jika kita mengirimkan naskah ke banyak penerbit sekaligus. Berharap bisa memangkas waktu tunggu, yang ada malah membuat masalah baru. Beruntung jika hanya satu penerbit yang bersedia menerima naskah kita atau malah semuanya menolak, keadaan akan dan hanya perlu mengirimkan naskah tersebut ke penerbit lainnya setelah diperbaiki. Tapi bagaimana jika lebih dari satu penerbit yang bersedia bekerja sama? Tentunya ýang lebih dulu memberikan konfirmasilah yang akan kita terima, sedangkan yang memberi konfirmasi belakangan hanya akan mendengar kalimat penolakan sombong kita. Macam penulis besar saja. Tahukah kamu, sebenarnya dengan kejadian seperti ini hanya akan merugikan diri sendiri karena penerbit akan mem-blacklist nama kita dari database-nya? Akhirnya apa? Kesempatan kita untuk menerbitkan buku melalui penerbit tersebut pupus sudah, bahkan untuk naskah-naskan selanjutnya. Dijamin akan ditolak mentah-mentah bahkan sebelum naskah itu dibaca. Kalau begini, siapa yang rugi?

"Alah, kalau tulisan kita bagus pasti peberbit bakalan rebutan kok, udah santai aja. Kirim aja ke banyak penerbit biar cepet", begitulah jawaban yang aku dengar dari salah satu penulis yang aku tanyai. Mending kalau kita jago nulis dan hasil tulisan kita benar-benar bisa menghipnotis para pembacanya, nah bagaimana dengan tulisan yang biasa-biasa saja dan hanya ditulis oleh orang dengan ilmu seadanya seperti aku ini? Ah terlalu riskan.

Baca juga:

Tips Lulus Tes CPNS
Menulislah dan Rasakan Manfaatnya!
Jangan Remehkan Ibu Rumah Tangga
Bersyukur Itu Menentramkan
Aku dan Kista Tiroid

Secara pribadi aku tidak membenarkan jika seorang penulis mengirimkan naskah ke beberapa penerbit dalam waktu bersamaan hanya karena alasan tidak sabar menunggu. Kita membutuhkan penerbit, jadi jangan pernah membuat masalah dengan mereka. Ini lebih ke masalah etika, apakah pantas kita melakukannya atau tidak. 

Jadi jika ada yang bertanya kepadaku apakah boleh mengirimkan naskah ke banyak penerbit sekaligus? Boleh, tapi tidak beretika dan terlalu beresiko. 

Semoga bermanfaat :)


8 comments

  1. Betul banget, itu bagian dari etika penulis. Jika dirasa sudah menunggu terlalu lama, saya biasanya menarik naskah tersebut baru mengirimkan ke tempat lainnya. Di majalah BOBO malah masa tunggunya 2 tahun.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Huaaa 2 tahun, makin lama lagi. Ternyata jadi penulis harus sabar ya. Dan yang penting harus beretika 👍

      Delete
  2. saya setuju mbak, ini terkait masalah etiket sih kalau menurut saya, akan ada beberapa masalah yg mungkin terjadi saat mengirim naskah secara bersamaan, ada baiknya memang haurs menunggu,

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tosss...
      Memang harus sabar menunggu demi kebaikan kita sendiri.

      Delete
  3. Dari dulu pingin jadi penulis membuat beberapa buku, tapi prosesnya kok yo ruwet bener ya nunggunya lama :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sebenarnya nggak ribet juga, cuma ya nunggunya itu butuh kesabaran tingkat dewa 😅

      Delete
  4. Kudu sabar ya mba. Rasanya kurang pantas kalau ujug-ujug kirim naskah ke beberapa penerbit sekaligus.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mba, serasa melanggar norma dan etika yang berlaku 😅

      Delete

Sebelum komentar, login ke akun Google dulu ya teman-teman. Jangan ada "unknown" diantara kita. Pastikan ada namanya, biar bisa saling kenal :)