Tips Menghadapi Depresi agar Tidak Mencelakai Diri

2 comments
Pasti sudah tahu kasus Sully bukan? Artis wanita korea yang baru saja meninggal karena bunuh diri. Sedihnya, ini bukanlah kasus bunuh diri pertama yang terjadi, mungkin sudah jutaan nyawa yang melayang dengan kasus serupa. Apa penyebabnya? Depresi. Tubuh dan pikirannya sudah tidak mampu menahan beban hidup yang dirasa telah melebihi batas. Bukan hanya mereka, kita semua berpeluang untuk melakukan hal yang sama jika tidak bisa mengelola emosi dan menyiapkan mental untuk menghadapi depresi.

APA ITU DEPRESI?


Dikutip dari www.alodokter.comDepresi adalah gangguan suasana hati (mood) yang ditandai dengan perasaan sedih yang mendalam dan rasa tidak peduli. Semua orang pasti pernah merasa sedih atau murung sesekali, hal tersebut normal. Namun seseorang dinyatakan mengalami depresi, jika sudah 2 minggu merasa sedih, putus harapan, atau tidak berharga.

Berdasarkan hasil penelitian, depresi lebih sering dialami oleh wanita karena sifat dasarnya yang lebih perasa serta seringnya mengalami perubahan hormon seperti pada saat menstruasi, hamil ataupun setelah melahirkan. Tapi bukan berarti pria tidak bisa mengalami depresi, ada kalanya faktor penyebab depresi juga dapat mempengaruhi mental dan psikisnya.



Depresi bukan hanya berdampak negatif terhadap diri sendiri, tapi juga bisa membahayakan orang lain. Mulai dari menurunnya kesehatan tubuh, rusaknya hubungan sosial, bahkan bisa melakukan tindakan bunuh diri atau menyakiti orang lain. Jadi jika ciri-ciri depresi sudah dirasakan, lebih baik segera atasi atau kunjungi dokter bila perlu.





PENGALAMAN DEPRESI

Dulu aku mengira bahwa depresi adalah rasa sedih berlebihan yang berdampak pada hilangnya semangat hidup. Ternyata depresi tidaklah sesederhana itu. Rasa sedih yang hanya dirasakan sesaat merupakan hal wajar dan sangat manusiawi terjadi saat tertimpa musibah atau dihadapkan pada masalah yang rumit. Namun berbeda dengan depresi, jika rasa sedih bisa hilang hanya dalam waktu satu atau dua hari saja, depresi dapat berlanjut hingga 2 minggu atau lebih.


Pernah sekali aku merasakan depresi, yaitu sesaat setelah melahirkan anak pertama. Bahkan bukan hanya 2 minggu, aku merasa depresi melebihi satu bulan lamanya. Apa yang aku rasakan? Aku merasa sangat terbebani dengan anak yang baru saja dilahirkan, merasa tidak pantas menjadi seorang ibu, merasa takut dan benci jika mendengar tangisan bayi dan merasa ingin melepaskan diri dari semua hal itu. Aku tidak menyangka bahwa memiliki anak hanya akan membawa penderitaan seperti ini, itulah yang aku pikirkan.

Alhamdulillah lambat laun semuanya terlalui dengan sendirinya. Tidak mengharapkan 100% bantuan dari orang lain, aku berusaha mengobati diri sendiri dengan berbagai cara. Aku harus memahami bahwa suami bekerja setiap hari dan tidak memungkinkan untuk menghabiskan waktunya hanya untuk menemaniku di rumah. Apalagi orang tua yang terpisah jauh, semakin tidak mungkin menghabiskan waktu mendampingiku memulihkan pikiran dan mental yang sedang sakit ini. Tidak ingin terlalu membebani orang tua tepatnya. 

Pernah beberapa kali aku berpikiran untuk mengunjungi psikolog karena khawatir keadaan seperti ini berdampak buruk pada anakku yang sangat membutuhkan sosok ibu yang bahagia dalam menjalani masa-masa awal kehidupannya. Namun disaat itu juga aku semakin berusaha mencari berbagai cara untuk bertahan dan yakin akan kemampuan diri sendiri untuk berhasil melaluinya. Terkadang sifat keras kepala yang aku miliki juga membantu dalam keadaan tertentu. Akhirnya aku bisa mengatasi baby blues itu dengan caraku sendiri yang pastinya dengan perjuangan yang tidak mudah.

Baca juga
Hal Kecil Berdampak Besar yang Sering Merubah Mood Ibu
Anak Tidak Butuh Ibu yang Sempurna, Tapi Dia Butuh Ibu yang Bahagia
Bersyukur Itu Menentramkan
5 Hal yang Bisa Dilakukan Ayah agar Bunda Bahagia
Ketika Roda Kehidupanmu Berada pada Titik Terbawahnya
Tips Mengelola Emosi saat Menghadapi Anak yang Mulai Bertingkah


TIPS MENGATASI DEPRESI


Sebelum memutuskan untuk mengunjungi dokter ahli jiwa, ada baiknya mencoba untuk mengobati diri sendiri terlebih dahulu dengan beberapa tips berikut ini agar depresi yang dirasakan berkurang dan tidak sampai membahayakan.

JANGAN BIARKAN DIRIMU SENDIRI!

Musuh terbesar dari depresi adalah membiarkan diri terkurung dan menyendiri tanpa ada yang menemani. Hal ini hanya akan membuat rasa sedih, kecewa, marah atau perasaan lainnya semakin menjadi-jadi dan membuat sugesti negatif semakin berkembang. Walaupun kebanyakan orang memilih mengasingkan diri ketika dirundung masalah, tapi lebih baik dan lebih aman jika seseorang yang terancam depresi membiarkan diri mereka ditengah keramaian. Bukan berarti harus meminta secara khusus orang lain berada disamping kita, tapi yang dimaksud tidak menyendiri disini bisa saja dengan berbaur ditengah anggota keluarga, menikmati secangkir kopi hangat di cafe atau menonton film terbaru di bioskop. Secara tidak langsung hal ini membantu dalam meredakan emosi dan akan berpikir seribu kali jika ingin melakukan tindakan yang membahayakan.


LUAPKAN EMOSI


Menahan emosi yang meluap-luap akan membuat depresi semakin mudah menyerang. Sebaiknya luapkan saja emosi tersebut dengan cara-cara yang sesuai dengan keinginan. Bisa dengan menangis, berteriak, memukul atau meremas sesuatu. Bahkan sekarang sudah ada penyedia jasa yang menfasilitasi seseorang yang ingin melampiaskan amarahnya dalam ruangan tertutup lengkap dengan pilihan barang yang akan dihancurkan seperti televisi, kursi bahkan kulkas. Disana kamu bebas berteriak, memukul atau apapun. Tentunya akan ada kamera yang mengawasi ya, untuk menghindari hal-hal diluar batas yang terjadi.

CERITAKAN MASALAHMU


Berbagi masalah dengan orang yang dipercaya akan mengurangi beban yang dipikul walaupun orang tersebut tidak dapat sepenuhnya membantu. Setidaknya dengan menceritakan masalah yang sedang dihadapi akan memberikan perasaan lega, apalagi jika beruntung, akan ada saran dan masukan yang kemungkinan dapat membantu menyelesaikannya. Atau jika merasa tidak nyaman untuk bercerita dengan orang lain, kamu juga bisa menuliskannya dalam buku diary atau media elektronik. Terlihat kuno, tapi it's work! 

LUPAKAN SEJENAK


Melupakan sejenak permasalahan yang terjadi bukan berarti kita lari. Terkadang memberikan waktu untuk menenangkan diri memberikan dampak besar pada otak dan hati untuk bekerja secara rasional. Menjauhlah dari sumber masalah untuk beberapa waktu, misalnya jika stres dalam bekerja maka ambillah cuti beberapa hari dan lakukan hal menyenangkan, atau jika mendapat bully-an di media sosial maka berhentilah bermain media sosial untuk sementara waktu.

LIHATLAH BETAPA BERUNTUNGNYA KAMU


Setiap manusia yang bernyawa pasti selalu dihadapkan dengan masalah demi masalah untuk menjadikannya semakin dewasa dan kuat dalam menjalani hidup. Namun jangan sampai masalah tersebut membuat kita menjadi down atau sampai kehilangan semangat hidup. Lihatlah betapa beruntungnya kita. Mungkin diluar sana sangat banyak manusia lain yang menginginkan kehidupan seperti yang kita miliki sekarang.  "Lihatlah ke bawah, jangan lihat ke atas", pesan warisan ini sangat ampuh untuk membuat kita selalu bersyukur akan semua yang telah dimiliki, bukan malah tenggelam dalam masalah yang sedang dihadapi. Misalnya disaat aku depresi mengalami baby blues, lihatlah diluar sana betapa banyaknya wanita yang sedang berjuang demi kehadiran buah hati di tengah keluarga mereka. Masih pantaskah aku mengeluh ditengah keberuntungan dan anugerah yang telah diberikan?


DEPRESI BUKANLAH KARENA KURANG IMAN

Depresi selalu disangkut pautkan dengan lemahnya iman seseorang. Padahal kenyataanya, kekuatan iman bukanlah penyebab utama dari depresi. Namun keadaan dan pengendalian emosi yang buruklah yang menyebabkan seseorang tidak mampu menghadapi permasalahan yang dirasa begitu berat. Ingatlah, daya tahan psikis seseorang tidak akan sama dengan yang orang lainnya. Bisa saja bagi sebagian orang permasalahan tersebut dianggap biasa, namun bagi sebagian orang hal itu bisa jadi membuat mereka depresi. Dari pada menyalahkan dan menghakimi orang yang depresi karena kurang beriman, lebih baik menemani dan membantu mereka untuk tetap dalam keadaan stabil dan dapat melalui semuanya dengan baik.


Gambar diambil dari www.freepik.com
Infografis diolah oleh penulis yang bersumber dari salah satu artikel di www.alodokter.com

2 comments

  1. Memang ngenes bener saat depresi, q pernah mengalami saat itu di tinggal nikah gebetan hahaha, nggak bisa di ceritakan rasanya Super nano-nano!
    dan celakanya q tipe yg males curhat ama orang jadi ya tambah,

    Alhamdullilah bisa mengatasi, sekarang sudah lebih kuat dalam menghadapi setiap permasalahan, terimakasih udah berbagi ya Sob :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah ya sudah terlewati dan semoga bisa dapat jodoh terbaik 😊
      Sama-sama, terima kasih juga sudah mampir 🤗

      Delete

Sebelum komentar, login ke akun Google dulu ya teman-teman. Jangan ada "unknown" diantara kita. Pastikan ada namanya, biar bisa saling kenal :)