Bantah Stigma “Ibu Rumah Tangga Tidak Bisa Apa-Apa” dengan Menjadi Blogger

14 comments

ibu rumah tangga jadi blogger

Jujur, tidak pernah terbayangkan bahwa aku akan menjadi seorang blogger dengan aktivitas menulis yang rutin. Bila diingat ke belakang, mata pelajaran yang butuh kemampuan merangkai kata, seperti mengarang, meringkas atau menceritakan sesuatu, pasti membuat tingkat kemalasanku naik berkali lipat. Namun ternyata, takdir membawaku untuk mencintai apa yang dulunya aku hindari. 

Stop Diskriminasi! Teman-Teman Disabilitas dan OYPMK Berhak Berkarya dan Berdaya

No comments

Ruang Publik KBR, NLR Indoneaia dan Botanina Hijau Indoneaia
Ilustrasi diolah dari flyer Ruang Publik Yang Muda Yang Progresif untuk Indonesia Inklusif 

Tidak ada satu manusia pun yang ingin menjalani hidup dengan kekurangan. Namun kenyataannya takdir tidak selalu sama, ada teman-teman kita penyandang disabilitas, termasuk di dalamnya Orang Yang Pernah Menderita Kusta (OYPMK), yang butuh rangkulan, pendampingan dan dukungan. Coba posisikan diri kita sebagai salah satu di antara mereka, tentu terbayang betapa sulitnya menjalani kehidupan berbeda. 

5 Tahun Ngeblog, Dapat Apa?

6 comments

Keuntungan menjadi blogger

Desember 2021 nanti tepat 5 tahun aku menulis blog. Mulai dari artikel pertama yang hanya berisi curhatan seorang ibu baru, hingga aku mampu menulis banyak sekali artikel seperti sekarang. Bahkan artikel pertama itu sudah aku hapus karena terlalu alay dan tidak ada manfaatnya bagi pembaca. Ya, aku dulu memang suka-suka saja, mengisi blog pribadi dengan hal pribadi pula. Padahal cuma namanya saja yang blog pribadi, kenyataannya seluruh pasang mata di dunia ini tetap bebas membacanya.

Sukses Kurangi Sampah Makanan dari Dapur Rumah Tangga dengan Yummy App

26 comments

Review Yummy App

Yummy App bukannya aplikasi penyedia resep masakan , ya? Kok bisa mengurangi sampah? 

Bisa, dong! Fitur Memilih Bahan yang ada di Yummy App bermanfaat sekali untuk memaksimalkan pengolahan persediaan bahan makanan. Jadi tidak ada lagi kejadian buang-buang sayuran yang terlanjur busuk atau nasi basi karena bingung mau dimasak apa. 


Sebagai wanita yang tidak terlalu pandai memasak dan hanya bisa menyajikan menu yang itu-itu saja, bahan makanan di kulkas sering menjadi korban. Ditambah lagi kebiasaan berbelanja asal-asalan, yang penting ada saja dulu, baru nanti dipikirkan mau masak apa. Akhirnya mengakibatkan tidak semua bahan yang dibeli bisa dihabiskan. Pasti ada saja sisanya, misalnya tinggal wortelnya saja, buncis saja atau daun bawang saja. Seringnya sih sayuran, karena bisanya cuma dimasak bening. Jadi kalau bersisa dan bosan dengan olahan yang sama, ya sudah, tinggal menunggu waktu saja membusuk di kulkas. Ujung-ujungnya berakhir di tempat sampah.

Pernikahan Beda Budaya, Nyata Rasakan Indahnya Keanekaragaman Di Indonesia

2 comments

Siapa sangka aku yang berdarah Minang tulen dan sejak lahir tinggal di Sumatera Barat, akan berjodoh dengan lelaki dari pulau seberang? Jodoh memang rahasia Tuhan. Suamiku bersuku Jawa. Sama saja, sejak lahir juga dibesarkan di Pulau Jawa. Bahkan pertama kali ke Sumatera saat melamarku. Tentu dari adat budaya dan gaya hidup, kami jauh berbeda. Perbedaan inilah yang memancing banyak kontra ketika kami memutuskan hendak menikah, baik dari orang-orang di sekelilingku maupun pihak suami. 

9 Perlakuan Orang Tua yang Dibenci Anak

No comments

Parenting story

Aku sudah berulang kali membaca banyak tulisan terkait perlakuan orang tua yang dibenci anak ini. Bahkan juga pernah menulis mengenai toxic parent yang dapat memberi pengaruh buruk kepada anak. Namun baru sekarang aku berani menyatakan bahwa ternyata memang sebagian besar perlakuan orang tua yang dibenci anak dalam teori itu nyaris 100% sama dengan apa yang aku alami. 


Bukannya hanya menduga-duga dan mengandalkan naluri seorang ibu, tetapi aku menyimpulkan sendiri dari apa yang diungkapkan oleh anak pertamaku. Berhubung usianya sudah hampir 5 tahun, jadi mengatakan apa yang dirasa dan dipikirkannya sudah lancar. Bila ada yang tidak disukai, pasti dengan jujur langsung dikatakan. Berkat dialah aku mengerti bahwa ternyata banyak sekali perlakuanku sebagai orang tua yang masih melukai perasaannya. 


Orang tua kadang lupa bahwa ia juga pernah menjadi seorang anak. Harusnya perlakuan orang tua dulu yang tidak disukai, tidak diulang kembali kepada anaknya.


Aku pernah membayangkan kembali ke masa lalu, memosisikan diriku masih menjadi anak kecil yang tinggal bersama orang tua. Menggali ingatan, apa saja hal-hal yang tidak aku sukai dari perlakuan orang tua. Ya, bila disandingkan dengan apa yang tidak disukai anakku, hampir semuanya sama. Dan sayangnya, entah kenapa, aku masih kerap memberi perlakuan yang jelas-jelas tidak disukai anak. Bahkan beberapa di antaranya baru aku sadari setelah mulut mungilnya protes. 


Langsung saja, inilah beberapa perlakukan yang tidak disukai anakku yang ia ungkapkan dengan sangat jelas. Tentu menjadi cambukan yang membuat hati terenyuh karena ternyata masih banyak kesalahan yang tanpa sadar atau berulang kali aku lakukan. 


Baca juga: Membanding-bandingkan Anak, Perilaku Toxic Parent yang Mengancam Kesehatan Psikologi Anak



1. Sering Marah, Bahkan untuk Hal Kecil

"Bunda kok marah-marah terus, sih? Byan enggak suka bunda marah, Byan takut."

Marah adalah perlakuan umum orang tua yang sering memancing penyesalan. Betul apa betul?


Aku bukan tipe orang tua yang terlalu menghindari memarahi anak. Menurutku ada beberapa kesalahan yang memang harus diberitahu dengan nada tinggi, apalagi bila sang anak sudah diberitahu berulang kali, namun tetap saja tidak menggubris. Tetapi memarahi anak terlalu sering juga tidak baik, teritama untuk hal-hal yang sebenarnya tidak perlu direspon berlebihan. Mirisnya, marah ini seperti sudah menjadi respon reflek yang terjadi begitu saja tanpa bisa dikontrol. 


Contohnya ketika anakku rewel meminta bermain gadget terlalu sering, padahal aku hanya membatasi maksimal 2 jam saja sehari. Dia akan mengamuk dan menagis bila aku tidak menuruti apa yang dia mau. Normalnya aku aka  diam saja dan membiarkan ia lelah menagis, sampai akhirnya lupa dan mencari mainan lain. Beberapa kali ini memang berhasil, anak akan sadar bahwa percuma saja ia menangis kencang kalau ternyata aturan tetap harus dijalankan. Tetapi bila kondisi pikiran dan hatiku sedang kacau, marah ala emak-emak dengan kata-kata panjang bak kereta api keluar begitu saja. 



2. Mengekang dan Saklek Aturan

"Byan mau main, enggak mau tidur siang! Byan enggak ngantuk, Bun. Please, biarin Byan main. Tidurnya nanti malam saja. Kok main enggak boleh?"


Inginnya sih anak tetap sehat, hidup teratur dan sebisa mungkin mengikuti aturan yang telah ditetapkan ibu. Namun semakin bertambah usia anak, ia sudah bisa protes bila disuruh melakukan sesuatu yang sebenarnya ia tidak butuh. Misalnya seperti kejadian tidur siang tadi, anakku tidak mengantuk dan ingin melanjutkan bermain, namun aku tetap memaksanya tidur. Meski nanti tetap masuk kamar, ia hanya akan berguling-guling selama satu jam, tanpa tertidur. Berarti benar, ia tidak mengantuk. 


Aku saja yang terlalu saklek aturan. Aku pun kalau tidak mengantuk juga tidak mau tidur. Begitu pula dengan anak, memaksa apa yang kita inginkan tanpa memberi anak kesempatan memilih. Mengekang anak terlalu berlebihan, ini tidak boleh, itu tidak boleh, juga suka membuatnya sebal. Niat kita sebagai orang tua memang baik, pasti ingin yang terbaik, namun kenyataannya tidak semua yang kita anggap benar adalah yang paling tepat. Orang tua harus peka dengan kondisi anak, karena tidak selamanya anak harus berada di bawah kendali orang tua. 



3. Membandingkan dengan Anak Lain

"Lihat tuh, Alby saja yang masih kecil kalau mewarnai sudah mulai rapi. Ayo, Byan juga kayak gitu, dong!"

Byan bukan Alby! jawabnya tegas dan keras.


Bukan cuma sekali dialog seperti ini terjadi antara aku dan anak pertamaku. Bermaksud memberi contoh agar ia bisa meniru dan berubah menjadi lebih baik, ternyata malah membuatnya marah. Orang tua yang membandingkan anaknya dengan anak temannya yang lebih sukses atau anak tetangga yang lebih berprestasi tentu sudah sangat familiar dikehidupan seorang anak.


Aku sendiri sebenarnya juga tidak suka dibandingkan, bahkan oleh siapa pun. Padahal aku tidak berniat membandingkan anakku, namun tetap saja cara yang salah akan diterima dengan salah. Pelajaran sekali untukku ke depannya agar dapat memilah dan memilih lagi kalimat yang keluar dari mulut.



4. Terlalu Menuntut

"Kenapa sih Bunda suka maksa-maksa? Bunda memangnya suka kalau dipaksa orang?"


Terkesan kalimat yang terlalu berani untuk anak 5 tahun. Tapi tetap saja aku yang salah. Aku juga tidak suka dipaksa-paksa. Biasanya anakku berkata seperti ini bila aku memaksanya untuk meraih standar tertentu yang aku buat sendiri. Misalnya harus bisa mewarnai dengan rapi, setelah melihat hasil mewarnai teman sekolahnya yang jauh lebih bagus. Padahal anak memiliki perkembangan masing-masing dan kemampuan menonjol yang berbeda.


Ini adalah masalah klasik, ibarat menyuruh pohon pisang berbuah semangka, kelapa, mangga, rambutan dan durian sekaligus. Harusnya aku lebih sabar mengajari dan jangan terlalu menuntut anak-anak untuk menguasai segala hal. Terlalu menuntut ini jugalah yang menyebabkan orang tua sering membandingkan anaknya dengan anak lain.



5. Terlalu Sibuk

"Bunda main lah sama Byan, jangan nulis terus. Bunda enggak usah nulis saja, biar bisa main sama Byan."


Sekarang anak pertamaku bukan lagi bayi yang masih tidur dua kali di siang hari, malah sudah sanggup bermain tanpa istirahat hingga malam. Ini tentu membuatku kesulitan mencari jadwal untuk diri sendiri, termasuk menulis. Mengerjakannya ketika anak sudah tidur, malah ikut ketiduran. Terpaksa aku menulis di sela waktu menemani anak bermain. Setelah semua pekerjaan rumah beres, baru aku duduk di dekat anak dan sibuk dengan tablet sambil sesekali menyapanya. 


Ternyata cara ini bukan hal yang anakku sukai. Walau aku berada di dekatnya, ia mengerti bahwa aku tidak fokus bermain, malah konsentrasi dengan hal lain. Mumgkin sama dengan orang dewasa yang berkomunikasi dengan teman yang sibuk bermain handphone. Pasti ada perasaan tidak diacuhkan, diabaikan dan dianggap tidak penting.


Mulai saat itu, aku menyadari kesalahan yang selama ini aku anggap biasa. Aku berusaha menahan kantuk di malam hari demi tetap bisa menulis. Atau jika ada deadline mendesak, aku meminta izin dulu dan menceritakan keadaan sebenarnya. Ternyata anakku mengerti dan mengizinkan. Hanya butuh komunikasi dan tetap menyediakan waktu berkualitas bersama anak-anak, semua aman terkendali.



6. Tidak Menepati Janji

"Kan bunda janji mau beliin itu kemarin. Byan enggak minta, Bunda yang ngomong sendiri. Kenapa enggak jadi?" 


Setiap kali menjanjikan sesuatu, anakku akan menagihnya sampai ditepati. Tidak peduli selama apa dan seberapa kuat usahaku menunda agar ia lupa, namun ingatannya tidak kunjung memudar. Jangankan kejadian minggu lalu atau bulan lalu, kejadian bertahun-tahun lalu saja dia masih ingat. Padahal waktu itu ia masih kecil, paling baru berusia 2 tahun. Ajaib sekali.


Tidak menepati janji adalah hal yang tidak disukai anak, dan juga bukan merupakan contoh baik. Bila dibiasakan, kepercayaan anak akan hilang kepada orang tua. Maka dari itu, aku dan suami berusaha menyaring perkataan agar tidak menjanjikan hal-hal yang tidak bisa ditepati. Biasanya menjanjikan sesuatu ini reflek terjadi ketika anak rewel atau ada hal mendesak lain, sehingga biar cepat, janjikan saja hal-hal yang disukai anak. Padahal ini akan diingat selalu, tidak peduli apa alasan orang tua dibalik janji tersebut.



7. Bertengkar dengan Pasangan

Kenapa sih Ayah sama Bunda ribut-ribut? Berisik, Byan enggak suka! Byan saja kalau marah-marah, dimarahin."


Sebelum menikah, aku dan suami sudah sepakat tidak akan pernah bertengkar di depan anak. Karena dampaknya sangat besar, bisa menggores trauma hingga dewasa. Namun kadang kami keceplosan, karena terlalu emosi, suara bernada tinggi terucapkan ketika ada anak di dekat kami. 


Seperti dugaan, dia langsung protes. Dia beralasan bahwa ribut-ribut dan membentak itu tidak boleh, seperti yang selalu aku ajarkan. Bak bumerang, kalimat itu dibalikkan kepadaku. Malu? Tentu! Meski dari usia sangat jauh sekali, anak sekecil itu bisa bersikap lebih dewasa. Sedangkan kami yang sudah dewasa, malah bersikap seperti anak kecil. Karena inilah aku dan suami berjuang mati-matian untuk dapat berkomunikasi dengan baik, minimal tidak diperlihatkan kepada anak-anak bila ada masalah. Ya, namanya saja menikah, pasti selalu ada ombaknya. 



8. Tidak Didukung

Ih, Bunda, Byan kan mau jadi pemadam kebakaran, kok enggak boleh?


Kembali lagi kepada kebiasaan menuntut anak untuk mengikuti kemauan orang tua, sering kali keinginan anak yang tidak sesuai selera orang tua malah dihambat dan dianggap tidak baik. Padahal anak juga memiliki keinginan dan selera masing, masing, yang pastinya tidak selalu sama dengan orang tua. Sayangnya, orang tua menganggap perbedaan ini bukan sesuatu yang mesti dihargai, sehingga sulit sekali mendukung keinginan anak yang tidak disukai.


Bayangkan ini terjadi pada diri orang tua sendiri. Misalnya ingin menjadi seniman ketimbang mencari pekerjaan kantoran seperti yang lain. Padahal seniman juga banyak yang sukses. Tetapi karena tidak sesuai dengan selera orang-orang pada umumnya, malah sering dijatuhkan dan dipandang sebelah mata. Kalau sudah sukses, baru terpana. Nah, sama seperti anak, bila keinginan baiknya dan pemikiran luar biasanya didukung, terutama oleh orang tua sendiri, bukannya tidak mungkin kesuksesan akan menjadi genggamannya suatu saat nanti. Sebaliknya, bila dihambat, tentu ada kekecewaan di hati anak karena pihak yang seharusnya paling depan mendukung, malah mematahkan.



9. Mengabaikan Kebutuhan Anak

"Kenapa sih kita enggak pernah main ke luar lagi, Bun? Teman-teman Byan banyak yang main ke lapangan. Kan senang bisa main bareng-bareng. Byan kan suka main bareng-bareng."


Sejak kelahiran anak kedua, aku sudah mulai jarang menemani anak pertamaku bermain ke luar rumah. Bukan karena tidak mau, tapi karena memang waktunya saja yang tidak ada. Kadang pas sore hari, adiknya malah tidur. Belum lagi urusan masak makan malam belum kelar. Jadi dengan terpaksa ajakannya untuk main di luar rumah aku tolak.


Padahal bermain di area outdoor dan berinteraksi dengan teman sebayanya adalah kebutuhan anak. Dia meminta bukan karena ikuta-ikutan, tapi karena memang butuh. Walau sudah aku coba menjelaskan alasan kenapa tidak main ke luar, tetap saja ada kekecewaan dan kesediahan yang tampak dari mukanya. 


Bermain ini hanyalah salah satu contoh kebutuhan anak yang terpaksa tidak bisa aÄ·u penuhi. Bagi anak yang membutuhkan, tentu ia tidak akan suka bila  kebutuhan bermainnya tidak terpenuhi. Selain tidak suka, perkembangannya juga akan terhambat. Contoh lainnya adalah mengenyampingkan kebutuhan kasih sayang, perhatian atau nutrisi yang juga merupakan kebutuhan dasar manusia. 


Baca juga: Sedikit-sedikit Melarang, Ini Dampak Buruknya Jika Orang Tua Overprotektif pada Anak


Itulah sembilan contoh perlakuan orang tua yang tidak disukai anak. Apakah aku curhat atau membuka aib? Tidak. Aku hanya ingin memberi informasi bahwa perlakuan yang telah aku ceritakan berdasarkan pengalaman selama menjadi orang tua ini bisa dijadikan bahan renungan dan pembelajaran bagi kita semua. Demi memperbaiki diri agar menjadi orang tua yang memberi kehidupan bahagia untuk anak.


Sebenarnya semua hal yang tidak disukai anak tersebut juga tidak akan disukai oleh orang dewasa. Orang tua bisa saja melihat kepada diri sendiri, perlakuan apa yang tidak disukai dari orang lain atau bisa melihat pula daripoengalaman di waktu kecil. Mari sama-sama kita upayakan diri semaksimal mungkin agar tidak menjadi toxic parent dengan menghindari anak dari perlakukan yang tidak ia sukai, terutama yang berasal dari orang tuanya sendiri.


Semoga bermanfaat.



Anlene Actifit 3X dan Anlene Gold 5X Beri Nutrisi Unggul untuk Hidup Aktif dan Sehat

23 comments

Webinar Anlene

Guys, Anlene launching produk baru, nih! Anlene Actifit 3X dan Anlene Gold 5X yang dapat memberi manfaat lengkap dan superior untuk melengkapi kebutuhan nutrisi tubuh kita, khususnya untuk  kesehatan tulang, otot dan sendi. 


Minggu, 1 Agustus 2021 lalu, Anlene mengadakan Webinar Community untuk meluncurkan Anlene Actifit 3X dan Anlene Gold 5X bersama komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis  Perkumpulan Warga Tulang Sehat Indonesia dan terbuka juga untuk umum. Hadir tiga narasumber dan satu instruktur yoga yang luar biasa, yaitu: 

1. Rhesya Agustine – Marketing Manager Anlene, PT Fonterra Brands Indonesia;

2. Haryadi Raharjo – Scientific and Nutrition Manager, PT Fonterra Brands Indonesia; 

3. Liliyana Natsir – Peraih Medali Emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016;

4. Olahraga (Yoga Conditioning) bersama Amanda Tasning, Instruktur Yoga Bersertifikat.


Tidak ketinggalan pula moderator seru yang membawakan acara, Tommy Prabowo. Acara yang berlangsung selama tiga jam ini terasa singkat karena padat ilmu dan tentunya diselingi dengan aktif bergerak meski di rumah dalam sesi olahraganya. 




Self-Care Jadi Prioritas Di Tengah Pandemi

Webinar Anlene
Community Webinar Launching Anlene Actifit 3X dan Anlene Gold 5X

Aku termasuk salah satu orang yang takut terkena Covid-19. Isolasi yang wajib dilakukan bagi mereka positif terinfeksi membuat kekhawatiran akan meninggalkan anak-anak menjadi semakin besar. Bagaimana nasib anak-anakku yang masih balita bila nanti ibunya harus ke wisma atlet atau dipaksa menjauh dari mereka selama berminggu-minggu? Padahal setiap hari anak-anak selalu bersamaku. Inilah alasan terkuat kenapa aku tidak boleh kendor menjaga kesehatan. Bagaimanapun, hanya dengan tubuh sehatlah imunitas akan semakin kuat. Sehingga serangan penyakit, termasuk Covid-19, dapat diminimalisir. 


Meski sekarang aktifitas di luar rumah dibatasi, tetapi menjaga kesehatan untuk tetap bebas bergerak harus selalu menjadi prioritas. Memenuhi kebutuhan nutrisi dan bergerak aktif adalah wujud self-care yang mesti konsisten dilakukan. Keduanya saling berhubungan dan membutuhkan. Untuk dapat bergerak aktif, tubuh harus mendapatkan nutrisi yang cukup. Begitu pula sebaliknya, nutrisi yang telah dikonsumsi hanya akan terserap optimal bila tubuh tetap bergerak. Jadi percuma saja menyantap empat sehat lima sempurna kalau tiap hari mager. Gerakan juga akan terbatas bila kita tidak memenuhi nutrisi tubuh sesuai kebutuhannya.


Webinar Anlene

Kuncinya hanya dua, yaitu nutrisi cukup dan gerak cukup. Untuk bebas bergerak, tentunya harus dipastikan dulu nutrisinya cukup. Pilih nutrisi yang lebih.

Rhesya Agustine -


Nutrisi tubuh dapat dicukupi dengan mengkonsumsi makanan bergizi seimbang dan terjamin kebersihannya. Jangan lupa pula minum susu, karena susu ini sangat penting untuk melengkapi kebutuhan nutrisi kita. Terkadang kita sudah makan sayur, protein dan karbohidrat yang dianggap cukup, namun kenyataannya belum. Susu inilah yang akan melengkapinya. Makanya penting memilih susu dengan nutrisi unggul agar kesehatan bisa terjaga dengan optimal.


Webinar Anlene

Nutrisi dan gerak itu penting. Nutrisi penting agar bisa bergerak dan menjaga kesehatan tubuh. Bergerak dapat membangun otot agar nutrisi yang dikonsumsi tidak percuma.  

Haryadi Raharjo -


Menjadikan pandemi sebagai alasan untuk malas bergerak bukanlah sesuatu yang dibenarkan. Semua hal sudah dipermudah dengan teknologi. Kini bergerak bisa di mana saja. Ah, rumah saya sempit, lingkungan tempat tinggal saya tidak memungkinkan untuk berolahraga atau saya tidak punya alat fitnes, bukan lagi sebuah kendala. Senam dan olahraga sangat bisa dilakukan di rumah, bahkan hanya di kamar. Misalnya saja ketika aku dan teman-teman komunitas mengikiti webinar bersama Anlene ini. Kami bisa tetap berkeringat di depan laptop dengan meniru instruktur Yoga memperagakan posisi-posisi senam di depan kamera. 


Webinar Anlene

Perhatikan nafas. Nafas adalah yang paling penting. Lalu rasakan badan kita.

Amanda Tasning -


Tahu 'kan gerakan Yoga seperti apa? Terkesan pelan dan tidak membutuhkan ruangan luas. Bahkan di seluruh sisi senam, tubuh masih masuk dalam rekaman layar laptop. Enggak perlu ke mana-mana. Hasilnya? Keringat mengucur banyak dan pastinya akan memaksimalkan tubuh untuk menyerap nutrisi. Inilah poin utama sebagai wujud self-care agar tubuh tetap fit. Bila ingin variasi olahraga lain, bisa mencari referensinya di YouTube dan tinggal lakukan sesuai yang diarahkan. Dijamin gobyos!


Webinar Anlene
Mengikuti senam Yoga virtual bersama Amanda Tasning | Foto: dokumen pribadi





Lengkapi Nutrisimu dengan Anlene

Susu Anlene

Membahas lebih lanjut mengenai nutrisi tubuh, tentu akan sangat baik bila dilengkapi dengan rajin minum susu setiap hari. Anlene, sebagai ahli nutrisi tulang yang sudah dua dekade terus berinovasi, memperkenalkan Anlene Actifit 3X dan Anlene Gold 5X sebagai pemberi nutrisi unggul untuk memberi kekuatan, fleksibilitas dan energi yang lebih sepanjang hari tanpa khawatir dengan risiko penyakit terkait usia. Anlene #LebihDariSusu, dengan kandungan kalsium yang tinggi, protein, vitamin C, kolagen dan Vitamin B6 akan mendorong optimalisasi  kesehatan tulang sehingga dapat hidup aktif dan sehat hingga tua.


Anlene untuk Kamu yang Aktif dan Berenergi


Susu Anlene

Bagi kamu yang ingin tetap aktif bergerak dan berenergi sepanjang hari, Anlene Actifit ini cocok sekali! Dengan MOVEMAX yang mengandung NUTRISI LENGKAP, dapat menjaga kesehatan tulang, kelenturan sendi dan kekuatan otot. Yuk, kita bahas satu per satu kandungan dan manfaatnya.


1. Tinggi Kalsium

Semua orang pasti sudah hafal bahwa kalsium sangat baik untuk kesehatan tulang. Anlene Actifit 3X memberikan kalsium tinggi untuk membantu dalam pembentukan dan mempertahankan kepadatan tulang dan gigi.


2. Protein + Vitamin B6

Protein yang terkandung dalam Anlene Actifit 3X diperoleh dari susu berkualitas. Protein sangat bermanfaat sekali untuk membangun dan memperbaiki jaringan tubuh. Vitamin B6 juga sangat dibutuhkan dalam metabolisme energi dan pembentukan jaringan. Jadi kombinasi Protein dan Vitamin B6 ini akan memberi kekuatan otot.


3. Kolagen + Vitamin C

Anlene Actifit 3X mengandung Kolagen 100mg/takaran saji dan Vitamin C yang dapat membantu pembentukan tulang dan pemeliharaan jaringan kolagen untuk kelenturan sendi. Karena sendi adalah jaringan kolagen. Jadi tulang kaku yang sakit saat digerakkan dapat dibantu dengan rutin minum Anlene Actifit 3X.


Minum Anlene bikin gemuk enggak, sih? Jangan khawatir, Anlene Actifit 3X lebih rendah lemak dibandingkan dengan susu full cream. Rasanya juga lebih enak bila dibandingkan dengan formula sebelumnya. Minum susu kalsium jadi lebih nyaman di lidah.


Anlene  untuk Hidup Sehat dan Bebas Bergerak


Susu Anlene

Anlene peduli dengan perbedaan kondisi tubuh setiap orang, karena itulah diluncurkan pula Anlene Gold 5X bagi yang butuh perhatian khusus, seperti pembatasan konsumsi gula, kolesterol atau darah tinggi. Dengan MOVEMAX yang mengandung NUTRISI SUPERIOR dapat menjaga kesehatan tulang, kelenturan sendi dan kekuatan otot serta rendah kolesterol, sumber kalium dan bebas gula tambahan. Mari bahas masing-masing kandungan dan manfaatnya.


1.     Nutrisi Utama

Tidak berbeda dengan Anlene Actifit 3X,  Anlene Gold 5X juga mengandung kalsium tinggi untuk membantu dalam pembetukan dan mempertahankan kepadatan tulang dan gigi, Protein dan Vitamin B6 untuk memberi kekuatan otot serta Kolagen dan Vitamin C untuk kelenturan sendi. 


2.    Nutrisi Tambahan

Inilah yang membedakan Anlene Actifit 3X dengan Anlene Gold 5X. Anlene Gold 5X menambahkan beberapa komposisi yang dapat mendukung hidup sehat.

Tanpa Gula Tambahan

Anlene Gold 5X hanya mengandung gula alami dari susu, sehingga aman dikonsumsi oleh penderita diabetes. Kadar gula akan terjaga dan risiko penyakit jantung dan stroke akibat tingkat gula darah yang tinggi dapat diminimalkan.


Rendah Kolesterol

Anlene Gold 5X rendah kolesterol dan nol lemak jenuh, sehingga aman dikonsumsi karena tidak meningkatkan kadar kolesterol dalam tubuh.


Sumber Kalium

Anlene Gold 5X dapat membantu memenuhi asupan kalium tubuh yang dapat menjaga tekanan darah tetap normal.


Serat dengan Oat 0,4%

Anlene Gold 5X juga memperhatikan kecukupan asupan serat untuk menjaga kesehatan. Serat yang terkandung dalam Anlene Gold 5X dapat turut menjaga kadar kolesterol dalam darah.


Asam Folat (Vitamin B9) dan Vitamin B12

Berperan dalam menjaga kesehatan sirkulasi darah dan pembentukan sel darah merah.

__________


Actifit 3X mengandung 3 nutrisi utama seperti kalsium tinggi untuk tulang yang kuat, kolagen + vitamin C untuk kelenturan sendi, protein dari susu berkualitas tinggi dan Vitamin B6 untuk energi otot yang berkelanjutan.


Anlene Gold 5X mengandung nutrisi utama yang dilengkapi dengan kolesterol yang rendah, sumber kalium dan Vitamin B9 untuk risiko kesehatan terkait usia dan tidak ada tambahan gula.



Bagaimana? Kandungannya lengkap banget 'kan? Sesuaikan kebutuhan tubuh dengan varian mana yang paling tepat. Anlene Actifit 3X dan Anlene Gold 5X dapat diminum dua kali sehari, yaitu pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Terdapat tiga varian rasa, yaitu original, vanilla dan cokelat. Anlene Actifit 3X dan Anlene Gold 5X sudah terdistribusi luas hampir merata di semua daerah Indonesia dan bisa pula dibeli melalui official store Anlene di e-commerce Tokopedia. Pandemi sekarang tentunya lebih aman dong melakukan transaksi online. Jangan ragu #PilihYangLebih demi tetap aktif, berenergi dan tentunya sehat.





Yuk, Ikuti Kompetisi Virtual Anlene #JadiAtletDiRumah!

Sesi Liliyana Natsir adalah yang paling banyak mengobarkan semangat bergerak dan hidup sehat. Siapa sih yang tidak kenal Ci Butet yang fenomenal ini? Sebagai atlet bulutangkis penoreh prestasi dunia, beliau tentu sangat merasakan pentingnya menjaga kesehatan fisik. Apalagi saat pandemi sekarang, di rumah saja akan membuat malas bergerak. Sehingga tubuh yang biasanya aktif akan terasa tidak nyaman ketika rutinitas bergerak itu ditinggalkan.


Webinar Anlene

Kesehatan adalah investasi. Jangan mengentengkan nutrisi, minum susu dan bergerak agar nanti tidak menyesal.

- Liliyana Natsir -


Nah, mengingat betapa pentingnya untuk tetap bergerak meski di rumah saja, Anlene bersama Liliyana Natsir mengajak Sahabat Anlene semua untuk ikutan kompetisi virtual #JadiAtletDirumah yang diselenggarakan pada 23 Juli – 8 Agustus 2021 dengan mengunggah video berlari, berjalan dan melompat di rumah. Kegiatan ini merupakan salah satu program Anlene untuk menghimbau kita semua agar tetap semangat menjaga kesehatan selama di rumah, sekaligus mendukung para atlet Indonesia yang sedang berjuang di Olimpiade Tokyo. Jangan sampai keterbatasan mobilitas karena pandemi mengendorkan kebebasan bergerak dan ujungnya berdampak buruk terhadap kesehatan tubuh. 


Caranya Gampang Banget!

Kompetisi Virtual Anlene #JadiAtletDirumah

1. Follow Instagram @anlene_indonesia.

2. Buat Video gerakan cabang olahraga Berlari, Berjalan, dan Melompat saat di rumah versi Sahabat Anlene.

Anlene #JadiAtletDirumah

3. Upload Video di Instagram Feed dengan menggunakan hashtag #JadiAtletDirumah, #PilihYangLebih, dan #LebihDariSusu.

4. Pastikan produk Anlene terlihat.

5. Tag @anlene_indonesia dan mention 5 teman untuk ikutan


Untuk informasi lebih lanjut, bisa langsung meluncur ke akun Instagram official Anlene di @anlene_indonesia atau kunjungi https://bit.ly/JadiAtletDiRumah. 


Sebelum mengikuti kompetisi ini, penting untuk terlebih dahulu memastikan kondisi tubuh benar-benar fit. Anlene juga menyediakan Anlene Move Check di http://anlenemovecheck.com yang dapat memberikan informasi tentang kondisi tulang, otot, sendi dan usia jantung tubuh. Semua informasi tersebut akan sangat berguna untuk bisa menentukan dan melakukan cara-cara yang tepat dalam menjaga kesehatan tubuh, seperti terus bergerak aktif, mengonsumsi makanan sehat serta minum Anlene Gold 5X dan Anlene Actifit 3X agar bisa bebas bergerak kini dan nanti.


Gimana? Seru banget 'kan? Jangan sampai ketinggalan! Segera upload video berlari, berjalan dan melompat versi kamu dan dapatkan hadiah menarik dari Anlene. Ayo, tetap berolahraga di rumah dan dukung para atlet Indonesia yang sedang berlaga di Olimpiade Tokyo! Kamu bisa jadi atlet dan raih juara di rumah!


Siapa lagi yang paling bertanggung jawab untuk merawat kesehatan tubuh kalau bukan diri sendiri? 


Semoga bermanfaat.